METODOLOGI PENELITIAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT SISWA SMP/MTs TINGKAT AKHIR MEMILIH BIDANG KEAHLIAN SMK TEKNOLOGI DAN INDUSTRI DI KABUPATEN GUNUNG KIDUL.

tersebut masih memprihatinkan, sebab dari tahun ke tahun peringkat HDI Indonesia terus menurun. Pemerintah harus berupaya memperbaiki peringkat HDI salah satunya dengan memperbaiki kualitas pendidikan. Salah satu bentuk pendidikan formal yang menunjang peningkatan taraf hidup masyarakat ialah Sekolah Menengah Kejuruan SMK. SMK merupakan layanan pendidikan tingkat menengah lanjutan yang jenjangnya setara dengan Sekolah Menengah Atas SMA sehingga calon siswa SMK sama dengan calon siswa SMA yakni lulusan Sekolah Menengah Pertama SMP atau Madrasah Tsanawiyah MTs. Kurikulum SMK dirancang dengan menyeimbangkan penguasaan aspek kognitif dan psikomotorik. Penguasaan aspek psikomotorik di SMK berbeda dengan sekolah menengah lanjutan lainnya, kurikulum SMK lebih mengedepankan penguasaan materi melalui kelas-kelas praktek daripada kelas teori, hal ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi siswa pada bidang keahlian tertentu. Tujuan didirikannya SMK sesuai dengan Peraturan Pemerintah no 0490U1992 ialah memperluas pengetahuan yang didapatkan pada jenjang pendidikan dasar sehingga siswa mampu melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, dan tujuan yang paling utama ialah mempersiapkan peserta didik untuk siap memasuki dunia kerja dengan sikap profesionalisme. Kementrian Pendidikan Nasional mulai tahun 2007 melalui program komitmen rencana strategis Renstra terus berupaya menambah jumlah pembangunan SMK dan mulai menekan jumlah pembangunan SMA. Pembangunan sekitar 350 SMK baru ini diprioritaskan di daerah terpencil terutama di luar Pulau Jawa dengan menghabiskan dana sebesar Rp 700.000.000.000,00 yang dianggarkan dari alokasi anggaran pendidikan nasional 2007 Kompas Interaktif, 14 Juli 2006. Tujuan dari renstra ini ialah untuk mempersiapkan sumber daya manusia yang memiliki keterampilan dan kecakapan hidup life skill agar lebih siap memasuki dunia kerja, berwiraswasta dan mampu mengurangi pengangguran. Pengangguran terjadi akibat tidak sebandingnya jumlah lapangan pekerjaan dengan jumlah angkatan kerja yang ada, atau kondisi dimana tersedianya lapangan kerja dalam jumlah yang memadai namun tidak diimbangi dengan kualitas angkatan kerja yang ada, sehingga angkatan kerja tidak mampu mengisi lapangan kerja tersebut. Data dari Badan Pusat Statistik BPS, jumlah pengangguran terbuka Febuari 2007 lulusan SMA lebih banyak dibandingkan dengan lulusan SMK. Pengangguran dengan latar belakang pendidikan SMA mencapai angka 2.630.360 orang atau sekitar 70, sedangkan jumlah pegangguran terbuka dengan latar belakang SMK hanya 1.114.675 orang atau sekitar 30 dari jumlah total pengangguran terbuka yang berlatar belakang pendidikan sekolah menengah. Persentase pengangguran terbuka dengan latar belakang pendidikan SMA adalah 25 dan yang berlatar belakang pendidikan SMK adalah 10 dari jumlah total pengangguran terbuka .