BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Penggunaan Bahasa dalam Surat Kabar Republika
Bahasa jurnalistik atau bahasa pers merupakan salah satu ragam bahasa kreatif bahasa Indonesia. bahasa jurnalistik digunakan oleh wartawan dan orang
yang terlibat dalam pers. Bahasa tersebut mempunyai ciri khusus yang membedakan dengan bahasa resmi, ilmiah dan bahasa sehari-hari. Ciri khusus
tersebut ialah sederhana, singkat, padat, lugas, menarik, populis, dan sebagainya. Selain itu, bahasa jurnalistik tunduk pada bahasa baku dan harus memperhatikan
ejaan yang benar. Surat kabar Republika merupakan salah satu media massa cetak. Republika
adalah surat kabar harian berbahasa Indonesia. Republika dalam penulisan beritanya bersandar pada Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI. Selain itu,
harian umum republika mempunyai standar operasional procedural SOP dalam menulis berita.
SOP ini menjadi pegangan wajib bagi wartawan, reporter, redaktur dan semua yang ada dalam harian umum Republika. Dalam menulis berita di surat
kabar Republika berpedoman pada KBBI, EYD, dan SOP. Salah satu contohnya adalah dalam penulisan paragraf. Dalam satu paragraf terdiri dua kalimat. Satu
kalimat paling banyak sebelas kata. Karena memudahkan pembaca untuk membaca. Penulisan judul pun tidak boleh lebih dari enam kata.
47
Kegiatan jurnalistik secara garis besar ialah kegiatan mencari, meliput, menulis dan menyebarkan berita kepada khalayak melalui media massa. Setelah
meliput suatu peristiwa, wartawan akan menulis peristiwa tersebut ke dalam tulisan. Sebuah tulisan tidak akan langsung siap di cetak atau disiarkan, tetapi ada
proses pengeditan atau pengecekan ulang. Wartawan mengeksplore apa yang mereka liput kemudian diedit oleh
redaktur mana angle yang paling bagus, susunan beritanya apakah sudah memenuhi kriteria. Kemudian asisten redaktur pelaksana akan melihat hasil editan
dari redaktur itu. Baru setelah itu ditingkat wakil redaktur pelaksana yang memeriksa secara utuh.
48
Mengenai bahasa asing dan bahasa selain bahasa Indonesia, Republika mempunyai aturan sendiri. Bahasa asing dalam surat kabar Republika apabila bisa
diindonesiakan memakai bahasa Indonesia. Apabila tidak bisa diartikan dalam bahasa Indonesia tetap menggunakan bahasa aslinya. Mengutip pendapat Wakil
Redaktur Pelaksana Republika Elba Damhuri yang mengatakan sebagai berikut: “Bahasa asing apabila bisa diindonesiakan kita pakai bahasa
Indonesia. Apabila tidak bisa diindonesiakan tetap bahasa asingnya. Kalau bahasa asing dalam ekonomi kenal istilah non performing loans kalau
bahasa Indonesianya kredit macet. Tetapi apabila kita terjemahkan non performing loans
itu hutang tanpa kinerja. Tetapi karena kita mempunyai padanan kata yang sesuai dengan maksud itu yaitu kredit macet jadi kita
pakai kredit macet. Tetapi ada juga bahasa yang memang tidak bisa kita terjemahkan seperti bahasa asing, bahasa arab. Misalnya kata shalat kita
tidak bisa terjemahkan apa itu shalat jadi kita tetap pakai kata shalat.”
49
47
Lampiran wawancara
48
Lampiran wawancara
49
Lampiran wawancara
Republika juga mempunyai kata-kata yang telah disepakati bersama.
Maksudnya apabila terdapat perbedaan dan banyak pendapat mengenai kata yang memungkinkan banyak ragam dalam penulisannya, Republika mempunyai
kesepakatan bersama atau konsensus. Misalnya kata “kabah” apakah penulisannya adalah “ka’bah” atau “kabah.” Contoh lain kata “Al Qaida” apakah ditulis “Al
Qaeda” atau “Al Qaida”. Mengenai kasus tersebut Republika mempunyai kesepakatan atau
konsensus di luar Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI. Untuk penulisan kata “Al Qaida” Republika mengambilnya dari bahasa Arab langsung. Sehingga
penulisan kata tersebut adalah “Al Qaida.” Seperti yang diungkapkan oleh Elba Damhuri sebagai berikut:
”Contoh lain Al Qaida kalau bahasa Indonesia Al Qaeda, tetapi karena kita mengambilnya dari bahasa Arab langsung jadi kita menulisnya
Al Qaida.”
50
B. Penggunaan Bahasa dalam Berita Utama Surat Kabar Republika