Pengertian Zakat Hukum Zakat Yang tidak berhak menerima zakat

BAB II LEMBAGA AMIL ZAKAT INFAQ DAN SADAQAH, KELOMPOK

SWADAYA MASYARAKAT DAN KESEJAHTERAAN MUSTAHIK

A. Zakat

1. Pengertian Zakat

Zakat adalah harta yang wajib dikeluarkan apabila telah memenuhi syarat – syarat yang telah ditentukan oleh agama. 1 Zakat terbagi atas dua macam, yaitu : 2 1 Zakat fitrah zakat yang wajib dikeluarkan Muslim menjelang Idul Fitri pada bulan Ramadhan. Besar Zakat ini setara dengan 2,5 kilogram makanan pokok yang ada di daerah bersangkutan. 2 Zakat maalZakat Harta, mencakup hasil perniagaan, pertanian, pertambangan, hasil laut, hasil ternak, harta temuan, emas dan perak serta hasil kerja profesi. Masing-masing tipe memiliki perhitungannya sendiri- sendiri.

2. Hukum Zakat

1 Rumah Zakat, “Pengenalan Zakat”, Artikel ini diakses pada 23 September 2010 dari http:www.rumahzakat.orgprofilnya.php?id=200912240010cat=7. 2 LAZIS PLN P3B JB, “Zakat”, Artikel ini diakses pada 23 September 2010 dari http:bushing.pln-jawa-bali.co.id~binrohislazisindex.php?option=com_contenttask=viewid=1 Itemid=3. 20 Zakat merupakan salah satu rukun Islam, dan menjadi salah satu unsur pokok bagi tegaknya syariat Islam. Oleh sebab itu hukum zakat adalah wajib fardhu atas setiap muslim yang telah memenuhi syarat-syarat tertentu. Zakat termasuk dalam kategori ibadah, seperti:shalat,haji,dan puasa yang telah diatur secara rinci dan paten berdasarkan Al-Quran dan As Sunnah,sekaligus merupakan amal sosial kemasyarakatan dan kemanusiaan yang dapat berkembang sesuai dengan perkembangan ummat manusia. Peraturan yang menjadi dasar hukum zakat adalah Al-Qur’an dan Sunnah. Peraturan perundang-undangannya yaitu UU No. 38 tahun 1999.

3. Mustahik

a. Pengertian Mustahik

Mustahik zakat artinya orang yang berhak menerima harta zakat. Mustahik zakat dijelaskan oleh Allah Swt, dalam Al-Qur’an Surah At-Taubah ayat 60. 3 ☺ ☺ ☺ ⌧ ⌧ ☺ 3 Udin Wahyudin, Kumpulan Soal Get Smart Pendidikan Agama Islam, Jakarta : Grafindo Media Grwtama, 2007, h. 76. “Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang- orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para muallaf yang dibujuk hatinya, untuk memerdekakan budak, orang-orang yang berutang, untuk jalan Allah dan orang- orang yang sedang dalam perjalanan, sebagai sesuatu ketetapan yang diwajibkan Allah; dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.” 4

b. Ciri-ciri Mustahik

Dengan berlandaskan dari surah At-Taubah ayat 60, ciri-ciri mustahik yang berhak menerima zakat terdiri dari 8 asnaf golongan, yaitu: 5 1 Fakir ialah orang yang tidak memiliki harta dan tidak mempunyai penghasilan layak yang memenuhi kebutuhan makan, pakaian, perumahan dan kebutuhan primer lainnya. 2 Miskin ialah orang yang memiliki harta dan mempunyai harta yang layak baginya, tetapi penghasilannya belum cukup untuk keperluan minimum bagi dirinya dan keluarga yang menjadi tanggungjawabnya. 3 Amil Zakat ialah mereka yang melaksanakan segala kegiatan urusan pengumpulan dan pendayagunaan zakat, termasuk administrasi pengelolaan mulai dari merencanakan pengumpulan, mencatat, meneliti, menghitung, menyetor dan menyalurkan kepada mustahiknya. 4 Al-quran online terjemahan Indonesia. 5 Written by Administator Zakat, “Petunjuk Praktis Bagi Mustahik”, Artikel ini diakses pada 19 Agustus 2010 dari http:www.bazisdki.go.id. 4 Mualaf ialah golongan yang perlu dijinakkan hatinya kepada Islam atau lebih memantapkan keyakinannya kepada Islam. 5 Riqab ialah pembebasan budak belian dan usaha menghilangkan segala bentuk perbudakan. 6 Gorimin ialah orang yang mempunyai hutang untuk kemaslahatan dirinya sendiri dalam melaksanakan ketaatan dan kebaikan atau untuk kemaslahatan masyarakat. 7 Sabilillah ialah usaha dan kegiatan perorangan atau badan yang bertujuan untuk menegakkan kepentingan agama atau kemaslahatan umat. 8 Ibnusabil ialah orang lain untuk melintasi dari satu daerah ke daerah lain untuk melakukan perjalanan yang kehabisan bekalnya bukan untuk maksud maksiat tetapi demi kemaslahatan umum yang manfaatnya kembali kepada masyarakat dan agama Islam.

c. Hak-hak Mustahik

6 Dari delapan asnaf tersebut, ada yang mempunyai hak menerima bantuan, ada yang menerima hak santunan dan ada pula yang menerima hak imbalan. Di samping itu ada pula asnaf yang di samping menerima hak santunan dan sekaligus dapat menerima hak bantuan, yaitu fakir-miskin. Dalam hal memberikan dana untuk keperluan konsumtif, seperti untuk membeli makanan dan pakaian dia menerima hak 6 Written by Administator Zakat. “Petunjuk Praktis Bagi Mustahik” Artikel diakses pada 03 September 2010 dari http:www..bazisdki.go.id. santunan. Tetapi bagi fakir-miskin yang ingin berusaha untuk berusaha mandiri, dan karena itu kepadanya diberikan modal usaha, berarti dia menerima bantuan. Khusus bagi amilin, mereka adalah menerima hak imbalan. Karena mereka bekerja yaitu memungut dan atau mengumpulkan ZIS maka wajarlah apabila kepada mereka diberikan imbalan balas jasa, kontra prestasi. Banyak mustahik yang belum atau kurang memahami cara untuk memperoleh bantuan atau santunan. Yang dimaksud dengan bantuan adalah dana yang diberikan dan dipergunakan untuk kepentingan usaha produktif, antara lain: 1 Dana untuk membangun tempat ibadah, sarana dan prasarana pendidikan Islam. 2 Dana untuk membantu pelajarmahasiswa yang berupa beasiswa, 3 Dana untuk modal usaha, seperti untuk jualan rokok, membuka warung nasi, jualan makanan, jualan bakso dan lain-lain. Sedangkan yang dimaksud dengan santunan adalah pemberian sejumlah uang kepada mustahik yang sedang dilanda kesulitan terutama fakir-miskin, yang bersifat konsumtif.

4. Yang tidak berhak menerima zakat

1 Orang kaya. Rasulullah bersabda, Tidak halal mengambil sedekah zakat bagi orang yang kaya dan orang yang mempunyai kekuatan tenaga. HR Bukhari. 2 Hamba sahaya, karena masih mendapat nafkah atau tanggungan dari tuannya. 3 Keturunan Rasulullah. Rasulullah bersabda, Sesungguhnya tidak halal bagi kami ahlul bait mengambil sedekah zakat. HR Muslim. 4 Orang yang dalam tanggungan yang berzakat, misalnya anak dan istri. 5 Orang kafir. 7

B. Lembaga Amil Zakat Infaq Sadaqah LAZIS

1. Pengertian LAZIS

Definisi pengelola zakat menurut Undang – Undang No. 38 tahun 1999 Pasal 1 ayat 1 yaitu Perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan atas pengumpulan, pendistribusian dan pendayagunaan zakat. Lembaga Amil Zakat LAZ adalah organisasi pengelola zakat yang didirikan oleh dan atas inisiatif masyarakat. Pemerintah berwenang memberikan pengukuhan bagi LAZ yang memenuhi persyaratan sebagaimana diatur dalam Keputusan Menteri 7 LAZIS PLN P3B JB, “Zakat”, Artikel ini diakses pada 23 September 2010 dari http:bushing.pln-jawa-bali.co.id~binrohislazisindex.php?option=com_contenttask=viewid=1 Itemid=3.