Masalah Open Ended Pembelajaran Matematika

23 c. Mengumpulkan dan menganalisis data Kegiatan pengumpulan data dapat dilakukan baik secara eksperimen maupun studi lainnya. Hasil pengumpulan data tersebut selanjutnya diolah sehingga dapat digunakan untuk menjawab pertanyaan penelitian ataupun untuk membuktikan hipotesis. d. Menginterpretasi data dan membuat kesimpulan Kegiatan interpretasi merupakan aktivitas yang dilakukan peserta didik untuk memaknai hasil penelitian sederhana yang telah dilakukannya. Hasil interpretasi adalah simpulan yang dibuat oleh peserta didik dan selanjutnya menjadi pengetahuan yang benar-benar dikonstruksi oleh peserta didik sendiri sehingga diyakini akan meningkatkan tingkat retensi yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan yang diperoleh peserta didik melalui kegiatan menyimak penjelasan guru. Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa pendekatan saintifik merupakan pendekatan pembelajaran yang melibatkan keterampilan proses seperti mengamati, mengklasifikasi, mengukur, meramalkan, menjelaskan, dan menyimpulkan sehingga suatu masalah dapat diselesaikan. Langkah-langkah pembelajaran dengan pendekatan saintifik meliputi mengamati observasi, menanya, mengumpulkan informasi, menalar, dan mengkomunikasikan.

3. Masalah Open Ended

Open ended problems or incomplete problems are problems that are formulated to have multiple correct answer S. Shimada and J.P. Becker, 1997. Dapat dikatakan bahwa masalah open ended atau masalah terbuka atau disebut 24 juga masalah tak lengkap merupakan masalah yang diformulasikan memiliki multijawaban benar. Menurut Maqsudah Marina Putriyanti, 2007 masalah open- ended adalah masalah yang mengarahkan peserta didik untuk menggunakan keragaman cara atau metode penyelesaian sehingga sampai pada suatu jawaban yang diinginkan. Menurut Hannafin, Hall, Land dan Hill Miftahul Huda, 2013: 278-279, pembelajaran terbuka atau yang sering dikenal dengan istilah open ended learning OEL merupakan proses pembelajaran yang didalamnya tujuan dan keinginan individupeserta didik dibangun dan dicapai secara terbuka. Pada metode pembelajaran, masalah terbuka diberikan kepada peserta didik terlebih dahulu, kemudian dari masalah tersebut dihasilkan banyak jawaban benar sehingga memberikan pengalaman dalam menemukan sesuatu yang baru selama proses pemecahan masalah S. Shimada and J.P. Becker, 1997. Dari beberapa pendapat tersebut dapat dikatakan bahwa pembelajaran dengan masalah open ended merupakan pembelajaran yang didalamnya tujuan dan keinginan peserta didik dibangun dan dicapai dengan cara terbuka, maksudnya masalah-masalah yang diselesaikan mempunyai multijawaban yang benar maupun beragam cara penyelesaian. Ali Mahmudi 2008: 3 menyebutkan aspek keterbukaan dari masalah open ended diklasifikasikan ke dalam tiga tipe, yakni: a. terbuka proses penyelesaiannya, artinya adalah soal tersebut memiliki strategi penyelesaian yang beragam, b. terbuka hasil akhirnya, jawaban soal tersebut tidak unik atau mempunyai jawaban benar lebih dari satu, dan 25 c. terbuka pengembangan lanjutannya, bahwa peserta didik dapat mengubah syarat atau kondisi pada soal, setelah peserta didik menyelesaikan soal tersebut. Contoh penerapan masalah open ended dalam pembelajaran adalah ketika peserta didik diminta mengembangkan metode, cara, atau pendekatan yang berbeda dalam menyelesaikan permasalahan yang diberikan, bukan berbasis pada jawaban hasil akhir. Tujuan utama peserta didik dihadapkan dengan masalah open ended bukan untuk mendapatkan jawaban tetapi lebih menekankan pada bagaimana cara sampai pada jawaban tersebut sehingga tidak hanya ada satu pendekatan atau metode dalam mendapatkan jawaban namun beberapa atau banyak. Sifat keterbukaan dari masalah itu akan hilang jika guru hanya mengajukan satu alternatif cara dalam menyelesaikan permasalahan Erman Suherman, dkk., 2001: 113. Tujuan dari pembelajaran open ended menurut Nohda Erman Suherman, dkk., 2001: 114 ialah untuk membantu mengembangkan kegiatan kreatif dan pola pikir matematis peserta didik melalui problem solving secara simultan. Kegiatan matematika dan kegiatan peserta didik disebut terbuka jika memenuhi ketiga aspek berikut. a. Kegiatan Peserta Didik Harus Terbuka Kegiatan peserta didik harus terbuka, maksudnya kegiatan pembelajaran harus mengakomodasi kesempatan peserta didik untuk melakukan segala sesuatu secara bebas sesuai kehendak mereka. 26 b. Kegiatan Matematika adalah Ragam Berpikir Kegiatan matematika adalah kegiatan yang di dalamnya terjadi proses pengabstraksian dan pengalaman nyata dalam kehidupan dalam ke dalam dunia matematika atau sebaliknya. Pada dasarnya kagiatan matematika akan mengundang proses manipulasi dan manifestasi dalam dunia matematika. c. Kegiatan Peserta Didik dan Kegiatan Matematika Merupakan Satu Kesatuan Kegiatan peserta didik dan kegiatan matematik dikatakan terbuka secara simultan dalam pembelajaran, jika kebutuhan dan berpikir matematik peserta didik terperhatikan guru melalui kegiatan-kegiatan matematik yang bermanfaat untuk menjawab permasalahan lainnya.

4. Pendekatan Saintifik Berbasis Masalah Open Ended