3.2.1 Pengumpulan Sampel
Pengumpulan sampel dilakukan secara purposif yaitu tanpa membandingkan dengan daerah lain. Sampel yang digunakan adalah bunga rosela
yang terdapat di Daerah Paloh Belombang, Desa Pematang Johar, Kabupaten Deli Serdang.
3.2.2 Identifikasi Tumbuhan
Identifikasi tumbuhan dilakukan di Pusat Penelitian Biologi-LIPI Bogor Jl. Raya Jakarta -Bogor KM 46. Hasil identifikasi dapat dilihat pada Lampiran 1.
3.2.3 Pengolahan Sampel
Sampel yang telah dikumpulkan, disortasi, dipisahkan biji dari kelopak bunga, dicuci sampai bersih, kemudian ditiriskan. Setelah itu ditimbang berat
seluruhnya sebagai berat basah yaitu 3,3 kg, kemudian dikeringkan di lemari pengering pada suhu 40-50
o
C. Setelah kering, sampel ditimbang sebagai berat kering yaitu 320 g, kemudian diserbuk dengan menggunakan blender. Sebelum
digunakan, serbuk disimpan di tempat yang kering. Serbuk simplisia dapat dilihat pada Lampiran 5.
3.3 Pemeriksaan Karakterisasi Simplisia
Pemeriksaan karakterisasi simplisia meliputi pemeriksaan organoleptik, makroskopik dan mikroskopik, penetapan kadar air, penetapan kadar abu total,
penetapan kadar abu tidak larut asam, penetapan kadar sari larut dalam air, dan penetapan kadar sari larut dalam etanol Ditjen POM, 1989.
3.3.1 Pemeriksaan Organoleptis dan Makroskopik
Pemeriksaan organoleptis dilakukan terhadap simplisia meliputi pemeriksaan warna, bau, dan rasa. Pemeriksaan makroskopik terhadap simplisia
Universitas Sumatera Utara
meliputi pemeriksaan bentuk, diameter, ketebalan, dan tekstur. Gambar tumbuhan, kelopak bunga rosela dan simplisia kelopak bunga rosela dapat dilihat
pada Lampiran 2, Lampiran 3 dan Lampiran 4.
3.3.2 Pemeriksaan Mikroskopik
Pemeriksaan mikroskopik terhadap serbuk simplisia dilakukan dengan cara meneteskan larutan kloral hidrat di atas kaca objek, kemudian di atasnya
diletakkan serbuk simplisia, lalu ditutup dengan kaca penutup dan dilihat di bawah mikroskop. Hasil mikroskopik serbuk simplisia kelopak bunga rosela dapat
dilihat pada Lampiran 6.
3.3.3 Penetapan Kadar Air
Penetapan kadar air dilakukan dengan metode Azeotropi destilasi toluen. Alat terdiri dari labu alas bulat 500 ml, alat penampung, pendingin, tabung
penyambung, dan tabung penerima 5 ml. Cara kerja:
Penjenuhan toluen: Toluen sebanyak 200 ml dan air suling sebanyak 2 ml dimasukkan ke dalam labu alas bulat. Kemudian didestilasi selama 2 jam, toluen
didinginkan selama 30 menit, dan dibaca volume air dengan ketelitian 0,05 ml volume I.
Ke dalam labu alas bulat tersebut kemudian dimasukkan 5 g serbuk simplisia yang telah ditimbang dengan seksama, ditambahkan batu didih secukupnya,
kemudian labu dipanaskan dengan hati-hati selama 15 menit. Setelah toluen mulai mendidih, didestilasi dengan kecepatan 2 tetes tiap detik hingga sebagian besar air
terdestilasi, kemudian kecepatan destilasi ditingkatkan hingga 4 tetes tiap detik. Setelah semua air terdestilasi, bilas bagian dalam pendingin dengan toluen.
Universitas Sumatera Utara
Destilasi dilanjutkan selama 5 menit, kemudian labu penerima dibiarkan mendingin pada suhu kamar dan dibersihkan tetesan air yang mungkin masih
terdapat pada dinding tabung penerima. Setelah air dan toluen memisah sempurna, dibaca volume air dengan ketelitian 0,05 ml volume II. Selisih kedua volume air
yang dibaca sesuai dengan kandungan air yang terdapat dalam bahan yang diperiksa. Hitung kadar air dalam persen WHO, 1992.
3.3.4 Penetapan Kadar Abu Total