h. 173. Latar Belakang Masalah

Persyaratan tersebut tentu mengarah pada profesionalitas dan transparansi dari setiap lembaga pengelola zakat. Dengan demikian, diharapkan masyarakat akan semakin bergairah dalam menyalurkan zakatnya melalui lembaga pengelola zakat. 3 Pola pendayagunaan ZIS Zakat, Infaq dan Shadaqah selama ini pada umumnya masih bersifat konsumtif konvensional charity, yakni masih terfokus menyantuni kaum fakir miskin dalam upaya mengurangi beban hidup dan mengurangi kebutuhan dasar mereka. Bisa jadi program charity yang sering dilakukan adalah benar ketika dilaksanakan untuk sebuah program yang sifatnya tanggap darurat dan mendesak. Dampak pendayagunaan ZIS yang berkeadilan sosial, memberikan penguatan kepada masyarakat lemah dhuafa dan pemerataan kesejahteraan hanya bisa diwujudkan dengan pola pendayagunaan zakat yang bersifat produktif. Yaitu pola pendayagunaan zakat yang diperuntukkan bagi usaha produktif yang lebih sistematis, berkesinambungan dan berjangka panjang. Contohnya dalam bentuk pemberian bantuan modal usaha, lalu diberikan pendampingan dan pembinaan sampai mereka mencapai mandiri. Disadari atau tidak terdapat fenomena bahwa amil zakat yang ada belum memenuhi kualifikasi untuk melakukan pembinaan dan pendampingan yang bersifat komprehensif. Amil zakat 3 Didin Hafidhuddin, Agar Harta Berkah Bertambah, Jakarta: Gema Insani, 2007, Cet. Ke-

1, h. 173.

yang ada baru bisa memenuhi pola pendampingan yang bersifat penguatan ruhiyah dan pengkapasitasan pengelolaan usaha yang bersifat umum. Penyaluran dana ZISWAF oleh LAZ pada periode 2008–2009 difokuskan untuk kegiatan konsumtif, kepada program bantuan kemanusiaan 23,1, hibah langsung kepada asnaf 15,0, pendidikan 10,7, kesehatan 3,8, dan bantuan dakwah 3,9. Untuk kegiatan ekonomi produktif secara rata – rata mendapatkan alokasi sebesar 10,7. Saat ini dana zakat tumbuh 67,2 per tahun. 4 Untuk memberikan layanan terhadap masyarakat muslim sampai saat ini banyak lembaga, yayasan, badan dan perusahaan yang mendirikan lembaga amil zakat dengan lingkup lokal daerahnya masing-masing. Sebagai contoh Lembaga Amil Zakat Infaq Sadaqah LAZIS PT PLN P3B Jawa Bali. LAZIS PT PLN Jawa Bali adalah salah satu lembaga amil zakat, infaq, dan sadaqah dari sekian banyak lembaga di Jabodetabek yang berdiri sejak tahun 2002. Dan saat ini kinerja lembaga tersebut telah mengalami kemajuan dan menerapkan metode distribusi dana zakat tidak hanya yang bersifat konsumtif, melainkan ada juga yang bersifat produktif. Dengan begitu apabila lebih banyak para muzzaki yang menyerahkan dana zakatnya kepada Lembaga Amil Zakat Infak Sedekah LAZIS, maka akan dapat memajukan kesejahteraan mustahik. Yaitu mengurangi jumlah pengangguran, mengembangkan kemampuan untuk membentuk suatu usaha dan dapat lebih banyak 4 “Menggagas Cetak Biru Pengelolaan Zakat”, Majalah SHARING Inspirator Ekonomi Bisnis Syariah , Jogjakarta: Januari, 2010, h. 42-43. menghasilkan pendapatan para mustahik. Jadi jumlah kemiskinan pun akan semakin berkurang. Gambar 1.1 Pola pengembangan kesejahteraan mustahik berbasis zakat 5 Rehabilitas kaum dhuafa Profit didistribusikan Kepada mustahik Amil menjadi supevisor Manajemen dan produksi Pemilik usaha dan pekerja Adalah mustahik Disalurkan kepada mustahik Untuk usaha produktif Dana zakat dikumpulkan Oleh amil zakat 5 Sauqi dan Didin. “Zakat dan Pembangunan Perekonomian Umat.” Proceedings, Of International Seminar on Islamic Economics As A Solution. Medan, 18-19 September 2005. Untuk pemilihan objek penelitian adalah LAZIS PT PLN P3B Jawa Bali yang bertempat di Depok. LAZIS PT PLN P3B Jawa Bali ini merupakan salah satu Lembaga amil yang berada dalam Badan Usaha Milik Negara BUMN. Dalam menyalurkan dananya, LAZIS PT PLN P3B Jawa Bali ini memiliki cara yang cukup menarik. Yaitu dengan membentuk Kelompok Swadaya Masyarakat KSM yang didalamnya sangat melibatkan para mustahik dalam mengembangkannya. Berdasarkan latar belakang di atas, penulis merasa tertarik untuk mengetahui bagaimana cara LAZIS PT PLN P3B Jawa Bali dalam membentuk Kelompok Swadaya Masyarakat KSM dan strategi yang digunakannya. Untuk itu, penulis menulis skripsi dengan judul : “PENGARUH PROGRAM KELOMPOK SWADAYA MASYARAKAT KSM LAZIS TERHADAP KESEJAHTERAAN MUSTAHIK Studi Pada LAZIS PT PLN P3B Jawa Bali di Cinere – Depok, Jawa Barat”.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah