Masa ini ditandai dengan berkembangnya kemampuan berpikir yang baru. Teman sebaya masih memiliki peran yang penting, namun
individu sudah lebih mampu mengarahkan diri sendiri
self-directed
. Pada masa ini remaja mulai mengembangkan kematangan tingkah laku,
belajar mengendalikan impulsivitas dan membuat keputusan-keputusan awal yang berkaitan dengan tujuan vokasional yang ingin dicapai.
Selain itu penerimaan dari lawan jenis menjadi penting bagi individu. 3.
Masa remaja akhir 19-22 tahun Masa ini ditandai oleh persiapan akhir untuk memasuki peran-peran
orang dewasa. Selama periode ini remaja berusaha memantapkan tujuan vokasional dan mengembangkan
sense of personal identity
. Keinginan yang kuat untuk menjadi matang dan diterima dalam kelompok sebaya
dan orang dewasa, juga menjadi ciri dalam tahap ini.
2.8. Perkembangan Seksual Masa Remaja
Perkembangan seksual pada masa remaja dipengaruhi oleh hormon seks, baik pada laki-laki, maupun wanita, seperti testoteron dan estrogen.
Perkembangan seksual yang terjadi pada masa remaja mengakibatkan suatu perubahan dalam perkembangan sosial remaja Monks Knoers, 1999.
Perubahan dari perkembangan yang terjadi pada masa remaja dipengaruhi oleh hormon-hormon seksual. Hormon-hormon ini berpengaruh terhadap
dorongan seksual seseorang. Dengan adanya perubahan hormononal pada remaja, baik pria maupun wanita, dapat meningkatkan dorongan seksual yang bisa
muncul dalam bentuk ketertarikan dengan lawan jenisnya, keinginan untuk mendapatkan kepuasan seksual, dan sebagainya. Mereka akan melakukan
berbagai tingkah laku tertentu, misalnya pacaran dan juga mulai timbul minat dalam keintiman secara fisik Daccy Kenny, 1997.
Perubahan dari perkembangan yang terjadi pada masa remaja dipengaruhi oleh hormon-hormon seksual. Hormon-hormon ini berpengaruh terhadap
dorongan seksual seseorang. Dengan adanya perubahan hormononal pada remaja, baik pria maupun wanita, dapat meningkatkan dorongan seksual.
2.9. Kerangka Konsep Penelitian
Keterangan : Penelitian ini bermaksud untuk menggambarkan perilaku remaja yang
mengakses media sosial dan kaitannya dengan perilaku seksual remaja. Dari
Faktor-faktor Predisposisi :
- Intensitas
- Alamat Situs
- Jenis Media
- Umur
- Jenis Kelamin
Perilaku seksual Pada Remaja
Faktor Pendukung :
- Media massa
cetak dan elektronik
- InternetMedia
Sosial
skema diatas dapat dilihat berdasarkan teori Lawrence Green bahwa faktor-faktor yang memengaruhi perilaku disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor-faktor
predisposisi yaitu pengetahuan, sikap, umur, jenis kelamin, pendidikan remaja dan faktor pendukung yaitu sumber informasi yang diperoleh melalui media massa
seperti media cetak dan elektronik. Selanjutnya kedua faktor tersebut akan memengaruhi kebiasaan mereka menggunakan media sosial.
34
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian survei yang bersifat deskriptif dengan metode kuantitatif, yang menggambarkan tentang pengaruh penggunaan
media sosial terhadap perilaku seksual pada pelajar SMA Raksana Medan tahun 2014.
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
3.2.1. Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di SMA Raksana, Medan
, Kecamatan Medan Petisah. Alasan penulis memilih lokasi tersebut karena :
1. Dari hasil survei pendahuluan diketahui sekitar 99 siswa SMA
Raksana Medan pernah mengakses media sosial. 2.
Dari hasil survei pendahuluan diketahui peraturan sekolah mengijinkan siswa untuk membawa
handphone
dan
gadget
ke dalam lingkungan sekolah.
3.2.2. Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan dari bulan Oktober 2013 sampai Juli 2014.
3.3. Populasi dan Sampel
3.3.1. Populasi