Nabi Saw tersebut melahirkan tafsir bi al-riwâyah bi al-ma’ts ǔr yaitu
penafsiran Al-Qur’an dengan Al-Qur’an, sunnah Nabi, dan riwayat- riwayat yang bersumber dari sahabat dan tabi’in. selain Tafsir bi al-
Riwâyah , ada yang disebut dengan tafsir bi al-Dirâyah bi al-maqul yang
sering kita kenal dengan sebutan bi al-Ra’yî yaitu penafsiran al-Qur’an dengan menggunakan perangkat ijtihâd. Adanya penafsiran terhadap Al-
Qur’an sebagaimana tersebut diatas, karena Al-Qur’an sendiri tidak menjelaskan secara mendetail tentang suatu ayat atau tema yang dibahas.
Dari sekian banyak tema yang dibahas oleh Al-Qur’an, ada beberapa ayat menjelaskan tentang rûh, firman Allah SWT surat Al-Isra’
: 85 :
“Dan mereka bertanya kepadamu tentang rûh. Katakanlah: Rûh itu Termasuk urusan Tuhan-ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan
melainkan sedikit Q.S. Al-Isra’: 85.
Persoalan rûh sebenarnya dari dulu sampai sekarang , tetap menjadi teka-teki yang belum terjawab secara memuaskan. Banyak sudah pendapat
tentang itu, namun kesepakatan tidak pernah didapat. Oleh karena itu pembicaraan mengenai rûh ini masih tetap aktual.
Percaya terhadap keberadaan rûh merupakan salah satu keyakinan yang diajarkan al-Qur’an, dan mempercayai soal-soal yang ghaib
merupakan salah satu sendi keyakinan beragama. Semua agama berdiri di
atas keyakinan tersebut, dengan keyakinan itu manusia dapat merasakan ketentraman.
5
Atas dasar itu, tidaklah salah bagi kalangan ilmuwan berupaya mengetahui hakikat rûh secara umum namun tidak terinci. Boleh jadi di
masa depan akan terjadi lebih banyak perubahan yang menjadikan para ilmuwan memiliki kemampuan untuk mengungkap sebagian dari hakikat
rûh . Karena itu kita tidak sependapat dengan mereka yang berkata bahwa
kita harus berhenti pada penjelasan mengenai hakikat rûh. Selanjutnya apakah penggalan terakhir ayat “Kalian tidaklah di beri
pengetahuan kecuali sedikit”. Termasuk jawaban yang diperintah untuk di sampaikan atau komentar tentang keterbatasan pengetahuan manusia?
6
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa rûh masih merupakan misteri. Dari sinilah muncul ide untuk membahas serta mengngungkap
pengetahuan tentang ruh, dan atas dasar inilah Skripsi yang berjudul “Rûh Dalam al-Qur’an Analisis Penafsiran Prof. Dr. M. Quraish Shihab Dalam
Surat al-Isra’ ayat 85”. Ini bisa menjadi jawaban atas mesteri rûh yang ramai diperbincangkan masyarakat.
Skripsi ini tidak berpretensi untuk mengungkap misteri itu, tetapi hanya ingin mengatakan bahwa di tengah kemajuan ilmu pengetahuan dan
5
Yahya Saleh Basalamah, Manusia dan Alam Ghaib Jakarta: Pustaka Firdaus, 1993, cet. Ke-11, h. 138.
6
Sudirman Tebba, Ruh Misteri Maha Dahsyat Ciputat: Pustaka Irvan, 2008, h. 6-7.
peradaban manusia kelihatannya rûh masih tetap merupakan misteri. Ini sesuai dengan firman Tuhan bahwa tidaklah ilmu itu diberikan kepada
manusia kecuali hanya sedikit. Oleh sebab itu, penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan kontribusi positif bagi kita semua dan dapat
memberikan informasi yang akurat tentang mesteri rûh yang selama ini menjadi mesteri dalam kehidupan masyarakat.
B. Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah
Pembahasan sekitar Rûh sangat luas dikaji di kalangan ulama tafsir, filosof dan ahli tasawuf. Oleh sebab itu, Di dalam skripsi ini penulis akan
membatasi permasalahan seputar rûh, melalui penafsiran Prof. Dr. Quraish Shihab dalam tafsir Al-Mishbâh sebagaimana yang tercantum dalam surat
al-isra’ ayat 85. Rumusan masalah yang dihadirkan didalam penelitian ini adalah :
“Bagaimana Penafsiran Rûh surat al-Isra’ ayat 85 menurut Prof. Dr. Quraish Shihab Dalam Tafsîr al-Mishbâh ”?.
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan sejauh mana pandangan Quraish Shihab dalam Tafsir al-Mishbâh tentang konsep rûh
dalam al-Qur’an. Terutama konsep rûh dalam isyarat al-Isra’ ayat 85, Hal ini dilakukan karena di dalam penafsiran Quraish Shihab yang tertuang
dalam Tafsir Al-Misbâh terdapat banyak syarat ilmiah yang bisa bermanfaat bagi para pambaca dan khususnya pada diri penulis sendiri,
untuk mengetahui lebih dalam tentang konsep rûh dalam al-Qur’an.
Penulis melakukan penelitian ini karena memiliki tujuan untuk meningkatkan pengetahuan serta ingin menggali lebih dalam pengetahuan
tentang rûh. Salah satu indikasinya adalah sebagaimana kita ketahui bahwa ruh ini telah banyak dibicarakan dikalangan masyarakat kita,
bahkan seakan-akan menjadi misteri yang menakutkan bagi kita semuannya.
Hasil yang diperoleh dari penelitian skripsi ini diharapkan memberikan manfaat praktis yang dapat membantu seluruh lapisan masyarakat
terutama kalangan ilmuan, dari berbagai latar belakang, untuk memperluas wawasan serta pengetahuan mengenai penafsiran rûh secara mendalam,
sehingga kita dapat mengetahui hakikat rûh secara sebenarnya, dan tidak menjadikannya sebagai misteri yang menyeramkan serta tidak
menafsirkannya secara asal-asalan.
D. Kajian Pustaka
Setelah meneliti data-data yang berhubungan dengan topik yang dibahas, penulis menemukan buku-buku atau karya ilmiah yang
membahas tentang rûh dalam sudut pandang al-Qur’an menurut ulama tafsir, filosof dan khususnya Tafsir Al-Mishbâh. Sepanjang peneliti
melakukan penelitian menemukan berbagai sumber-sumber karya sebagai rujukan antara lain:
1. Karya Rûh , oleh Ibnu al-Qayyim al-Jauzî , kitab ini terkandung berbagai pertanyaan yang berkaitan dengan rûh orang-orang yang
sudah mati maupun yang masih hidup, disertai dalil-dalil dari kitâb
, Sunnah, dan atsâr, dan pendapat para ulama. 2. Manusia dan Alam Gaib karya Yahya Saleh Basalamah, buku ini
mengetengahkan masalah gaib yang wajib diimaninya. Juga tentang hal yang dibutuhkan oleh keimanan dalam hubungan
manusia dengan yang gaib, yang merupakan zat pencipta, Allah dan masalah kedudukan alam raya, dari dua sisi: alam gaib dan
alam nyata. 3. Rûh Misteri Mahadahsyat. karya Sudirman Tebba, buku ini
menerangkan pengertian tentang rûh, nafs , jiwa, dan qalb. Disertai persamaan dan perbedaannya yang dikuatkan dengan dalil-dalil
dari sunnah dan pendapat ulama.
4. Rûh itu Misterius karya Imam Fakhruddin al- Răzĭ, kitab ini
merupakan karangan al-Râzi yang membahas mengenai berbagai pertanyaan tentang rûh disertai dalil-dalil dari kitâb, sunnah, dan
atsâr , dan pendapat para ulama pilihan.
5. Rûh dalam perspektif Imam Fakhruddin al-râz ĭ penelitian ini ditulis
oleh Abdu al- Rahmăn Fakultas Ushuluddin Jurusan Tafsir Hadits
tahun 2002. Perbedaan Karya Ilmiah penulis dengan Karya Ilmiah Rûh
dalam perspektif Imam Fakhruddin al-râzi adalah dari perspektif penafsiran ulama. Karya Ilmiah penulis menganalisis
pendapat Prof. Dr. Quraish Shihab mengenai rûh terutama didalam Q.S al-Isra’ ayat 85 dan disertai pendapat para ulama tafsir
mengenai pembahasan tentang rûh. Sedangkan Karya Ilmiah rûh dalam perspektif al-râzi tidak dengan ayat yang lebih spesifik
hanya secara umum.
E. Metodolgi Penelitian
Dalam penulisan skripsi ini, ada tiga aspek metodolgi penelitian yang digunakan:
a. Metode pengumpulan data. Untuk mendukung metode terdebut, penulis melakukan
penelitian kepustakaan
Library Research
. Yaitu
menggunakan data primer yang berkaitan dengan konsep Rûh. Sebagai
sumber primer penulis merujuk pada Tafsir Al-Mishbâh. Sedangkan data sekunder penulis menggunakan buku-buku, artikel, makalah yang
berkaitan dengan permasalahan yang penulis bahas. b. Tekhnik pembahasan dalam skripsi ini adalah deskriptif analitis yaitu
mengungkapkan penafsiran M. Quraish Shihab kemudian menganalisis secara kritis.
c. Adapun teknis penulisan yang digunakan dan dijadikan pedoman penulisan skripsi ini, penulis mengacu pada buku “pedoman penulisan
karya ilmiah skripsi, tesis, dan disertasi, yang diterbitkan oleh CEQDA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta”2007.
F. Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan skripsi ini terdiri dari lima bab dan setiap bab dibagi kedalam sub-sub dengan perincian sebagai berikut:
Bab I: Pendahuluan, diantaranya mengenai latar belakang masalah,
pembatasan dan perumusan masalah, tujuan penelitian dan manfaat penelitian, dan metode penelitian, serta sistematika penulisan.
Bab II: Kajian yang berisi tentang deskripsi riwayat hidup Prof. Dr.
Quraish Shihab, serta karya-karya , dan pokok pemikiran Prof. Dr. Quraish Shihab , Sumber penulisan tafsir Al-Misbâh, Metode Penafsiran Al-Mishbâh,
dan Corak Penafsirannya dan sistematika penafsirannya.