Kewajiban Laporan Keuangan PT. Terbuka

woordelijkheid. 106 Direksi perseroan dalam menjalankan tugasnya mengelola PT harus senantiasa : 1. Bertindak dengan itikad baik 2. Senantiasa memperhatikan kepentingan perseroan dan bukan kepentingan dari pemegang saham semata-mata. 3. Kepengurusan perseroan harus dilakukan dengan baik sesuai tugas dan kewenangan yang diberikan kepadanya dengan tingkat kecermatan yang wajar. 4. Tidak diperkenankan melakukan tindakan yang dapat menyebabkan benturan kepentingan conflict of interest antara kepentingan perseroan dengan kepentingan direksi. 107

B. Kewajiban Laporan Keuangan PT. Terbuka

Setiap perusahaan yang di kelola dengan selalu berpedoman kepada prinsip- prinsip Good Corporate Governance, tentu akan selalu mempunyai laporan keuangan yang baik dan jelas. Laporan keuangan suatu perusahaan biasanya terdiri dari daftar neraca dan daftar laba rugi, dan dapat pula ditambah dengan daftar laba yang ditahan. Sebagaimana dikatakan oleh Munir Fuady bahwa laporan keuangan itu merupakan : 106 Bismar Nasution, Op. Cit., hal. 18 107 Ibid., hal. 41. Yuanita Harahap : Analisis Hukum Mengenai Restrukturisasi Utang PT. Terbuka Pada Proses Perdamaian Menurut Undang-Undang Kepailitan, 2008 USU Repository © 2008 “ Dua daftar yang disusun oleh Akuntan pada akhir periode untuk suatu perusahaan. Kedua daftar itu adalah daftar neraca atau daftar posisi keuangan dan daftar rugi laba. Pada waktu akhir-akhir ini telah menjadi kebiasaan bagi perseroan-perseroan untuk menambahkan daftar ketiga yaitu daftar surplus atau daftar laba yang tak dibagikan laba yang ditahan”. 108 Jadi laporan keuangan terdiri dari neraca dan perhitungan rugi laba serta laporan perubahan modal. Neraca keuangan menunjukkan jumlah aktiva, hutang dan modal dari suatu perusahaan pada tanggal tertentu. Perhitungan laporan rugi laba memperlihatkan hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan serta biaya yang terjadi selama periode tertentu. Laporan perubahan modal menunjukkan sumber dan penggunaan atau alasan-alasan yang menyebabkan perubahan modal perusahaan. Dalam praktek sering dibuat laporan lain untuk membantu memperoleh penjelasan lebih lanjut, seperti laporan perubahan modal kerja, laporan sumber dan penggunaan kas atau laporan arus kas, laporan perubahan laba kotor, laporan biaya produksi, serta daftar-daftar lainnya. 109 Laporan keuangan merupakan output dan hasil akhir dari proses akuntansi. 110 Yang dimaksud dengan akuntansi adalah “proses mengidentifikasi, mengukur, dan menyampaikan informasi ekonomi sebagai bahan informasi dalam hal mempertimbangkan berbagai alternatif dalam mengambil kesimpulan oleh para 108 Munawir, Analisa Laporan Keuangan, Yogyakarta : Liberty, 1983, hal. 5. 109 Munir Fuady, Op. Cit., hal. 5. 110 Sofyan Syafri Harahap, Teori Akuntansi, Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2002, hal. 201. Yuanita Harahap : Analisis Hukum Mengenai Restrukturisasi Utang PT. Terbuka Pada Proses Perdamaian Menurut Undang-Undang Kepailitan, 2008 USU Repository © 2008 pemakainya”. 111 Jadi, laporan keuangan merupakan bahan informasi bagi para pemakainya guna evaluasi dan proses pengambilan keputusan. Dalam kaitannya dengan kepailitan, beberapa aspek dari laporan keuangan perusahaan yang penting bagi para debitor dan kreditor untuk mengevaluasi kemampuan keuangan perusahaan dalam kaitannya dengan kewajibannya debt, adalah aktiva, passiva dan modal perusahaan. 1. Aktiva Perseroan Pengertian aktiva tidak terbatas pada kekayaan perusahaan yang berwujud saja, tetapi juga termasuk pengeluaran yang belum dialokasikan deffered charges atau biaya yang masih harus dialokasikan pada penghasilan yang akan datang, serta aktiva yang tidak berwujud lainnya intangible assets, misalnya goodwill, hak paten, hak menertibkan dan sebagainya. Pada dasarnya aktiva dapat diklarifikasikan menjadi dua bagian utama, yaitu aktiva lancar dan aktiva yang tidak lancar. Aktiva lancar adalah uang kas dan aktiva lainnya yang dapat di harapkan untuk dicairkan atau di tukarkan menjadi uang tunai, dijual atau dikonsumsi dalam periode berikutnya paling lama satu tahun atau dalam perputaran kegiatan perusahaan yang normal. 112 Yang termasuk ke dalam kelompok aktiva lancar adalah : 111 Ibid., hal. 4. 112 Amin Widjaja Tunggal, Dasar-Dasar Laporan Analisa Keuangan, Jakarta : Rineka Cipta, 1994, hal. 10 Yuanita Harahap : Analisis Hukum Mengenai Restrukturisasi Utang PT. Terbuka Pada Proses Perdamaian Menurut Undang-Undang Kepailitan, 2008 USU Repository © 2008 a. Kas, atau uang tunai yang dapat digunakan untuk membiayai operasi perusahaan. Uang tunai yang dimiliki oleh perusahaan tetapi telah di tentukan penggunaannya misalnya uang kas yang disisihkan untuk tujuan pelunasan hutang obligasi tidak dapat di masukkan dalam pos kas. 113 b. Investasi jangka pendek surat-surat berharga atau marketable securities, yaitu investasi yang sifatnya sementara jangka pendek dengan maksud untuk memanfaatkan uang kas yang untuk sementara belum dibutuhkan dalam operasi. Syarat utama agar dapat dimasukkan dalam investasi jangka pendek adalah : 1 Deposito di Bank 2 Surat-surat berharga yang berwujud saham, obligasi dan surat hipotik, sertifikat bank, dan lain-lain investasi yang mudah diperjual- belikan. 114 c. Piutang dagang, yaitu tagihan perusahaan kepada pihak lain yang tidak disertai dengan janji tertulis secara formal. Piutang dibedakan atas piutang dagang dan piutang lain-lain. Piutang dagang adalah tagihan yang timbul dari penjualan secara kredit, sedangkan piutang lain-lain misalnya adalah piutang kepada pegawai perusahaan. 115 d. Piutang Wesel, yakni merupakan suatu bentuk tagihan yang disertai dengan surat perjanjian yang diatur dalam undang-undang. Pembuatan wesel diatur 113 Amin Widjaja Tunggal, Op. Cit., hal. 10. 114 Munawir, Op. Cit., hal. 14-15. 115 Amin Widjaja Tunggal, Loc. Cit., Yuanita Harahap : Analisis Hukum Mengenai Restrukturisasi Utang PT. Terbuka Pada Proses Perdamaian Menurut Undang-Undang Kepailitan, 2008 USU Repository © 2008 dalam undang-undang sehingga wesel lebih mempunyai kekuatan hukum dan lebih terjamin pelunasannya. Piutang wesel ini dapat diperjual belikan atau di diskontokan. 116 e. Penghasilan yang masih harus diterima, yakni tagihan perusahaan kepada pihak lain yang timbul dari penghasilan yang sudah menjadi hak perusahaan tetapi sampai saat penyesuaian neraca belum diterima pembayarannya. 117 f. Persediaan barang, yakni persediaan yang berupa barang dagangan, barang setengah jadi atau bahan mentah yang dimiliki perusahaan pada suatu saat tertentu. 118 g. Biaya yang dibayar di muka, yaitu pembayaran di muka yang telah dilakukan oleh perusahaan, seperti misalnya pembayaran sewa di muka, pembayaran premi asuransi di muka, dan lain-lain. 119 Aktiva tak lancar adalah aktiva yang mempunyai masa penggunaan yang relatif panjang , dalam arti tidak akan habis dipakai dalam satu siklus operasi perusahaan atau satu tahun dan tidak dapat dengan segera dijadikan kas. Yang termasuk aktiva tidak lancar adalah : a. Investasi jangka panjang. Peruasahaan yang cukup besar dalam arti mempunyai kekayaan atau modal yang cukup dan sering melebihi dari yang di 116 Munawir, Op. Cit., hal. 16. 117 Ibid., hal. 16. 118 Amin Widjaja Tunggal, Op. Cit., hal 11. 119 Ibid., hal. 11. Yuanita Harahap : Analisis Hukum Mengenai Restrukturisasi Utang PT. Terbuka Pada Proses Perdamaian Menurut Undang-Undang Kepailitan, 2008 USU Repository © 2008 butuhkan, dapat menanamkan modalnya dalam investasi jangka panjang diluar usaha pokoknya. Investasi jangka panjang ini berupa : 1 Saham pada perusahaan lain, 2 Aktiva tetap yang tidak ada hubungannya dengan usaha perusahaan, ataupun 3 Dalam bentuk dana-dana yang sudah mempunyai tujuan tertentu. 120 b. Aktiva tetap, yakni kekayaan yang dimiliki perusahaan yang konkrit secara fisik. Syarat lain klasifikasi aktiva tetap disamping syarat aktiva tersebut dimiliki oleh perusahaan, adalah bahwa aktiva tersebut harus digunakan dalam operasi yang bersifat permanen. Aktiva tersebut haruslah memilki usia kegunaan yang panjang atau tidak akan habis di pakai dalam satu periode kegiatan perusahaan. Contoh aktiva tetap ini adalah tanah, gedung, mesin, meubel, dan perlengkapan. 121 c. Aktiva tetap yang tidak berwujud intangible fixed assets, yaitu kekayaan perusahaan yang secara fisik tidak nampak, tetapi merupakan suatu hak yang mempunyai nilai dan miliki oleh perusahaan untuk digunakan dalam kegiatan perusahaan. Hak-hak ini mempunyai jangka waktu berlaku tertentu, misalnya hak paten, hak merek, hak pengarang, lisensi, goodwill. 122 120 Ibid., hal. 12. 121 Ibid., hal. 13. 122 Ibid., hal. 13. Yuanita Harahap : Analisis Hukum Mengenai Restrukturisasi Utang PT. Terbuka Pada Proses Perdamaian Menurut Undang-Undang Kepailitan, 2008 USU Repository © 2008 d. Aktiva lain-lain, yaitu kekayaan atau aktiva perusahaan yang tidak dapat atau belum dapat dimasukkan dalam klasifikasi sebelumnya, misalnya gedung dalam proses, tanah dalam penyelesaian, dan lain-lain. 123 2. Pasiva Perseroan Pasiva perusahaan adalah semua kewajiban keuangan utang perusahaan kepada pihak lain yang belum terpenuhi, dimana utang itu merupakan sumber dana atau modal perusahaan yang berasal dari kreditor. Kewajiban perusahaan ini dapat dibedakan ke dalam utang lancar utang jangka pendek dan utang jangka panjang. 124 Utang lancar atau utang jangka pendek adalah kewajiban keuangan perusahaan yang pelunasan atau pembayarannya akan dilakukan dalam jangka pendek dalam satu tahun sejak tanggal neraca dengan menggunakan aktiva lancar yang dimilki oleh perusahaan. Utang lancar meliputi antara lain: 125 a. Utang dagang, merupakan utang yang timbul karena adanya pembelian barang dagangan secara kredit. b. Utang wesel, merupakn utang yang disertai dengan janji tertulis yang di atur dengan undang-undang untuk melakukan pembayaran sejumlah tertentu pada waktu tertentu di masa yang akan datang. c. Utang pajak, baik pajak untuk perusahaan yang bersangkutan maupun pajak pendapatan karyawan yang belum di setorkan kepada kas negara. 123 Munawir, Op. Cit, hal. 18 124 Ibid., hal. 18 125 Ibid., hal. 19 Yuanita Harahap : Analisis Hukum Mengenai Restrukturisasi Utang PT. Terbuka Pada Proses Perdamaian Menurut Undang-Undang Kepailitan, 2008 USU Repository © 2008 d. Biaya yang masih harus di bayar, yakni biaya-biaya yang sudah terjadi tetapi belum dilakukan pembayarannya. e. Utang jangka panjang yang segera jatuh tempo, yakni sebagian atau seluruh utang jangka panjang yang sudah menjadi utang jangka pendek karena harus segera dilakukan pelunasannya. f. Penghasilan yang di terima di muka deferred revenue, yakni penerimaan uang untuk penjualan barang atau jasa yang belum di realisasikan. Utang jangka panjang adalah kewajiban keuangan yang jangka waktu pembayarannya jatuh temponya masih panjang lebih dari satu tahun sejak tanggal neraca, yang meliputi : a. Utang obligasi b. Utang hipotik, yakni utang yang di jamin dengan aktiva tetap tertentu c. Pinjaman jangka panjang yang lain d. Modal perseroan Modal merupakan hak atau bagian yang di miliki oleh pemilik perusahaan yang di tunjukkan dalam pos modal modal saham, surplus dan laba yang ditahan. Dengan kata lain, modal adalah kelebihan nilai aktiva yang di miliki oleh perusahaan terhadap seluruh utang-utangnya. 126 Dalam perusahaan berbentuk perseroan terbatas, pos modal sekurang- kurangnya terdiri dari 2 dua pos, yaitu modal saham dan laba yang di tahan. Modal 126 Ibid., hal. 20 Yuanita Harahap : Analisis Hukum Mengenai Restrukturisasi Utang PT. Terbuka Pada Proses Perdamaian Menurut Undang-Undang Kepailitan, 2008 USU Repository © 2008 saham ialah modal yang merupakan kontribusi dari para persero pemegang saham, sedangkan laba yang di tahan adalah laba perusahaan yang belum di bagikan kepada para persero, misalnya akibat defisit, yakni berkurangnya modal perusahaan karena perusahaan menderita kerugian. 127 Di dalam ketentuan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas , modal terbagi 3 tiga jenis, yakni : 1 Modal dasar, yaitu seluruh modal perseroan seperti yang di tulis dalam anggaran dasar, baik yang sudah di tempatkan maupun yang belum di tempatkan atau di setor. Modal dasar ini di sebut “authorized capital”. 2 Modal ditempatkan, yaitu sebagian atau seluruh modal dasar yang telah di peruntukkan atau di jatah kepada masing-masing pemegang saham. Setelah perseroan terbatas mendapatkan status sebagai badan hukum, maka seluruh modal di tempatkan tersebut harus sudah di setor. 3 Modal di setor, yaitu modal yang di tempatakan dan di peruntukkan bagi masing-masing pemegang saham dan telah di setor penuh oleh pemegang saham tersebut, sehingga uang penyetoran saham tersebut telah dapat di pergunakan untuk menjalankan bisnisnya. 128 127 Amin Widjaja Tunggal, Op. Cit., hal. 14. 128 Munir Fuady, Op. Cit., hal. 39-40. Yuanita Harahap : Analisis Hukum Mengenai Restrukturisasi Utang PT. Terbuka Pada Proses Perdamaian Menurut Undang-Undang Kepailitan, 2008 USU Repository © 2008 C. Restrukturisasi Utang Pada PT. Terbuka Perusahaan-perusahaan yang terjebak dalam kesulitan ekonomi dapat menempuh jalan restrukturisasi baik restrukturisasi aset finansial dan restrukturisasi atau penyehatan perusahaan. 129 Restrukturisasi atau reorganisasi perusahaan adalah berarti penataan kembali atau menyusun kembali organisasi perusahaan. Restrukturisasi perusahaan dapat di bedakan ke dalam 3 tiga kelompok, yakni : 1. Restrukturisasi yuridis, terjadi apabila ada perubahan bentuk perusahaan, misalnya perusahaan perorangan di ubah menjadi Perseroan Terbatas PT. 2. Restrukturisasi struktural, yaitu penyusunan kembali struktur organisasi, misalnya struktur organisasi fungsional di ubah menjadi struktur organisasi garis. 3. Restrukturisai finansial, merupakan capital restructuring yang menayngkut perubahan menyeluruh dari struktur modal karena perusahaan telah atau sangat cenderung untuk insolvable. 130 Tujuan restrukturisasi finansial adalah untuk menyehatkan kembali permodalan perusahaan. Struktur modal di susun kembali karena perusahaan mengalami kesulitan permodalan, sehingga struktur modal yang baru di pandang 129 Agnes Sawir, Kebijakan Pendanaan Dan Restrukturisasi Perusahaan, Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 2004, hal. 236. 130 Bambang Riyanto, Hukum Bisnis dalam Teori dan Praktek ; Buku Kesatu, Bandung : Citra Aditya bakti, 1994, hal. 28. Yuanita Harahap : Analisis Hukum Mengenai Restrukturisasi Utang PT. Terbuka Pada Proses Perdamaian Menurut Undang-Undang Kepailitan, 2008 USU Repository © 2008 cukup layak untuk operasional perusahaan di masa yang akan datang. 131 Restrukturisasi di tempuh apabila prospek perusahaan di masa yang akan datang di pandang masih cukup baik, sebab tujuan utama dari rencana restrukturisasi adalah untuk menyehatkan kondisi keuangan perusahaan. 132 Kesulitan keuangan yang di hadapi oleh perusahaan bisa bervariasi antara kesulitan likuiditas technical insolvency, di mana perusahaan tidak mampu memenuhi kewajiban keuangan sementara waktu sampai kesulitan solvabilitas bangkrut, di mana kewajiban keuangan perusahaan sudah melebihi kekayaannya. 133 Kebanyakan kesulitan keuangan di sebabkan oleh kesalahan manajemen baik secara langsung maupun tidak langsung. Banyak terjadi serangkaian keputusan yang salah menyebabkan kondisi perusahaan memburuk. Penyebab pokok kebangkrutan perusahaan adalah inkompetensi manajerial. 134 Untuk mengatasi masalah yang timbul akibat kondisis ini, pemerintah Indonesia memprioritaskan pelaksanaan restrukturisasi utang pada sektor perbankan dengan pertimbangan bahwa sektor perbankan di umpamakan sebagai jantung perekonomian Indonesia, yang apabila perbankan tersebut sehat , maka perekonomian negara juga akan mengarah ke arah yang positif. 131 Wasis, Pengantar Ekonomi Perusahaan, Bandung ; Alumni, 1992, hal. 210. 132 Suad Husnan, Op. Cit, hal. 168. 133 Agnes Sawir, Op. Cit., hal. 235. 134 Ibid., Yuanita Harahap : Analisis Hukum Mengenai Restrukturisasi Utang PT. Terbuka Pada Proses Perdamaian Menurut Undang-Undang Kepailitan, 2008 USU Repository © 2008 Restrukturisasi utang debitur hanya dapat di lakukan bila terjadi peristiwa sebagai berikut : 1. Perseroan sudah berada dalam keadaan tidak mampu membayar bunga atau utang pokoknya yang telah jatuh tempo dan dapat di tagih. 2. Perseroan dalam janka waktu 6 enam bulan mendatang berada dalam keadaan tidak mampu membayar utang-utang nya. 3. Perseroan berdasarkan putusan pengadilan atau suatu badan arbitrase yang telah berkekuatan hukum tetap di wajibkan membayar utang atau ganti kerugian kepada pihak lain dan apabila perseroan memenuhi putusan pengadilan atau badan arbitrase tersebut, maka besarnya biaya pembayaran kewajiban itu dapat mengakibatkan perseroan kehilangan sekurang-kurangnya 50 dari modal nya. 4. Perseroan sudah mengalami kerugian yang besarnya kerugian itu mengakibatkan perseroan kehilangan modalnya sekurang-kurang nya 50 dari modalnya. 5. Pada waktu tutup buku akhir tahun mendatang, perseroan di perkirakan akan mengalami kehilangan modalnya sekurang-kurangnya 50 dari modalnya. 6. Perseroan memiliki utang bermasalah yang besar nya setelah di perhitungkan dengan cadangan, masih akan mengakibatkan perseroan kehilangan modalnya sekurang-kurangnya 50 dari modalnya. Yuanita Harahap : Analisis Hukum Mengenai Restrukturisasi Utang PT. Terbuka Pada Proses Perdamaian Menurut Undang-Undang Kepailitan, 2008 USU Repository © 2008 7. Perseroan memiliki utang yang keseluruhannya berjumlah melebihi 500 di bandingkan besarnya modal perseroan. 8. Perseroan memiliki utang yang keseluruhannya berjumlah melebihi 200 di bandingkan dengan nilai jumlah harta kekayaan perseroan seandainya perseroan di likuidasi karena di nyatakan pailit. Peraturan Bank Indonesia Nomor 72PBI2005 Tanggal 20 Januari 2005 tentang Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum juncto Peraturan Bank Indonesia Nomor 82PBI2006 tentang perubahan atas Peraturan Bank Indonesia nomor 72PBI2005 tentang penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum dan juncto Peraturan Bank Indonesia Nomor 96PBI2007 tentang perubahan kedua atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 72PBI2005 tentang Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum, menyebutkan bahwa Bank hanya dapat melakukan restrukturisasi kredit terhadap debitur yang memenuhi kriteria sebagai berikut : a. debitur mengalami kesulitan pembayaran pokok atau bunga kredit, dan b. debitur memiliki prospek usaha yang baik dan mampu memenuhi kewajiban setelah kredit di restrukturisasi Syarat-syarat lain yang harus di penuhi untuk dapat di laksanakannya restrukturisasi, adalah apabila debitur tersebut : a. Bersedia bekerja sama kooperatif dan mempunyai itikad baik untuk menyelesaikan utang. Yuanita Harahap : Analisis Hukum Mengenai Restrukturisasi Utang PT. Terbuka Pada Proses Perdamaian Menurut Undang-Undang Kepailitan, 2008 USU Repository © 2008 b. Kredit yang di peroleh telah di proses sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan sesuai dengan kebijakan serta prosedur perkreditan pada bank. 135 Dalam hal keberhasilan restrukturisasi utang, perlu di lakukan upaya-upaya penyehatan perusahaan terhadap perusahaan debitur, yang dapat dilakukan dengan salah salah satu atau lebih bentuk-bentuk berikut : 136 a. Perubahan strategi perusahaan b. Perubahan visi perusahaan c. Perubahan struktur organisasi perusahaan d. Perubahan budaya kerja perusahaan corporate culture e. Alih teknologi f. Penggantian anggota direksi dan Komisaris Perusahaan. g. Perubahan dan atau penambahan ketentuan-ketentuan baru dalam anggaran dasar perusahaan h. Pembuatan atau perubahan sistem dan prosedur perusahaan i. Melakukan penggabungan merger dengan perusahaan lain. j. Melakukan perjanjian akuisi saham debitur acquisition of stock oleh pihak lain. k. Melakukan peleburan konsolidasi dengan perseroan lain. 135 Pasal 3 Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 56 Tahun 2002 tentang Restrukturisasi Kredit Usaha Kecil dan Menengah. 136 Sutan Remy Sjahdeini, Op. Cit., hal. 368-369. Yuanita Harahap : Analisis Hukum Mengenai Restrukturisasi Utang PT. Terbuka Pada Proses Perdamaian Menurut Undang-Undang Kepailitan, 2008 USU Repository © 2008 Dalam praktek perbankan, restrukturisasi utang dapat mengambil salah satu atau lebih bentuk-bentuk sebagai berikut : 137 a. Penjadwalan kembali pelunasan utang rescheduling, termasuk pemberian masa tenggang grace period yang baru atau pemberian moratorium kepada debitur. b. Persyaratan kembali perjanjian utang reconditioning c. Pengurangan jumlah utang pokok hair cut d. Pengurangan atau pembebasan jumlah bunga yang tertunggak, denda dan biaya-biaya lain. e. Penurunan tingkat suku bunga. f. Pemberian utang baru. g. Konversi utang menjadi modal perseroan debt for equity conversion atau di sebut juga debt equity swap. h. Penjualan aset yang tidak produktif atau yang tidak langsung di perlukan untuk kegiatan usaha perusahaan Debitur untuk melunasi utang. i. Bentuk-bentuk lain yang tidak bertentangan dengan peraturan perundang- undangan yang berlaku. Atau dalam dunia usaha restrukturisasi utang mengambil bentuk-bentuk sebagai berikut : 138 1. Pemotongan jumlah utang yang cukup signifikan hair cut. 137 Sutan Remy Sjahdeini, Op. Cit., hal. 368. 138 Arief T. Surowidjojo, Op. Cit., hal. 222 Yuanita Harahap : Analisis Hukum Mengenai Restrukturisasi Utang PT. Terbuka Pada Proses Perdamaian Menurut Undang-Undang Kepailitan, 2008 USU Repository © 2008 2. Reorganisasi atau restrukturisasi perusahaan atau aset debitur. 3. Pemotongan jumlah bunga yang cukup signifikan. 4. Perpanjangan jangka waktu pengembalian utang yang signifikan. 5. Pengendalian arus kas oleh kreditur atau komite kreditur atau pihak ketiga yang di tunjuk oleh kreditur. 6. Penyeragaman fasilitas pinjaman, jenis transaksi dan ketentuan-ketentuan pinjaman kepada semua kreditur terjamin secured creditor di satu pihak dan kreditur tidak terjamin di pihak lain unsecured creditor di pihak lain. 7. Pengumpulan semua barang jaminan di satu pool, untuk kemudian di buat suatu sistem penjaminan yang di bagikan kepada semua kreditur terjamin dan atau kreditur tidak terjamin dalam suatu transaksi atau perjanjian security sharing agreement, yang di kelola oleh suatu pihak yang di tunjuk oleh para kreditur security agent. 8. Pengetatan tindakan korporasi, rasio-rasio keuangan, pinjaman baru, pengadaan barang dan jasa, pengembangan usaha, penjaminan, pembagian dividen atau distribusi lain yang mengurangi kemampuan bayar debitur. 9. Mekanisme keputusan di antara para kreditur yang di tentukan oleh mayoritas kreditur atau komite kreditur yang di tunjuk oleh para kreditur. Pengajuan rencana restrukturisasi merupakan hak debitor dan kreditor. 139 Debitor yang tidak dapat, atau memperkirakan dirinya tidak dapat, atau di perkirakan oleh kreditor tidak dapat melanjutkan membayar utang-utangnya yang sudah jatuh 139 Pasal 134 UU No. 4 Tahun 1998 jo. Pasal 144 UU No. 37 Tahun 2004. Yuanita Harahap : Analisis Hukum Mengenai Restrukturisasi Utang PT. Terbuka Pada Proses Perdamaian Menurut Undang-Undang Kepailitan, 2008 USU Repository © 2008 tempo dan dapat di tagih, dapat mengajukan restrukturisasi utang melalui PKPU maupun perdamaian. 140 Permohonan PKPU harus di tanda-tangani oleh pemohon debitor atau kreditor beserta advokatnya, 141 yang isinya meliputi tawaran pembayaran seluruh atau sebagian utang kepada kreditor konkuren, dan dapat pula di sertai lampiran rencana perdamaian. 142 Dalam prakteknya , restrukturisasi utang debitor bukanlah perkara mudah, karena upaya restrukturisasi membutuhkan waktu yang lama. Contohnya adalah, restrukturisasi utang PT. Bakrie Brothers baru tercapai setelah proses negosiasi lebih dari 2 tahun, bahkan kesepakatan dengan kreditor lainnya harus di lakukan melalui Pengadilan Niaga. 143 Proses restrukturisasi bisa berlarut-larut karena kelemahan emiten, baik karena masalah kurang transparan, manajemen keuangan yang tak terstruktur rapi, maupun karena bussiness plan tak jelas, sehingga sulit meyakinkan kreditor. 144 Restrukturisasi merupakan suatu kepentingan bagi debitor pailit agar kembali mampu menjalankan perusahaannya untuk dapat memenuhi kewajiban-kewajiban pembayaran utangnya. Untuk itu di perlukan standar restrukturisasi perusahaan, yang 140 Pasal 212 UU No. 4 Tahun 1998 jo. Pasal 222 UU No. 37 Tahun 2004. 141 Pasal 213 UU No. 4 Tahun 1998 jo. Pasal 224 UU No. 37 Tahun 2004. 142 Pasal 213 UU No. 4 Tahun 1998 jo. Pasal 224 UU No. 37 Tahun 2004. 143 Djisman Simanjuntak, Restrukturisasi Utang Emiten, dalam Investor, Media Pasar Modal dan Pasar Uang, 2000, hal. 16. 144 Ibid., hal. 19 Yuanita Harahap : Analisis Hukum Mengenai Restrukturisasi Utang PT. Terbuka Pada Proses Perdamaian Menurut Undang-Undang Kepailitan, 2008 USU Repository © 2008 juga sekaligus merupakan standar di dalam melakukan restrukturisasi utang perusahaan sebagai berikut : 145 1. Standar perlakuan yang seimbang. Pelaksanaan restrukturisasi perusahaan harus menjaga keseimbangan kepentingan antara debitor dan kreditor. Rencana perdamaian merupakan jalan agar terjadi negosiasi-negosiasi yang efektif yang di lakukan oleh debitor untuk memperoleh dukungan dari para kreditor melalui kelas-kelas kepentingan kreditor. 2. Standar Logis. Rencana restrukturisasi harus logis, sehingga harus di susun secara matang dalam suatu konsep yang sistematis dan rapi guna mengakomidir kepentingan para kreditor. Hal ini akan membuka ruang yang lebih luas bagi debitor untuk bernegosiasi dan memperoleh dukungan para kreditor sehingga rencana reorganisasi dapat di jalankan secara efektif. Pelaksanaan restrukturisasi juga memerlukan jangka waktu yang logis, dalam arti rencana restrukturisasi memuat berapa lama jangka waktu yang logis bagi debitor melaksanakan rencana restrukturisasi dan berapa lama waktu yang di perlukan debitor bernegosiasi untuk memperoleh dukungan para kreditor. 3. Standar adil dan layak. 145 Thomas H. Jackson, The Logic and Limits of Bankruptcy law, Harvard University Press, 1983, hal. 298. Yuanita Harahap : Analisis Hukum Mengenai Restrukturisasi Utang PT. Terbuka Pada Proses Perdamaian Menurut Undang-Undang Kepailitan, 2008 USU Repository © 2008 Adil dan layak merupakan keharusan bagi reorganisasi perusahaan. Adil berarti bahwa reorganisasi atau restrukturisasi dapat memuaskan perasaan keadilan bagi seluruh elemen yang terkait dengan pelaksanaan restrukturisasi tersebut. Layak berarti rencana restrukturisasi tersebut patut di lakukan dalam perbandingannya dengan likuiditas. Artinya, perusahaan debitor setelah di analisis ternyata memang lebih menguntungkan untuk di restrukturisasi daripada di likuidasi.

D. Pentingnya Restrukturisasi Utang Dalam Penyelamatan Usaha Debitor Yang Beritikad Baik

Dokumen yang terkait

Akibat Hukum Kepailitan Terhadap Harta Warisan Ditinjau Dari Undang-Undang No. 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan Dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang

24 183 81

Restrukturisasi Utang Untuk Mencegah Kepailitan

5 96 50

TANGGUNG JAWAB SUAMI ATAU ISTRI TERKAIT ADANYA KEPAILITAN TERHADAP PERJANJIAN UTANG PIUTANG MENURUT UNDANG-UNDANG PERKAWINAN DAN UNDANG-UNDANG KEPAILITAN DAN PENUNDAAN KEWAJIBAN PEMBAYARAN UTANG.

0 0 2

Hak Suara Kreditor Separatis Dalam Proses Pengajuan Upaya Perdamaian Menurut Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan Dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang

0 0 3

Hak Suara Kreditor Separatis Dalam Proses Pengajuan Upaya Perdamaian Menurut Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan Dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang

0 0 32

Hak Suara Kreditor Separatis Dalam Proses Pengajuan Upaya Perdamaian Menurut Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan Dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang

0 1 32

Hak Suara Kreditor Separatis Dalam Proses Pengajuan Upaya Perdamaian Menurut Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan Dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang

0 1 7

HAK SUARA KREDITOR SEPARATIS DALAM PROSES PENGAJUAN UPAYA PERDAMAIAN MENURUT UNDANG- UNDANG NOMOR 37 TAHUN 2004 TENTANG KEPAILITAN DAN PENUNDAAN KEWAJIBAN PEMBAYARAN UTANG TESIS

0 0 17

Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang Menurut Undang-Undang Kepailitan - Ubharajaya Repository

0 0 17

JURNAL ILMIAH RENVOI DALAM KEPAILITAN MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 37 TAHUN 2004 TENTANG KEPAILITAN DAN PENUNDAAN KEWAJIBAN PEMBAYARAN UTANG

0 0 16