Lafazh rûh Dalam Kaidah Bahasa Arab
belulang dan keping-kepingan kecil, bagaikan debu. Dan disana, di nyatakan bahwa manusia akan dihidupkan lagi, yakni rûh-Nya akan
dikembalikan ke jasadnya.
68
Dalam Firman Allah Q.S. al-Isra’ ayat 49:
“Dan mereka berkata: Apakah bila kami Telah menjadi tulang belulang dan benda-benda yang hancur, apa benar-benarkah kami akan
dibangkitkan kembali sebagai makhluk yang baru? Pendapat Al-Biqo’I ini didukung oleh pendapat Thobatoba’I
tentang malaikat maut pencabut nyawa dalam firman Allah :
“Katakanlah: Malaikat maut yang diserahi untuk mencabut nyawamu akan mematikanmu, Kemudian Hanya kepada Tuhanmulah
kamu akan dikembalikan.” Q.S. As-Sajadah: 11
Ulama ini mengatakan bahwa malaikat maut mencabut rûh dari badan kamu, dan kamu terpelihara sampai kamu kembali kepada Tuhan
dengan kembalinya rûh ke jasad masing-masing. Maka rûh cenderung sinonim dengan makna “nyawa” karena sesuatu yang dicabut oleh
malaikat pencabut nyawa adalah nyawa,
69
berarti rûh dapat juga berarti nyawa.
68
M .
Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah, Pesan dan Kesan dan Keserasian Al-Qur’an Jakarta : Lentera Hati, 2002, cet. Ke. 1, h. 180, vol. 7.
69
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah, Pesan dan Kesan dan Keserasian Al-Qur’an Jakarta : Lentera Hati, 2002, cet. Ke. 1, h. 188, vol. 11.
Malaikat maut dalam ayat di atas bukan hanya satu, tetapi banyak. Memang malaikat yang populer dalam benak manusia hanya satu, yaitu
izrail, walaupun nama ini tidak ditemukan dalam al-Qur’an dan As- Sunnah
yang shahih. Sebagaimana al-Quran surah al-An’am ayat 61 menginformasikan bahwa:
“Dan dialah yang mempunyai kekuasaan tertinggi di atas semua hamba-Nya, dan diutus-Nya kepadamu malaikat-malaikat penjaga,
sehingga apabila datang kematian kepada salah seorang di antara kamu, ia diwafatkan oleh malaikat-malaikat kami, dan malaikat- malaikat kami itu
tidak melalaikan kewajibannya.”
Dalam redaksi ayat ini menggunakan lafaz “Rasul-Rasul” yang menunjuk kepada malaikat-malaikat maut yang bertugas mencabut nyawa
salah seorang diantara manusia. Ayat ini dapat mengandung makna, bahwa setiap kematian seseorang ditangani bukan hanya oleh satu malaikat.
Setiap yang meninggal ada malaikat yang mencabut nyawanya.
70
Dalam Tafsir al-Misbâh penafsiran surat al-Isra’ ayat 85 bahwa hakikat rûh memiliki makna yang beragam. M. Quraish Shihab
menguraikan hakikat rûh dengan beberapa makna, yaitu: