2.3 Panen Kelapa Sawit
Kelapa sawit biasanya mulai berbuah pada umur 3 – 4 tahun dan buahnya menjadi masak 5 – 6 bulan setelah penyerbukan. Proses pemasakan buah kelapa sawit dapat dilihat dari perubahan
warna kulit buahnya, dari hijau pada buah muda menjadi merah jingga waktu buah telah masak. Pada saat itu kandungan minyak pada daging buahnya telah maksimal. Jika terlalu matang,
buah kelapa sawit akan lepas dari tangkai tandannya. Hal ini disebut dengan istilah membrondolTim Penulis. 1997.
Produktivitas tanaman kelapa sawit meningkat mulai umur 3 – 14 tahun dan akan menurun kembali setelah umur 15 – 25 tahun. Setiap pohon sawit dapat menghasilkan 10 – 15
TBS per tahun dengan berat 3 – 40 kgtandan tergantung umur tanaman. Dalam satu tandan, terdapat 1000 – 3000 brondolan dengan berat berkisar 10 – 20 gbrondolan .
Panen pada tanaman kelapa sawit meliputi pekerjaan memotong tandan buah masak, memungut brondolan dan sistem pengangkutannya dari pohon ke Tempat Pengumpulan Hasil
TPH serta ke pabrik. Tujuan panen kelapa sawit adalah memperoleh produksi yang baik dengan rendemen minyak yang tinggi Pahan,I. 2010.
2.4 Kriteria Matang Panen
Merupakan indikasi yang dapat membantu pemanen agar memotong buah pada saat yang tepat. Kriteria umum untuk tandan buah yang dapat dipanen yaitu berdasarkan jumlah brondolan
yang jatuh : a.
Tanaman dengan umur kurang dari 10 tahun, jumlah brondolan yang jatuh kurang lebih 10 butir.
b. Tanaman dengan umur lebih dari 10 tahun, jumlah brondolan yang jatuh sekitar 15
– 20 butir. Secara praktis digunakan aturan umum yaitu setiap 1 kg TBS terdapat dua brondolan yang
jatuh.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
2.4.1 Cara Panen
Cara pemanenan buah sangat mempengaruhi jumlah dan mutu minyak yang dihasilkan. Panen yang tepat mempunyai sasaran untuk mencapai kandungan minyak yang paling maksimal.
Pemanenan pada keadaaan buah lewat matang akan meningkatkan Asam Lemak Bebas atau Free Fatty Acid ALB atau FFA. Hal ini tentu akan banyak merugikan sebab pada buah yang
terlalu masak sebagian kandungan minyaknya berubah menjadi ALB sehingga akan menurunkan mutu minyak. Selain itu, buah yang terlalu masak lebih muda terserang hama dan
penyakit. Sebaliknya, pemanenan pada buah yang mentah akan menurunkan kandungan minyak, walaupun ALB-nya rendah.
Berdasarkan tinggi tanaman, ada tiga cara panen yang dilakukan oleh perkebunan kelapa sawit di Indonesia,
a. Tanaman yang tingginya 2 – 5 m digunakan cara panen jongkok dengan alat
dodos. b.
Tanaman dengan ketinggian 5 – 10 m dipanen dengan cara berdiri menggunakan alat kapak siam.
c. Tanaman dengan tinggi di atas 10 m dipanen dengan cara egrek yaitu alat arit
bergagang panjang.
2.4.2 Fraksi TBS dan mutu panen
Komposisi fraksi tandan yang biasanya ditentukan di pabrik sangat dipengaruhi perlakuan sejak awal panen di lapangan. Faktor penting yang cukup berpengaruh adalah kematangan buah yang
dipanen dan cepat tidaknya pengangkutan buah ke pabrik. Apabila pemanenan dilakukan dalam keadaan lewat matang, maka minyak yang dihasilkan mengandung ALB dalam prosentase
tinggi lebih dari 5. Sebaliknya, jika dilakukan dalam keadaan buah belum matang, maka selain kadar ALB-nya rendah, rendemen minyak yang diperoleh juga rendah. Tim Penulis,
1997.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan hal tersebut diatas, dikenal ada beberapa tingkatan atau fraksi dari TBS yang dipanen. Fraksi – fraksi TBS tersebut sangat mempengaruhi mutu panen, termasuk juga
kualitas minyak sawit yang dihasilkan. Dikenal ada lima fraksi TBS. Berdasarkan fraksi TBS tersebut, derajat kematangan yang baik adalah jika tandan – tandan yang dipanen berada pada
fraksi 1, 2, dan 3 yang dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 2.2. Standar Kematangan Tandan Buah Segar TBS
NoFraksiBuah Sifat-sifat Fraksi Persyaratan Jumlah Brondolan
1 Fraksi 00 F-00 Sangat mentah 0,0 Tidak ada 2 Fraksi 0 F-0 Mentah Maks 3,0 1-12,5 buah luar
3 Fraksi 1 F-1 Kurang matang F1 + F2 + F3 12,5-25buah luar 4 Fraksi 2 F-2 Matang I Min 85 25-50 buah luar
5 Fraksi 3 F-3 Matang II 50-75 buah luar 6 Fraksi 4 F-4 Lewat matang 3,00 75-100 buah luar
7 Fraksi 5 F-5 Terlalu matang Maks 2,0 Buah dalam ikut membrondol
8 Brondolan Maks 9,5 9 Tandan Kosong 0,0
10 Panjang tangkai TBS Maks 2,5cm
Selain itu, tandan buah segar hasil pemanenan harus segera di angkut ke pabrik untuk diolah lebih lanjut. Pada buah yang tidak segera diolah, maka kandungan ALB-nya semakin
meningkat. Untuk menghindari hal tersebut, maksimal 8 jam setelah panen, TBS sebaiknya harus segera diolah.
Pembentukan minyak dalam buah sawit dimulai pada daging buah sesudah 100 hari setelah penyerbukan, dan berhenti setelah 180 hari atau setelah dalam buah minyak sudah
jenuh. Jika dalam buah tidak terjadi lagi pembentukan minyak, Pembentukan minyak berakhir jika dari tandan yang bersangkutan telah terdapat buah membrondol normal tiap 1 kg tandan
terdapat 2 brondolan yang jatuh. Minyak yang terbentuk dalam daging buah terbentuk emulsi pada kantong – kantong
minyak, dan agar minyak tidak keluar dari buah, maka buah membentuk malam yaitu ester asam lemak dengan alkohol yang mempunyai berat molekul tinggi. Asam lemaknya adalah
palmitat, stearat, dan oleat yang tebal dan berkilat Naibaho,P.M, 1998.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
2.5 Proses Pengolahan Minyak Kelapa Sawit
Proses pengolahan TBS menjadi minyak dapat dilakukan dengan cara yang sederhana dan dapat pula dengan teknologi tinggi yang sudah biasa digunakan oleh perkebunan-
perkebunan besar yang menghasilkan minyak sawit mentah atau CPO Crude Palm Oil dengan kualitas eksport. Adapun tahapan proses pengolahan minyak kelapa sawit adalah sebagai
berikut :
2.5.1. Stasiun Penerimaan Buah Fruit Reception
Tandan Buah Segar hasil pemanenan harus segera diangkut ke pabrik untuk diolah lebih lanjut. Pada buah yang tidak segera diolah, maka kandungannya ALB-nya semakin meningkat.
Untuk menghindari hal tersebut maksimal 8 jam setelah panen, TBS harus segera diolah. Pemilihan alat angkut yang tepat dapat dapat membantu mengatasi kerusakan buah selama
pengankutan. Alat angkut yang digunakan adalah truk. Setelah TBS sampai di pabrik, segera dilakukan penimbangan yang bertujuan untuk mendapatkan angka-angka yang berkaitan
dengan produksi, pembayaran upah pekerja dan penghitungan rendemen minyak sawit. Setelah penimbangan maka selanjutnya TBS disortasi terlebih dahulu, lalu kemudian
dibongkar di Loading Ramp dengan cara menuangkan langsung dari truk. Loading Ramp berfungsi untuk menampung TBS dari kebun, memisahkan kotoran berupa pasir, kerikil dan
sampah yang terikut dalam TBS. Loading Ramp dibuat miring untuk memudahkan pengisian TBS ke pegisian lori perebusan.
2.5.2. Stasiun Perebusan Sterilizer
Buah beserta lori kemudian dimasukkan atau direbus dalam suatu tempat perebusan sterilizer atau ketel rebus. Sterilizer yang banyak digunakan umumnya yaitu bejana tekan
horizontal yang biasa menampung 10 lori perunit 25-27 ton TBS. Dalam proses perebusan, TBS dipanaskan dengan uap pada temperature 135 ºC dan tekanan 2,0-2,8 kgcm² selama 80-90
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
menit. Proses perebusan dilakukan secara bertahap dalam system tiga puncak triple peak tekanan agar diperoleh hasil yang optimal. Proses perebusan tandan buah segar menentukan
kualitas pengolahan pabrik kelapa sawit. Perebusan yang terlalu lama dapat menurunkan kadar minyak dan pemucatan kernel. Sebaliknya, perebusan dalam waktu yang terlalu pendek
menyebabkan semakin banyak buah yang tidak rontok dari tandannya. Tujuan perebusan adalah :
a. Merusak enzim lipase yang menstimulir pembentukan ALB . b. Mempermudah pelepasan buah dari tandan dan inti dari cangkang .
c. Memperlunak daging buah sehungga memudahkan pada saat prosespenebahan. d. Uuntuk mengkoagulasikan mengendapkan protein sehingga memudahkan
pemisahan minyak .
2.5.3. Stasiun Penebahan Threshing Station
TBS berikut lori yang telah direbus dikirim kebagian pemipilan dan dituangkan kealat pemipil thresher dengan bantuan Hoisting Crane atau Transfer Carriage.Proses pemipilan
terjadi akibat adanya tromol berputar pada sumbu mendatar yang membawa TBS tersebut dan menyebabkan brondolan lepas dari tandannya. Pada bagian dalam pemipil, dipasang batang-
batang besi perantara sehingga membentuk kisi-kisi yang memungkinkan brondolan keluar dari pemipil. Brondolan yang keluar dari bagian bawah pemipil ditampung oleh sebuah conveyor
lalu diangkat dengan fruit elevator untuk dikirim kebagian digesting dan pressing. Pada proses penebahan hal ini terjadi akibat buah yang masuk ke dalam rotary drum terlalu banyak,
sehingga bantingan kurang dari 6 kali janjangan sudah keluar ke empty bunch conveyor.
2.5.4. Stasiun Kempa Pressing Station
Berfungsi untuk memeras minyak dari daging buah dari biji dan pada waktu yang bersamaan memecahkan sebanyak mungkin sel-sel minyak. Pemecahan sel-sel minyak ini
dapat disempurnakan atau dipercepat dengan memberikan panas selama proses pada temperatur 90
C – 95 C.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
a. Digester Digester adalah untuk melumatkan brondolan sehingga daging buah terpisah dari biji
serta memudahkan pengeluaran minyak pada tahap pengepressan. Digester merupakan alat berbentuk silinder vertikal dengan diameter 1.200 mm dan tinggi 2.800 – 3.000 mm dengan
volume 3.200 L. Alat digester ini dilengkapi dengan 4 pisau pengaduk dan 1 set pisau pelempar dengan kecepatan putaran 25 rpm dan berputar berlawanan arah. Untuk memudahkan proses
pelumatan diperlukan panas 90-95 ºC dengan tekanan pada digester 20 barr.
b. Screw Press Berfungsi untuk mengepres buah yang sudah diaduk dari digester dengan tekanan
hydrolik 45 – 50 kgcm2, sehingga minyak kasar keluar dari daging buah. Oleh tekanan 2 buah screw press yang berputar berlawanan arah di dalam sebuah silinder. Minyak keluar melalui
saringan dan ditampung di Bak Row Oil. Sedangkan serabut dan biji diangkat oleh Cake Breaker Conveyer CBC menuju ke pemisah biji dan serabut depricarper. Selama proses
pengempaan berlangsung ditambahkan air panas kedalam screw press. Hal ini bertujuan untuk pengenceran sehingga massa bubur buah yang dikempa tidak terlalu rapat. Jumlah penambahan
air berkisar 10-15 dari berat TBS yang diolah dengan temperature air sekitar 90
o
C -95 ºC.
2.5.5. Stasiun Pemurnian Minyak Clarification Station
Proses ini bertujuan untuk memperoleh minyak sebanyak-banyaknya dan menghasilkan CPO dengan kadar asam lemak bebas, kadar air, dan kadar kotoran yang sesuai standard.
Dalam proses pemurnian minyak ini digunakan mesin-mesin sebagai berikut :
1. Sand Trap Tank Sand Trap Tank berfungsi untuk mengurangi jumlah pasir dalam minyak yang akan
dialirkan keayakan, dengan maksud agar ayakan terhindar dari gesekan pasir kasar yang dapat menyebabkan keausan ayakan. Alat ini bekerja berdasarkan grafitasi yaitu mengendapkan
padatan. Sand trap tank berbentuk silinder yang dapat bekerja berdasarkan berat jenis antara air
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
dengan minyak dimana berat jenis air lebih tinggi dari minyak sehingga dengan mudah minyak yang berada diatas air mengalir masuk kesaringan bergetar. Pada sand trap tank suhu minyak
kasar berkisar 90 C - 95
2. Saringan Bergetar Vibrating Screen C.
Berfungsi untuk memisahkan benda – benda padat yang terikut dalam minyak kasar. Saringan terdiri dari 2 tingkat dengan luas permukaan masing-masing 2 m2 . Tingkat atas
memakai kawat saringan 30 mesh dan bagian bawah 40 mesh. Untuk mempermudah proses pemisahan minyak pada saringan getar, maka pada waktu paenyaringan massa minyak
diencerkan dengan air panas yang bersuhu ± 90 3. Crude Oil Tank COT
C
Crude Oil Tank merupakan tangki penampung minyak kasar untuk selanjutnya dikirim ke Continious Setling Tank CST untuk proses pemurnian di stasiun minyakan. Crude Oil
Tank berfungsi untuk mengendapkan partikel-partikel yang tidak larut dan lolos dari ayakan getar. Minyak bersih berada pada lapisan atas dipompakan menuju CST sedangkan kotoran
minyak dialirkan ke parit untuk dikutip di fat fit. Untuk menjaga agar suhu cairan tetap diberikan penambahan panas dengan menginjeksikan uap.
4. Continius Settling Tank CST Berfungsi untuk memisahkan minyak mentah dari sludge air dan lumpur dengan cara
pengendapan. Pemisahan sludge terjadi terjadi antara dua fase yaitu fase ringan dan fase berat. Dimana, fase berat akan bergerak ke bawah tank sedangkan fase ringan akan bergerak menuju
ke atas. Dalam pemisahan ini kekentalan cairan dan suhu sangat mempengaruhi proses ini, sebab pengenceran dan pemanasan merupakan faktor penentu keberhasilan pemisahan dan
pemurnian minyak di klarifikasi. Suhu cairan dalam tanki harus dipertahankan antara 90 C -
95 5. Oil Tank
C sehingga viskositas minyak dapat terjaga.
Minyak yang berada dilapisan atas crude oil tank dipompakan ke oil tank untuk diendapkan. Proses pengedapan inu dapat berlangsung sempurna apabila suhu minyak dapat
dipertahankan pada suhu 90 C. Pada suhu ini kekentalan minyak lebih rendah sehingga fraksi-
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
fraksi yang berat jenisnya lebih berat akan mengendap di bagian bawah tanki. Campuran minyak yang terdapat dalam oil tank terdiri dari tiga lapisan yaitu, lapisan minyak, lapisan
sludge dan lapisan lumpur. 6. Sludge Separator
Tujuan dari proses ini adalah untuk memisahkan minyak dari air dan kotoran, dengan kata lain memisahkan minyak dari fraksi yang berat jenisnya 1. Fraksi ringan dikembalikan ke
oil settling tank. Temperatur minyak dalam sludge separator dipertahankan pada suhu diatas 90
7. Oil Purifier C , yang dapat dibantu dengan pemberian uap panas. Cairan yang telah dibebaskan dari
pasir-pasir halus dipompakan lagi ke oil settling tank. Keberhasilan pemakaian sludge separator sangat menetukan terhadap persentase kehilangan minyak.
Alat ini sering disebut sebagai oil centrifuge, yang berfungsi memurnikan minyak dari kotoran-kotoran. Di dalam oil purifier minyak dipisahkan dengan gaya sentrifugal dan prinsip
perbedaan berat jenis. Akibat gaya sentrifugal yang terjadi maka minyak yang mempunyai berat jenis lebih kecil bergerak kearah poros sedangkan kotoran dan air yang berat jenisnya
lebih besar terdorong ke arah dinding. Minyak hasil proses sentrifusi yang baik, kadar air berkisar antara 0,30 - 0,40 dan kadar kotoran 0,01 - 0,13. Minyak murni dari oil
purifier dialirkan ke vacuum dryer untuk dimurnikan kembali sebelum dimasukkan ke tanki penimbunan. Suhu minyak di oil purifier harus dipertahankan pada suhu 90
C - 95 8. Pengering Minyak Vacuum Dryer
C.
Minyak yang keluar dari oil purifier masih mengandung air, maka perlu dikurangi hingga batas maksimum yang didasarkan pada mutu standar. Alat ini terdiri dari tabung yang
berdiri tegak yang dihubungkan dengan steam injector atau vacuum pump untuk menurunkan tekanan dalam minyak hingga 50 torr. Pengeringan minyak dengan alat ini dilakukan dengan
cara kehampaan udara yang bergantung dari kemampuan steam injector atau pompa vacuum, juga dipengaruhi fluktuasi debit minyak masuk. Vacuum dryer dikatakan baik bila suhu diatas
90°C. Setelah dilakukan pemurnian dan pengeringan minyak, selanjutnya minyak dipompakan ke dalam tanki timbun storage tank.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
2.5.6. Stasiun Penimbunan Minyak Kelapa Sawit
Penyimpanan dan penanganan selama transportasi minyak sawit yang kurang baik dapat mengakibatkan terjadinya kontaminasi baik oleh logam maupun bahan lain sehingga akan
menurunkan kualitas minyak sawit. Pengawasan mutu minyak selama penyimpanan, transpotasi, dan penimbunan perlu
dilakukan dengan ketat untuk mencegah terjadinya penurunan mutu minyak sawit. Salah satu cara yang dapat ditempuh adalah dengan membuat standarisasi prosedur
penyimpanan, transportasi darat, dan penimbunan minyak sawit. Standarisasi ini bertujuan untuk mencegah kontaminasi dan punurunan kualitas minyak sawit. Minyak produksi sebelum
diangkut ketempat konsumen ditimbun dalam tangki timbun storage tank. Untuk mencegah terjadinya kristalisasi minyak sawit serta untuk menyeragamkan minyak pada waktu
pengiriman, tangki penyimpanan perlu dilengkapi dengan pemanas. Pemanasan dapat dilakukan dengan uap tekan 1,5-3 kgcm² yang dialirkan kedalam pipa pemanas yang terbuat
dari baja lunak be rdiameter 2˝ dengan ketinggian ½ feet dari dasar tangki. Suhu minyak pada
waktu pemuatan ke dalam tangki angkut adalah 50 C - 55
2.6 Komposisi Minyak Kelapa Sawit
C. Tangki penimbunan minyak sawit memiliki kapasitas antara 500-3000 ton. Selama penyimpanan atau penimbunan minyak
sawit dapat terjadi kerusakan mutu minyak, baik peningkatan ALB, kadar air, ataupun kadar kotoran Tambunan,R. 2006.
Kelapa sawit mengandung ± 80 perikarp lapisan serat daging dan 20 buah yang dilapisi kulit yang tipis, minyak dalam perikarp sekitar 34 – 40. Minyak kelapa sawit adalah lemak
semi padat yang mempunyai komposisi yang tetap. Titik lebur minyak sawit tergantung pada kadar trigliseridanya. Minyak sawit terdiri atas berbagai trigliserida dengan rantai asam lemak
yang berbeda – beda. Panjang rantai adalah antara 14 – 20 atom karbon. Sehingga sifat minyak sawit
ditentukan oleh perbandingan dan komposisi trigliserida tersebut. Jumlah asam lemak jenuh
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
dan asam lemak tak jenuh dalam minyak sawit hampir sama. Komponen utama adalah asam palmitat dan oleat Mangoensoekardjo,S. 2003.
2.7 Manfaat Kelapa Sawit dan Produknya