sebesar 84,2 dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
D. Pembahasan
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi Initial Return pada penawaran umum perdana di Bursa Efek
Indonesia periode 2008-2012.
1. Pengaruh Current Ratio terhadap initial return pada penawaran
umum perdana di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2012.
Hipotesis pertama dalam penelitian ini berbunyi “Current Ratio
CR berpengaruh positif terhadap initial return”. Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa variabel Current Ratio bernilai
positif sebesar 0,049. Hasil statistik uji t untuk variabel Current Ratio diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,045 lebih kecil dari toleransi
kesalahan =0,05. Oleh karena nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05
dan koefisien
regresi bernilai
positif berarti
hipotesis yang
menyatakan “Current Ratio CR berpengaruh positif terhadap initial return
” diterima.
Current ratio CR sebagai salah satu rasio likuiditas,
merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendeknya dengan
menggunakan aktiva lancar yang dimiliki. Current ratio atau sering
disebut rasio lancar dapat pula dikatakan sebagai bentuk untuk mengukur tingkat keamanan margin of safety suatu perusahaan.
Semakin tinggi CR perusahaan berarti semakin kecil risiko kegagalan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya.
Perusahaan yang mempunyai nilai CR yang tinggi akan lebih mudah menarik investor karena investor yang cenderung menghindari risiko
dalam berinvestasi. Semakin banyak investor yang tertarik membeli saham perusahaan, maka permintaan terhadap saham perusahaan akan
semakin besar. semakin besar permintaannya, maka nilai saham tersebut akan semakin tinggi. Ketika investor menjual saham yang
dibelinya di pasar perdana dengan nilai yang lebih tinggi maka akan mendapat initial return yang lebih besar. Jadi, Current Ratio CR
berpengaruh positif terhadap initial return terhadap saat perusahaan melakukan IPO.
Hasil penelitian ini sama dengan hasil penelitian Sumarjo 2010 yang menghasilkan variabel current ratio berpengaruh positif
dan signifikan terhadap initial return. return. Hasil penelitian ini bertentangan dengan penelitian penelitian yang dilakukan oleh
Budiman 2011 meneliti tentang pengaruh variabel keuangan dan non keuangan terhadap initial return. Hasil penelitian menyimpulkan
bahwa variabel Current ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap initial return
.
2. Pengaruh Debt to Equity Ratio terhadap initial return pada
penawaran umum perdana di Bursa Efek Indonesia periode 2008- 2012.
Hipotesis kedua dalam penelitian ini berbunyi “Debt to Equity Ratio
DER berpengaruh
negatif terhadap
initial return
”. Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa variabel Debt to
Equity Ratio bernilai positif sebesar 0,041. Hasil statistik uji t untuk
variabel Debt to Equity Ratio diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,249 lebih besar dari toleransi kesalahan
=0,05. Oleh karena nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 dan koefisien regresi bernilai positif
berarti hipotesis yang menyatakan “Debt to Equity Ratio DER
berpengaruh negatif terhadap Initial Return ”ditolak.
Debt to Equity Ratio DER merupakan perbandingan antara
hutang perusahaan terhadap jumlah modalnya. Pada umumnya makin besar angka DER perusahaan dianggap makin berbahaya secara
finansial walaupun belum tentu juga akan merugikan perusahaan selama arus kas perusahaan dapat menutup pengeluaran dan dapat
menghasilkan keuntungan perusahaan lebih besar. Berdasarkan hal di atas dapat dimungkinkan bahwa semakin
tinggi angka DER cenderung membuat para investor menghindarinya karena memiliki risiko perusahaan yang tinggi pula. Permintaan yang
rendah akan menurunkan nilai saham tersebut. Hal itu menyebabkan initial return
yang didapat oleh investor akan kecil atau bahkan tidak