B. Analisis Deskripsi Kesantunan Berbahasa dalam Naskah Drama Umang-
Umang Karya Arifin C. Noer
Analisis temuan-temuan penggalan ujaran yang mematuhi maksim kesantunan.
1. Maksim kebijaksanaan KB
Pematuhan maksim kebijaksanaan terjadi apabila penutur berusaha memaksimalkan keuntungan bagi pihak lain dan berusaha meminimalkan
kerugian bagi pihak lain. Seseorang yang selalu mematuhi maksim kebijaksanaan adalah orang yang berjiwa besar karena lebih mementingkan keuntungan bagi
orang lain. Berikut ujaran yang mematuhi maksim kebijaksanaan.
1
Konteks
: Ujaran ini diucapkan oleh Gustav kepada Nabi. Mengenai pertanyaan Nabi. Tujuannya untuk menjawab pertanyaan Nabi yang bertanya
tentang kenapa mereka menangis. Ujaran ini terjadi di gerbong tua.
Nabi : Ada apa saudara?
Gustav : Berseru Hentikan sebentar tangismu, teman-teman, ada yang
mau bicara
Orang-orangpun berhenti menangis Gustav
: Barangkali ada yang perlu dijelaskan, nabiku?
Nabi
: Kenapa kalian menangis dan tangis kalian sedemikian rupa sehingga kedengaran sampai di langit lapisan ke tujuh.
1
Ujaran yang diucapkan oleh Gustav di atas dikatakan mematuhi maksim kebijaksanaan, karena Gustav memaksimalkan keuntungan bagi pihak lain.
Ketika Nabi bertanya, Gustav menyuruh semua orang berhenti menangis hal tersebut menandakan dia menghormati kedatangan Nabi. Pemaksimalan
keuntungan bagi pihak lain terlihat pada Hentikan sebentar tangismu teman- teman, ada yang mau bicara dan selanjutnya dengan santun dia bertanya kepada
nabi Barangkali ada yang perlu dijelaskan, nabiku?. Gustav menawarkan dengan bertanyaan kepada Nabi, hal tersebut memperlihatkan Gustav menambahkan
pengorbanan bagi dirinya sendiri.
1
Arifin C. Noer Orkes Madun. Jakarta: Pustaka Firdaus, 2000, h. 135
2
Konteks : Ujaran diucapkan oleh Gustav kepada Borok mengenai suruhan
Borok menyuruh Gustav untuk melayani Nabi. Tujuannya untuk menjawab tugas yang diberikan oleh Borok
.
Percakapan ini terjadi di gerbong tua
.
Gustav : Saya, Borok.
Borok : Jamu mereka dan layani
Gustav : Akan saya layani, Borok.
Nabi : Kami tidak minum-minuman keras.
Borok
: Saya tahu. Duduk saja. Kalian akan disuguhi wedang bandrek dan wedang jahe.
2
Ujaran yang diucapkan oleh Gustav tersebut di atas dikatakan mematuhi maksim kebijkasanaan, karena Gustav memaksimalkan keuntungan bagi pihak
lain yaitu ketika Nabi datang Borok menyuruh Gustav melayani Nabi, kemudian Gustav bersedia melakukan apa yang diperintahkan Borok. Pemaksimalan terlihat
pada Akan saya layani, Borok Gustav berarti menambah pengorbanan bagi dirinya dengan melakukan perintah dari Borok dan tindakan Gustav tersebut berarti
Gustav memuliakan tamunya.
3
Konteks
: Ujaran diucapkan oleh Semar kepada Nabi. Semar meminta izin kepada Nabi, karena dia akan memainkan peran adegan musyawarah. Tujuannya
agar Nabi tidak tersinggung jika ia meninggalkan Nabi. Percakapan ini terjadi di atas panggung.
Semar : Permisi sebentar, Tuanku, kami akan memainkan adegan
musyawarah ini.
Nabi : Sebagai pemain, apalagi sutradara, sebenarnya kamu bisa
mengarahkan lakon ini, Semar.
Semar : Maaf, apa Tuanku diri saya milik diri saya semata-mata?
3
Pada kalimat Permisi sebentar, Tuanku, kami akan memainkan adegan musyawarah ini, yang diucapkan oleh Semar kepada Nabi dikatakan mematuhi
maksim kebijaksanaan, karena Semar berusaha memaksimalkan keuntungan bagi Nabi. Semar tidak ingin Nabi tersingung dengan perginya dia untuk memainkan
peran selanjutnya, Semar mengucapkan kata Tuanku menyatakan kalau dia menghormati Nabi. Walaupun Nabi menghalangi Semar dan megatakan sebagai
sutradara sebenarnya bisa mengubah lakonnya tetapi dengan sopan Semar menjawab perkataan Nabi. Semar mengucapkan kata Maaf ketika menjawab
2
Ibid, h. 136-137
3
Ibid, h. 158
ucapan Nabi. Hal tersebut menunjukkan Semar menambah pengorbanan bagi dirinya sendiri.
4
Konteks
: Ujaran diucapkan oleh Embah putri kepada Ranggong. Ranggong datang meminta tolong kepada Embah putri, agar menolong pemimpinnya yang
sedang sakit. Tujuan Embah putri untuk melayani tamunya. Percakapan ini terjadi di rumah Embah Putri.
Ranggong : Tapi pemimpin kami tidak boleh mati.
Embah Putri: Emangnya kenapa?
Ranggong : Setidak-tidaknya kematiannya ditunda barang beberapa tahun
sampai ia sempat mewujudkan impian spektakulernya.
Embah Putri: Sebentar, Lebih baik kalian minum dulu.
Borok : Kami tidak perlu minum, Mbah. Kami perlu minta jamu itu.
4
Ujaran yang ucapkan oleh Embah Putri di atas dikatakan mematuhi maksim kebijaksanaan, karena Embah Putri berusaha memaksimalkan keuntungan bagi
pihak lain Ranggong dan Borok. Pemaksimalan dilakukan Embah putri dengan menawarkan minum kepada tamunya sebelum dia memberikan obat.
Pemaksimalan tersebut terlihat pada Lebih baik kalian minum dulu. Walaupun Embah terus didesak oleh Ranggong dan Borok namun Embah Putri dengan
tenang dan sabar menawarkan minuman kepada Borok dan Ranggong.
5
Konteks
: Ujaran diucapkan oleh Juru kunci kepada Ranggong. Ranggong meminta petunjuk kepada Jurukunci dimana kuburan bayi. Tujuan Juru kunci yaitu
unutk memberikan kemudahan kepada ranggong dalam menemukan kuburan bayi. Percakapan ini terjadi di tempat perkuburan atau makam.
Ranggong : Kami tidak memerlukan kain kafan. Malam ini kami hanya
perlu pentunjuk dari bapak.
Jurukunci : Petunjuk apa?
Ranggong : Kami perlu limabelas kuburan bayi.
Jurukunci : Baru? Lama? Sedeng?
Ranggong : Baru.
5
Ujaran yang diucapkan oleh Jurukunci tersebut di atas dikatakan mematuhi maksim kebijaksanaan, karena memaksimalkan keuntungan bagi pihak lain.
Jurukunci bersedia memberikan petunjuk kepada orang lain. Pemaksimalan itu terlihat pada Petunjuk apa? Pertanyaan yang diajukan Jurukunci tersebut
menyatakan kalau dia bersedia memberi petunjuk ditambah lagi dengan kata
4
Ibid, h. 171-172
5
Ibid, h. 181