Penyalahgunaan Izin Masuk sebagai Imigran

BAB III PENYALAHGUNAAN IZIN MASUK SEBAGAI IMIGRAN DAN AKIBAT

HUKUMNYA BERDASARKAN UU NO. 9 TAHUN 1992 TENTANG KEIMIGRASIAN

A. Penyalahgunaan Izin Masuk sebagai Imigran

Selama kurun waktu Pelita ke V yang lalu, terlihat keberhasilan pembangunan hukum dibidang keimigrasian, seperti penyederhanaan prosedur bagi warga Negara Indonesia yang akan bepergian ke luar Negeri yaitu tidak memerlukan Ijin Berangkat Exit Permit yang sebelumnya dilaksanakan, dan salah satu langkah inovative yang cukup berani adalah pemberian fasilitas Bebas Visa Kunjungan Singkat BVKS bagi Warga Negara Asing WNA dari beberapa negara di dunia yaitu dibebaskan dari kewajiban memiliki Visa untuk memasuki wilayah Negara Republik Indonesia dan yang sangat mendasar adalah ditetapkannya Undang Undang No. 9 Tahun 1992 tentang Keimigrasian selanjutnya disebut dengan Undang-undang No.9 Tahun 1992 sebagai dasar yang kokoh dalam melaksanakan tugas keimigrasian. 79 Melalui Undang-Undang No. 9 Tahun 1992, pemerintah membuktikan kepada dunia luar bahwa pengakuan dan perlindungan hak-hak asasi manusia di Indonesia betul-betul dihargai dan dihormati. Sehingga bagi mereka yang berlalu lintas antara negara dan orang asing yang berada di Indonesia merasa terlindungi, aman dan tentram. 79 Ibid, Hal 26 Universitas Sumatera Utara Oleh karena itu sesuai dengan arah pembangunan, Direktorat Jendral Imigrasi harus meningkatkan kemampuan dan profesionalisme aparatnya, agar dapat mengantisipasi segala jenis tantangan, ancaman, hambatan dan gangguan yang timbul dari lalu lintas orang asing antar negara dan keberadaan orang asing di Indonesia. Dapat dipastikan dengan diberikan fasilitas Bebas Visa Kunjungan Singkat BVKS bagi orang asing, perolehan devisa dari sektor pariwisata akan meningkat. 80 Adanya Bebas Visa Kunjungan Singkat BVKS kebijaksanaan selective policy akan lemah karena Kedutaan-kedutaan yang ada di Luar Negeri yang berfungsi sebagai filter masuknya orang asing tidak berfungsi penuh. Filter yang sesungguhnya hanyalah di Tempat Pemeriksaan Imigrasi TPI, karena di Tempat Pemeriksaan Imigrasi Bebas Visa Kunjungan Singkat BVKS dapat diperoleh. Kenyataan ini semakin diperburuk dengan lamanya Ijin Kunjungan sampai dua bulan sehingga terjadi kecenderungan penyalahgunaan Ijin Kunjungan dan juga masa waktu yang ditentukan telah habis. Hal seperti inilah yang sangat tidak kita kehendaki. Sebagai aparat penegak hukum. maka pelaksanaan tugas harus konsisten dan konsekuen dengan Undang-undang No.9 tahun 1992, sebagai sarana pokok bagi pengendalian dan pengawasan orang asing di Indonesia. Berdasarkan penjelasan di atas dapat diperkirakan cepat atau lambat akan timbul masalah penyalagunaan ijin kunjungan dan habisnya masa waktu yang ditentukan maka harus segera diantisipasi dan diatasi, merupakan suatu 80 Ibid, Hal 28 Universitas Sumatera Utara tantangan bagi kita semua untuk mampu menghadapi perubahan atau dinamika modernisasi yang sangat cepat ini. 81 Penyalahgunaan izin masuk sebagai imigran, seperti kasus dibawah ini: Contoh Kasus PT. Aneka Gas Industri 82 Bermula dari laporan masyarakat tentang adanya warga negara asing yang bekerja di PT.ANEKA GAS INDUSTRI Jalan Pulau Kalimantan No.1 Kim I Mabar Medan, Kepala Kantor Kantor Imigrasi Belawan memerintahkan Kepala Seksi Wasdakim memanggil tersangka bersama dengan saksi-saksi terkait untuk diadakan pemeriksaan atas laporan tersebut. Berdasarkan laporan tersebut diperoleh keterangan yang tertuang dalam berita Acara Pemeriksaan BAP : a. Ditemukan 4 empat orang warga negara China bernama Wang Xuefeng, Hu Bin, Yang Minrong dan Li Yaqi yang bekerja sebagai Konsultan, alamat di China : Zhejiang Hang Chou Liu Sui Phei Yen No.6 China. b.Bahwa ke empat orang warga negara China tersebut tiba di Indonesia pada tanggal 12 Juli 2008 melalui Bandara Sukarno-Hatta Jakarta menggunakan Visa On Arrival dan tinggal di Indonesia yang disponsori oleh PT.Aneka Gas Industri Jalan Pulau Kalimantan No.1 Kim I Mabar Medan dan tempat tinggal Hotel Garuda Plaza Medan. 81 Ibid 82 “Kasus penyalahgunaan izin masuk keimigrasian” di kantor Imigrasi Belawan tanggal 20 Juli 2008 Universitas Sumatera Utara c. Bahwa ke empat orang warga negara China tersebut diperintahkan Perusahaan YIHO China untuk melakukan pemeriksaan pada mesin yang masih dalam garansi dan apabila ada yang perlu diperbaiki tentang kinerja mesin tersebut, maka ke empat orang warga negara China yang akan memperbaikinya. d. Bahwa ke empat orang warga negara China tersebut telah diperiksa oleh petugas Imigrasi Belawan karena diduga melanggar Pasal 50 Undang-undang Nomor 9 tahun 1992 tentang Keimigrasian yaitu ijin Keimigrasian yang dimilikinya tidak boleh digunakan untuk bekerja dan agar terhadap ke empat orang warga negara China tersebut dapat dikenakan Tindakan Keimigrasian berupa Pengusiaran atau Deportasi dari Wilayah Indonesia ke Negara asal. e. Berdasarkan hasil Berita Acara Pemeriksaan BAP diatas maka Kepala Kantor Imigrasi Belawan menerbitkan surat Keputusan mengenai Tindakan Keimigrasian berupa Deportasi dengan memerintahkan ke empat orang warga negara China tersebut untuk segera meninggalkan Wilayah Indonesia pada kesempatan pertama yang disertai dengan Surat Perintah Pengawalan No.W2.F3.IL.02.01-1395 Belawan, 25 Juli 2008 dan nama ke empat orang warga negara China tersebut dimasukan kedalam daftar Penangkalan. 83 Hal yang juga menjadi permasalahan bagi negara terhadap Jalur perbatasan. Jalur perbatasan antar negara bukanlah suatu benda mati, ia merupakan sebuah jalur atau area dimana terdapat berbagai kehidupan sosial 83 Ibid Universitas Sumatera Utara serta mengandung berbagai potensi alam dan ekonomi. Masyarakat yang berada di sekitar perbatasan pada dasarnya sebagian adalah berasal dari rumpun suku atau etnis yang sama, dimana mempunyai sumber-sumber ekonomi dan kehidupan sosial budaya yang sama pula. Dalam perkembangan selanjutnya adalah munculnya dua kekuasaan atau penguasaan yang berberda dari suati wilayah menyebabkan wilayah tersebut harus dibagi dua dan sekaligus membagi dua masyarakat asli yang mendiami wilayah dimaksud. Apabila dikaji secara mendalam tentang siapakah sebenarnya yang mempunyai hak atau kewenangan yang utama di daerah tersebut maka sudah pasti jawabannya adalah masyarak asli yang berada lebih dahulu dari penguasaan pemerintahan berikutnya. Oleh sebab itu walaupun telah ada kekuasaan atau penguasa baru dari masing-masing wilayah, namun hak-hak masyarakat asli ini pantas untuk dihargai dan diperhatikan terutama hak untuk mereka saling berkunjung, melakukan aktifitas ekonomi keluarga yang melampaui batas wilayah negara, kegiatan sosial dan kegiatan budaya. 84 Cara penguasa untuk menyelenggarakan hak-hak tradisional masyarakat perbatasan ini dilakukan misalnya dengan memberikan kemudahan untuk menyebrangi atau melakukan atau melakukan perlintasan batas antar negara tanpa harus memenuhi persyaratan umum bagi orang-orang keluar negeri, dapat melakukan aktifitas jual beli untuk kebutuhan keluarga tanpa mengikuti prosedur Bea dan Cukai, 84 Seksi Penyebaran Informasi Direktorat Lintas Batas dan Kerja sama Luar Negeri, Keimigrasian di Wilayah Perbatasan, Jakarta: Dirjen Imigrasi, 2007 hal 60-65 Universitas Sumatera Utara memperbanyak jalur-jalur perlintasan sesuai dengan yang dibuthkan, memungkinkan untuk adanya kesempatan anak-anak mengikuti pendidikan yang tersedia di masing-masing pihak dan lainnya. Disamping hal-hal tersebut perlu juga diperhatikan mengenai gerakan kriminalitas melalui perbatasan serta pengaruh ideologi atau politik dari masing-masing pihak negara. Oleh sebab itu untuk tertibnya perlintasan serta menjaga berbagai kepentingan kedua belah pihak maka kedua negara berbatasan harus melakukan kerja sama untuk memberikan batasan bagi penyelenggaraan pelintas batas antar negara ini. Pengaturan-pengaturan ini tidak sama antara perbatasan dengan negara yang satu denga yang lainnya oleh sebab itu harus disesuaikan dengan karakteristik dari masyarakat perbatasan yang berkenaan. Tugas imigrasi untuk melakukan pengaturan terhadap lalu lintas orang di wilayah perbatasan masih belum dapat dilakukan dengan baik dan benar melalui suatu manajemen pengaturan wilayah perbatasan. Kemampuan Imigrasi dalam melakukan manajemen wilayah perbatasan sangat terkait erat dengan kemampuan negara dalam pembiayaan sarana prasarana. Tugas-tugas Keimigrasian di wilayah perbatasan dalam mengamankan wilayah perbatasan serta pengawasan lalu lintas orang masuk wilayah Indonesia masih menggunakan cara-cara lama yaitu pencatatan dan penyimpanan data secara manual sehingga lambat dalam kemampuan dan pengolahan data. Kebijakan keimigrasian yang mengatur khsusu bidang tugas keimigrasian di wilayah Universitas Sumatera Utara perbatasn masih belum tersentuh, adapun peraturan perundangan yang ada Undang-undang, Peraturan Pemerintah, Kepmen dan Kep Dirjen masih bersifat umum seperti: Tata cara pelaksanaan pencegahan dan penangkalan, pengawasan orang asing dan tindakan keimigrasian, visa, izin masuk dan izin keimigrasian. Ada berapa faktor penyebab sehingga masalah tugas keimigrasian di wilayah perbatasan belum terperhatikan dengan baik, diantaranya adalah: 1. Strategi yang tidak tepat. Penempatan strategi tidak dilakukan berdasarkan data aktual, tetapi hanya berdasarkan perkiraan semata dan cenderung penetapan strategi bersifat insidentil sehingga hanya menyelesaikan masalah sesaat. Hal ini dikarenakan pimpinan tidak bisa mendapatkan data tentang keimigrasian di wilayah perbatasan secara tepat dan terpercaya. Strategi harus dibuat dengan cara pandang yang jauh kedepan Forward Strategy dengan berlandaskan informasi atual terpercaya sehingga mampu menyelesaikan persoalan secara integral. 2. Sistem yang tidak terintegrasi Letak geografis wilayah perbatasan serta keterbatasan infrastruktur menjadi faktor penyebab sulitnya hubungan komunikasi antar pos lintas batas yang ada. Infrastruktur yang tidak memadai mengakibatkan informasi yang dihasilkan menjadi tidak aktual, sehingga mengalami Universitas Sumatera Utara kesulitan dalam melakukan analisa data. Begitupun dengan pertukaran informasi dengan instansi terkait menjadi terhalang, padahal banyak informasi yang bermanfaat dari instansi tersebut yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan keimigrasian. 3. Kemampuan dalam menentukan target. Sistem informasi pencegahan dan penangkalan masih berjalan manual dan tidak terintegrasi dengan kantor imigrasi dan kantor pusat. Sistem data base cegah tangkal yang ada di wilayah perbatasan tidak dapat dijadikan alat dalam menentukan target pencarian orang tertentu yang akan melintas di wilayah perbatasan. 4. Kompetensi petugas Imigrasi. Wawasan dan keterampiln petuga imigrasi di wilayah perbatasan masih jauh bila dibandingkan dengan negara tetangga Malaysia, Singapura dan Philipina. Pola pelatihan dan pendidikan yang masih tersentralisasi mengakibatkan kebutuhan kantor imigrasi menjadi tidak terakomodir dengan baik. Indonesia memiliki perbatasan darat dengan : Malaysia, PNG, dan Timor Leste, perbatasan laut; India, Singpura, Vietnam, Philipina, Palau, Australia. Masing-masing diwilayah perbatasan memiliki karakteristik yang berbeda-beda dan perlu penyelesaian dengan cara yang berbeda-beda pula. Agar tugas pengamanan wilayah perbatasan Universitas Sumatera Utara tidak berbenturan dengan kepentingan penduduk sekitar maka diperlukan suatu kebijakan yang berbeda dengan keimigrasian di kantor Imigrasi. 85 Pada dasarnya, negara telah berusaha melindungi setiap warganegaranya dimanapun mereka berada. Akan tetapi masih saja ditemukan berbagai macam bentuk pelanggaran dan penyalahgunaan dokumen perjalanan baik yang dilakukan oleh WNI maupun WNA. Berikut adalah beberapa kasus pelanggaran keimigrasian : a WNA yang masuk ke wilayah Indonesia secara ilegal, memperoleh KTP aspal untuk mengurus surat izin tinggal, bahkan beberapa waktu lalu di Batam sempat ditemukan kasus adanya warga negara asing yang memiliki KTP Batam yang diperoleh dari jaring sindikat pemalsu KTP. Sindikat ini memiliki jaringan yang luas, terlebih dengan sistem kepengrusan KTPKK yang lama dan berbelit sehigga memberikan kesan susah bagi para pemohon KTP dan lebih memilih melalui calo. b WNA yang masuk ke Indonesia ada kalanya menyalahgunakan izin tinggal, seperti yang terjadi pada kasus Sidney Jones yang menyalahgunakan izin tinggalnya untuk berkeliling wilayah Indonesia hingga masuk ke Papua, dan kasus wartawan asing yang menyalahgnanakan izin inggal di Aceh. 85 Ibid, hal 69-71 Universitas Sumatera Utara c WNA yang tinggal di Indonesia, seringkali ditemukan melebihi batas izin tinggal yang diperbolehkan, dan beberapa di antaranya malah memiliki tempat tinggal dan pekerjaan dengan posisi tertentu di Indonesia, yang sebenarnya juga merupakan salah satu pelanggaran keimigrasian. d WNA yang masuk ke Indonesia dengan menggunakan identitas palsu pada paspornya untuk menghindari jejak atau tracking dari kepolisian internasional, yang biasanya dilakukan oleh jaringan narkoba internasional. Biasanya para pelakunya adalah orang Negro Afrika. Dalam mengatasi permasalahan keimigrasian ditentukan langkah-Langkah Penyelesaian Permasalahan Keimigrasian Fakta-fakta yang ditemukan di lapangan memerlukan perhatian khusus dari berbagai pihak, khususnya aparat yang berwenang, baik dari pihak imigrasi maupun pihak terkait lainnya, sebagai bagian dari upaya preventif dalam rangka menjaga stabilitas dan ketahanan nasional. Langkah-langkah yang diambil di antaranya adalah sebagai berikut : 86 a. Melakukan analisis SWOT Strength, Weakness, Opportunity dan Threat terhadap permasalahan yang ada untuk merumuskan strategi yang tepat sehingga dapat diambil tindakan manajemen yang efektif dan efisien sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada. 86 Ibid, Hal 73 Universitas Sumatera Utara b. Melakukan pelaporan kepada pimpinan dalam format yang baik agar pimpinan dapat mengetahui keadaan yang sebenarnya terjadi di lapangan, sehingga dapat dirumuskan kebijakan yang tepat. c. Mempergunakan dan memanfaatkan kemajuan teknologi sebagai upaya pengamanan. Salah satunya adalah dengan penyegeraan pemberlakuan sistem SIN Single Identity Number untuk mengidentifikasi setiap warga negara baik asing maupun Indonesia, sehingga mempermudah pengawasan dan pelacakan aktivitas yang dilakukan. d. Peningkatan sistem Ketahanan Nasional termasuk kerjasama dengan kepolisian internasional untuk mengetahui jaringan pelaku kejahatan internasional, untuk mempermudah identifikasi warga negara asing yang masuk ke wilayah Indonesia. e. Penyadaran kepada masyarakat tentang kerawanan dan bahaya pemalsuan identitas termasuk sanksi yang akan dihadapi oleh para pelaku jika tertangkap oleh aparat yang berwajib, melalui langkah-langkah sosialisasi yang simpatik. f. Perbaikan sistem dan prosedur pengurusan dokumen-dokumen seperti KTP, KK maupun paspor, sehingga masyarakat yang hendak melakukan proses pengurusan kartu identitas tidak merasa dipersulit. g. Peningkatan kualitas kinerja perwakilan RI di luar negeri, untuk memberikan perlindungan lebih kepada WNRI yang berada di luar negeri agar merasa lebih terayomi. Universitas Sumatera Utara h. Perbaikan kinerja aparat yang terkait, baik secara personel individual maupun organisasional untuk menciptakan situasi yang kondusif dan kinerja aparat yang berkualitas yang mampu memberikan pelayanan kepada masyarakat, dengan meminimalisir pelanggaran-pelanggaran yang biasanya terjadi.

B. Akibat Hukumnya Penyalahgunaan Izin Masuk sebagai Imigran