Suplementasi Vitamin A Konsumsi Pangan Sumber Vitamin A

68 Berdasarkan pekerjaan, diketahui mayoritas ibu balita tidak mempunyai pekerjaan tetap yaitu hanya sebanyak 96 orang 42,7 ibu rumah tangga, diikuti ibu dengan pekerjaan sebagai petaniburuh yaitu sebanyak 73 orang 32,4, dan mayoritas ibu balita mempunyai pendapatan keluarga kurang dari upah minimum propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, yaitu Rp.1.000.000,- yaitu sebanyak 165 orang 73,3. 4.2.2 Umur Balita Berdasarkan umur balita diketahui mayoritas balita berusia 24-35 bulan yaitu sebanyak 72 balita 32,0, dan balita usia 48 – 60 bulan sebanyak 43 balita 19,2. secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.2. Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Umur Balita di Kecamatan Jeumpa Kabupaten Bireuen Tahun 2009 No Umur Balita Jumlah n Persentase 1 12 - 23 Bulan 61 27,1 2 24 - 35 Bulan 72 32,0 3 36 - 47 Bulan 49 21,7 4 48 - 60 Bulan 43 19,2 Total 225 100.0

4.3 Suplementasi Vitamin A

Variabel suplemen vitamin A dilihat berdasarkan jumlah suplemen vitamin A yang dikonsumsi balita dibandingkan dengan umur balita. diketahui mayoritas balita tidak mendapatkan suplemen vitamin A sesuai dengan jumlah kali dibandingkan seusianya yaitu sebanyak 169 balita 75,1 dibandingkan balita yang memperoleh 69 suplemen vitamin A yang baik yaitu sebanyak 56 balita 24,9. Hasil penelitian dapat dilihat pada Tabel 4..3 Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Balita Berdasarkan Suplemen Vitamin A di Kecamatan Jeumpa Kabupaten Bireuen Tahun 2009 No Suplemen Vitamin A Jumlah n Persentase 1 Tidak Baik 169 75,1 2 Baik 56 24,9 Total 225 100,0 Sedangkan suplemen vitamin A berdasarkan kelompok umur balita diketahui bahwa suplemen vitamin A kategori tidak baik sebagian besar terdapat pada balita usia 24 – 35 bulan yaitu sebesar 80,6, sedangkan suplemen vitamin A kategori baik mayoritas terdapat pada kelompok umur 36 – 47 bulan 34,7. seperti pada Tabel 4.4. Tabel 4.4 Suplemen Vitamin A Berdasarkan Kelompok Umur Balita di Kecamatan Jeumpa Kabupaten Bireuen Tahun 2009 Suplemen Vitamin A Tidak Baik Baik Total No Umur Balita N n n 1 12 - 23 Bulan 46 75,4 15 24,6 61 100,0 2 24 - 35 Bulan 58 80,6 14 19,4 72 100,0 3 36 - 47 Bulan 32 65,3 17 34,7 49 100,0 4 48 - 60 Bulan 33 76,7 10 23.3 43 100,0 70

4.4 Konsumsi Pangan Sumber Vitamin A

Konsumsi pangan sumber vitamin A didasarkan pada jenis dan jumlah makanan sumber pangan vitamin A yang dikonsumsi Balita baik bersumber nabati dan hewani, serta sayuran, kemudian dibandingkan dengan AKG berdasarkan umur balita. Hasil penelitian menunjukkan berdasarkan sumber pangan pokok mayoritas balita mengkonsumsi nasi goreng mayoritas 1 kali sehari yaitu sebanyak 88 balita 39,1, sedangkan balita yang mengkonsumsi nasi tim yang dicampur wortel mayoritas juga 1 kali sehari yaitu sebanyak 119 balita 52,9. Berdasarkan konsumsi pangan hewani, diketahui balita yang mengkonsumsi ikan basah mayoritas 1 -3 kali seminggu yaitu sebanyak 58 balita 25,8, balita yang mengkonsumsi ikan kering mayoritas juga 1 kali sebulan yaitu sebanyak 88 balita 39,1, sedangkan balita yang mengkonsumsi telur mayoritas 1 kali sehari yaitu sebanyak 72 balita 32,0. Berdasarkan konsumsi pangan nabati, diketahui balita yang mengkonsumsi tahu mayoritas 1-3 kali seminggu yaitu sebanyak 147 balita 65,3 dan mayoritas balita tidak mengkonsumsi tempe, yaitu sebanyak 102 balita 45,3. Hasil penelitian dapat dilihat pada Tabel 4.5. 71 Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Konsumsi Makanan oleh Balita di Kecamatan Jeumpa Kabupaten Bireuen Tahun 2009 Frekuensi Konsumsi 1xhr 1xhr 1-3xmgg 1xbln 1xthn Tidak Dikonsumsi Jenis Pangan N n n n n n Pangan Pokok a. Nasi Putih 180 80,0 40 17,8 5 2,22 b. Nasi Goreng 88 39,1 56 24,9 12 5,33 29 12,9 0 0 40 17,78 c. Nasi Tim 119 52,9 57 25,3 15 6,67 1 0,44 0 0 33 14,67 Pangan Hewani a. Ikan Basah 21 9,33 27 12 58 25,8 48 21,3 20 8.89 51 22,67 b. Ikan Kering 0,0 1 0,44 27 12 88 39,1 37 16.4 72 32,00 c. Telur 72 32,0 56 24,9 62 27,6 0 0 0 35 15,56 Pangan Nabati a. Tahu 1 0,44 1 0,44 147 65,3 30 13,3 0 0 46 20,44 b. Tempe 0,0 100 44,4 23 10,2 102 45,33 Sayuran a. Sayur Bayam 100 44,4 25 11,1 100 44,4 0 0 0 0,00 b. Sayur Kangkung 25 11,1 25 11,1 136 60,4 39 17,3 0 0 0,00 Buahan a. Alpukat 8 3,56 18 8 49 21,8 120 53,3 22 9.78 8 3,56 b. Jeruk Manis 0,0 0 52 23,1 139 61,8 18 8 16 7,11 Lainnya a. Biskuit 43 19,1 31 13,8 143 63,6 8 3,56 0 0 0,00 b. Susu 152 67,6 33 14,7 40 17,8 0 0 0 0,00 c. Bubur 129 50,6 49 19,2 59 23,1 18 7,06 0 0 0,00 Selain itu berdasarkan tabel 4.6. juga dapat dilihat balita yang mengkonsumsi sayur bayam mayoritas 1 kali sehari yaitu sebanyak 100 orang 44,4, sedangkan balita yang mengkonsumsi sayur kangkung mayoritas 1-3 kali seminggu yaitu sebanyak 136 balita 6,4. Berdasarkan konsumsi buah-buahan, diketahui balita yang mengkonsumsi alpukat mayoritas 1 kali sebulan yaitu sebanyak 120 balita 53,3, dan yang mengkonsumsi jeruk manis mayoritas juga 1 kali sebulan yaitu sebanyak 139 balita 61,8. Selain itu balita yang mengkonsumsi biscuit mayoritas 1-3 kali seminggu 72 yaitu sebanyak 143 balita 63,6, konsumsi susu mayoritas 1 kali sehari yaitu sebanyak 152 balita 67,6, dan konsumsi bubur juga 1 kali sehari yaitu sebanyak 129 balita 50,6. Berdasarkan pola konsumsi pangan sumber vitamin A tersebut, kemudian diakumulasikan dan dikonversikan dalam Daftar Komposisi Bahan Makanan, dan diperoleh rerata konsumsi pangan sumber vitamin A berdasarkan akumulasi dari perhitungan jumlah vitamin A dari sumber pangan vitamin A dengan menggunakan software nutricilin, diketahui rerata konsumsi Vitamin A oleh balita berasal dari makanan sumber vitamin A adalah 479,5 RE, dengan nilai tengah median sebesar 393,4 RE, dan standar deviasi 283,8 RE. seperti pada Tabel 4.6. Tabel 4.6. Rerata Jumlah Vitamin A dari Pangan Sumber Vitamin A g100 g No Keterangan Hasil 1 Mean 479,5 RE 2 Median Med 393,4 RE 3 Standar Deviasi 283,8 RE Total Hasil dari perhitungan rerata dan perbandingannya dengan usia balita, maka konsumsi pangan sumber vitamin A dapat dikategorikan seperti pada Tabel 4.7 Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Balita Berdasarkan Konsumsi Pangan Sumber Vitamin A di Kecamatan Jeumpa Kabupaten Bireuen Tahun 2009 No Konsumsi Pangan Sumber Vitamin A Jumlah n Persentase 1 Tidak Baik 129 57,4 2 Baik 96 42,6 Total 225 100,0 73 Berdasarkan Tabel 4.7. di atas, diketahui mayoritas Balita mengonsumsi pangan sumber vitamin A kategori tidak baik yaitu sebanyak 129 balita 57,4 dibandingkan balita yang baik mengonsumsi pangan sumber vitamin A. Sedangkan distribusi konsumsi pangan sumber vitamin A berdasarkan kelompok umur balita diketahui proporsi balita dengan konsumsi pangan sumber vitamin A kategori tidak baik mayoritas 65,6 terdapat pada kelompok umur 12 – 23 bulan, sedangkan balita dengan konsumsi pangan sumber vitamin A kategori baik mayoritas terdapat pada umur 36 – 47 bulan 53,1. dapat dilihat pada Tabel 4.8. Tabel 4.8 Konsumsi Pangan Sumber Vitamin A berdasarkan Kelompok Umur Balita di Kecamatan Jeumpa Kabupaten Bireuen Tahun 2009 Konsumsi Pangan Sumber Vitamin A Tidak Baik Baik Total No Umur Balita n n n 1 12 - 23 Bulan 40 65,6 21 34,4 61 100,0 2 24 - 35 Bulan 42 58,3 30 41,7 72 100,0 3 36 - 47 Bulan 23 46,9 26 53,1 49 100,0 4 48 - 60 Bulan 24 55,8 19 44,2 43 100,0

4.5 Konsumsi Vitamin A.

Dokumen yang terkait

Gambaran Status Gizi Anak Balita di Tinjau Dari Pola Pengasuhan Pada Ibu Pekerja dan Bukan Pekerja di Desa Buluh Cina Kecamatan Hamparan Perak Tahun 2000

0 44 68

Gambaran Epidemiologi Balita Bawah Garis Merah (BGM) Di Kecamatan Jeumpa Kabupaten Bireuen Propinsi Nanggoe Aceh Darussalam Tahun 2003

3 24 83

Studi Analisis Keadaan Rumah Ibu Balita, Kebiasaan Makan Balita, Status Gizi Balita dan Status Kesehatan Balita di Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor

0 3 85

Asupan Vitamin A, Status Vitamin A, dan Status Gizi Anak SD di Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor

0 8 45

ANALISIS KELAYAKAN USAHA POPCORN DI GAMPONG GEULUMPANG PAYONG KECAMATAN JEUMPA KABUPATEN BIREUEN

0 0 8

HUBUNGAN PEKERJAAN DAN PENDIDIKAN IBU TERHADAP STATUS GIZI BALITA DI DESA PULO ARA KECAMATAN KOTA JUANG KABUPATEN BIREUEN

0 0 5

HUBUNGAN PENERAPAN TOILET TRAINING TERHADAP KEMANDIRIAN ANAK USIA 4-6 TAHUN DI TK SIRAJUL HUDA KECAMATAN JEUMPA KABUPATEN BIREUEN

0 1 5

STRATEGI PEMASARAN KERAJINAN SANGKAR BURUNG DI GAMPONG GEDONG TAMPUNG KECAMATAN JEUMPA KABUPATEN BIREUEN Tutia Rahmi

1 5 11

DAMPAK FORTIFIKASI MIE INSTAN DENGAN VITAMIN A DAN ZAT RESl TERHADAP STATUS VITAMIN A DAN STATUS BESI ANAK BALITA ABSTRAK - DAMPAK FORTIFIKASI MIE INSTAN DENGAN VITAMIN A DAN ZAT BESI TERHADAP STATUS VITAMIN A DAN STATUS BESI ANAK BALITA

0 0 11

1 HUBUNGAN STATUS GIZI DAN VITAMIN A DENGAN KEJADIAN PNEUMONIA PADA BALITA DI PUSKESMAS PIYUNGAN BANTUL NASKAH PUBLIKASI - HUBUNGAN STATUS GIZI DAN VITAMIN A DENGAN KEJADIAN PNEUMONIA PADA BALITA DI PUSKESMAS PIYUNGAN BANTUL - DIGILIB UNISAYOGYA

0 0 12