Pengertian Pemahaman Konsep Pemahaman Konsep Matematika

kemampuan dalam menentukan konsep-konsep yang tepat untuk digunakan dalam menyelesaikan soal. Kata kerja operasional yang digunakan diantaranya adalah menjelaskan, menggambarkan, membedakan dan menginterpretasikan. c. Ekstrapolasi extrapolation yaitu kemampuan siswa dalam menerapkan konsep dalam perhitungan matematis, kemampuan untuk melihat kecenderungan atau arah atau kelanjutan dari suatu temuan, dan kemampuan menyimpulkan sesuatu yang telah diketahuinya. Kata kerja operasional yang digunakan diantaranya adalah menemukan, memperhitungkan dan menyimpulkan. Dalam mempelajari matematika, seseorang harus berpikir secara logis dan sistematis, karena hakikat matematika yaitu suatu ilmu pengetahuan yang abstrak, yang dapat dipandang sebagai menstrukturkan pola berpikir yang sistematis, kritis, logis, cermat dan konsisten. Oleh karenanya dalam menanamkan konsep matematika biasanya dimulai dari konsep yang lebih sederhana kepada konsep yang lebih rumit. Dalam matematika terdapat topik atau konsep prasyarat sebagai dasar untuk memahami topik atau konsep selanjutnya sehingga pemahaman konsep di awal itu sangat penting karena pemahaman konsep yang salah akan berakibat fatal dalam pengembangan selanjutnya. Ada beberapa tingkat penguasaan konsep dalam matematika, yaitu sebagai berikut: 37 a. Kemampuan mengucapkan konsep dengan tepat dan benar. Kemampuan ini termasuk kemampuan yang paling rendah, meliputi kemampuan menghafalkan suatu definisi, aksioma, teorema, dan sebagainya. b. Kemampuan menjelaskan konsep dengan kalimat dan kata-kata sendiri, Kemampuan ini menunjukkan pemahaman yang baik. Ungkapan ini mungkin kurang begitu tajam atau bahkan tidak begitu tepat, tetapi harus benar dan dapat memberikan gambaran yang cukup jelas. c. Kemampuan mengidentifikasi sesuatu yang diberikan apakah sesuai atau tidak dengan konsep tersebut dan juga kemampuan menggunakan atau tidak 37 Tim Penulis PEKERTI bidang MIPA, Hakikat Pembelajaran MIPA … h.8-9 menggunakan konsep pada tempat atau situasi yang benar dan mencari contoh- contohnya. d. Kemampuan menginterpretasikan suatu konsep, yaitu menunjukkan interpretasi konsep di lingkungan matematika, di luar matematika atau dalam kehidupan sehari-hari e. Kemampuan menerapkan konsep baik dalam bidang matematika ataupun di luar bidang matematika f. Kemampuan mengembangkan konsep, yaitu kemampuan untuk menggeneralisasi, pengembangan sifat dan perilaku konsep tersebut. g. Kemampuan berkomunikasi matematika yaitu kemampuan menyajikan pendapat atau hasil pemikiran matematika dengan tepat dan benar, dan kemampuan mengkomunikasikan matematika pada pengguna, sebagai kunci penerapan matematika. Untuk mengetahui apakah siswa telah mengetahui suatu konsep, paling tidak ada empat hal yang dapat diperbuatnya, yaitu: 38 a. Ia dapat menyebutkan nama contoh-contoh konsep bila dia melihatnya b. Ia dapat menyatakan ciri-ciri properties konsep tersebut c. Ia dapat memilih, membedakan antara contoh-contoh dan yang bukan contoh d. Ia mungkin lebih mampu memecahkan masalah yang berkenaan dengan konsep tersebut Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan, maka dalam penelitian ini pemahaman konsep yang digunakan adalah pemahaman yang dikemukakan oleh Bloom yaitu translation, interpretation dan extrapolation.

E. Hasil Penelitian yang Relevan

Adapun penelitian yang relevan diantaranya Nurfarida Fikrotushohihah 2010 Pengaruh Pembelajaran Terpadu Model Terkait Connected Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Penelitian Eksperimen Pada Siswa Kelas VII 38 Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran berdasarkan Pendekatan Sistem, Jakarta: Bumi Aksara, 2005, Cet.IV, h.166 SMP Negeri 13 Depok. Skripsi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Hasil penelitian, pada taraf signifikansi α = 5, menunjukkan bahwa rata-rata hasil belajar siswa yang menggunakan Pembelajaran Terpadu Model Terkait Connected lebih tinggi dari pada hasil belajar siswa yang menggunakan Pembelajaran Konvensional.

F. Kerangka Berpikir

Belajar merupakan salah satu bentuk kegiatan yang amat penting bagi kelangsungan hidup manusia. Dengan belajar kita dapat memperoleh sejumlah kecakapan baik dari segi kognitif, afektif, maupun psikomotorik. Belajar meliputi beberapa komponen yaitu siswa, guru dan kurikulum. Guru merupakan salah satu komponen yang sangat penting bagi berlangsungnya proses belajar mengajar. Guru harus mampu menjalankan fungsinya sebagai fasilitator yang memberikan fasilitas belajar kepada siswa dan harus mampu mendesain pembelajaran sebaik mungkin sehingga diperoleh hasil pembelajaran yang optimal. Akan tetapi, proses pembelajaran yang berlangsung saat ini pada umumnya masih menggunakan pembelajaran konvensional dimana pembelajaran masih berpusat pada guru, siswa diposisikan sebagai objek, siswa dianggap tidak tahu atau belum tahu apa-apa, sementara guru memposisikan diri sebagai yang mempunyai pengetahuan. Pembelajaran yang berlangsung kurang memberikan makna kepada siswa karena guru memberikan materi pelajaran dalam bentuk jadi, selain itu, materi yang dipelajari terkesan terpisah-pisah, guru kurang mampu mengaitkan dengan materi lain yang bisa menunjang pemahaman siswa. Siswa kurang diberi kesempatan untuk melakukan kegiatan secara langsung mencari pengetahuan sendiri, siswa hanya pasif menerima penjelasan guru dan menghafal rumus-rumus, akibatnya siswa kurang memahami konsep-konsep yang diajarkan oleh guru. Padahal proses belajar tidak sekadar menghafal konsep-konsep atau fakta-fakta belaka, tetapi merupakan kegiatan menghubungkan konsep-konsep untuk menghasilkan pemahaman yang utuh, sehingga konsep yang dipelajari akan dipahami secara baik dan tidak mudah dilupakan. Oleh karena itu, seorang guru