WTC adalah simbol kapitalisme dunia. Sementara Gedung pentagon adalah otak sistem pertahanan negara adikuasa tersebut. Dampaknya jelas, Amerika langsung
mengumumkan perang melawan terorisme. Negara atau kelompok yang tidak pro dengan kebijakan AS akan dianggap sebagai musuh. Sementara yang mau tunduk
akan menjadi anak emas yang akan menerima banyak hadiah. Dalam bentuknya, aksi terorisme dilakukan dengan sangat beragam dalam buku
The Antiterrorism Handbook
67
dijelaskan bahwa tindakan-tindakan yang bisa dikategorikan sebagai aksi terorisme antara lain: penculikan, penyanderaan,
pendudukan wilayah secara tidak sah, pembakaran, pengeboman, serangan bersenjata, pembajakan, sabotase, penyebaran polusi, ancamanIntimidasi, dan perusakan
fasilitas.
Adapun bentuk terorisme di dunia terdapat 3 kategori dalam hal ini
68
, yaitu:
a. Terorisme non Negara Non State Terrorism
Terorisme non Negara adalah aksi terorisme yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok yang tidak terkait dengan pemerintah yang sedang berkuasa.
Dalam aksinya mereka mem-blow up permasalahan tersebut dengan melakukan pembakaran, penyanderaan, ataupun hal lain yang membahayakan dan
menimbulkan ketakutan publik. Kelompok teroris dalam kategori ini, memiliki kemampuan terbatas dan tidak
dilengkapi dengan infrastruktur yang diperlukan untuk memberikan dukungan, atau kontribusi lain demi kelangsungan kelompoknya dalam periode waktu
tertentu. Mereka juga tidak memiliki kontak atau dukungan dengan pihak luar,
67
Karl A. Seger, The Antiterrorism ..., h.12
68
Karl A. Seger, The Antiterrorism..., h.18
dan anggota mereka sering kali tertangkap akibat keterampilan dan pelatihan yang kurang, tidak seperti layaknya yang diperoleh kelompok teroris internasional.
Tetapi bagaimanapun juga, sekecil apapun aksi mereka akan memberikan dampak terhadap publik atau negara. Di samping itu kelompok ini sangat
mungkin untuk bergabung dengan kelompok lainnya yang seide.
b. Terorisme Negara State Terrorism
Terorisme Negara adalah suatu tindak kekerasan yang dilakukan oleh suatu penguasa dengan mengatasnamakan kepentingan negara sebagai sarana untuk
menundukkan pihak lain agar menjadi patuh. Bentuk teror yang dilakukan sangat beragam, dari yang paling ringan seperti intimidasi hingga yang paling berat
seperti pembunuhan dengan senjata berat atau pemusnah massal. Dengan menciptakan rasa takut di pihak rakyat maka suatu rezim akan merasa aman dan
biasa menjalankan fungsi negara tanpa ada gangguan baik secara politik maupun keamanan. Namun demikian, yang mencemaskan dari kejahatan ini adalah upaya
melegalkan kejahatan teror tersebut melalui legitimasi hukum sehingga menjadi legal.
Terorisme Negara biasanya dilakukan oleh sebuah rezim tiran yang memiliki catatan pelanggaran HAM terhadap rakyatnya, seperti Adolf Hittler, Mushollini,
Pol Pot, Stalin, Mao Zedong, atau bahkan Soeharto di Indonesia. Setiap pemerintahan yang otoriter dan tiran selalu melakukan upaya represif dan
menggunakan metode teror untuk mengatasi situasi politik dan keamanan di negerinya.
69
Terorisme negara juga tidak hanya dalam lingkup teror negara terhadap rakyatnya sendiri saja, melainkan kepada negara lain. Hal ini seperti yang
dilakukan oleh Israel terhadap bangsa Palestina. AS juga bisa dimasukkan dalam kategori ini, karena kebijakan luar negerinya sering berupa intimidasi hingga
penyerangan terhadap negara lain, seperti yang terjadi di Afghanistan dan Irak.
69
Salam Effendi, Siapa Teroris?, h. 67
c. Terorisme yang disponsori Negara State Sponsored Terrorism