Chandra Z.A : Pengaruh Dukungan Sosial Keluarga Terhadap Kesembuhan Penderita Post Traumatic Stress Disorder PTSD Di Pusat Pelayanan Terpadu PPT “Mawar” Rsud Dr. Fauziah Bireuen Tahun 2009, 2009
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Post Traumatic Stress Disorder PTSD
2.1.1 Pengertian
Post Traumatic Stress Disorder atau PTSD merupakan sindrom kecemasan, labilitas autonomic, ketidakrentanan emosional, dan kilas balik dari pengalaman yang
amat pedih setelah stress fisik maupun emosi yang melampaui batas ketahanan orang biasa Kaplan, 2002. National Institute of Mental Health NIMH mendefinisikan
PTSD sebagai gangguan berupa kecemasan yang timbul setelah seseorang mengalami peristiwa yang mengancam keselamatan jiwa atau fisiknya. Peristiwa trauma ini bisa
berupa serangan kekerasan, bencana alam yang menimpa manusia, kecelakaan atau perang WHO, 2005.
Hikmat 2005 mengatakan PTSD adalah sebuah kondisi yang muncul setelah pengalaman luar biasa yang mencekam, mengerikan, dan mengancam jiwa seseorang,
misalnya peristiwa bencana alam, kecelakaan hebat, kekerasan seksual sexual abuse, atau perang.
Dalam DSM Diagnostic And Statistical Manual Of Mental Disorders, PTSD didefinisikan suatu kejadian atau beberapa kejadian traumatis yang dialami atau
disaksikan secara langsung oleh seseorang berupa kematian atau ancaman kematian, atau cidera serius, atau ancaman terhadap integritas fisik atau diri seseorang. Kejadian
tersebut harus menciptakan ketakutan yang ekstrem, horor, atau rasa tidak berdaya Gerald et.al. 2006
7
Chandra Z.A : Pengaruh Dukungan Sosial Keluarga Terhadap Kesembuhan Penderita Post Traumatic Stress Disorder PTSD Di Pusat Pelayanan Terpadu PPT “Mawar” Rsud Dr. Fauziah Bireuen Tahun 2009, 2009
Berdasarkan defenisi diatas dapat disimpulkan, PTSD merupakan gangguan yang diakibatkan suatu atau lebih kejadian traumatis dialami atau disaksikan oleh
seseorang baik ancaman kematian, kematian, cedera fisik atau diri seseorang yang mengakibatkan ketakutan ekstrem, honor dan rasa tidak berdaya hingga berdampak
mengganggu kualitas hidup individu dan apabila tidak ditangani dengan benar dapat berlangsung kronis atau menahun dan berkembang menjadi gangguan stress pasca
trauma yang kompleks dan gangguan kepribadian.
2.1.2 SimtomGejala PTSD
Seperti halnya gangguan lain dalam DSM, PTSD ditentukan oleh sekelompok simtom yang mencakup asumsi etiologinya. Simtom-simtom PTSD dikelompokkan
dalam tiga kategori utama. Diagnosis dapat ditegakan jika simtom-simtom dalam kategori berlangsung selama lebih dari satu bulan. Tiga kategori utama simtom yang
terjadi pada penderita PTSD adalah pertama, mengalami kembali kejadian traumatis. Seseorang kerap teringat akan kejadian tersebut dan mengalami mimpi buruk tentang
hal itu. Dalam literatur lain dikatakan simtom flashback merasa seolah-olah peristiwa yang menyedihkan terulang kembali, nightmares mimpi buruk tentang
kejadian-kejadian yang membuatnya sedih, reaksi emosional dan fisik yang berlebihan karena dipicu oleh kenangan akan peristiwa yang menyedihkan. Kedua,
penghindaran stimuli yang diasosiasikan dengan kejadian terkait atau mati rasa dalam responsivitas. Orang yang bersangkutan berusaha menghindari untuk berpikir tentang
trauma atau menghadapi stimuli yang akan mengingatkan pada kejadian tersebut; dapat terjadi amnesia terhadap kejadian tersebut. Mati rasa adalah menurunnya
ketertarikan pada orang lain, suatu rasa keterpisahan dan ketidak mampuan untuk merasakan berbagai emosi positif. Walaupun simtom ini memperlihatkan kontradiktif
Chandra Z.A : Pengaruh Dukungan Sosial Keluarga Terhadap Kesembuhan Penderita Post Traumatic Stress Disorder PTSD Di Pusat Pelayanan Terpadu PPT “Mawar” Rsud Dr. Fauziah Bireuen Tahun 2009, 2009
pada simtom di atas, pada PTSD kenyataannya terdapat suatu fluktuatif; penderita bergantian mengalami kembali dan mati rasa. Dalam banyak literatur simtom ini
menunjukan adanya menghindari aktivitas, tempat, berpikir, merasakan, atau percakapan yang berhubungan dengan trauma. Selain itu juga kehilangan minat
terhadap semua hal, perasaan terasing dari orang lain, dan emosi yang dangkal. Ketiga, simtom-simtom ketegangan. Simtom-simtom ini mencakup sulit tidur atau
mempertahankannya, sulit berkonsentrasi, waspada berlebihan dan respon terkejut yang berlebihan, termasuk meningkatnya reaktivitas fisiolologis dan respon-respon
terkejut yang sangat tinggi Gerald et.al. 2006.
2.1.3 Kriteria PTSD