Kosmetika biasanya mengandung bahan seperti lemak, minyak, ester lilin, minyak ester humektan, pewarna, dan lain-lain. Hal-hal yang harus
dipertimbangkan dalam memilih bahan baku kosmetika salah satunya adalah sangat baik dan aman untuk digunakan serta stabil terhadap pengaruh oksidasi dan
pengaruh luar lainnya Mitsui, T., 1997. Penggunaan kosmetika yang tidak selektif dapat menyebabkan timbulnya
berbagai efek samping dari bahan yang digunakan dalam kosmetika. Oleh karena itu dilakukan usaha untuk menanggulangi kemungkinan efek samping kosmetika
tersebut dengan berhati-hati dan selektif dalam memilih kosmetik yang akan digunakan. Salah satu penyebab resiko efek samping dari kosmetika adalah zat
warna yang digunakan Wasitaatmadja, S.M., 1997. Berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan
Nomor 00386CSKII90 tentang zat warna tertentu yang dinyatakan sebagai bahan berbahaya dalam obat, makanan dan kosmetika terdapat beberapa zat warna
yang dilarang penggunaannya karena merupakan pewarna untuk tekstil diantaranya adalah Jingga K1 C.I. Pigment Orange 5, DC Orange No.17,
Merah K3 C.I. Pigment Red 53, DC Red No.8, Merah K10 Rhodamin B, C.I. Food Red 15, DC Red No.19 dan Merah K11 C.I 45170: 1 Anonim
b
, 1990.
2.4 Kosmetika Dekoratif
Tujuan awal penggunaan kosmetika adalah mempercantik diri yaitu usaha untuk menambah daya tarik agar lebih disukai orang lain. Usaha tersebut dapat
dilakukan dengan cara merias setiap bagian tubuh yang terpapar oleh pandangan sehingga terlihat lebih menarik dan sekaligus juga menutupi kekurangan cacat
yang ada.
Universitas Sumatera Utara
Kosmetika dekoratif semata-mata hanya melekat pada alat tubuh yang dirias dan tidak bermaksud untuk diserap ke dalam kulit serta mengubah secara
permanen kekurangan cacat yang ada. Kosmetika dekoratif terdiri atas bahan aktif berupa zat warna dalam berbagai bahan dasar bedak, cair, minyak, krim,
tingtur, aerosol dengan pelengkap bahan pembuat stabil dan parfum. Berdasarkan bagian tubuh yang dirias, kosmetika dekoratif dapat dibagi
menjadi: 1 Kosmetika rias kulit wajah; 2 Kosmetika rias bibir; 3 Kosmetika rias rambut; 4 Kosmetika rias mata; dan 5 Kosmetika rias kuku Wasitaatmadja,
S.M., 1997. Peran zat warna dan zat pewangi sangat besar dalam kosmetika dekoratif.
Pemakaian kosmetika dekoratif lebih untuk alasan psikologis daripada kesehatan kulit. Persyaratan untuk kosmetika dekoratif antara lain:
a. Warna yang menarik
b. Bau yang harum menyenangkan
c. Tidak lengket
d. Tidak menyebabkan kulit tampak berkilau
e. Tidak merusak atau mengganggu kulit, rambut, bibir, kuku, dan lainnya.
Pembagian kosmetika dekoratif: a.
Kosmetika dekoratif yang hanya menimbulkan efek pada permukaan dan pemakaiannya sebentar. Misalnya: bedak, pewarna bibir, pemerah pipi,
eye shadow, dan lain-lain. b.
Kosmetika dekoratif yang efeknya mendalam dan biasanya dalam waktu yang lama baru luntur. Misalnya: kosmetika pemutih kulit, cat rambut,
Universitas Sumatera Utara
pengeriting rambut, pelurus rambut, dan lain-lain Tranggono, R.I. dan Latifah, F., 2007.
2.5 Bibir
Bibir merupakan kulit yang memiliki ciri tersendiri, karena lapisan jangatnya sangat tipis. Stratum germinativum tumbuh dengan kuat dan korium
mendorong papila dengan aliran darah yang banyak tepat di bawah permukaan kulit. Pada kulit bibir tidak terdapat kelenjar keringat, tetapi pada permukaan kulit
bibir sebelah dalam terdapat kelenjar liur, sehingga bibir akan nampak selalu basah. Sangat jarang terdapat kelenjer lemak pada bibir, menyebabkan bibir
hampir bebas dari lemak, sehingga dalam cuaca yang dingin dan kering lapisan jangat akan cenderung mengering, pecah-pecah, yang memungkinkan zat yang
melekat padanya mudah berpenetrasi ke statum germinativum. Karena ketipisan lapisan jangat, lebih menonjolnya stratum germinativum,
dan aliran darah lebih banyak mengaliri di daerah permukaan kulit bibir, maka bibir menunjukkan sifat lebih peka dibandingkan dengan kulit lainnya. Karena itu
hendaknya berhati-hati dalam memilih bahan yang digunakan untuk sediaan pewarna bibir, terutama dalam hal memilih lemak, pigmen dan zat pengawet yang
digunakan untuk maksud pembuatan sediaan itu Ditjen POM, 1985. Warna merah pada bibir disebabkan warna darah yang mengalir di dalam
pembuluh di lapisan bawah kulit bibir. Pada bagian ini warna itu terlihat lebih jelas karena pada bibir tidak ditemukan satu lapisan kulit paling luar, yaitu lapisan
stratum corneum lapisan tanduk. Jadi kulit bibir lebih tipis dari kulit wajah, karena itu bibir jadi lebih muda luka dan mengalami pendarahan. Disamping itu,
Universitas Sumatera Utara
karena kulitnya yang tipis, saraf yang mengurus sensasi pada bibir menjadi lebih sensitif Wibowo, D.S., 2005.
Kosmetika rias bibir selain untuk merias bibir ternyata disertai juga dengan bahan untuk meminyaki dan melindungi bibir dari lingkungan yang
merusak, misalnya sinar ultraviolet. Ada beberapa macam kosmetika rias bibir, yaitu lipstik, krim bibir lip cream, pengkilap bibir lip gloss, penggaris bibir lip
liner, dan lip sealer Wasitaatmadja, S.M., 1997.
2.6 Lipstik