d. Sebagai alat untuk mengadakan control social
b. Retorika
Gaya komunikasi seseorang juga dapat dilihat dari retorika. Retorika adalah ilmu berbicara. Dalam bahasa Inggris, yaitu rhetoric dan dari kata
Latin rehetorica yang berarti ilmu bicara.
23
Bagi Aristoteles retorika adalah seni persuasi, suatu yang harus singkat, jelas dan meyakinkan, dengan
keindahan bahasa yang disusun untuk hal-hal yang bersifat memperbaiki corrective,
memetintah instructive,
mendorong suggestive
dan memepertahankan defensive.
24
Aristoteles menulis : “Persuasi terjadi karena karakteristik personal pembicara, yang
ketika ia menyampaikan pembicaraannya kita menganggapnya dapat dipercaya. Kita lebih penuh dan lebih cepat percaya pada pendapata orang-
orang baik dari pada pada orang lain: ini berlaku umumnya pada masalah apa saja dan secara mutlak berlaku ketika tidak mungkin ada kepastian dan
pendapat terbagi. Tidak benar, anggapan sementara penulis retorika bahwa kebaikan personal yang diungkapkan pembicara tidak berpengaruh apa-apa
pada kekuatan persuasinya: sebaliknya, karakternya hampir bisa disebut sebagai alat persuasi yang paling efektif yang dimilikinya”.
25
23
Onong Uchjana Effendy, Komunikasi Teori dan Praktek, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007, cet. Ke-21 h.53
24
Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 2003, cet ke-3 h,4
25
Aristoteles, 1954:45 dalam Jalaludin Rachmat, Psikologi Komuniksai, Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2007 cet.ke-25 h.225
Menurut Aristoteles. Dalam retorika terdapat3 bagaian inti yaitu:
26
a. Ethos ethical yaitu, karakter pembicaraan yang dapat dilihat dari cara ia
berkomunikasi b.
Pathos emotional yaitu, perasaan emosional khalayak yang dapat dipahami dengan pendekatan “psikologi massa”.
c. Logos logical yaitu, pemilihan kata atau kalimat atau ungkapan oleh
pembicara. Kemudian ada dua persyaratan mutlak bagi seseorang yang akan muncul
dalam mimbar atau forum untuk berpidato. Syarat pertama adalah apa yang dinamakan source credibility atau kredibilitas sumber, dan yang kedua adalah
source attractiveness atau daya tarik sumber.
27
1. Kepercayaan kepada Komunikator kredibilitas sumber source credibility
Kepercayaan kepada komunikator ditentukan oleh keahliannya dan dapat tidaknya ia dipercaya. Kepercayaan kepada komunikator mencerminkan
bahwa pesan yang diterima komunikan dianggap benar dan sesuai dengan kenyataan empiris. Selain itu, kepercayaan ini banyak bersangkutan dengan
profesi atau keahlian yang dimiliki sesorang komunikator. Seorang dokter akan mendapat kepercayaan jika ia menerangkan soal kesehatan. Seorang duta
besar akan mendapat kepercayaan jika berbicara mengenai situasi internasional.
28
26
Fathurin “Pengantar Retorika dan Public Speaking”, artikel diakses pada 2 Februari 2012 pukul 14:45 dari http:www.fathurin-zen.com?p=89
27
Onong Uchjana Effendi, Komunikasi, Teori dan praktek, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007 cet. Ke-20 h. 68
28
Onong Uchjana, komunikasi: Teori dan Praktek, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007 cet. Ke-20 h. 38
2. Daya Tarik Komunikator source attactiveness
Seorang komunikator akan mempunyai kemampuan untuk melakukan perubahan sikap, opini, dan perilaku komunikan melalui mekanisme daya
tarik, jika pihak komunikasi merasa bahwa komunikator itu serta dengan mereka dalam hubungannya sehingga komunikan bersedia taat pada isi pesan
yang dilancarkan oleh komunikator.
29
Salah satu teori yang memiliki hubungan erat dengan definisi retorika tersebut adalah teori terministic screen. Teori ini dikembangkan oleh seseorang
ahli bidang retorika dari Amerika Serikat, Kenneth Burke. Inti dari teori ini ialah bahwa dalam komunikasi, manusia cenderung memilih kata-kata tertentu untukk
mencapai tujuannya. Pemilihan kata-kata ini bersifat strategis. Dengan demikian, kata yang diungkapkan, symbol yang diberikan, dan intonasi pembicaraan, tidak
semata-mata sebagai ekspresi pribadi atau cara berkomunikasi, namun dipakai secara sengaja untuk maksud tertentu dengan tujuan mengarahkan cara berfikir
dan keyakinan khalayak.
30
B. Komunikasi Efektif
Menurut D eddy Mulyana dalam buku “Komunikasi efektif”, gaya
komunikasi efektif merupakan perpaduan antara sisis positif komunikasi konteks tinggi dan komunikasi konteks rendah yang ditandai dengan ketulusan,
29
Onong Uchjana, komunikasi: Teori dan Praktek, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007 cet. Ke-20h. 43-44
30
Dalam Sidik Suhada, “Media dan Komunikasi,”penulsnya mengutip dari Eriyanto 2000:5
artikel diatas
diakses pada
7 Februari
2012 pukul
12:37 dari
http:sidiksuhada.blogspot.com201001bahasa-dan-ideologi-dalam-retorika.html