27
berkorelasi gizi dengan kejadian penyakit infeksi. Jenis penyakit infeksi yang
lazim dijadikan indiaktor status kesehatan balita adalah penyakit ISPA dan
Diare. Kedua penyakit tersebut dapat disebabkan oleh kekurangan konsumsi
vitamin A dan kekurangan konsumsi zat gizi lainnya. Selain itu dapat juga
dilihat dari ada atau tidaknya terjadi infeksi kulit dan gangguan pencernaan
seperti mual dan muntah pada balita.
Dalam konteks penelitian ini peneliti menfokuskan kejadian penyakit infeksi
pada balita dilihat dari penyakit ISPA dan Diare. Menurut Hull dan Rohde
1978 yang dikutip Khomsan 2004 bahwa ada hubungan timbal balik kejadian penyakit infeksi status gizi balita seperti pada gambar berikut
Kurang Gizi
Diare ISPA
Dehidrasi Penumonia
Kematian
Gambar 2.1. Kompleksitas Hubungan Timbal Balik Gizi dengan Penyakit Infeksi
Sumber : Khomsan, 2004
2.2 Penyakit Infeksi pada Balita
2.2.1 Penyakit Diare
28
Diare adalah buang air besar lembek atau cair bahkan dapat berupa air saja yang frekuensinya lebih sering dari biasanya biasanya tiga kali atau lebih
dalam sehari Ditjen PPM dan PLP Depkes RI,2000 Diare dapat disebabkan oleh faktor infeksi yaitu infeksi di luar usus : infeksi
pada bagian tubuh manapun, seperti pneumonia, infeksi telinga, tonsilotis, dapat menyebabkan mencret dalam stadium yang biasanya ringan, dan infeksi
di usus : penyebab diare paling sering pada anak balita adalah infeksi dengan berbagai bakteri. Ini terjadi karena infeksi oleh organisme disentri basiler,
bakteri salmonella dan berbagai virus. Penyebab paling sering adalah bakteri yang setiap hari dijumpai dalam jumlah besar besaral dari lingkungan kotor.
Selain itu serangan diare dapat terjadi karena membatasi makanan untuk melangsingkan tubuh dengan memakan terlalu banyak yang sulit dicerna,
seperti kacang, atau cabai dan beberapa jenis obat tradisional yang menyebabkan rangsangan pada usus Suharyono, 1991. Cara pencegahan
penyakit diare yang benar-benar efektif yang dapat dilakukan adalah : 1. Pemberian ASI
ASI adalah makanan paling baik untuk bayi. Komponen zat makanan tersedia dalam bentuk yang ideal dan seimbang untuk dicerna dan diserap secara optimal
oleh bayi. ASI saja cukup untuk menjaga pertumbuhan sampai umur 4-6 bulan. Tidak ada makanan lain yang dibutuhkan selama masa ini.
ASI steril berbeda dengan sumber susu lain, susu formula atau caiarann lain yang disiapkan dengan air atau bahan-bahan yang dapat terkontaminasi
dalam botol yang kotor. Pemberian ASI saja, tanpa cairan atau makanan lain
29
dan tanpa menggunakan botol, menghindari anak dari bahaya bakteri dan organisme lain yang akan menyebabkan diare. Keadaan seperti ini disebut
disusui secara penuh. Bayi-bayi harus disusui secara penuh sampai mereka berumur 6 bulan.
Setelah 6 bulan dari kehidupannya, pemberian ASI harus diteruskan sambil ditambahkan dengan makanan lain proses menyapih. ASI mempunyai khasiat
yang efektif secara imunologik dengan adanya antibodi dan zat-zat lain yang dikandungnya. ASI turut memberikan perlindungan terhadap diare. Pada bayi
yang baru lahir, pemberian ASI secara penuh mempunyai daya lindung 4 kali lebih besar terhadap diare dari pada pemberian ASI yang disertai dengan susu
botol. Flora normal usus bayi-bayi yang disusui mencegah tumbuhnya bakteri penyebab diare.
Pada bayi yang tidak diberi ASI secara penuh. Pada 6 bulan pertama kehidupan risiko mendapat diare adalah 30 kali lebih besar. Pemberian susu
formula merupakan cara lain dari menyusui. Penggunaan botol untuk susu formula, biasanya menyebabkan risiko tinggi terkena diare sehingga
mengakibatkan terjadinya gizi buruk Depkes RI, 2005 2. Makanan Pendamping ASI
Pemberian makanan pendamping ASI diberikan pada bayi secara bertahap. Mulailah dibiasakan dengan makanan orang dewasa yang dihaluskan. Pada
masa tersebut merupakan masa yang berbahaya meningkatkan resiko terjadinya diare ataupun penyakit lain yang menyebabkan kematian. Perilaku pemberian
30
makanan pendamping ASI yang baik meliputi perhatian terhadap kapan, apa dan bagaimana makanan pendamping ASI diberikan.
Ada beberapa saran yang dapat meningkatkan cara pemberian makanan pendamping ASI yang lebih baik, yaitu: Depkes RI, 2005
- Perkenalkan makanan lunak, ketika anak berumur 4-6 bulan tetapi teruskan pemberian
ASI. Tambahkan macam makanan sewaktu anak berumur 6 bulan atau lebih. Berikan makanan lebih sering 4 kali sehari. Setelah anak berumur 1 tahun, berikan semua
makanan yang dimasak dengan baik, 4-6 kali sehari teruskan pemberian ASI bila mungkin.
- Tambahkan minyak, lemak dan gula ke dalam nasibubur dan biji-bijian untuk energi.
Tambahkan hasil olahan susu, telur, ikan, daging, kacang-kacangan, buah-buahan dan sayuran berwarna hijau ke dalam makanannya.
- Cuci tangan sebelum menyiapkan makanan dan menyuapi anak. Suapi anak dengan
sendok yang bersih. -
Masak atau rebus makanan dengan benar, simpan sisanya pada tempat yang dingin dan panaskan dengan benar sebelum diberikan kepada anak.
3. Menggunakan Air Bersih yang Cukup. Sebagian besar kuman infeksius penyebab diare ditularkan melalui jalur
fecaloral. Mereka dapat ditularkan dengan memasukkan ke daam mulut, cairan atau benda yang tercemar dengan tinja, misalnya air minum, jari-jari tangan,
makan yang disiapkan dalam panci yang dicuci dengan air tercemar. Masyarakat yang terjangkau oleh penyediaan air yang benar-benar bersih
mempunyai resiko menderita diare lebih kecil dibanding dengan masyarakat
31
yang tidak mendapatkan air bersih. Masyarakat dapat mengurangi resiko terhadap serangan diare yaitu dengan menggunakan air yang bersih dan
melindungi air tersebut dari kontaminasi mulai dari sumbernya sampai penyimpanan di rumah Depkes RI, 2005.
4. Mencuci Tangan Kebiasaan yang berhubungan dengan kebersihan perorangan yang penting
dalam penularan kuman diare adalah mencuci tangan. Mencuci tangan dengan sabun, terutama sesudah buang air besar, sesudah membuang tinja anak,
sebelum menyiapkan makanan, sebelum menyuapi makan anak dan sebelum makan, mempunyai dampak dalam kejadian diare.
5. Menggunakan Jamban Pengalaman dibeberapa negara membuktikan bahwa upaya penggunaan jamban
mempunyai dampak besar dalam penurunan resiko terhadap penyakit diare. 6. Membuang tinja bayi dengan benar
Banyak orang beranggapan bahwa tinja bayi itu tidak berbahaya. Hal ini tidak benar karena tinja bayi dapat pula menularkan penyakit pada anak-anak dan orang tuanya.
Tinja bayi dibuang secara benar. 7. Pemberian Imunisasi Campak
Diare sering timbul menyertai campak, sehingga pemberian imunisasi campak juga dapat mencegah diare. Oleh karena itu beri anak imunisasi campak segera
setelah berumur 9 bulan Depkes RI,2005.
2.2.2 Infeksi Saluran Pernafasan Akut ISPA