Diponegoro. ”
43
Ia kemudian hijrah ke Jakarta dan mendirikan Teater Kecil, di tengah minat dan impiannya sebagai seniman, ia sempat meniti karier sebagai manajer
personalia Yayasan Dana Bantuan Haji Indonesia dan wartawan Harian Pelopor Baru.
Naskah-naskahnya menarik minat para dramawan dari generasi yang lebih muda, sehingga banyak dipentaskan di mana-mana. Karyanya memberi sumbangan besar
bagi perkembangan seni peran di Indonesia. ―Putu Wijaya menyebut Arifin sebagai
pelopor teater modern Indonesia. Tak sekadar dramawan dan sutradara, ia juga seorang pemikir.”
44
Teaternya akrab dengan publik. Ia memasukkan unsur-unsur lenong, stanbul, boneka marionet, wayang kulit, wayang golek, dan melodi pesisir.
Menurut penyair Taufiq Ismail, Arifin adalah pembela kaum miskin. Arifin kemudian berkiprah di dunia layar perak sebagai sutradara.
―Pada film Pemberang ia dinyatakan sebagai penulis skenario terbaik di Festival Film Asia 1972
dan mendapat piala The Golden Harvest. Ia kembali terpilih sebagai penulis skenario terbaik untuk film Rio Anakku dan Melawan Badai pada Festival Film Indonesia
1978. Ia mendapat Piala Citra. ”
45
Penghargaan yang diperoleh Arifin tak pernah puas iya dapatkan iya terus berkarya.
―Film perdananya Suci Sang Primadona, 1977, melahirkan pendatang baru Joice Erna, yang memenangkan Piala Citra sebagai aktris terbaik Festival Film
Indonesia 1978. ”
46
Film perdananya yang sudah menghasilkan pemain berkualitas, memacu Arifin untuk terus berkarya dan terus menerus film-film selanjut Arifin
meraih penghargaan. Menyusul film-film lainnya: Petualangan-Petualangan, Harmonikaku, Yuyun
Pasien Rumah Sakit Jiwa, Matahari-Matahari. “Serangan Fajar dinilai sebagai film
43
Hardo. S. Loc. Cit.
44
Heryus Saputro, ―Jejak Langkah Arifin C. Noer”, Femina, jakarta, 18 0ktober 1995, h. 10.
45
Hardo. S., Loc. Cit.
46
Ibid.
FFI terbaik 1982 dan menyabet 5 piala citra. ”
47
Salah satu film Arifin yang paling kontroversial adalah Pengkhianatan G 30 SPKI 1984. Film tersebut adalah filmnya
yang terlaris dan dijuluki superinfra box-office. Film ini diwajibkan oleh pemerintah Orde Baru untuk diputar di semua stasiun televisi setiap tahun pada tanggal 30
September untuk memperingati insiden Gerakan 30 September pada tahun 1965. Peraturan ini kemudian dihapus pada tahun 1997. Melalui film itu pula Arifin
kembali meraih Piala Citra 1985 sebagai penulis skenario terbaik. ―Pada FFI 1990,
filmnya Taksi dinyatakan sebagai film terbaik dan meraih 7 Piala Citra. ”
48
Berbagai penghargaan dari dalam dan luar negeri diraihnya, Tangan Arifin dingin, beliau dapat
memilih mana yang terbaik bagi pemain dan naskah-naskah yang terbaik yang hendak dimainkannya.
Selanjutnya tentang kehidupan rumah tangga Arifin, kesusksessan Arifin juga didukung oleh keluarganya. Beliau menikah dengan Nurul Aini, istrinya yang
pertama, dikaruniai dua anak: Vita Ariavita dan Veda Amritha. Pasangan ini bercerai tahun 1979. Arifin kemudian menikah dengan Jajang Pamoentjak, putri tunggal dubes
RI pertama di Prancis dan Filipina, yang juga seorang aktris dikenal dengan nama Jajang C. Noer. Darinya, Arifin mendapat dua anak, yaitu: Nitta Nazyra dan Marah
Laut. Arifin C. Noer wafat di Jakarta karena sakit kanker hati pada 28 Mei 1995.
D. Sinopsis Naskah drama Umang-Umang
Drama Umang-Umang menceritakan tentang derita masyarakat bawah yang sangat kekurangan dalam kebutuhan ekonomi sehingga memaksa mereka untuk
melakukan tindak kejahatan demi memenuhi kebutuhan hidup. Dalam hal ini mereka dipimpin oleh seorang penjahat besar yang bernama Waska serta anak buah yang
bernama Ranggong dan Borok. Waska adalah sosok pemimpin yang tegas, kuat dan tidak takut dengan bahaya yang mengancam kehidupannya.
47
Ibid.
48
Ibid.
Karena kemiskinan mereka berpindah ke kota, tetapi bukannya menjadi kaya mereka tetap saja miskin. Kemiskinan inilah yang memojokan mereka untuk
melaukan tindakan kejahatan. Waska memiliki keinginan dalam hidupnya untuk menaklukan dunia. Maka dia merencanakan untuk merampok bank dan perusahaan-
perusahaan besar yang ada. Waska meminta bantuan anak buahnya Ranggong untuk melakukan rencana tersebut. Hal tersebut dilakukan karena Waska tidak tega melihat
kaumnya menderita. Namun secara tiba-tiba Waska jatuh sakit, penyakit lamanya kambuh lagi, dia
membeku seperti patung. Ketika dalam keadaan sakit Bigayah pacar Waska datang minta dinikahi, tetapi Waska tidak mau menikah karena menikah baginya bukan
kejahatan. Bigayah mencintai Waska dengan sepenuh hati. Dalam keaadaan sakit Waska tetap mengomandoi penjarahan itu tanpa bisa dihalangi oleh siapapun,
termasuk sahabatnya Jonathan yang merupakan seorang seniman. Ranggong anak buah Waska takut kalau Waska sampai mati, karena Waska
mempunyai rencana besar. Kemudian Ranggong bersama Borok mencari jamu mujarab yang bisa membuat mereka hidup tanpa batas. Akhirnya Ranggong dan
Borok mendapatkan jamu mujarab yaitu jamu dadar bayi. Mereka mendapatkan itu dari dukun yang mereka panggil Albert dan Mbah putri
Setelah mereka mendapatkan jamu tersebut dan mereka bisa hidup tanpa batas, tetapi setelah itu mereka bertiga merasa bosan dengan hidupnya. Akhirnya mereka
mencari cara untuk bisa mati. Tetapi apapun cara yang mereka lakukan tetap saja mereka hidup.
E. Penelitian yang Relevan
Penelitian yang relevan ini dilakukan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan yaitu mencontek hasil penelitian orang lain, maka dari itu penulis akan
memaparkan perbedaan di antara masing-masing judul dan masalah yang dibahas. Skripsi yang berjudul
―Pandangan Hidup Tokoh Waska dalam Naskah Drama Umang-Umang Atawa Orkes Madun II Karya Arifin C. Noer dan Implikasinya
terhadap Pembelajaran Sastra ”. Karya Yunita ini adalah skripsi Mahasiswa
Universitas Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia pada tahun 2014. Penelitian ini mendeskripsikan tentang pandangan hidup
tokoh Waska, Yunita menemukan tiga pandangan hidup tokoh Waska yaitu 1 Waska menganggap bahwa dunia ini tidak lagi diperlukannya cinta kasih. 2
Pandangannya tentang penderitaan berubah. 3 Pandangan Waska tentang tanggung jawab yang baginya itu kekokohan hidup.
49
Persamaan dari penelitian ini karya yang diteliti sama yaitu naskah drama Umang-Umang karya Arifin C. noer. Perbedaannya
tulisan Yunita mendeskripsikan pandangan hidup tokoh yang terdapat dalam drama, sedangkan penelitian yang penulis teliti lebih kepada bahasa yang digunakan dalam
naskah yaitu tentang kesantunan berbahasa dalam naskah drama Umang-Umang. ―Nilai Moral dalam Naskah Drama Umang-Umang Karya Arifin C. noer dan
Implikasinya Terh adap Pembelajaran Sastra di SMP”.
50
Skripsi karya Ana Aan Setiyono Mahasiswa Universitas Pancasakti Tegal jurusan Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia tahun 2013. Penelitian ini membahas nilai moral yang terdapat dalam naskah drama Umang-Umang karya Arifin C. Noer dan implikasinya
terhadapa pembelajaran bahasa dan sastra di SMP. Tujuan Penelitian Ini adalah
49
Yunita, ―Pandangan Hidup Tokoh Waska dalam Naskah Drama Umang-Umang Atawa Orkes Madun II Karya Arifin C. Noer dan Implikasinya terhadap Pembelajaran Sastra
”,
Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta, 2014, h. I, tidak dipublikasikan.
50
Ana Aan Setiyono, ―Nilai Moral dalam Naskah Drama Umang-Umang Karya Arifin C. noer dan Implikasinya Terhadap Pembelajaran Sastra di SMP”,Skripsi, Universitas Pancasakti Tegal, Tegal,
2013, h. i, tidak dipublikasikan.