23
persoalan lain. Dalam interaksi ini sering terjadi dialog tentang produk seperti pengalaman mereka menggunakan produk.
Sedangkan Khasali dalam Widyaswati 2010:34 mengatakan bahwa masyarakat kita adalah masyarakat mulut, yaitu masyarakat yang lebih
menggunakan mulutnya dalam berkomunikasai daripada tangan dan mata untuk menulis dan membaca. Melihat fenomena tersebut menjadikan word of
mouth begitu berarti pada konsumen di Negara ini. Dan riset komunikasi pemasaran membuktikan bahwa manusia akan lebih tergerak dengan 75
rangsangan audio dibandingkan dengan rangsangan visual 25. Seseorang akan lebih mampu mengingat apa yang ia dengar dibandingkan dengan apa
yang ia lihat Hasan, 2010:38.
E. Buzz Marketing
Buzz yang dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai desas-desus adalah keseluruhan komentar mengenai produk atau perusahaan tertentu pada
suatu tahap dalam waktu tertentu. Defenisi ini secara luas mencakup segala hal yang diceritakan mengenai suatu produk. Sedangkan Newsweek
mendefenisikan buzz sebagai “obrolan yang menular”; kegairahan tingkat
jalanan dan asli mengenai orang, tempat atau hal baru yang hangat Rosen, 2004:323.
Ali Hasan 2010:38 menjelaskan kunci sukses buzz marketing sebagai tehnik word of mouth adalah sebagai berikut:
24
1. Direct Word Of Mouth Percakapan langsung dengan konsumen akan memberikan banyak
input yang selalu dicari-cari oleh seluruh marketer, yaitu perhatian konsumen. Tidak ada satu mediapun yang dapat menyamai efektifitas
dari percakapan langsung dengan konsumen. 2. Personal Credebility
Orang akan lebih percaya jika kualitas suatu barang produk, merek, atau bahkan Film Laskar Pelangi, diceritakan oleh kerabat
terdekatnya, sahabat atau orang yang dipercaya dan dihormati, misalnya public figure, guru atau dosen dan lainnya. Mereka tentu saja tidak
dibayar oleh produser-produser film, tetapi mereka dengan senang hati mengatakan bagaimana kualitas barang, produk yang ia konsumsi.
F. Penelitian Terdahulu
Berikut ini adalah beberapa penelitian yang menjadi rujukan dalam penelitian ini:
Rahmatya Widyaswati 2010. Penelitian dengan judul ” Analisis Faktor-faktor Kepuasan Pelanggan Sehingga Terciptannya Word Of Mouth
Yang Positif Pada Pelanggan Speedy Di Semarang. Variabel penelitian ini adalah kualitas produk, kualitas pelayanan, harga yang kompetitif, kepuasan
pelanggan dan word of mouth. Penentuan sampel penelitian digunakan dengan metode sampling purposive. Purposive sampling adalah pemilihan
sekelompok subyek didasarkan atas karakteristik tertentu, yaitu pelanggan speedy yang telah menggunakan speedy lebih dari 3 bulan dan pelanggan
25
speedy yang berdomisili di Semarang, dengan jumlah responden 107. Teknik analisis dalam penelitian ini menggunakan Struktur Equation Modeling
SEM. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa kualits produk, kualitas pelayanan dan harga yang kompetitif mempengaruhi kepuasan pelanggan,
dan kepuasan pelanggan mempengaruhi word of mouth. Erida 2009. Penelitian dengan judul ”Pengaruh Kepuasan
Konsumen Dan Insentif Terhadap Prilaku Word Of Mouth Konsumen Jasa Angkutan Penumpang Bis Antar Kota Antar Profinsi Kelas Eksekutif Di
Bandung”. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey explanatory. Populasi sampel dalam penelitian ini adalah
konsumen jasa angkutan penumpang bis AKAP kelas eksekutif dengan jumlah sampel sebanyak 152 responden di lima perusahaan bis Bandung-
Palembang. Penarikan sampel menggunakan teknik judgement sampling dan metode analisis yang digunakan adalah Analisis Faktor varian yaitu metode
statistik yang menganalisis akibat-akibat pengaruh mandiri maupun akibat- akibat interaktif dari dua variable bebas atau lebih, terhadap suatu variable
terikat. Hasil dari penelitian ini menyimpulkan bahwa kepuasan konsumen secara mandiri mempunyai pengaruh terhadap prilaku word of mouth
konsumen pada jasa angkutan penumpang bis AKAP kelas eksekutif di Bandung, begitupun dengan insentif. Dari hasil pengujian pengaruh interaksi
kepuasan dan insentif terhadap prilaku WOM, mengindikasikan bahwa insentif merupakan katalisator yang efektif dalam menurunkan WOM yang
negatif yang dilakukan konsumen yang tidak puas, dan dalam meningkatkan
26
WOM positif yang dilakukan oleh konsumen yang puas dengan jasa angkutan yang mereka terima.
M. Ardiansyah. 2010. Dengan judul “Analisis Karakteristik Yang
Mempengaruhi Terciptanya Word Of Mouth Pada Usaha Es Dawet Cah Mbanjar Medan Studi Kasus Pada Mahasiswa FISIP USU
” Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis karakteristik yang
mempengaruhi word of mouth pada Usaha Es Dawet Cah Mbanjar pada mahasiswa FISIP USU. Metode analisis yang digunakan untuk karakteristik
yang mempengaruhi word of mouth pada Usaha Es Dawet Cah Mbanjar pada mahasiswa FISIP USU adalah Analisis Deskriptif dan Analisis Kuantitatif
dengan Metode Regresi Linier Berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari hasil analisis deskriptif dapat dilihat rata-rata responden setuju
karakteristik mempengaruhi word of mouth pada Usaha Es Dawet Cah Mbanjar pada mahasiswa FISIP USU, sedangkan dari Analisis Kuantitatif
dengan metode regresi linear berganda, hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel delight effect,
inspirational, dan satisfied, sedangkan variabel emotional reaction berpengaruh secara positif tetapi tidak signifikan terhadap worth of mouth
dengan persamaan regresi Y = 0,695 + 0,008 X1 + 0,216 X2 + 0,363 X3 + 0,203 X4 + e dan nilai F
hitung
32,270 dan nilai koefisien determinasi sebesar 0,477 dimana kemampuan variabel emotional reaction, delight effect,
inspirational, dan satisfied terhadap worth of mouth adalah sebesar 47,7 sedangkan sisanya 52,3 dijelaskan oleh faktor lain yang tidak diikutsertakan
27
dalam penelitian ini. Pada Uji t, variabel inspirational merupakan variabel yang paling dominan dalam mempengaruhi minat berwirausaha.
Jochen Wirtz and Patricia Chew 2002. Penelitian dengan judul ”
The Effects Of Incentives, Deal Proneness, Satisfaction And Tie Strength On Word of mouth Behaviour”. Tujuan penelitian ini untuk menguji pengaruh
dari program insentif, kecenderungan, kepuasan, dan kekuatan hubungan terhadap perilaku WOM. Penelitian melakukan penyebaran kuesioner kepada
250 siswa pengguna jasa mobile phone. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa, Memuaskan konsumen penting, tapi tidak cukup menimbulkan WOM
yang positif. Insentif adalah jalan untuk membuat konsumen yang puas dan mau merekomendasikan perusahaan. Target dari program insentif pada ikatan
hubungan yang kuat akan lebih efektif daripada target ikatan hubungan yang lemah.
Aflit Nuryulia Praswati 2009. Penelitian dengan judul “Analisis Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Komunikasi Word Of Mouth Terhadap
Minat Guna Jasa Ulang”. Metode penelitian yaitu purposif yang telah dipilih untuk memperoleh data yang dibutuhkan pada studi ini. Penelitian ini
mempergunakan 145 responden dan keseluruhan responden adalah pelanggan PT. Nasmoco di Semarang. Hasil penelitian ini menunjukkan diantaranya
bahwa kualitas pelayanan berpengaruh positif terhadap komunikasi wom. Kepuasan pelanggan berpengaruh positif terhadap komunikasi wom.
Komitmen berpengaruh positif terhadap komitmen wom. Kekuatan hubungan
28
berpengaruh positif terhadap komunikasi wom. Komunikasi wom berpengaruh postif terhadap minat guna jasa ulang.
G. Kerangka Pemikiran Teoritis