2.4.1 Cara Panen
Cara pemanenan buah sangat mempengaruhi jumlah dan mutu minyak yang dihasilkan. Panen yang tepat mempunyai sasaran untuk mencapai kandungan minyak yang paling maksimal.
Pemanenan pada keadaaan buah lewat matang akan meningkatkan Asam Lemak Bebas atau Free Fatty Acid ALB atau FFA. Hal ini tentu akan banyak merugikan sebab pada buah yang
terlalu masak sebagian kandungan minyaknya berubah menjadi ALB sehingga akan menurunkan mutu minyak. Selain itu, buah yang terlalu masak lebih muda terserang hama dan
penyakit. Sebaliknya, pemanenan pada buah yang mentah akan menurunkan kandungan minyak, walaupun ALB-nya rendah.
Berdasarkan tinggi tanaman, ada tiga cara panen yang dilakukan oleh perkebunan kelapa sawit di Indonesia,
a. Tanaman yang tingginya 2 – 5 m digunakan cara panen jongkok dengan alat
dodos. b.
Tanaman dengan ketinggian 5 – 10 m dipanen dengan cara berdiri menggunakan alat kapak siam.
c. Tanaman dengan tinggi di atas 10 m dipanen dengan cara egrek yaitu alat arit
bergagang panjang.
2.4.2 Fraksi TBS dan mutu panen
Komposisi fraksi tandan yang biasanya ditentukan di pabrik sangat dipengaruhi perlakuan sejak awal panen di lapangan. Faktor penting yang cukup berpengaruh adalah kematangan buah yang
dipanen dan cepat tidaknya pengangkutan buah ke pabrik. Apabila pemanenan dilakukan dalam keadaan lewat matang, maka minyak yang dihasilkan mengandung ALB dalam prosentase
tinggi lebih dari 5. Sebaliknya, jika dilakukan dalam keadaan buah belum matang, maka selain kadar ALB-nya rendah, rendemen minyak yang diperoleh juga rendah. Tim Penulis,
1997.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan hal tersebut diatas, dikenal ada beberapa tingkatan atau fraksi dari TBS yang dipanen. Fraksi – fraksi TBS tersebut sangat mempengaruhi mutu panen, termasuk juga
kualitas minyak sawit yang dihasilkan. Dikenal ada lima fraksi TBS. Berdasarkan fraksi TBS tersebut, derajat kematangan yang baik adalah jika tandan – tandan yang dipanen berada pada
fraksi 1, 2, dan 3 yang dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 2.2. Standar Kematangan Tandan Buah Segar TBS
NoFraksiBuah Sifat-sifat Fraksi Persyaratan Jumlah Brondolan
1 Fraksi 00 F-00 Sangat mentah 0,0 Tidak ada 2 Fraksi 0 F-0 Mentah Maks 3,0 1-12,5 buah luar
3 Fraksi 1 F-1 Kurang matang F1 + F2 + F3 12,5-25buah luar 4 Fraksi 2 F-2 Matang I Min 85 25-50 buah luar
5 Fraksi 3 F-3 Matang II 50-75 buah luar 6 Fraksi 4 F-4 Lewat matang 3,00 75-100 buah luar
7 Fraksi 5 F-5 Terlalu matang Maks 2,0 Buah dalam ikut membrondol
8 Brondolan Maks 9,5 9 Tandan Kosong 0,0
10 Panjang tangkai TBS Maks 2,5cm
Selain itu, tandan buah segar hasil pemanenan harus segera di angkut ke pabrik untuk diolah lebih lanjut. Pada buah yang tidak segera diolah, maka kandungan ALB-nya semakin
meningkat. Untuk menghindari hal tersebut, maksimal 8 jam setelah panen, TBS sebaiknya harus segera diolah.
Pembentukan minyak dalam buah sawit dimulai pada daging buah sesudah 100 hari setelah penyerbukan, dan berhenti setelah 180 hari atau setelah dalam buah minyak sudah
jenuh. Jika dalam buah tidak terjadi lagi pembentukan minyak, Pembentukan minyak berakhir jika dari tandan yang bersangkutan telah terdapat buah membrondol normal tiap 1 kg tandan
terdapat 2 brondolan yang jatuh. Minyak yang terbentuk dalam daging buah terbentuk emulsi pada kantong – kantong
minyak, dan agar minyak tidak keluar dari buah, maka buah membentuk malam yaitu ester asam lemak dengan alkohol yang mempunyai berat molekul tinggi. Asam lemaknya adalah
palmitat, stearat, dan oleat yang tebal dan berkilat Naibaho,P.M, 1998.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
2.5 Proses Pengolahan Minyak Kelapa Sawit