1. Secara Teoritis
Dapat mengetahui peraturan hukum apa yang dipakai pemerintah untuk masuknya Imigran ke Indonesia yang mempunyai izin yang sesuai
dengan UU No. 9 Tahun 1992 tentang Keimigrasian.
2. Secara Praktis
Dapat menjadi masukan bagi pihak-pihak yang ingin mengetahui lebih lanjut mengenai upaya pencegahan terhadap penyalahgunaan izin
masuk sebagai imigran. Sehingga dengan adanya penulisan ini pemerintah dapat mengatur izin masuk sebagai imigran yang baik dan
sesuai dengan UU No. 9 tahun 1992 tentang Keimigrasian.
E. Keaslian Penulisan
“Penegakan Peraturan Keimigrasian Dalam Mencegah Masuknya Imigran Ilegal ke Indonesia”, ini sengaja penulis angkat menjadi judul penelitian ini
merupakan karya ilmiah yang sejauh ini belum pernah ditulis di lingkungan Sekolah Pascasarjana Magister Ilmu Hukum Universitas Sumatera Utara
USU, terutama yang berkaitan dengan Penegakan Peraturan Keimigrasian. Penulis menyusun penelitian ini berdasarkan referensi buku-buku, media cetak
Universitas Sumatera Utara
dan media elektronik, juga melalui bantuan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, keaslian penelitian ini dapat saya pertanggungjawabkan.
F. Kerangka Teori dan Konsepsi 1. Kerangka Teori
Dalam pembahasan mengenai Penegakan Peraturan Keimigrasian Dalam Mencegah Masuknya Imigran Ilegal Ke Indonesia Berdasarkan UU No.9 Tahun
1992 Tentang Keimigrasian, teori utama yang digunakan adalah teori kedaulatan negara staats-souvereiniteit yang dikemukakan oleh Jean Boudin
dan George Jellinek. Menurut teori kedaulatan negara, kekuasaan tertinggi ada pada negara dan negara mengatur kehidupan anggota masyarakatnya. Negara
yang berdaulat melindungi anggota masyarakatnya terutama anggota masyarakat yang lemah.
Tujuan hukum mengenai perijinan masuknya imigran ke Indonesia ini tidak terlepas dari tujuan hukum pada umumnya. Tujuan hukum adalah untuk
mewujudkan keadilan rechtsgerechtigheid, kemanfaatan rechtsutiliteit, dan kepastian hukum rechtszekerheid.
19
Dalam hal mewujudkan keadilan, Adam Smith melahirkan ajaran mengenai keadilan justice, Smith mengatakan bahwa
“tujuan keadilan adalah untuk melindungi diri dari kerugian” the end of the
19
Ahmad Ali, Menguak Tabir Hukum, Satu Kajian filosofis dan Sosiologis, Jakarta: Gunung Agung, 2002, hal. 85.
Universitas Sumatera Utara
justice to secure from enjury.
20
Menurut G.W. Paton, hak yang diberikan oleh hukum ternyata tidak hanya mengandung unsur perlindungan dan kepentingan
tetapi juga unsur kehendak the element of will.
21
Maka teori hukum perlindungan dan kepentingan bertujuan untuk menjelaskan nilai-nilai hukum
dan postulat-postulatnya hingga dasar-dasar filsafatnya yang paling dalam. Hukum pada hakikatnya adalah sesuatu yang abstrak, namun dalam
manifestasinya dapat berwujud konkrit. Suatu ketentuan hukum dapat dinilai baik jika akibat-akibat yang dihasilkan dari penerapannya adalah kebaikan,
kebahagiaan yang sebesar-besarnya dan berkurangnya penderitaan.
22
Ketertiban adalah tujuan pokok dan pertama dari segala hukum. Kebutuhan terhadap ketertiban ini syarat pokok fundamental bagi adanya
suatu masyarakat manusia yang teratur. Di samping ketertiban, tujuan lain dari hukum adalah tercapainya keadilan yang berbeda-beda isi dan ukurannya
menurut masyarakat dan zamannya. Untuk mencapai ketertiban dalam masyarakat ini diperlukan adanya kepastian dalam pergaulan antar manusia
dalam masyarakat. Selain itu, teori yang menyatakan bahwa hukum sebagai sarana
pembangunan dapat diartikan, bahwa hukum sebagai penyalur arah kegiatan manusia kearah yang dikehendaki oleh pembangunan atau pembaharuan. Teori
20
Bismar Nasution, Op. Cit., hal. 4-5.
21
George Whitecross Paton, A Text-Book of Jurisprudence, edisi kedua, London: Oxford University Press, 1951, hal. 221.
22
Lili Rasjidi dan I.B. Wyasa Putra, Hukum Sebagai Suatu Sistem, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1993, hal. 79.
Universitas Sumatera Utara
ini dikemukakan oleh Roscoe Pound, yakni “Law as A Tool as Social Engineering”
23
. Dimana hukum harus diusahakan bersifat antisipatif, sehingga tidak menghambat laju perkembangan efisiensi ekonomi nasional, mewujudkan
iklim keimigrasian yang kondusif melalui pengaturan izin masuk bagi imigran ke Indonesia.
Secara umum, semua orang adalah sama kedudukannya dalam hukum, berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan. Hak
perseorangan dilindungi oleh hukum. Hak perseorangan adalah relatif, sifat perseorangan dalam hukum perjanjian menimbulkan gejala-gejala hukum
sebagai akibat hubungan hukum antara persoon dengan persoon lainnya. Konsep hukum dan teori hukum dalam sistem mendekatkan hukum pada
permasalahan peran sekaligus fungsi hukum. Orang termasuk dalam pengertian kelembagaan dapat melakukan sesuatu kehendak melalui
pemanfaatan hukum, Penegakan hukum serta pengawasan, dan lain-lain
24
Oleh sebab itulah penelitian ini mengacu kepada teori yurisdiksi, karena setiap orang baik WNI, WNA ataupun mereka yang memiliki kewarganegaraan ganda yang
berada di wilayah hukum Indonesia harus tunduk kepada peraturan hukum di Indonesia.
23
Roscoe Pound, “Social Control Through Law: Jural Postulets”, Cet.1, dikutip dalam Filsafat Hukum dari Program Pascasarjana Fakultas Hukum Universitas Indonesia, Jakarta:
Universitas Indonesia, 2001, hal. 578-579, dikutip dari Pound, Jurisprudence, Vol.3, hal.8-10, dikutip dari Stone, Human Law and Human Justice 1965, hal.280.
24
Mahfud MD, Pergulatan Politik dan Hukum di Indonesia, Jakarta: Gramedia, 1999, hal. 69., Lihat Buku Imam Kabul, Paradigma Pembangunan Hukum di Indonesia, Yogyakarta: Kurnia
Kalam, 2005, hal. 7.
Universitas Sumatera Utara
2. Konsepsi