Akibat Hukumnya Penyalahgunaan Izin Masuk sebagai Imigran

h. Perbaikan kinerja aparat yang terkait, baik secara personel individual maupun organisasional untuk menciptakan situasi yang kondusif dan kinerja aparat yang berkualitas yang mampu memberikan pelayanan kepada masyarakat, dengan meminimalisir pelanggaran-pelanggaran yang biasanya terjadi.

B. Akibat Hukumnya Penyalahgunaan Izin Masuk sebagai Imigran

Direktorat Jenderal Imigrasi berhasil menggagalkan rencana penyelundupan manusia yang dilakukan oleh seorang WN Amerika yang berinisial YK alias JJ pada hari Senin 163. Calon korban penyelundupan manusia tersebut adalah 47 WN RRC, 6 wanita dan 41 pria, yang berhasil ditemukan pihak imigrasi Tangerang. Setelah JJ diamankan, Tim penyelidik Direktorat Penyidikan dan penindakan Keimigrasian, Ditjen Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM R.I langsung melakukan peninjauan secara intensif, dan akhirnya berhasil memperoleh bukti-bukti kuat yang mengarah kepada kasus pelanggaran tindak pidana keimigrasian, dan dugaan adanya kegiatan penyelundupan manusia yang akan dilakukan oleh JJ. 87 Salah satu kasus mengenai pelanggaran batas wilayah ini adalah kasus masuknya lima orang warga negara Australia 12 September. Mereka memasuki wilayah udara Indonesia dan mendarat di Merauke menggunakan pesawat Viper T68, berbaling-baling dua, bernomor Registerasi VH-PFP milik Cape Air Transport. Kelima warga negara yang ditahan karena pelanggaran keimigrasian itu adalah 87 Imigrasi Gagalkan Rencana Penyelundupan 47 WN RRC, Jakarta: Majalah Gerbang Indonesia, Edisi Mei 2009, hal 34 Universitas Sumatera Utara William Henry Scoot Bloxam pilot, Vera Scoot Bloxam co pilot, Hubert Hofer, Karen Burke, dan Keith Rowald Mortimer. Kasus ini pun menjadi sorotan besar di media nasional dan internasional. Apalagi pendaratan mereka di Papua, yang sampai saat ini mendapatkan gangguan dari organisasi papua merdeka OPM. Sorotan datang karena kekhawatiran masuknya mereka ke Indonesia untuk tujuan spionase. Apalagi negara tertentu memang dikenal memberikan dukungan bagi beberapa tokoh organisasi separatis tersebut. Beberapa pihak mengharapkan agar para pelanggar kedaulatan itu diberikan hukuman yang setimpal. Oleh Pengadilan ke lima orang itu telah dibebaskan berdasarkan putusan Pengadilan Tinggi Jayapura dalam putusan nomor 33PID2009PTJPR untuk William Scott Bloxam pelanggaran penerbangan dan putusan No. 31Pid2009 “PTJPR untuk empat warga negara Australia lainnya pelanggaran keimigrasian. Meskipun sebelumnya pada 15 Januari 2008 Pengadilan Negeri Merauke momvonis William dengan hukuman tiga tahun penjara dan denda Rp 50 juta. Vera Scott Bloxam, dan Karen Burke divonis dua tahun penjara dan denda Rp 25 juta serta Pesawat mereka disita untuk negara. 88 Kondisi wilayah perbatasan Indonesia memang rawan untuk masuknya pendatang ilegal. Hal ini terjadi karena luasnya wilayah lautan, serta banyaknya pelabuhan tikus. Selain itu, perbatasan darat yang berhubungan dengan Malaysia dan Papua New Guinea juga amat luas untuk diawasi secara intensif. 88 Pendatang Gelap, No Way Jakarta: Majalah Gerbang Indonesia, Edisi Mei 2009, hal 48 Universitas Sumatera Utara Posisi Indonesia sendiri sangat strategis, terletak diantara dua benua besar yakni Asia dan Australia. Tempat tujuan penyelundupan imigrasi gelap berada di Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Papua dan Nusa Tenggara. Dan tujuan imigran gelap terbanyak saat ini adalah menuju Australia. Meskipun sebagian imigran gelap atau pendatang tersebut memiliki motif ekonomi atau hanya menjadikan Indonesia sebagai tempat transit. Namun kita perlu mewaspadai kegiatan intelijen yang dilakukan pendatang tersebut. Pengamat intelijen meminta pemerintah mengamati kedatangan pendatang illegal, termasuk untuk kasus lima warga Australia itu. Apalagi muncul dugaan mereka bersimpati kepada OPM. Bukan hanya itu, yang harus menjadi perhatian pejabat dan Kepolisian adalah kemungkinan berkembangnya kejahatan Trans National Crime seperti Terorisme, Narkoba International, dan pencucian uang. Karena banyak imigran gelap itu memang merupakan bagian dari jaringan kejahatan trans nasional. 89 Posisi Indonesia sendiri bisa menjadi original country Negara pengirim dan transit country negara transit bagi sindikat internasional untuk mengirim imigran gelap ke negara tujuan destination country, seperti Australia. Sebanyak 33 imigran gelap asal Afghanistan 306 dideportasi Direktorat Jenderal Imigrasi. Mereka adalah imigran gelap yang masuk Indonesia sejak periode Januari lalu. Mereka memasuki Indonesia melalui jalur laut. Pendeportasian dilakukan sebagai bentuk perhatian pemerintah Indonesia terhadap keberadaan warga negara asing dan bukti jika Indonesia tidak sembarangan 89 Ibid, Hal 49 Universitas Sumatera Utara dimasuki orang asing. Kepala Bagian Humas Litigasi dan Tata Usaha Ditjen Imigrasi MJ Baringbing mengatakan kita memiliki aturan yang ketat tentang Keimigrasian dan harus dipatuhi semua yang masuk ke Indonesia. Mereka diberangkatkan melalui Bandar udara Internasional Soekarno-Hatta, menggunakan pesawat Malaysia Airlines. 90 Yurisdiksi adalah kewenangan untuk melaksanakan ketentuan hukum nasional suatu negara yang berdaulat dan ini merupakan implementasi kedaulatan negara sebagai yurisdiksi negara dalam batas-batas wilayahnya yang akan tetap melekat pada negara berdaulat 91 . Ada 4 empat prinsip yang digunakan untuk melandasi yurisdiksi negara yang terkait dengan hubungannya dengan hukum internasional, yaitu: 92 1. Yurisdiksi territorial baik subyektif maupun obyektif teritorial yang diperluas, menetapkan bahwa yurisdiksi negara berlaku atas orang, perbuatan, dan benda yang ada di wilayahnya maupun di luar wilayahnya atau di luar negeri; 2. Yurisdiksi individu personal baik active nationality maupun passive nationality, menetapkan bahwa negara memiliki yurisdiksi atas warga negaranya di dalam wilayahnya serta negara mempunyai kewajiban warga negaranya di luar negeri; 90 33 Imigran Gelap di Deportasi, Jakarta: Majalah Gerbang Indonesia, Edisi Agustus 2009, hal 40. 91 Yudha Bhakti Adhiwisastra, Imunitas Kedaulatan Negara di Forum Pengadilan Asing, Bandung, 1999, hlm.16. 92 Ibid, hlm. 44-45. Universitas Sumatera Utara 3. Yurisdiksi perlindungan protective, menetapkan bahwa setiap negara memiliki yurisdiksi atas kejahatan terhadap keamanan dan kepentingan negara; 4. Yurisdiksi universal, menetapkan bahwa setiap negara mempunyai yurisdiksi atas kejahatan jure gentium, kejahatan terhadap umat orang yang diakui secara universal, seperti pembajakan hijacking, perompakan piracy, agresi, genosida, kejahatan terhadap kemanusiaan crime against humanity, kejahatan perang war crime. Berbicara mengenai kedaulatan wilayah nasional berarti berbicara mengenai kemampuan negara dalam menjalankan yurisdiksi atau kewenangannya atas orang, benda, dan tindakan-tindakan yang dilakukan dalam wilayahnya. Pada umumnya keberadaan secara fisik seseorang atau suatu benda dalam wilayah suatu negara akan menimbulkan yurisdiksi negara atas orang atau benda tersebut. Namun demikian ada pembatasan berlaku yurisdiksi suatu negara baik jika dikaitkan dengan imunitas atau kekebalan yang dimiliki kepala negara asing, diplomat asing, kapal berbendera asing, atau lembaga internasional serta tenggang waktu keberadaan. Ketika orang atau benda tersebut telah berada di luar wilayah negara, maka berakhir pula yuridiksi negara atas orang atau benda tersebut. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat yurisdiksi yang bersifat sementara, maka akibat hukum yang dijalani ke lima orang tersebut dikenakan sanksi hukum baik dari segi moril maupun materil atas Universitas Sumatera Utara kerugian negara, sebelum ada putusan pengadilan Tinggi Jaya Pura Nomor 33PID2009PTJPR. Tanggal 04 Juni 2009 pemerintah Indonesia dan Australia melalui Menteri Hukum dan HAM Andi Mattalatta dan Menteri Dalam Negeri Australia Bob Debus menandatangani kerja sama soal memerangi kejahatan penyelundupan manusia human trafficking dan bentuk lain dari migrasi non reguler di kawasan. Kerjasama itu dilakukan untuk peningkatan pengaturan dalam perawatan dan dukungan bagi imigran non-reguler yang tertangkap di Indonesia. Juga didalamnya terdapat kerjasama bidang manajemen detensi secara berkelanjutan. Australia juga memberikan perhatian terhadap meningkatnya kerjasama yang saling menguntungkan di bidang bantuan hukum. Selain itu ada peningkatan kerjasama untuk pelatihan antara pihak imigrasi dan badan lembaga penegak hukum lainnya 93 . Akibat-akibat tersebut di ataslah yang membuat praktik money laundering menjadi pusat perhatian negara-negara di dunia, terlebih-lebih lagi dana yang digunakan dalam praktik money laundering adalah dana yang dihasilkan dari kejahatan-kejahatan serius seperti korupsi, terorisme, perdagangan narkotika, dan kejahatan hutan, sehingga telah menjadi kesepakatan bersama untuk saling mendukung dalam upaya pencegahan dan pemberantas kejahatan money laundering dengan menjalin kerja sama international.Adanya kerja sama internasional ini dengan sendirinya memberikan nilai tambah karena penyelidikan aliran dana tidak terbatas hanya kepada lembaga penyedia jasa keuangan yang beroperasi di wilayah Indonesia 93 Budi Prasetyo “Gerbang Indonesia” Edisi Agustus 2009, Hal 50 Universitas Sumatera Utara saja, tetapi bisa meluas sampai ke lembaga penyedia jasa keuangan di manca negara. 94 C. Penanganan Kasus-kasus Imigran Illegal oleh Kantor Imigrasi Belawan 1. Contoh Kasus Sudath Kumara Warga Negara Sri Langka Mengajukan Permohonan Paspor Di Kantor Imigrasi Belawan 95 Pada tanggal 06 Mei 2008 Sudath Kumara L mengajukan permohonan Paspor melalui loket dengan persyaratan KTP, KK dan Akte Kelahiran yang dilampirkan langsung diproses sesuai prosedur, pada tanggal 08 Mei 2008 yang bersangkutan di photo dan wawancara oleh petugas wawancara, hasil wawancara Petugas merasa curiga terhadap yang bersangkutan karena tata cara bicara dan gaya bahasannya tidak jelas dan kurang dimengerti sehingga terjadi kendala bagi Petugas wawancara untuk memproses permohonan Paspor tersebut. Petugas wawancara melaporkan kepada Kepala Seksi Lalintuskim dan Kepala Seksi Lalintuskim berkordinasi dengan Kepala Kantor Imigrasi Belawan untuk proses selanjutnya. Kepala Kantor Imigrasi Belawan memerintahkan Kepala Seksi Wasdakim melaksanakan Berita Acara Pemeriksaan BAP terhadap Sudath Kumara. Berdasarkan hasil pemeriksaan tersebut diperoleh keterangan yang tertuang dalam berita Acara Pemeriksaan BAP : 1. Dari hasil Pemeriksaan diyakini yang bersangkutan bukan Warga Negara Indonesia WNI dan didapat keterangan yang bersangkutan adalah Warga 94 Bismar Nasution, “Rezim Anti-Money Laundering Di Indonesia”, Bandung 2008 95 “Penanganan kasus” di kantor Imigrasi Belawan tanggal 06 Mei 2008 Universitas Sumatera Utara Negara Sri Lanka yang bekerja di Malaysia selama 7 tujuh tahun, dan yang bersangkutan bernama Sudath Kumara tempat tanggal lahir : Marade Sri Lanka tanggal 17 Agustus 1977 dengan alamat : Wiragama Ekri Golls Kaikawala Marade Sri Lanka. 2. Bahwa Yang bersangkutan mengaku datang masuk ke Indonesia pada tanggal 08 April 2008 dengan kapal ikan dari Klang Malaysia dan tiba di Pelabuhan Ikan Tanjung Balai Asahan tanpa menggunakan dokumen Paspor dan tidak melalui Tempat Pemeriksaan Imigrasi TPI. 3. Bahwa Yang bersangkutan merencanakan akan menikah di Pematang Siantar pada tanggal 16 Mei 2008 dengan A.Munnima WNI Keturunan India teman sekerjanya di Malaysia. 4. Dokumen – dokumen yang bersangkutan untuk pengurusan Paspor diurus oleh calon ibu mertua yang bernama Sundri. Yang bersangkutan ingin mendapatkan Paspor untuk kembali ke Malaysia setelah Menikah. 5. Bahwa Sudath Kumara warga negara Sri Lanka tersebut di duga kuat telah melanggar Pasal 39, 48, 53 dan 55 huruf c Undang-undang Nomor 9 Tahun 1992 tentang Keimigrasian dan agar terhadap Sudath Kumara warga negara Sri Lanka tersebut dapat dikenakan Tindakan Keimigrasian berupa Pengusiaran atau Deportasi dari Wilayah Indonesia ke Negara asal. 6.Berdasarkan hasil Berita Acara Pemeriksaan BAP diatas maka Kepala Kantor Imigrasi Belawan menerbitkan surat Keputusan mengenai Tindakan Keimigrasian berupa Deportasi dengan memerintahkan Sudath Kumara warga Universitas Sumatera Utara negara Sri Lanka tersebut untuk segera meninggalkan Wilayah Indonesia pada kesempatan pertama yang disertai dengan Surat Perintah Pengawalan No.W2.F3.IL.02.01-0975 Belawan, 15 Mei 2008 dan nama Sudath Kumara warga negara Sri Lanka tersebut dimasukan kedalam daftar Penangkalan. 2. Contoh Kasus Schipizza Piero L Warga Negara Italia Menjalin Hubungan Suami Istri Tanpa Ikatan Perkawinan Dengan Seorang Warga Negara Indonesia Wni Bernama Nurmi. 96 Laporan dari atas nama Kepolisian Daerah Sumatera Utara Direktur Intelkam tentang adanya warga negara Italia yang menjalin hubungan suami istri tanpa ikatan Perkawinan dengan seorang Warga Negara Indonesia WNI bernama Nurmi alamat di Jalan Jamin Ginting Pintu Air IV No.277 Padang Bulan Medan, Kepala Kantor Kantor Imigrasi Belawan memerintahkan Kepala Seksi Wasdakim memanggil tersangka bersama dengan saksi-saksi terkait untuk diadakan pemeriksaan atas laporan tersebut. Berdasarkan laporan tersebut diperoleh keterangan yang tertuang dalam berita Acara Pemeriksaan BAP : a.Bahwa SCHIPIZZA PIERO L tersebut tiba pertama kali di Indonesia pada tanggal 19 November 2006 melalui Bandara Sukarno-Hatta Jakarta men ggunakan Visa B 211 untuk bekerja sebagai Project Manager Sanitasi bidang Geologi di BRR Lhokseumawe, setelah 3 tiga bulan yang bersangkutan 96 Kantor Imigrasi Belawan, Kasus di kantor Imigrasi Belawan Belawan : Mei 2008 Universitas Sumatera Utara bekerja ketemu dengan seorang wanita bernama Nurmi dan yang bersangkutan keluar tanpa sepengetahuan dari BRR Lhokseumawe dan tinggal di Jalan Jamin Ginting Pintu Air IV No.277 Padang Bulan Medan, selanjutnya izin tinggal yang bersangkutan dari Departemen Luar Negeri dibatalkan diberi Exit Permit Only EPO. b. Pada tanggal 28 Pebruari 2008 yang bersangkutan datang kembali melalui Pelabuhan Belawan menggunakan Visa B 211 izin tinggal selama 60 enam puluh hari sejak tanggal kedatangan. Schipizza Piero L telah menjalin hubungan suami istri tanpa ikatan perkawinan dengan seorang WNI bernama Nurmi janda dengan 2 dua orang anak bernama Susilo dan Nando dari hubungan tersebut lahir seorang perempuan bernama Martina pada saat itu sudah berumur 3 tiga tahun, tingal di Jalan Jamin Ginting Pintu Air IV No.277 Padang Bulan Medan. c. Selama di Medan yang bersangkutan tidak bekerja, untuk memenuhi biaya hidup yang bersangkutan dapat kiriman uang hasil kontrakan rumahnya setiap bulan dari Italia. d. Pada tanggal 25 April 2008 yang bersangkutan memperpanjang izin tinggalnya berlaku sampai tanggal 19 Mei 2008 pada Kantor Imigrasi Belawan, untuk izin tinggal berikutnya yang bersangkutan tidak memperpanjang lagi karena sakit sampai di Opname akibat dari yang bersangkutan dipukul orang pada saat ingin memperpanjang izin tinggalnya, dan sesuai surat Polisi pada tanggal 11 Juli 2008 yang bersangkutan pernah menumpang tinggal di Panti Asuhan Tunanetra Universitas Sumatera Utara Karya Murni jalan Karya Wisata No.6 Medan dan yang bersangkutan sering marah-marah kepada suster-suster di Panti Asuhan tersebut dengan alasan istri masuk rumah sakit anak paling kecil baru usia 3 tiga bulan dan anak dari istrinya ada 2dua orang sedangkan penghasilan tidak ada dan kiriman uang dari hasil kontrakan rumah di Italia tidak cukup untuk membiayai hidup di Medan. e.Bahwa Schipizza Piero L warga negara Italia tersebut telah diperiksa oleh petugas Imigrasi Belawan karena diduga melanggar Pasal 52 Undang-undang Nomor 9 tahun 1992 tentang Keimigrasian yaitu ijin tinggalnya yang dimilikinya habis masa berlaku dan agar terhadap Schipizza Piero L warga negara Italia tersebut dapat dikenakan Tindakan Keimigrasian berupa Pengusiaran atau Deportasi dari Wilayah Indonesia ke Negara asal. f. Berdasarkan hasil Berita Acara Pemeriksaan BAP diatas maka Kepala Kantor Imigrasi Belawan menerbitkan surat Keputusan mengenai Tindakan Keimigrasian berupa Deportasi dengan memerintahkan Schipizza Piero L warga negara Italia tersebut untuk segera meninggalkan Wilayah Indonesia pada kesempatan pertama yang disertai dengan Surat Perintah Pengawalan No.W2.F3.IL.02.01-1778 Belawan, 24 September 2008 dan nama Schipizza Piero L warga negara Italia tersebut dimasukan kedalam daftar Penangkalan. 97 97 Ibid Universitas Sumatera Utara Dalam Undang-undang Nomor 9 Tahun 1992 Tentang Keimigrasian, pada Pasal 1 butir ke-14 menyebutkan bahwa Tindakan Keimigrasian adalah tindakan administratif dalam bidang Keimigrasian diluar proses peradilan. Sebagian alasan untuk dikenakan Tindakan Keimigrasian dijelaskan dan diatur sesuai dengan Pasal 42 1 yang menyebutkan bahwa : a. Karena melakukan kegiatan yang berbahaya atau patut diduga berbahaya bagi keamanan dan ketertiban umum. b. Karena tidak menghormati atau mentaati peraturan perundangan yang berlaku. Adapun jenis-jenis Tindakan Keimigrasian sesuai dengan Pasal 42 ayat 2 Undang-undang Nomor 9 Tahun 1992 sebagai berikut : a.Pembatasan, perubahan atau pembatalan ijin keberadaan. b.Larangan untuk berada di suatu tempat tertentu di Indonesia. c. Keharusan untuk bertempat tinggal di suatu tempat tertentu. d. Pengusiran atau deportasi dari wilayah R.I atau penolakan masuk wilayah Indonesia. Orang Asing yang dikenakan Tindakan Keimigrasian dapat ditempatkan di Karantina Imigrasi sesuai bunyi pasal 1 butir 15 Undang-undang Nomor 9 Tahun 1992, yang menyebutkan bahwa, Karantina Imigrasi adalah tempat tempat penampungan sementarabagi orang asing yang dikenakan proses pengusiran atau deportasi atau Tindakan Keimigrasian lainnya. Keputusan tindakan keimigrasian tersebut dibuat secara tertulis dengan memuat alasan-alasannya Pasal 43 ayat 1 dan terhadap orang asing yang Universitas Sumatera Utara dikenakan Tindakan Keimigrasian dapat mengajukan keberatan kepada Menteri Pasal 43 ayat 2 . Sebagai aturan pelaksana terhadap Tindakan Keimigrasian diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 1994 tentang pengawasan orang asing dan Tindakan Keimigrasian dalam pasal 24 yang menyebutkan sebagai berikut : Pasal 24 a. Ayat 1 : Tindakan Keimigrasian ditetapkan dalam ketentuan tertulis oleh pejabat imigrasi yang berwenang. b. Ayat 2 : Keputusan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 disampaikan kepada orang asing yang dikenakan Tindakan Keimigrasian selambat-lambatnya 7 hari terhitung sejak tanggal penetapan. Terhadap orang asing yang dikenakan Tindakan Keimigrasian dapat mengajukan keberatan Pasal 25 dan terhadap keberatan tersebut Menteri memberikan keputusan menerima atau menolak Pasal 28. Sebagai aturan pelaksana Tindakan Keimigrasian ini adalah keputusan Menteri Kehakiman Nomor M.02.PW.09.02 Tahun 1995, tentang tata cara pengawasan orang asing, pengajuan keberatan orang asing dan Tindakan Keimigrasian. Dalam Pasal 19 ayat 2 menyebutkan : Tindakan Keimigrasian dikenakan kepada orang asing di wilayah RI yang diduga atau patut diduga akan melakukan pelanggaran pasal 48 sampai dengan Pasal 61 terkecuali Pasal 59 Undang-undang Nomor 9 Tahun 1992 tentang Keimigrasian. Universitas Sumatera Utara Sedangkan pertimbangan dan alasan dalam menetapkan Tindakan Keimigrasian sesuai dengan petunjuk pelaksanaan Direktur Jenderal Imigrasi Nomor F-314.IL.02.10 Tahun 1995 Tentang Tata cara Tindakan Keimigrasian adalah ; a.Tergolong orang-orang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat 2 Keputusan Menteri Kehakiman Nomor M.02.PW.09.02 tanggal 14 Maret 1995. b.Terdapat cukup bukti bahwa yang bersangkutan berada di Indonesia dan bila diajukan ke Pengadilan akan menggunakan upaya hukum mulai dari banding, kasasi, grasi dan atau akan digunakan kesempatan menjadi buronan. c. Menurut pertimbangan politis, ekonomis, sosial budaya serta kemanan dipandang lebih efektif dilakukan Tindakan Keimigrasian. d. Atas pertimbangan dari pejabat yang berwenang memutuskan Tindakan Keimigrasian akan lebih efisien dan efektif dari pada tindakan projustia. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Tindakan Keimigrasian adalah merupakan Tindakan hukum administrasi atau Tindakan hukum Tata Usaha Negara yang timbul akibat keputusan Tata Usaha Negara, yang sesuai dengan Pasal 1 angka 3 Undang-undang Nomor 5 Tahun 1986 JO Undang-undang Nomor 9 Tahun 2004 tentang Peradilan Tata Usaha Negara yang mengatakan bahwa keputusan Tata Usaha Negara adalah suatu penetapan tertulis yang dikeluarkan oleh badan atau pejabat Tata Usaha Negara yang berisi Tindakan hukum Tata Usaha Negara berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku yang bersifat kongkrit, individual dan final yang menimbulkan akibat hukum bagi seseorang atau badan hukum perdata. Universitas Sumatera Utara

BAB IV PENEGAKAN PERATURAN KEIMIGRASIAN DALAM MENCEGAH