Tujuan Penelitian Kesantunan Berbahasa dalam Naskah Drama Umang-Umang Karya Arifin C. Noer dan Implikasinya terhadap Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia
Parker yang dikutip oleh Kunjana bahwa ―pragmatik adalah ilmu bahasa yang mempelajari sturuktur bahasa secara eksternal.”
7
George Yule mengemukakan ―Pragmatics is concerned with the study of meaning as communicated by a speaker
or writer and interpreted by a listeneror reader. ”
8
Pragmatik adalah ilmu yang mempelajari tentang komunikasi antara pembicara dan bagaimana interpretasi oleh
pendengar. Selanjutnya dalam buku Gunarwan juga mengutip beberapa pendapat ahli
mengenai pragmatik diantaranya, ―Yule mengatakan pragmatik itu mengkaji makna
kontekstual: bagaimana ada lebih banyak yang dikomunikasikan daripada yang sebenarnya diucapkan.
”
9
―Thomas mendefinisikan pragmatik sebagai kajian makna di dalam interaksi.
”
10
―Richards mengatakan pragmatik adalah kajian tentang penggunaan bahasa di dalam komunikasi, terutama hubungan di antara kalimat dan
konteks serta situasi penggunaan kalimat itu. ”
11
Ahli lain mengemukakan batasan pragmatik yakni Tarigan. Menurut
Tarigan ―pragmatik menelaah ucapan-ucapan khusus dalam situasi-situasi khusus dan memusatkan perhatian pada aneka ragam
cara yang merupakan wadah aneka konteks sosial.”
12
Pendapat para ahli tersebut senada bahwa pragmatik adalah kajian mengenai makna bahasa yang berdasarkan
kepada konteks saat interaksi berlangsung. Misalnya cuaca sedang panas, di dalam kelas sedang berlangsung kegiatan
belajar mengajar yang di dalam ruangannya tidak ada pendingin ruangan dan pintunya tertutup. Kemu
dian guru berkata ―cuacanya panas sekali ya?” sambil kipas- kipas dengan tangannya. Seorang murid kemudian membuka pintu ruangan kelas
7
Ibid.
8
George Yule, Pragmatics,New York: Oxford University Press 1996, h. 3.
9
Asim Gunarwan, Pragmatik Teori dan Kajian Nusantara, Jakarta: Universitas Atma Jaya 2007, h. 51.
10
Ibib, h. 51.
11
Ibid, h. 218.
12
Henry Guntur Tarigan, Pengajaran Pragmatik, Bandung: Angkasa, 2009, h. 31.
tersebut. Dari peristiwa di atas dapat di simpulkan sebagai peristiwa pragmatik. Ketika guru berkata cuacanya panas sekali, guru tersebut bermaksud menyuruh
muridnya untuk membuka pintu, tetapi tidak diungkapkan secara langsung. Murid dapat memahami makna yang terdapat dalam kalimat gurunya tersebut karena
konteksnya ruangan terasa panas. Dari beberapa pendapat ahli sebelumnya dapat disimpulkan bahwa pragmatik
adalah bagian dari ilmu bahasa yang terkait dengan aspek pemakaiannya, penentuan maknanya sehubungan dengan maksud pembicaraan sesuai konteks atau keadaan saat
ujaran dilakukan. Konteks dalam tuturan yang digunakan oleh pengguna bahasa juga dipengaruhi oleh budaya yang terjadi dalam masyarakat. Jika dalam golongan
masyarakat telah sepakat terhadap sesuatu tanda yang menjadi simbol dari sebuah tuturan maka hal tersebut dapat disepakati bersama dan dipakai dalam masyarakat.