Pengertian Gaya Pengertian Komunikasi

e. Wilbur Schramm dalam uraiannya mengatakan bahwa sebenarnya definisi komunikasi berasal dari bahasa latin communis, common, bila mana kita mengadakan komunikasi, itu artinya kita mencoba untuk berbagi informasi, ide atau sikap. Jadi inti dari komunikasi itu adalah menjadikan si pengirim dapat berhubungan bersama dengan si penerima guna menyampaikan isi pesan. 9 f. Nurdin Mendefinisikan Komunikasi adalah proses hal dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada satu penerima atau lebih dengan maksud mengubah prilaku. Definisi tersebut menekankan bahwa dalam komunikasi ada sebuah proses pengoperan pemerosesan ide, gagasa, lambing, dan di dalam proses itu melibatkan orang lain. 10 Adapula yang menekankan pada unsur penyampaian atau pengoperan bahwa komunikasi adalah proses pengoperan lambang-lambang yang berarti antara individu- individu. 11 g. Sedangkan menurut Onong uchyana Effendy, komunikasi berarti proses penyampaian suatu pernyataan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberitahukan atau merubah sikap, pendapat atau perilaku, baik langsung secara lisan maupun tak langsung melalui media. 12 Dari beberapa definisi komunikasi menurut para ahli di atas. Dapat dikatan bahwa seseorang berkomunikasi berarti mengharapkan agar orang lain ikut berpartisipasi atau bertindak sesuai dengan tujuan, harapan dan isi pesan yang disampaikan. Jadi diantara orang yang terlibat dalam kegiatan komunikasi harus 9 T. A. Lathief Rosyidi, Dasar Rhetorika Komunikasi Informasi, Medan: 1985, h.48 10 Nurdin, Sistem Komunikasi Indonesia, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007 11 Anwar Arifin, Ilmu Komunikasi: Sbagai Pengantar Ringkas, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007 , h.26 12 Onong Uchyana Effendy, Dinamika Komunikasi, h.4 memiliki harus memiliki kesamaan arti, dan harus sama-sama mengetahui hal-hal yang dikomunikasikan. Sehingga kegiatan komunikasi dapat berlangsung efektif. Hakikat komunikasi adalah proses pernyataan antara manusia yang dinyatakan itu adalah pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan bahasa sebagai alat penyaluran. Dalam “bahasa” komunikasi pernyataan dinamakan pesan message, orang yang menyampaikan pesan disebut komunikator communicator, sedangkan orang yang menerima pernyataan diberi makna komunikan communicate. 13 Menurut Onong Uchajana, ada beberapa sebab mengapa manusia melakukan komunikasi, yakni: a. Mengubah sikap to change the attitude b. Mengubah opinipendapatpendangan to change the opinion c. Mengubah prilaku to change the behavior d. Mengubah masyarakat to change socity Komunikasi juga dilakukan dengan berbagai metode, istilah metode atau dalam bahasa Inggris “method” berasal dari bahasa Yunani “methodos” yang berarti rangaian yang sistematis dan yang merujuk kepada tata cara yang sudah dibina berdsarkan rencana yang pasti, mapan, dan logis. Agar komunikasi berjalan efektif, maka kita juga memerlukan strategi dalam menyampaikan pesan agar dapat diterima oleh orang lain. 14 Meminjam istilah Laswell untuk berkomunikasi yang baik itu dibutuhkan lima kategori penting yang tidak bisa di pungkiri yakni unsur-unsur komunikasi, sebagai berikut: 13 Onong Uhcjana Effendy, Dinamaika Komunikasi, Bandung:Remaja Rosdakarya, 1992, h.4 14 Onong Uchjana, Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi, h. 56 a. Source sumber Sumber adalah dasar yang digunakan dalam penyampaian pesan, yang digunakan dalam rangka memperkuat pesan itu sendiri. Sumber dapat berupa orang, lembaga, buku dan sejenisnya. 15 b. Communicator penyampai pesan Komunikator dapat berupa individu yang sedang berbicara, menulis, kelompok orang, organisasi komunikasi, seperti : surat kabar, televisi, film dan sebagainy. Komunikator dalam penyampaian pesannya bisa juga menjadi komunikan begitu juga sebaliknya. Syarat-syarat yang harus diperhatikan oleh seorang komunikator adalah: 1. Memiliki kredibilitas yang tinggi bagi komunikasinya. 2. Keterampilan berkomunikasi. 3. Mempunyai pengetahuan yang luas. 4. Sikap. 5. Memiliki daya tarik. 16 c. Message pesan Pesan keseluruhan dari apa yang disampaikan komunikator. Pesan dapat bersifat informatif member keterangan-keterangan yang kemudian komunikasi dapat mengambil kesimpulannya sendiri. Persuasuf bujukan, yakni membangkitkan dan kesadaran seseorang bahwa apa yang kita sampaikan akan member pendapat atau sikap, sehingga ada perubahan. 15 Widjadja. Komunikasi: Komunikasi dan Hubungan Masyarakat, Jakarta: Bumi Aksara, 2002 h. 11 16 Widjadja, Komunikasi: Komunikasi dan Hubungan Masyarakat, Jakarta: Bumi Aksara, 2002 h.12 d. Cannel saluran Saluran komunikasi selalu menyampaikan pesan yang dapat diterima melalui pancaindra atau media. Pada dasarnya komunikasi yang sering dilakukan dapat berlangsung menurut dua saluran yaitu: 1. Saluran formal atau yang bersifat resmi. 2. Saluran informal atau yang bersifat tidak resmi. e. Communican penerima pesan Komunikan atau penerima pesan dapat digolongkan dalam tiga jenis yakni personal, kelompok, massa. f. Effect hasil Effect adalah hasil akhir dari suatu komunikasi, yakni sikap dan tingkah laku orang, sesuai atau tidak dengan yang kita inginkan.

3. Pengertian Gaya Komunikasi

Mengacu kepada pernyataan Bereslon dan Steiner dan arti gaya serta komunikasi di atas maka gaya komunikasi dapat diartikan sebagai cara seseorang menyampaikan ide, gagasan dengan bahasa sebagai alat penyaluran untuk menyampaikan pesan kepada komunikan. Pendapat lain menyatakan gaya komuniasi adalah suatu khasan yang dimiliki setiap orang. Proses komunikasi seseorang dipengarui oleh gaya komunikasi. Gaya komunikasi antara orang yang satu dengan orang yang lain tentu berbeda. Perbedaan gaya komunikasi antara orang yang satu dengan yang lain dapat berupa perbedaan cirri-ciri model dalam berkomunikasi, tata cara berkomunikasi, cara berekspresi dalam berkomunikasi dan tanggapan yang diberikan atau ditunjukan pada saat berkomunikasi. 17 Kemudian gaya komunikasi yang digunakan dalam penelitian ini mengacupada gaya komunikasi yang dikemukakan oleh Edward T. Hall. Menurut Hall, gaya komunikasi dalam konteks budaya dapat diklasifikasikan ke dalam gaya komunikais konteks tinggi dan gaya komunikasi konteks rendah. 18 Secara teoretik, Edward T. Hall dalam buku Deddy Mulyana, menyebut dalam konteks budaya, gaya komunikasi dapat dibedakan ke dalam bentuk komunikasi tinggi dan gaya komunikasi konteks rendah. Gaya bicara komunikasi konteks tinggi ini, orang lebih suka bicara secara implicit halus, diam-diam, tidak langsung, dan suka basa-basi. Salah satu tujuannya, untuk memelihara keselarasan klompok dan tidak ingin berkonfrontasi bertentangan, maksudnya agar tidak mudah menyinggung perasaan orang lain. Komunikasi budaya konteks tinggi, cenderung lebih tertutup dan mudah curiga terhadap pendatang baru atau orang asing. Sementara gaya komunikasi dalam konteks rendah, biasanya digunakan oleh orang-orang yang memiliki pola piker linier. Selain itu komunikasi konteks rendah, cepat dan mudah berubah karena tidak mengikat kelompok. 19 Untuk mempermudah peneliti membuatnya dalam bentuk tabel di bawah ini : 17 Junaedi Wijaya dan Yenny Wiyanto “Analisis Pengaruh Tipe Kepribadian dan Gaya Komunikasi Public Relation Manager Hotel “X” Surabaya dalam Membangun Hubungan Baik dengan Media dan Meningkatkan Publisitas” artikel diakses pada 2 Februari 2012 http:puslit2.petra.ac.idejumalindex.phphotarticleviewFile1651416506 18 Deddy Mulyana, Komunikasi Effektif: Suatu Pendekatan Lintas Budaya, Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2005h:129 19 Deddy Mulyana, Komunikasi Efektif. Suatu Pendekatan Lintas Budaya, Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2005 H.129 Tebel 1. Perbedaan Gaya Komunikasi Konteks Tinggi dan Gaya Komunikasi Konteks Rendah No. Gaya Komunikasi Konteks Tinggi Gaya Komunikasi Konteks Rendah 1. Mengandung pesan yang kebanyakannya ada dalam konteks fisik, sehingga makna pesan hanya dapat dipahami dalam konteks pesan tersebut. Sibuk dengan spesifikasi, rincian, jadwal waktu yang persis dengan mengabaikan konteks. 2. Bicara secara implisit, tidak langsung dan suka basa-basi. Bicaranya eksplisit, bahasa yang digunakan langsung dan lugas. 3. Kebanyakan masyarakat homogen berbudaya konteks – tinggi, pola pikir non linier. Biasanya digunakan oleh orang-orang yang memiliki pola pikir linier. 4. Kekuatan kohesif bersama yang memiliki sejarah yang panjang, lamban berubah dan berfungsi untuk menyatukan kelompok. Cepat dan mudah berubah, tidak mengikat kelompok. 5. Orang berbudaya konteks-tinggi gemar berdiam diri, tidak suka berterus terang, dan misterius. Orang berbudaya konteks-rendah dianggap berbicara berlebihan, mengulang-ngulang apa yang sudah jelas. Sumber: Deddy Mulyana, “Komunikasi Efektif”, h.129

a. Bahasa

Apabila ditinjau dari ilmu komunikasi, bahasa sebagai lambang dalam proses komunikasi itu tidak berdiri sendiri, tetapi bertautan dengan komponen- komponen komunikasi lainnya, dalam buku “Komunikasi: Teori dan Praktek” karya Onong Uchjana Effendy menyebutkan komponen-komponen yang lainnya yaitu, komunikator yang menggunakan bahasa itu, pesan yang dibawakan oleh bahasa itu , media yang akan meneruskan bahasa itu, komunikan yang dituju dari bahasa itu, dan efek yang yang diharapkan dari komunikan dengan menggunakan bahasa itu. Bahasa adalah alat komunikasi antar anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Komunikasi melalui bahasa itu memungkinkan tiap orang untuk menyesuaikan dirinya dengan