Efisiensi Kinerja 1. Pengertian Kinerja

32 rekan kerja dan sistem pemberian imbalan atau kompensasi.

2. Efisiensi

Pengertian efisiensi berhubungan erat dengan produktivitas. Pengukuran efisiensi dilakukan dengan menggunakan perbandingan antara output yang dihasilkan terhadap input yang digunakan cost of input. Proses kegiatan operasional dapat dikatakan efisien apabila suatu produk atau hasil kerja tertentu dapat dicapai dengan penggunaan sumber daya dan dana yang serendah-rendahnya spending well. Efisiensi menurut Djazoeli Sadhani 1999 diartikan bahwa efisiensi adalah cara melakukan proses dan mendapatkan hasil yang diinginkan dengan jumlah output yang paling minimum. Selain itu pernyataan lain oleh Mondy dan Premeaux 1993:20 dalam Djazoeli Sadhani 1999 menjelaskan bahwa efisiensi adalah suatu cara untuk mendapatkan hasil yang lebih baik dari jumlah ouput yang paling minimum, atau dengan kata lain, bagaimana memanfaatkan suatu kapasaitas hasil produksi atau operasi yang diinginkan dengan menggunakan energi, waktu, uang, material dan input lain yang minimum. Terdapat beberapa konsep efisiensi kinerja diantaranya dikemukakan oleh Mondy dan Premeaux 1993:20 dalam Djazoeli Sadhani 1999 yang menyatakan bahwa efisiensi adalah suatu cara untuk mendapatkan hasil yanglebih baik dari jumlah iput yang paling minimum, atau dengan kata lain, bagaimana memanfaatkan suatu kapasitas hasil produksi atau operasi yang diinginkan dengan menggunakan energi, 33 waktu, uang, material dan input lain yang minimum. sementara itu Stoner dkk 1955:9 dalam Djazoeli Sadhani 1999 mengemukakan bahwa efisiensi merupakan suatu kemampuan untuk melakukan sesuatu dengan benar sebagai suatu konsep input-output. Dengan demikian seseorang pengelola dikatakan efisiensi jika mampu mencapai suatu prestasi berupa output atau hasil dengan memanfaatkan biaya seminimum mungkin. Efisiensi dikatakan meningkat apabila dengan menggunakan input yang sama diperoleh output yang lebih besar atau apabila output yang sama tetapi dengan menggunakan input yang lebih kecil Robbins,1997:45 dalam Djazoeli Sadhani 1999. Indikator efisiensi menggambarkan hubungan antara masukan sumber daya oleh suatu unit organisasi misalnya: staff, upah, biaya, administratif dan keluaran yang dihasilkan. Indikator teresebut menghasilkan informasi tentang konversi masukan menjadi keluaran yaitu: efisiensi dari proses iinternal Mardiasmo,2004:132. Efisiensi diukur dengan rasio antara outout dengan input. Semakin besar output dibandingkan input, maka semakin tinggi tingkat efisiensi suatu organisasi. Penyebut atau input sekunder seringkali diukur dalam bentuk satuan mata uang. Pembiuilang atau output dapat diukur baik dalam jumlah uang maupun satuan fisik. catatan: efisiensi sering juga dinyatakan dalam bentuk inputoutput, dengan interprestasi yang sama dengan bentuk outputinput, contoh: biaya per unit Mardiasmo,2004:133 34 Pada organisasi pemerintah pembahasan efisiensi kinerja umumnya dipusatkan pada efisiensi pemakaian sumber daya input yang dapat ditingkatkan secara optimal sekiranya penyediaan sumber pendukung dapat dipertahankan bersamaan dengan upaya untuk terus meningkatkan output. Sumber daya dan dana pemerintah bukan tak terbatas, maka diperlukan pengaturan dalam penggunaannya. Suatu hal yang terjadi hampir semua negara khususnya di negara-negara yang sedang berkembang. Secara khusus peningkatan efisiensi kinerja dalam sistem pemerintahan mempunyai implikasi adanya pergeseran sikap dalam sikap pandang yang semula mengacu pada kegiatan activity oriented menjadi mengacu pada hasil result oriented. Orientasi kegiatan ini berlaku umum di kalangan pemerintahan sehingga mengakibatkan tidak begitu dihiraukannya output, demikian pula tujuan serta komposisi output yang dihasilkan menjadi samar-samar dan di luar garis pandang. Pemeriksa pajak dapat digolongkan sebagai white collar employee. menurut Lehrer 1983:2 dalam Djazoeli Sadhani 1999 pekerja kerah putihi mempunya peranan yang besar dalam organisasi, tetapi hanya sedikit organisasi yang secara formal dan langsung melakukan peningkatan efisiensi dan produktivitas mereka. Padahal memberikan perhatian pada pekerja jenis ini akan berpengaruh pada efisiensi kinerja dan produktivitas organisasi keseluruhan. 35

3. Efektivitas

Dokumen yang terkait

Korelasi antara pelatihan teknis perpajakan, penagalaman dan motivasi pemeriksaan pajak dengan kinerja pemeriksaan pajak pada kantor pelayananan pajak di Jakarta Barat

2 18 139

Pengaruh Sistem Informasi Perpajakan Dan Lama Masa Kerja Sebagai Pemeriksa Pajak Terhadap Kemampuan Pemeriksaan pajak

2 16 55

Pengaruh Teknologi Informasi Dan Akuntabilitas Terhadap Kinerja Pemeriksa Pajak (Survei Pada Pemeriksa Pajak di 3 Kantor Pelayanan Pajak di Kantor Wilayah Direktori Jenderal Pajak Jawa Barat I)

2 26 45

Pengaruh Pemeriksaan Pajak Dan Sistem Perpajakan Terhadap Penerimaan Pajak (Survey Pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Di Wilayah Bandung)

0 28 82

Pengaruh Profesionalisme Pemeriksa Pajak Dan Remunerasi Terhadap Kinerja Pemeriksa Pajak (Survei Pada Wajib Pajak Badan di KPP Madya Bandung)

5 36 42

Pengaruh Profesionalisme dan Kompetensi Pemeriksa Pajak Terhadap Peningkatan Kualitas Pemeriksaan Pajak (Survei pada Pemeriksa Pajak di KPP Pratama Wilayah Bandung)

0 5 1

Pengaruh Kinerja Account Representative dan Kualitas Pemeriksaan Pajak terhadap Tingkat Kepatuhan Perpajakan (Survey pada 5 KPP di Wilayah Kota Bandung)

3 31 34

Pengaruh Pengalaman Pemeriksa Pajak Dan Profesionalisme Pemeriksaan Pajak Terhadap Kualitas Pemeriksaan Pajak (Survei di 4 KPP Pratama Wilayah Kota Bandung)

2 33 33

PENGARUH REFORMASI ADMINISTRASI PERPAJAKAN TERHADAP KINERJA PELAYANAN PERPAJAKAN DAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK DI KPP PRATAMA YOGYAKARTA.

0 3 14

PENGARUH PEMERIKSAAN PAJAK TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PENGHASILAN PADA KPP PMA LIMA JAKARTA TAHUN 2007 2008

0 4 61