Pembahasan Kesimpulan Dan Saran 35

4.2 Pembahasan

Dari analisa yang dilakukan diketahui bahwa pada tanggal 16 februari 2015 , CPO yang dihasilkan dari tandan buah segar pada Fraksi 0 adalah 18,86 , Fraksi 1 adalah 23,31 , Fraksi 23 adalah 24,5 , Fraksi 45 adalah 30,20 . Karna pada fraksi 0 merupakan fraksi yang mentah, dan jumlah brondolannya 1 – 12,5 maka dari itu minyak yang dihasilkan sedikit, fraksi 1 merupakan fraksi kurang matang yang menghasilkan jumlah berondolannya 12,5 – 25 maka dari itu menghasilkan minyak lebih banyak dari fraksi 0, fraksi 23 merupakan fraksi matang yang menghasilkan jumlah brondolannya 25-75 dan menghasilkan minyak CPO karena pada saat fraksi tersebut merupakan kondisi optimal buah kelapa sawit dalam menghasilkan minyak, sedangkan pada fraksi 45 merupakan fraksi lewat matang yang menghasilkan brondolannya 75-100 dan menghasilkan minyak yang sangat banyak dibandingkan dari fraksi – fraksi yang lain karna sudah melebihi lewat matang sehingga kandungan asam lemak bebas tinggi dan proses hidrolisisnya yang terjadi didalam buah lebih optimal. Besarnya kadar minyak kelapa sawit disebabkan akibat belum terlaksananya pelaksanaan pemanenan yang baik dan sesuai standar matang panen dan serta pelaksanaan transportasi pengangkutan tandan buah segar dan brondolan dari tempat pemungutan hasil TPH kepabrik segera mungkin sehingga akan menghasilan kadar minyak yang tinggi . Akibat penimbunan yang terlalu lama pada kelapa sawit yang mengalami luka pada daging buah yang bermalam di looding ramp dapat menurunkan mutu minyak kelapa sawit yang lebih cepat dari Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara keadaan penimbunan dilapangan, hal ini disebabkan derajat kelukaan pada buah sawit yang tinggi akibat frekuensi benturan lebih banyak dialami setelah sampai dipabrik dan jika ditimbun maka hidrolisis akan berjalan lebih cepat, sehingga aktifitas enzim akan semakin tinggi jika mengalami luka. Dan untuk mengurangi aktifitas enzim sampai kepabrik diusahakan agar luka buah dalam persentase yang lebih kecil, pada umumnya enzim tidak aktif lagi pada suhu 50 Coleh karena itu perebusan dilakukan pada suhu 120 C akan mengentikan aktifitas enzim Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan