Latar Belakang Kesimpulan Dan Saran 35

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kelapa sawit Elaeis guineensis Jacq merupakan salah satu tanaman perkebunan di Indonesia yang memiliki masa depan yang cukup cerah. Perkebunan kelapa sawit semula berkembang di daerah Sumatera Utara dan Nanggero Aceh Darussalam. Namun, sekarang telah berkembang ke berbagai daerah, seperti Riau, jambi, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Bengkulu, Lampung, Jawa Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Sulawesi, Maluku, dan Papua Sunarko, 2007. Indonesia memiliki berbagai kekayaan alam yang berpotensi untuk dikembangkan menjadi berbagai bahan pangan fungsional. Kelapa sawit merupakan tanaman yang dapat tumbuh baik di daerah beriklim tropis dengan curah hujan 2000 mmtahun dan kisaran suhu 22 - 32 ºC. saat ini 5,5 juta Ha lahan perkebunan kelapa sawit di Indonesia telah memproduksi minyak sawit mentah CPO dengan kapasitas minimal 16 juta ton per tahun dan merupakan produsen minyak sawit terbesar kedua di dunia setelah Malaysia. Risza.S, 1994. Pabrik kelapa sawit Kebun Sei Silau merupakan pabrik yang mengolah dari Tandan Buah Segar TBS sampai menjadi minyak sawit mentah CPO. Agar diperoleh minyak sawit yang bermutu baik, maka minyak sawit kasar tersebut harus mengalami pengolahan lebih lanjut Adapun proses pengolahan kelapa sawit tersebut berlangsung cukup panjang dan memerlukan pengontrolan yang cermat, yaitu dimulai dari pengangkutan TBS ke pabrik, penerimaan buah, perebusan, penebahan, pengepressan, pemurnian sampai di hasilkan minyak sawit mentah dan hasil sampingannya. Setelah melalui proses tersebut, minyak sawit mentah CPO disimpan didalam tangki- tangki penampungan tangki timbun dan siap dipasarkan untuk mengalami proses pengolahan lebih lanjut sampai dihasilkan minyak murni dan hasil olahan lainnya. Minyak sawit mentah Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara pada tangki timbun storage tank sebelum diolah pada proses selanjutnya harus dianalisa terlebih dahulu kadar asam lemak bebas, kadar air dan kadar kotorannya. Asam lemak bebas terbentuk karena adanya kegiatan enzim lipase yang terkandung di dalam buah dan berfungsi memecah lemakminyak menjadi asam lemak dan gliserol. Kerja enzim tersebut akan semakin aktif bila struktur sel buah matang mengalami kerusakan. Air dalam minyak hanya dalam jumlah kecil. Hal ini dapat terjadi karena proses alami sewaktu pembuatan dan akibat perlakuan di pabrik Tim Penulis, 1997 . Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan produktivitas dapat dikelompokkan dalam 3 faktor, yakni faktor lingkungan, faktor bahan tanaman, faktor jaringan kultur teknis. Ketiga faktor tersebut saling terkait dan saling memepengaruhi satu sama lain dalam menunjang pertumbuhan dan produksi kelapa sawit Dengan adanya faktor tersebut maka akan dihasilkan potensi minyak kelapa sawit yang bagus dan rendemen minyak sawit dan inti sawit yang sesuai dengan yang diinginkan, yaitu untuk kadar minyak sawit rata-rata 20-23 sedangkan untuk rendemen inti sawit rata-rata 5- 7.Risza.S, 1994. Panen dan pengolahan hasil merupakan rangkaian terakhir dari kegiatan budidaya kelapa sawit. Kegiatan ini memerlukan teknik tersendiri untuk mendapatkan hasil yang berkualitas. Hasil panen utama dari tanaman kelapa sawit adalah buah kelapa sawit, sedangkan hasil pengolahan buah adalah minyak sawit. Pelaksanaan pemanenan tidak sembarang. Perlu memperhatikan beberapa kriteria tertentu sebab tujuan panen kelapa sawit adalah untuk mendapatkan kadar minyak yang tinggi dengan kualitas minyak yang baik. Komposisi fraksi tandan biasanya ditentukan di pabrik sangat dipengaruhi perlakuan sejak awal panen. Faktor penting yang cukup berpengaruh adalah kematangan buah dan tingkat kecepatan pengangkutan buah ke pabrik. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Metode yang dilakukan untuk mengetahui kandungan minyak dari kelapa sawit untuk di pasarkan adalah dengan menggunakan metode ekstraksi. Metode ekstraksi yang dilakukan pada proses ini adalah metode ekstraksi dengan menggunakan pelarut. Adapun pelarut yang digunakan adalah n-heksan. Proses ekstraksi berlangsung 4-5 jam dan diperkirakan seluruh pelarut sudah habis menguap barulah dapat di tentukan seberapa besar persen potensi minyak dan dapat diketahui juga seberapa besar rendemen minyak. Ekstraksi minyak dengan pelarut n- heksan, menghasilkan minyak kasar yang cenderung sama dengan minyak hasil screw pressing Ketaren,S. 1986. Maka dalam hal ini saya tertarik untuk memilih judul Pengaruh Fraksi Tandan Buah Segar Kelapa Sawit Terhadap Kadar Minyak yang dihasilakan di PTP. Nusantara III PKS Sei Silau - Asahan .

1.2 Permasalahan