28
a Nilai sig. atau signifikan profitabilitas ditentukan sebesar 0,05,
apabila p 0,005 maka distribusi data normal. b
Nilai sig. atau signifikan profitabilitas ditentukan sebesar 0,05, apabila p 0,005 maka distribusi data tidak normal.
b. Uji Multikolineritas
Suatu model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antara variabel independen, untuk mengetahui apakah ada gejala
multikolineritas atau model regresi yakni dilakukan dengan melihat nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor VIP.
Ghozali 2006:92 mengatakan bahwa “nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolineritas adalah nilai
Tolerance 0,1 atau sama dengan nilai VIF 10 ”.
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik Scatter-Plot. Grafik Scatter-Plot menggunakan
dasar analisis sebagai berikut: Jika ada plot tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola
tertentu yang teratur
bergelombang, melebar
kemudian menyempit,
maka mengidentifikasi
telah terjadi
heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik-titik menyebar di atas
dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
29
3.9.2 Analisis deskriptif
Pada prinsipnya analisis ini digunakan untuk menguraikan kebutuhan akan pengaruh alokasi anggaran kesehatan, kemampuan pegawai, dan
kepuasan masyarakat terhadap Implementasi Program Pelayanan Kesehatan BPJS di Kota M edan.
3.9.3 Pengujian Hipotesa
Untuk mengetahui besarnya pengaruh alokasi anggaran kesehatan, kemampuan pegawai, dan kepuasan masyarakat terhadap Implementasi
Program Pelayanan Kesehatan BPJS di Kota M edan secara simultan maka akan digunakan:
1. Analisis regresi linear berganda
Analisis ini untuk mengetahui arah hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen apakah masing-masing variabel independen
berhubungan positif atau negatif dan untuk memprediksi nilai dari variabel dependen apabila nilai variabel independen mengalami kenaikan atau
penurunan. Persamaan regresi linear berganda sebagai berikut:
Y’ = a + b
1
X
1
+ b
2
X
2
+e Keterangan:
Y’ = program pelayanan kesehatan
X
1
= Kemampuan pegawai X
2
= Kepuasan masyarakat a
= Konstanta nilai Y’ apabila X
1
, X
2
…..X
n
= 0
30
b = Koefisien regresi nilai kenaikan atau penurunan
e = Kesalahan residual
2. Uji Signifikansi Simultan Uji F
M enurut Ghozali 2005:84 “Uji statistic F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen berpengaruh secara
simultan atau bersama-sama terhadap variabel dependen”. Uji ini dilakukan untuk membandingkan signifikansi F
hitung
dengan F
tabel
. Hipotesis:
H : b
1
= b
2
= b
3
= 0, artinya, Kemampuan Pegawai X
1
, dan Kepuasan M asyarakat X
2
, secara simultan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Implementasi Program Pelayanan Kesehatan Y pada masyarakat
yang menjadi perserta BPJS di Kota M edan. H
: b
1
= b
2
= b
3
0, artinya Kemampuan Pegawai X
1
, dan Kepuasan M asyarakat X
2
, secara simultan berpengaruh secara signifikan terhadap Implementasi Program Pelayanan Kesehatan Y pada pada masyarakat yang
menjadi perserta BPJS di Kota M edan. Dengan kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut:
H diterima apabila F
hitung
F
tabel
pada 7 = 5
H
a
diterima apabila F
hitung
F
tabel
pada 7 = 5
3. Uji Signifikansi Individual Uji t
Uji ini digunakan untuk mengetahui signifikansi pengaruh variabel independen secara parsialindividual terhadap variabel dependen, uji ini
dilakukan dengan membandingkan t
hitung
denagn t
tabel
.
31
H : b
1
= 0, artinya Kemampuan Pegawai X
1
, dan Kepuasan M asyarakat X
2
, secara parsial tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Implementasi Program Pelayanan Kesehatan Y pada masyarakat yang
menjadi persetra BPJS di Kota M edan. H
: b
1
0, artinya Kemampuan Pegawai X
1
, dan Kepuasan M asyarakat X
2
, secara parsial berpengaruh secara signifikan terhadap Implementasi Program Pelayanan Kesehatan Y pada masyarakat yang menjadi perserta
BPJS di Kota M edan. Dengan Kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut:
H diterima apabila t
hitung
t
tabel
pada 7 = 5
H
a
diterima apabila t
hitung
t
tabel
pada 7 = 5
4. Koefisien Determinan R
2
Koefisien determinan mengukur seberapa besar pengaruh keanggotaan variabel bebas memprediksi veriabel terikat.
32
BAB IV HAS IL PENELITIAN DAN PEMBAHAS AN
4.1 Gambaran Umum BPJS Kesehatan
BPJS merupakan badan hukum nirlaba. Berdasarkan Undang-undang Nomor 24 Tahun 2011, BPJS akan menggantikan sejumlah lembaga jaminan
sosial yang ada di Indonesia yaitu lembaga asuransi jaminan kesehatan PT Askes Indonesia menjadi BPJS Kesehatan dan lembaga jaminan sosial ketenaga kerjaan
PT Jamsostek menjadi BPJS Ketenagakerjaan. Transformasi PT Askes dan PT Jamsostek menjadi BPJS dilakukan secara bertahap. Pada awal 2014, PT Askes
akan menjadi BPJS Kesehatan, selanjutnya pada 2015 giliran PT Jamsostek menjadi BPJS Ketenagakerjaan.
Jaminan Kesehatan Nasional melalui BPJS Kesehatan M enurut buku pegangan sosialisasi JKN dalam Sistem Jaminan Sosial Nasional SJ SN ,
asuransi sosial adalah mekanisme pengumpulan iuran bersifat wajib bagi peserta, guna memberikan perlindungan kepada peserta atas resiko sosial ekonomi yang
menimpa mereka dan atau anggota keluarganya UU SJSN No 40 Tahun 2004. Sementara itu SJSN adalah tata cara penyelenggaraan program jaminan Sosial
oleh BPJS kesehatan dan BPJS ketenagakerjaan. Jaminan Kesehatan Nasional JKN yang dikembangkan di Indonesia merupakan bagian dari sistem SJSN.
SJSN ini diselenggarakan melalui mekanisme asuransi kesehatan sosial yang bersifat wajib berdasarkan UU No 40 Tahun 2004 tentang SJSN. Tujuannya agar
semua penduduk Indonesia terlindungi dalam sistem asuransi, sehingga mereka dapat memenuhi kebutuhan dasar kesehatan yang layak. 6 Kementerian Kesehatan
33
RI. 2014. Prinsip-prinsip yang harus diperhatikan dalam penerapan program Jaminan
Kesehatan Nasional
adalah sebagai
berikut7 :
1 Prinsip
kegotongroyongan; artinya peserta mampu membantu peserta yang kurang mampu dan peserta yang sehat membantu peserta yang sakit. Hal ini karena
kepesertaan bersifat wajib bagi seluruh penduduk tanpa pengecualian. 2 Prinsip Nirlaba; artinya pengelolaan dana BPJS adalah nirlaba bukan untuk mencari laba.
3 Prinsip keterbukaan, kehati-hatian, akuntabilitas, efisiensi dan efektivitas. 4 Prinsip portabilitas; dimaksud untuk memberikan jaminan yang berkelanjutan
kepada peserta sekalipun mereka berpindah pekerjaan atau tempat tinggal dalam wilayah NKRI 5 Prinsip kepesertaan bersifat wajib; artinya wajib bagi seluruh
rakyat Indonesia menjadi peserta JKNBPJS.
Visi BPJS Kesehatan
CAKUPAN SEM ESTA 2019 Paling lambat 1 Januari 2019, seluruh penduduk Indonesia memiliki
jaminan kesehatan nasional untuk memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatannya yang
diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan yang handal, unggul dan terpercaya.
Misi BPJS Kesehatan
1. M embangun kemitraan strategis dengan berbagai lembaga dan
mendorong partisipasi masyarakat dalam perluasan kepesertaan Jaminan Kesehatan Nasional JKN.
34
2. M enjalankan dan memantapkan sistem jaminan pelayanan kesehatan yang
efektif, efisien dan bermutu kepada peserta melalui kemitraan yang optimal dengan fasilitas kesehatan.
3. M engoptimalkan pengelolaan dana program jaminan sosial dan dana BPJS
Kesehatan secara efektif, efisien, transparan dan akuntabel untuk mendukung kesinambungan program.
4. M embangun BPJS Kesehatan yang efektif berlandaskan prinsip-prinsip
tata kelola organisasi yang baik dan meningkatkan kompetensi pegawai untuk mencapai kinerja unggul.
5. M engimplementasikan dan mengembangkan sistem perencanaan dan
evaluasi, kajian, manajemen mutu dan manajemen risiko atas seluruh operasionalisasi BPJS Kesehatan.
6. M engembangkan dan memantapkan teknologi informasi dan komunikasi
untuk mendukung operasionalisasi BPJS Kesehatan.
4.2 Hasil Penelitian