73
Berdasarkan Tabel 4.7. di atas, diketahui mayoritas Balita mengonsumsi pangan sumber vitamin A kategori tidak baik yaitu sebanyak 129 balita 57,4
dibandingkan balita yang baik mengonsumsi pangan sumber vitamin A. Sedangkan distribusi konsumsi pangan sumber vitamin A berdasarkan kelompok umur balita
diketahui proporsi balita dengan konsumsi pangan sumber vitamin A kategori tidak baik mayoritas 65,6 terdapat pada kelompok umur 12 – 23 bulan, sedangkan
balita dengan konsumsi pangan sumber vitamin A kategori baik mayoritas terdapat pada umur 36 – 47 bulan 53,1. dapat dilihat pada Tabel 4.8.
Tabel 4.8 Konsumsi Pangan Sumber Vitamin A berdasarkan Kelompok Umur Balita di Kecamatan Jeumpa Kabupaten Bireuen Tahun 2009
Konsumsi Pangan Sumber Vitamin A
Tidak Baik Baik
Total No Umur Balita
n n n
1 12 - 23 Bulan 40
65,6 21
34,4 61
100,0 2 24 - 35 Bulan
42 58,3
30 41,7
72 100,0
3 36 - 47 Bulan 23
46,9 26
53,1 49
100,0 4 48 - 60 Bulan
24 55,8
19 44,2
43 100,0
4.5 Konsumsi Vitamin A.
Konsumsi Vitamin A ini didasarkan pada konsumsi suplemen vitamin A dan pangan sumber vitamin A diketahui rerata konsumsi Vitamin A oleh balita berasal
dari suplemen vitamin A dan makanan sumber vitamin A adalah 513,6 RE, dengan
nilai tengah median sebesar 555,6 RE, dan standar deviasi 276,1 RE. Hasil
penelitian dapat dilihat pada Tabel 4.9
74
Tabel 4.9. Rerata Jumlah Vitamin A g100 g No Keterangan
Hasil
1 Mean 513,6
RE 2
Median Med 555,6 RE
3 Standar Deviasi
276,1 RE
Total Sesuai dengan aspek pengukuran variabel konsumsi vitamin A, dan dilihat
dari aspek konsumsi vitamin A yang disesuaikan dengan umur balita, maka variabel konsumsi vitamin A diketahui mayoritas balita tidak cukup mengkonsumsi vitamin
A yaitu sebanyak 166 balita 73,8, dan kategori cukup sebanyak 59 balita 26,2. Hasil penelitian dapat dilihat pada Tabel 4.10
Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Balita Berdasarkan Konsumsi Vitamin A di Kecamatan Jeumpa Kabupaten Bireuen Tahun 2009
No Konsumsi Vitamin A
Jumlah n Persentase
1 Tidak Cukup
166 73,8
2 Cukup 59
26,2 Total
225 100,0
Sedangkan konsumsi sumber vitamin A berdasarkan kelompok umur dapat dilihat pada Tabel 4.11 di atas, diketahui proporsi balita dengan konsumsi vitamin A
yang tidak cukup mayoritas 78,7 terdapat pada balita dengan kelompok umur 12 – 23 bulan, sedangkan balita dengan konsumsi vitamin A kategori cukup mayoritas
38,8 terdapat pada kelompok umur 36 – 47 bulan.
75
Tabel 4.11 Konsumsi Vitamin A Berdasarkan Kelompok Umur Balita di
Kecamatan Jeumpa Kabupaten Bireuen Tahun 2009
Konsumsi Vitamin A Tidak Cukup
Cukup Total
No Umur Balita n n n
1 12 - 23 Bulan 48
78,7 13
21,3 61
100,0 2 24 - 35 Bulan
55 76,4
17 23,6
72 100,0
3 36 - 47 Bulan 30
61,2 19
38,8 49
100,0 4 48 - 60 Bulan
33 76,7
10 23,3
43 100,0
4.6 Status Kesehatan Balita
Variabel status kesehatan balita didasarkan pada kesakitan penyakit infeksi yaitu diare dan ISPA serta status gizi balita. Berikut ini dapat dilihat hasil penelitian
dari masing-masing indikator.
4.6.1 Status Gizi Balita
Variabel status gizi balita didasarkan pada perbandingan berat badan Kg dan umur balita Bulan, kemudian dikategorikan menjadi gizi baik, kurang dan
buruk. diketahui mayoritas balita mempunyai gizi kurang yaitu sebanyak 111 balita 49,3 dibandingkan balita dengan status gizi kategori baik yaitu sebanyak 62
balita 27,6 dan terdapat 52 balita mengalami gizi buruk 23,1. Hasil penelitian dapat dilihat pada Tabel 4.12.
Tabel 4.12 Distribusi Frekuensi Balita Berdasarkan Status Gizi Balita di
Kecamatan Jeumpa Kabupaten Bireuen Tahun 2009
No Status Gizi Balita
Jumlah n Persentase
1 Baik 62
27,6 2 Kurang
111 49,3
3 Buruk 52
23,1 Total
225 100,0
76
Sedangkan status gizi balita berdasarkan kelompok umur diketahui bahwa proporsi balita dengan status gizi baik mayoritas 37,2 terdapat pada kelompok
umur 48 – 60 bulan, proporsi status balita kategori kurang mayoritas terdapat pada kelompok umur 12 – 23 bulan50,8 diikuti kelompok umur 24 – 35 bulan 50,0,
sedangkan proporsi status gizi balita kategori buruk mayoritas 32,7 terdapat pada kelompok umur 36 – 47 bulan. dapat dilihat pada Tabel 4.13.
Tabel 4.13 Status Gizi Balita Berdasarkan Kelompok Umur di Kecamatan Jeumpa Kabupaten Bireuen Tahun 2009
Status Gizi Balita Baik Kurang Buruk
Total No Umur Balita
n n n n
1 12 - 23 Bulan 21
34,4 31
50,8 9
14,8 61
49,2 2
24 -
35 Bulan
16 22,2 36 50,0 20 27,8 72 50,0 3 36 - 47 Bulan
9 18,4
24 49,0
16 32,7
49 51,0
4 48 - 60 Bulan 16
37,2 20
46,5 7
16,3 43
53,5
Selain itu dapat juga diketahui proporsi status gizi balita berdasarkan suplemen vitamin A, diketahui bahwa balita dengan status gizi baik 11,3
mempunyai suplemen vitamin A yang baik, balita dengan status gizi kurang 81,1 mempunyai suplemen vitamin A tidak baik, dan balita dengan status gizi buruk,
46,2 mempunyai suplemen vitamin A yang tidak baik.seperti pada Tabel 4.14.
77
Tabel 4.14 Status Gizi Balita Berdasarkan Suplemen Vitamin A di Kecamatan Jeumpa Kabupaten Bireuen Tahun 2009
Suplemen Vitamin A Baik Tidak
Baik Total
No Status Gizi n n n
1 Baik 7
11,3 55
88,7 62
100,0 2 Kurang
21 18,9
90 81,1
111 100,0
3 Buruk 28
53,8 24
46,2 52
100,0
Sedangkan proporsi
status gizi balita dengan Konsumsi vitamin A diketahui bahwa balita dengan status gizi baik 9,7 mempunyai konsumsi vitamin A yang
cukup, balita dengan status gizi kurang 82,9 mempunyai suplemen vitamin A tidak cukup, dan balita dengan status gizi buruk, 34,6 mempunyai suplemen vitamin A
yang tidak cukup.dapat dilihat pada Tabel 4.15.
Tabel 4.15 Status Gizi Balita Berdasarkan Konsumsi Vitamin A di Kecamatan Jeumpa Kabupaten Bireuen Tahun 2009
Konsumsi Vitamin A Cukup Tidak
Cukup Total
No Status Gizi n n n
1 Baik 6
9,7 56
90,3 62
100,0 2 Kurang
19 17,1
92 82,9
111 100,0
3 Buruk 34
65,4 18
36,4 52
100,0
4.6.2 Status Kesakitan Balita
Status Kesakitan balita dilihat berdasarkan kejadian penyakit infeksi yaitu kejadian penyakit ISPA dan diare. Hasil penelitian menunjukkan mayoritas balita
tidak mengalami ISPA yaitu sebanyak 139 balita 61,8 dibandingkan balita yang
78
mengalami ISPA yaitu sebanyak 86 balita 38,2. Selain itu berdasarkan kejadian Diare, mayoritas balita juga tidak mengalami diare yaitu sebanyak 158 balita 70,2
dibandingkan balita yang mengalami diare yaitu sebanya 67 balita 29,8, seperti pada Tabel 4.16.
Tabel 4.16 Distribusi Frekuensi Balita Berdasarkan Status Kesakitan di Kecamatan Jeumpa Kabupaten Bireuen Tahun 2009
No Kejadian Penyakit Infeksi
Jumlah n Persentase
1 Kejadian ISPA
a. ISPA
86 38,2
b. Tidak ISPA 139
61,8 Total
225 100,0
2 Kejadian Diare
a. Diare
67 29,8
b. Tidak Diare 158
70,2 Total
225 100,0
Berdasarkan keadaan status gizi dan status kesehatan maka variabel status kesehatan diketahui mayoritas balita mempunyai status kesehatan tidak baik yaitu
sebanyak 173 balita 76,9 dibandingkan Balita dengan status kesehatan kategori baik yaitu hanya 52 balita 23,1. dapat dikategorikan seperti pada Tabel 4.17.
Tabel 4.17
Distribusi Frekuensi Balita Berdasarkan Status Kesehatan di Kecamatan Jeumpa Kabupaten Bireuen Tahun 2009
No Status Kesehatan Balita
Jumlah n Persentase
1 Baik 52
23,1 2 Tidak
Baik 173
76,9 Total
225 100,0
Sedangkan status kesehatan balita berdasarkan kelompok umur diketahui proporsi balita dengan status kesehatan balita yang tidak baik, mayoritas 88,4
terdapat pada kelompok umur 48–60 bulan, sedangkan proporsi balita dengan status
79
kesehatan yang tidak baik mayoritas 32,7 terdapat pada balita dengan kelompok umur 36 – 47 bulan.dapat dilihat pada Tabel 4.18
Tabel 4.18 Status Kesehatan Balita Berdasarkan Kelompok Umur Balita di Kecamatan Jeumpa Kabupaten Bireuen Tahun 2009
Status Kesehatan Tidak Baik
Baik Total
No Umur Balita n n n
1 12 - 23 Bulan 50
82,0 11
18,0 61
100,0 2 24 - 35 Bulan
52 72,2
20 27,8
72 100,0
3 36 - 47 Bulan 33
67,3 16
32,7 49
100,0 4 48 - 60 Bulan
38 88,4
5 11,6
43 100,0
4.7 Hubungan Suplemen Vitamin A dengan Status Kesehatan Balita
Berdasar Tabel 4.19 memperlihatkan bahwa variabel Suplementasi Vitamin A mempunyai hubungan signifikan dengan status kesehatan balita. diketahui bahwa
balita dengan status kesehatan baik 51,9 mempunyai suplemen vitamin A yang baik dibandingkan balita dengan suplemen vitamin A yang tidak baik yaitu sebesar
48,1. Balita dengan status kesehatan tidak baik, mayoritas mempunyai suplemen vitamin A juga tidak baik yaitu sebesar 83,2 dan hanya 16,8 mempunyai
suplemen vitamin A yang baik. Hasil uji chi square pada nilai X
2
=10,392 mempunyai nilai p= 0,001, artinya secara statistik suplemen vitamin A mempunyai
hubungan secara signifikan dengan status kesehatan balita dengan nilai rasio prevalens 1,645 RP1.
80
Tabel 4.19 Hubungan Suplemen Vitamin A dengan Status Kesehatan pada Balita di Kecamatan Jeumpa Kabupaten Bireuen Tahun 2009
Status Kesehatan Baik Tidak
Baik No Suplemen Vitamin A
n n Nilai
X² Nilai
P Nilai Rasio
Prevalens
1 Baik 27
51,9 29
16,8 2 Tidak
Baik 25
48,1 144
83,2 10,392 0,001
1,645 Total
52 100,0 173 100,0
4.8 Hubungan Konsumsi Vitamin A dengan Status Kesehatan Balita