Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

H. Latar Belakang Masalah

Kegiatan jurnalistik sebenarnya telah berlangsung lama. Sejarah menyebutkan bahwa kegiatan jurnalistik dimulai saat pemerintahan Romawi Kuno di bawah pimpinan Julius Caesar. Saat itu terdapat sebuah papan pengumuman yang disebut Forum Romanum. Berbagai macam keputusan dan informasi penting ditempelkan pada papan pengumuman tersebut. Tujuanya ialah agar penduduk Roma Italia mengetahui informasi atau keputusan yang dibuat oleh pemerintahan Kaisar Julius Cesar. Menurut isinya papan pengumuman ini dapat dibedakan atas dua macam. Pertama, Acta Senatus yang memuat laporan-laporan singkat sidang senat dan keputusan-keputusannya. Kedua, Acta Diurna yang memuat keputusan-keputusan dari rapat-rapat rakyat dan berita lainnya. 1 Jurnalistik adalah kegiatan mencari, menggali, mengumpulkan, mengolah, memuat dan menyebarkan berita melalui media berkala pers yakni surat kabar, tabloid atau majalah kepada khalayak seluas-luasnya dengan secepat-cepatnya. 2 Perkembangan berikutnya jurnalistik dapat dikelompokan menjadi jurnalistik media cetak, radio, televisi dan on line. Tetapi, Jurnalistik dilihat dari segi bentuk dan pengelolaannya dibagi kedalam tiga bagian besar yailtu jurnalistik media cetak, jurnalistik media elektronik auditif radio dan jurnalistik media 1 Haris Sumadiria, Jurnalistik Indonesia Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2006, h. 17. 2 Ibid., h. 1. audiovisual televisi. Jurnalistik media cetak meliputi jurnalistik surat kabar harian, jurnalistik surat kabar mingguan dan jurnalistik majalah. Dunia jurnalistik saat ini mengalami perkembangan khususnya di Indonesia. Hal ini disebabkan karena terbukanya pintu kebebasan pers yang sebelumnya ditutup oleh kekuasaan. Sebelumnya kebebasan tertutup oleh kekuasaan pemerintah. Terbukanya kebebasan saat ini menimbulkan banyak sekali media-media pers yang muncul baik itu media cetak maupun elektronik. Pers dalam arti luas disebut media massa. Pers menurut Undang-undang Pokok Pers No. 401999 adalah lembaga sosial dan wahana komunikasi massa yang melaksanakan kegiatan jurnalistik meliputi mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi baik dalam bentuk tulisan, suara, gambar, suara dan gambar, serta data dan grafik maupun dalam bentuk lainnya dengan menggunakan media cetak, media elektronik, dan segala jenis saluran yang tersedia. 3 Terbitnya berbagai media pers saat ini menimbulkan dampak positif dan negatif. Dampak positifnya ialah kebebasan tersebut bagaikan angin segar dalam padang pasir kekeringan. Sehingga setiap orang bebas dapat mendirikan media dan mengeluarkan pendapat serta aspirasi. Tapi di satu sisi peningkatan jumlah kuantitas penerbitan pers yang tajam tidak disertai dengan kualitas jurnalismenya. Salah satunya adalah dalam penulisan berita yang akan disampaikan kepada khalayak. Media massa cetak merupakan media massa yang menyampaikan informasinya melalui tulisan. Dalam persepektif jurnalistik, setiap informasi yang 3 Ibid., h. 31. disajikan harus benar, jelas dan akurat. Bahasa pers atau bahasa jurnalistik merupakan bahasa yang dipakai dalam media massa. Bahasa jurnalistik merupakan salah satu ragam bahasa kreatif dari bahasa Indonesia. Bahasa jurnalistik mempunyai sifat sederhana, singkat, tunduk kepada kaidah etika dan sebagainya. Bahasa jurnalistik surat kabar memiliki ciri-ciri yang sangat khusus atau spesifik. Menurut AS Haris Sumadiria ciri-ciri bahasa jurnalistik diantaranya yaitu sederhana, singkat, padat, lugas, jelas, jernih, menarik, demokratis, populis, logis, gramatikal, menghindari kata tutur, menghindari kata dan istilah asing, pilihan kata diksi yang tepat, mengutamakan kalimat aktif, sejauh mungkin menghindari penggunaan kata atau istilah-istilah teknis dan tunduk kepada kaidah etika. Dalam struktur dan pola, kalimat-kalimat jurnalistik sedapat mungkin sederhana. Sangat dihindari pemakaian kalimat yang panjang dan bertele-tele. Kalimat yang panjang dapat mempersulit khalayak untuk memahami pesan yang dikandungnya. Pada abad ke-17 sebuah kalimat rata-rata terdiri dari 45 kata, kemudian menjelang abad ke-19 turun menjadi 30 kata dan sekarang malah kurang dari 20 kata. Karena itu kalimat yang baik adalah kalimat tidak lebih dari 20 kata, tetapi juga tidak terlalu pendek. Batas minimal yang standar sekarang tidak kurang dari delapan kata. Jadi yang baik adalah kalimat antara 8-20 kata. 4 Dalam penulisan berita pun ada pedoman yang dijadikan sebagai dasar penulisan berita. Sehingga mudah dipahami dan dapat memikat khalayak. Salah satunya adalah penggunaan kata-kata haruslah ekonomis. Dengan membuang kata-kata yang tidak perlu maka akan dapat dibuat kalimat pendek. 4 Sudirman Tebba, Jurnalistik Baru Ciputat: Kalam Indonesia, 2005, h. 63. Tetapi dalam praktek jurnalistik sering ditemukan paragraf yang panjang dan kata-kata yang mubazir dalam penulisan berita. Kata-kata yang mubazir dapat ditemukan dalam judul berita, lead berita ataupun isi berita. Hal tersebut sering dilakukan oleh wartawan-wartawan yang sudah berkerja dan berkecimpung dalam dunia jurnalistik. Contoh bukti nyata adalah surat kabar Lampu Merah yang sekarang berganti nama menjadi Lampu Hijau. Dalam penulisan judul dan praktik penulisan berita tidak sesuai dengan pedoman pemakaian bahasa jurnalistik yang telah disepakati. Ejaan bahasa Indonesia yang telah disempurnakan juga diabaikan. Bukan hanya pada Lampu Hijau saja di koran atau surat kabar lainya pun sering terdapat kesalahan. Kesalahan itu seperti paragraf yang panjang, kata yang mubazir dalam lead berita ataupun tubuh berita. Kesalahan lainnya ialah penulisan judul yang panjang dan tidak langsung pada topik pembahasan bertele-tele. Contohnya adalah pada surat kabar Republika hari Jumat 7 November 2008, seperti berikut: Eksekusi Amrozi dkk Masih Simpang Siur Cilacap – Eksekusi hukuman mati terhadap tiga terpidana kasus Bom Bali I, Amrozi, Muchlas, dan Imam Samudra, diperkirakan akan dilaksanakan dalam tiga hari terakhir ini. Yaitu, antara Jumat 711 dini hari, Sabtu 811 dini hari, atau Ahad 911 dini hari. Namun, sumber Republika yang bertugas di LP Batu Nusakambangan, Cilacap, menduga eksekusi akan dilaksanankan pada Sabtu dini hari. Sabtu dini hari itu paling kecil resikonya. Kalau dilaksanakan Jumat dini hari, siang akan ada shalat Jumat. Ini riskan. Sedangkan bila dilaksanakan Ahad dini hari, acara pemakaman di kampung halaman mereka juga banyak dihadiri warga karena hari libur. Ini juga sangat riskan. Jadi, yang paling kecil resikonya adalah Sabtu dini hari, jelas sumber tersebut di Dermaga Wijaya Pura, Cilacap, Kamis 611. Kata-kata yang digarisbawahi seharusnya tidak dicantumkan. Kata ‘hukuman mati’ sebenarnya sudah terkandung dalam kata sebelumnya yaitu ‘eksekusi’. Sehingga kata ‘hukuman mati’ tidak perlu ditulis. Begitu juga kata ‘terhadap’. Kata tersebut merupakan kata mubazir karena kata ‘terhadap’ maknanya terkadung pada kata ‘tiga terpidana kasus Bom Bali I.’ Kata ‘akan’ yang diberi tanda garis bawah seharusnya dibuang, karena kata ‘akan’ mengacu pada masa yang akan datang. Dalam kalimat tersebut makna kata tersebut sudah terkandung pada kata ‘tiga hari terakhir yaitu Jumat dini hari, Sabtu dini hari dan Minggu dini hari’. Kata ‘antara’ merupakan kata mubazir karena tanpa adanya kata tersebut makna kalimat tidak berkurang. Maksudnya pembaca mengetahui maksud kalimat tersebut tanpa adanya kata ‘antara’. Kata ‘akan’ pada kalimat ketiga, kata tersebut sudah terkandung dalam kata ‘Sabtu dini hari’. Begitu juga kata atau frasa ‘pada’ bisa dihapus karena menunjukan waktu. Frasa itu sudah terkandung pada katafrasa ‘Sabtu dini hari.’ Contoh lainnya terdapat dalam Republika hari Jumat 31 Oktober 2008. Dalam berita tersebut terdapat kalimat yang panjang seperti berikut: Mantan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Fahmi Idris mengaku telah terjadi banyak penyimpangan di Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi Depnakertrans. Fahmi mengatakan hal itu ketika ditemui di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Kamis 3010, setelah batal bersaksi dalam sidang perkara dugaan korupsi proyek pengembangan sistem pelatihan dan pemagangan di Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi Depnakertrans. Menurut hemat peneliti sebaiknya paragraf terdiri dari sedikitnya dua kalimat bukan satu kalimat. Selain itu kedua paragraf tersebut bisa menjadi satu paragraf saja. Selanjutnya kata Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi pada kalimat kedua tidak perlu disebutkan lagi akan tetapi cukup ditulis Depnakertrans. Alasannya adalah agar tidak terjadi pengulangan kata, selain itu pada kalimat pertama singkatan Depnakertrans sudah dijelaskan maksudnya. Kesalahan lainnya adalah penggunaan kata ‘telah’. Bahasa Indonesia bebas dari bentuk kata lampau. Hal ini berbeda dengan bahsasa Inggris. Sehingga kata ‘telah’ bisa dihilangkan. Bunyi paragraf tersebut setelah diperbaiki seperti berikut: Mantan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Fahmi Idris mengaku terjadi banyak penyimpangan di Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi Depnakertrans. Hal itu diungkapkannya ketika ditemui di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Kamis 3010, setelah batal bersaksi dalam sidang perkara dugaan korupsi proyek pengembangan sistem pelatihan dan pemagangan di Depnakertrans. Dari beberapa latar belakang yang peneliti sampaikan, peneliti tertarik untuk menganalisis bahasa jurnalistik dalam surat kabar. Sehingga peneliti memberikan judul pada penelitian ini adalah: ”Analisis Bahasa Jurnalistik Berita Utama Surat Kabar Republika Edisi Desember 2008.”

I. Pembatasan Masalah dan Rumusan Masalah

Penelitian ini memfokuskan pada berita utama Republika. Peneliti membatasi penelitiannya pada berita utama Republika yang menjadi headline. Dalam penelitian ini, peneliti tidak semua meneliti berita utama. Peneliti hanya meneliti empat berita utama surat kabar tersebut yang menjadi headline. Empat berita yang dijadikan bahan penelitian ini diambil dari setiap minggu pada bulan Desember 2008. Alasannya untuk mengetahui penulisan berita hari Senin, Selasa, Rabu dan Jum’at. Peneliti meneliti berita utama pada setiap minggu yang terdapat di bulan Desember 2008. Minggu pertama peneliti mengambil sampel Republika hari Senin, 1 Desember 2008. Minggu kedua yang menjadi sampelnya adalah Republika yang terbit tanggal 9 Desember 2008. Minggu ketiga yaitu Republika hari Rabu, 17 Desember 2008. Terakhir ialah Republika yang terbit hari Kamis, 25 Desember 2008. Dalam penelitian ini peneliti meneliti teks berita berita utama. Penelitian ini hanya memfokuskan untuk meneliti Judul, lead dan tubuh berita. Apakah sesuai dengan ciri bahasa jurnalistik yaitu komunikatif, spesifik, hemat kata, jelas makna, tidak mubazir dan tidak klise. Peneliti merumuskan beberapa masalah diantaranya yaitu: A. Bagaimana penggunaan bahasa dalam surat kabar Republika? B. Apakah penggunaan bahasa jurnalistik digunakan dengan baik dalam surat kabar Republika? C. Seberapa banyak ketidaksesuaian ciri bahasa jurnalistik yaitu komunikatif, spesifik, hemat kata, jelas makna, tidak mubazir dan tidak klise yang terdapat dalam surat kabar Republika?

J. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Dokumen yang terkait

Analisis penerapan bahasa jurnalistik berita utama surat kabar Empat Lawang Express edisi Desember 2010

4 24 97

Profil Foto Berita Dalam Surat Kabar Republika Edisi Tahun 2004

0 7 253

Penerapan bahasa jurnalistik pada Bberita utama“Straight News” di surat kabar “Radar Bekasi” edisi 1-5 Oktober 2012

0 8 103

ANALISIS EUFEMISME PADA BERITA UTAMA SURAT KABAR SOLOPOS EDISI BULAN JANUARI 2015 Analisis Eufemisme Pada Berita Utama Surat Kabar Solopos Edisi Bulan Januari 2015.

1 3 14

ANALISIS EUFEMISME PADA BERITA UTAMA SURAT KABAR Analisis Eufemisme Pada Berita Utama Surat Kabar Solopos Edisi Bulan Januari 2015.

0 3 12

ANALISIS MAKNA BAHASA SAPAAN DALAM WACANA BERITA OLAHRAGA PADA SURAT KABAR SOLOPOS EDISI OKTOBER-DESEMBER 2014 Analisis Makna Bahasa Sapaan Dalam Wacana Berita Olahraga Pada Surat Kabar Solopos Edisi Oktober-Desember 2014.

0 3 15

ANALISIS MAKNA BAHASA SAPAAN DALAM WACANA BERITA OLAHRAGA DI SURAT KABAR SOLOPOS EDISI OKTOBER-DESEMBER 2014 Analisis Makna Bahasa Sapaan Dalam Wacana Berita Olahraga Pada Surat Kabar Solopos Edisi Oktober-Desember 2014.

0 3 14

ANALISIS KATEGORIAL CAMPUR KODE PADA JUDUL BERITA SURAT KABAR HARIAN SOLOPOS EDISI DESEMBER 2012 Analisis Kategorial Campur Kode Pada Judul Berita Surat Kabar Harian SOLOPOS Edisi Desember 2012.

0 5 14

BERITA UTAMA DI SURAT KABAR Studi Analisis Isi Tentang Tema- Tema Berita Utama di Harian Jawa Pos Dan Harian Republika Periode Mei 2008 - Oktober 2008).

0 1 9

BERITA UTAMA DI SURAT KABAR ( Studi Analisis Isi Tentang Tema- Tema Berita Utama di Harian Jawa Pos Dan Harian Republika Periode Mei 2008 - Oktober 2008).

0 0 10