Pembelajaran Terpadu Model Connected

6. Langkah-langkah Sintaks Pembelajaran Terpadu Model connected

Pada dasarnya langkah-langkah pembelajaran terpadu mengikuti tahap- tahap yang dilalui dalam setiap model pembelajaran yang meliputi tiga tahap yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, dan tahap penilaian. 25 Pembelajaran terpadu juga dapat direduksi dari berbagai model pembelajaran lain seperti model pembelajaran langsung direct instructions, model pembelajaran kooperatif cooperative learning maupun model pembelajaran berdasarkan masalah problem based learning. a. Tahap Perencanaan Tahap perencanaan harus direncanakan sebaik mungkin sesuai dengan kondisi dan potensi siswa. Pada tahap ini dilakukan pemetaan kompetensi dasar dan indikator yang dianggap dapat dipadukan satu sama lain, selain itu pada tahap ini disusun silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP pembelajaran terpadu. Langkah-langkah dalam pengembangan tahap perencanaan secara terperinci dijelaskan sebagai berikut: Langkah 1: Menetapkan standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran matematika yang akan dihubungkan. Langkah 2: Mempelajari standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator dari pokok bahasan yang akan dihubungkan. Pada tahap ini dilakukan pengkajian atas standar kompetensi dan kompetensi dasar pada sub pokok bahasan yang memungkinkan untuk diajarkan secara terpadu, kegiatan dilanjutkan dengan mempelajari materi pokok yang telah ditetapkan pada setiap kompetensi dasar yang bisa dihubungkan. Langkah 3: Membuat bagan matriks keterhubungan kompetensi dasar dan tematopik pemersatu. Bagan keterhubungan dalam hal ini untuk menunjukkan kaitan atau jaringan tematopik dengan kompetensi dasar yang dapat dipadukan. 25 Udin Syaefuddin Sa’ud, dkk, Pembelajaran Terpadu, …, h.54-58 Langkah 4: Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran RPP terpadu model terkait. RPP tersebut merupakan realisasi dari pengalaman belajar siswa yang telah ditentukan pada silabus pembelajaran. Dalam RPP model terkait KD dan indikator yang hendak dicapai tidak hanya dari satu materi pokok pembahasan, akan tetapi dihubungkan dengan KD dan indikator dari pokok pembahasan materi yang lain, selain itu harus dicantumkan tema yang akan digunakan. b. Tahap pelaksanaan Tahap pelaksanaan mencakup pendekatan metode atau cara yang dapat digunakan dalam pembelajaran terpadu yang meliputi 1 kegiatan pendahuluan, 2 kegiatan inti, dan 3 kegiatan akhirtindak lanjut. 1 Kegiatan pendahuluan Kegiatan Pendahuluan berfungsi untuk menciptakan suasana awal pembelajaran yang efektif yang memungkinkan siswa belajar dengan baik. Kegiatan yang dapat dilakukan diantaranya menciptakan kondisi-kondisi awal pembelajaran yang kondusif, melakukan apersepsi, dan pre-test. Penciptaan kondisi awal pembelajaran dilakukan dengan cara memeriksa kehadiran siswa, menumbuhkan kesiapan belajar siswa, menciptakan suasana belajar yang demokratis, membangkitkan motivasi belajar siswa, dan membangkitkan perhatian siswa. Melakukan apersepsi dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan tentang bahan pelajaran yang telah dipelajari sebelumnya. Melaksanakan pre-test atau penilaian awal dapat dilakukan dengan cara lisan kepada beberapa siswa yang dianggap mewakili seluruh siswa, atau bisa juga dipadukan dengan kegiatan apersepsi. 2 Kegiatan inti Dalam kegiatan inti terdapat beberapa kegiatan yang dapat dilakukan oleh guru yaitu memberitahukan tujuan atau kompetensi dasar yang harus dicapai dan menyampaikan kegiatan belajar yang harus ditempuh oleh peserta didik. Dalam membahas dan menyajikan materibahan ajar terpadu penyajian harus dilakukan secara terpadu melalui penghubungan konsep di bidang kajian yang satu dengan konsep di bidang kajian lainnya. Selain itu seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa pembelajaran dapat direduksi dengan model pembelajaran lain, maka pada kegiatan inti ini guru dapat mereduksinya dengan model pembelajaran lain yang bervariasi dan menggunakan media yang sesuai dengan kondisi di lapangan. 3 Kegiatan akhirtindak lanjut Dalam kegiatan penutup dapat dilakukan beberapa kegiatan yaitu, menyimpulkan kembali materi yang telah diajarkan, melakukan tindak lanjut seperti pemberian tugas atau latihan yang harus dikerjakan siswa di rumah, dan memberikan evaluasi lisan atau tertulis. c. Tahap penilaian Tahap penilaian dalam pembelajaran terpadu mencakup penilaian terhadap proses dan hasil belajar siswa. penilaian proses belajar adalah upaya pemberian nilai terhadap kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan siswa, sedangkan penilaian hasil belajar adalah proses pemberian nilai terhadap hasil- hasil belajar yang dicapai dengan menggunakan kriteria tertentu. Dari segi alatnya jenis penilaian dalam pembelajaran terpadu terdiri dari tes dan non tes. Penilaian non tes dapat diperoleh dari portofolio, hasil karya, dan penugasan.

C. Pembelajaran Konvensional

Pembelajaran konvensional adalah sebuah pembelajaran yang menempatkan seorang guru sebagai inti dalam keberlangsungan proses belajar- mengajar. Sedangkan peran siswa dapat dikatakan pasif. Guru memegang peranan penting dalam proses belajar mengajar karena guru harus menjelaskan materi secara panjang lebar untuk menjamin materi tersebut dapat dipahami oleh semua peserta pembelajaran, dan tugas siswa adalah menangkap isi dan mencatatnya serta bertanya apabila ada hal yang kurang dipahami. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Philip R. Wallace yang menyatakan “Pendekatan konvensional memandang bahwa proses pembelajaran yang dilakukan sebagaimana umumnya guru mengajarkan materi kepada siswanya. Guru mentransfer ilmu pengetahuan kepada siswa, sedangkan siswa lebih banyak sebagai penerima ”. 26 Hal tersebut senada dengan apa yang disampaikan oleh Andrias Harefa yang menyebutkan bahwa pembelajaran konvensional merupakan pendidikan “gaya bank”, dimana guru mengajar, murid belajar; guru tahu segalanya, murid tidak tahu apa-apa; guru berfikir, murid dipikirkan; guru bicara murid mendengarkan; guru mengatur, murid diatur; guru memilih dan memaksakan pilihannya, murid menuruti; guru bertindak, murid membayangkan bagaimana guru bertindak sesuai dengan tindakan gurunya; guru memilih apa yang diajarkan, murid menyesuaikan diri; guru adalah subjek proses belajar, murid adalah objeknya. 27 Pembelajaran konvensional yang digunakan dalam penelitian ini adalah model klasikal. Pembelajaran model klasikal sering kita temui pada kegiatan pembelajaran sehari-hari di sekolah, dimana jumlah siswa dalam satu kelas biasanya berkisar antara 30 sampai 40 orang. Dalam pembelajaran model klasikal guru sangat mendominasi dalam menentukan semua kegiatan pembelajaran, mulai dari banyaknya materi yang akan diajarkan, urutan materi pelajaran, kecepatan guru mengajar dan hal-hal lainnya semua ditentukan oleh guru dan murid harus tunduk pada apa yang telah ditetapkan. Adapun prosedur pelaksanaan pembelajaran model klasikal adalah sebagai berikut: 28 1. Guru menjelaskan materi matematika 2. Guru memberikan contoh penggunaan rumus matematika 3. Guru memberikan beberapa soal sebagai latihan kepada siswa 4. Guru meminta siswa menuliskan hasil pekerjaannya di depan kelas Pembelajaran model klasikal mengasumsikan para siswa mempuyai minat dan kecepatan belajar yang relatif sama. Kondisi belajar siswa secara individual baik menyangkut kecepatan belajar, kesulitan belajar dan minat belajar sulit untuk diperhatikan guru. Pada umumnya guru dalam menentukan kecepatan 26 Sunarto, “Pembelajaran Konvensional Banyak Dikritik namun Paling Disukai”, http:sunartombs.wordpress.com20090302pembelajaran-konvensional-banyak-dikritik- namun-paling-disukai , 9 April 2011 27 Andrias Harefa, Menjadi Manusia Pembelajar, Jakarta: Kompas, 2000, Cet.I, h.11 28 Erman Suherman, Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer ,…, h.256-257