Restrukturisasi utang suatu perusahaan juga dapat di lakukan dengan cara pemegang saham menambah modal guna mempertahankan atau menyelamatkan
suatu perusahaan.
186
Dari segi jaminan atas pembayaran , kreditor suatu perusahaan pada dasarnya dapat di kategorikan atau di klasifikasikan menjadi 3 tiga golongan, yaitu :
1. Kreditor yang terjamin secured creditor, yaitu kreditur yang di jamin
dengan suatu aktiva tertentu sebagai pembayarannya, dan besarnya jaminan bisa sama atau lebih besar dari pada jumlah pinjamannya.
2. Kreditur yang terjamin sebagian partly secured creditor, yaitu kreditur yang
di jamin dengan suatu aktiva tertentu sebagai pembayarannya, tetapi besarnya jaminan lebih rendah dari jumlah pinjamannya.
3. Kreditur tanpa suatu jaminan apapun dalam pembayarannya unsecured
creditor, terbagi dalam kreditur yang mendapat prioritas dalam pembayarannya dan kreditur umum. Kreditur yang mendapat prioritas ini
misalnya buruh dan pemerintah.
187
B. Persetujuan Perdamaian Accord
Berbeda dengan kepailitan yang bertujuan yang bertujuan untuk melakukan pemberesan terhadap harta debitur dengan cara menjual semua budel pailit dan
186
Lihat, Thomas Suyatno, Bank Indonesia, Bank Tidak Sehat, BPPN dan Masalah Kepailitan, dalam Rudhi A. Lontoh, Denni Kailimang dan Benny Pontoh, Penyelesaian Utang Piutang
Melalui Pailit dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang, Bandung : Alumni, 2001, hal. 454.
187
Munawir, Op. Cit., hal. 19.
Yuanita Harahap : Analisis Hukum Mengenai Restrukturisasi Utang PT. Terbuka Pada Proses Perdamaian Menurut Undang-Undang Kepailitan, 2008
USU Repository © 2008
mempergunakannya untuk membayar seluruh utang-utang debitur pailit secara rata di bawah pengawasan Hakim Pengawas. Permohonan PKPU di ajukan dengan maksud
tercapainya satu perdamaian antara debitur dengan para krediturnya, sehingga utang- utang debitur kepada para kreditur dapat di bayar sebagian atau seluruhnya, dan
debitur tetap dapat melanjutkan kegiatan usahanya. Adapun hal-hal yang harus di perhatikan dalam melakukan rencana
perdamaian adalah sebagai berikut : 1.
Pengajuan Rencana Perdamaian Tujuan akhir dari PKPU ialah tercapainya perdamaian antara debitur dan
seluruh kreditur mengenai rencana perdamaian yang di ajukan oleh debitur.
188
Perdamaian dalam rangka PKPU di atur dalam Undang-Undang Kepailitan No. 37 Tahun 2004 yang di mulai dari Pasal 222.
Rencana perdamaian dalam rangka PKPU dapat di ajukan pada saat sebagai berikut :
1. Bersamaan dengan di ajukannya permohonan PKPU sebagaimana di maksud
dalam Pasal 224 ayat 5. 2.
Sesudah permohonan PKPU di ajukan, namun rencana itu harus di ajukan sebelum tanggal hari sidang sebagaimana di maksud dalam Pasal 226
Undang-Undang Kepailitan. 3.
Setelah tanggal hari sidang sebagaimana di maksud Pasal 226 Undang- Undang Kepailitan , namun sebelum hari ke- 45, setelah putusan PKPU di
188
Sutan Remy Sjahdeini, Op. Cit., hal. 363.
Yuanita Harahap : Analisis Hukum Mengenai Restrukturisasi Utang PT. Terbuka Pada Proses Perdamaian Menurut Undang-Undang Kepailitan, 2008
USU Repository © 2008
tetapkan di ucapkan atau sebelum hari ke- 270 setelah PKPU sementara di tetapkan.
Rencana perdamaian dapat di ajukan bersamaan dengan di ajukannya permohonan untuk melakukan reorganisasi atau restrukturisasi.
189
Menurut pasal 222 Undang-Undang Kepailitan, rencana perdamaian hanya dapat di ajukan oleh debitur saja. Kreditur tidak dapat mengajukan rencana
perdamaian. Rencana perdamian ini merupakan tawaran yang dapat meliputi pembayaran seluruh atau sebagian utang kepada kreditur konkuren. Hanya rencana
perdamaian yang di nilai oleh para kreditur layak atau feasible dan menguntungkan yang akan di terima oleh para kreditur.
Rencana perdamaian di negosiasikan dan di sepakati oleh debitur dan kreditur. Dalam mengajukan permohonan PKPU dan perdamaian, debitur harus melampirkan
jumlah perincian aktiva dan pasiva dari harta bendanya beserta bukti-bukti yang di perlukan. Feasible atau tidaknya rencana perdamaian debitur sebagai pedoman
kreditur dalam mengambil keputusan untuk menerima atau menolak rencana tersebut, sebenarnya tergantung pada hasil analisis kreditur terhadap kondisi aktiva dan pasiva
perusahaan debitur yang termuat dalam neraca perusahaan debitur, termasuk juga hasil analisis kreditur terhadap laporan keuangan lainnya.
190
Rencana perdamaian yang telah di setujui oleh kreditur harus mendapat pengesahan dari pengadilan. Berdasarkan Pasal 285 ayat 1 Undang-Undang
189
Ibid., hal. 364.
190
Zainal Asikin, Op. Cit., hal. 98.
Yuanita Harahap : Analisis Hukum Mengenai Restrukturisasi Utang PT. Terbuka Pada Proses Perdamaian Menurut Undang-Undang Kepailitan, 2008
USU Repository © 2008
Kepailitan No. 37 Tahun 2004, pengadilan wajib memberikan putusan mengenai pengesahan perdamaian di sertai alasan-alasannya pada sidang sebagaimana di
maksud dalam Pasal 284 ayat 3 Undang-Undang Kepailitan. Rencana perdamaian yang telah di sepakati debitor dan kreditor, baru berlaku sebagai hukum dan dapat di
laksanakan jika telah mendapat pengesahan dari pengadilan. Segera setelah putusan tentang pengesahan memperoleh kekuatan hukum
yang tetap, timbul beberapa akibat hukum, yakni PKPU berakhir berdasarkan Pasal 273 Undang-Undang Kepailitan, perdamaian mengikat seluruh kreditur konkuren
tanpa kecuali meskipun tidak menyetujuinya atau tidak hadir dalam sidang putusan tersebut.
2. Kelayakan Rencana Perdamaian
Ada salah satu cara untuk menentukan standar dalam mengukur informasi yang cukup adequate information menyangkut keterbukaan tersebut dalam
perdamaian. Satandar keterbukaan itu berupa pedoman pertanyaan yang di ajukan kepada kreditur yang mempunyai hak suara mengenai apa yang ingin di ketahui
olehnya. Sebagian besar keputusan kreditur untuk menerima atau menolak rencana restrukturisasi bergantung kepada 4 empat pertanyaan sebagai berikut :
191
1. Apakah rencana feasible ?
191
Mark S. Scarberry, Kenneth N. Klee, Grant W. Newton dan Steve H. Nickles, Business Reorganitation In Bankruptcy, St. Paul, Minnesota : West Publishing Co, 1996, hal. 789. Lihat
Bismar Nasution dan Sunarmi, Dasar-Dasar Hukum Kepailitan, Diktat Kuliah Magister Kenotariatan Sekolah Pasacasarjana USU, Medan, 2003.
Yuanita Harahap : Analisis Hukum Mengenai Restrukturisasi Utang PT. Terbuka Pada Proses Perdamaian Menurut Undang-Undang Kepailitan, 2008
USU Repository © 2008
2. Seberapa besar nilai jika ada yang di berikan rencana tersebut kepada
kreditur? 3.
Apakah kreditur menerima bagiannya secara adil dari pembagian nilai yang tersedia?
4. Apakah bentuk pemberian nilai tersebut dapat di terima?
Kreditur membutuhkan keterbukaan dari informasi yang substansial untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, sehingga proses keterbukaan menjadi
sangat krusial. Feasible atau tidaknya rencana restrukturisasi debitur sebagai pedoman
kreditur dalam mengambil keputusan untuk menerima atau menolak rencana restrukturisasi, sebenarnya tergantung pada analisis kreditur terhadap kondisi aktiva
dan pasiva perusahaan debitur
192
yang termuat dalam neraca perusahaan debitur, termasuk juga hasil analisis kreditur terhadap laporan keuangan lainnya.
193
Informasi yang cukup sangat di perlukan menyangkut informasi keuangan atau informasi akuntansi yang terdapat dalam laporan keuangan perusahaan. Laporan
keuangan harus merupakan fakta materil, yaitu memberikan informasi tentang prestasi perusahaan selama satu periode. Investor dan kreditor akan menggunakan
informasi tentang masa lalu ini untuk menilai prospek perkembangan perusahaan.
192
Dalam mengajukan permohonan PKPU dan Perdamaian, debitur harus melampirkan jumlah perincian aktiva dan pasiva dari harta bendanya beserta bukti-bukti yang di perlukan.
193
Zainal Asikin, Op. Cit., hal. 98.
Yuanita Harahap : Analisis Hukum Mengenai Restrukturisasi Utang PT. Terbuka Pada Proses Perdamaian Menurut Undang-Undang Kepailitan, 2008
USU Repository © 2008
Harapan mengenai prestasi perusahaan di masa yang akan datang selalu di dasarkan kepada informasi tentang prestasi perusahaan pada masa lalu.
194
3. Isi Rencana Perdamaian
Rencana perdamaian merupakan rencana debitur yang akan di ajukan pada para kreditur sebagai bahan pertimbangan bagi para kreditur. Rencana perdamaian ini
di ajukan dengan maksud untuk memperoleh persetujuan dari para kreditur agar debitur dapat merestrukturisasi seluruh utang maupun kewajibannya pada saat yang
sama juga memungkinkan bagi debitur untuk melanjutkan kegiatan usahanya. Rencana ini dapat di lampirkan bersama-sama pada saat pengajuan PKPU ke
Pengadilan Niaga atau dapat di ajukan dalam jangka waktu sebelum 45 empat puluh lima hari setelah putusan PKPU sementara di ucapkan.
C. Pengesahan Perdamaian Oleh Pengadilan