Uji Koefisien Determinasi Hasil Uji Statistik t

67 Berdasarkan gambar 4.2, grafik scatterplot menunjukkan bahwa data tersebar di atas dan di bawah angka 0 nol pada sumbu Y dan tidak terdapat suatu pola yang jelas pada penyebaran data tersebut. Hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model persamaan regresi, sehingga model regresi layak digunakan untuk memprediksi kinerja pemeriksa pajak berdasarkan variabel yang mempengaruhinya, yaitu pelatihan teknis perpajakan, akuntabilitas dan batasan waktu pemeriksaan.

4. Hasil Analisis Data

Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan model analisis regresi berganda multiple regression analysis, yaitu:

a. Uji Koefisien Determinasi

Uji koefisien determinasi dilakukan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan variabel dependen dapat dijelaskan oleh variabel independen. Tabel 4.11 Hasil Uji Koefisien Determinasi Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 .730 a .533 .497 4.373 2.115 a. Predictors: Constant, BAT, AK, PT b. Dependent Variable: KIN Sumber: Data primer yang diolah Tabel 4.11 menunjukkan nilai Adjusted R Square sebesar 0,497 atau 49,7, ini menunjukkan bahwa variabel kinerja pemeriksa pajak 68 yang dapat dijelaskan oleh variabel pelatihan teknis perpajakan, akuntabilitas serta batasan waktu pemeriksaan adalah sebesar 49,7, sedangkan sisanya sebesar 0,503 atau 50,3 1-0,497 dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak disertakan dalam model penelitian ini. Faktor lain yang dapat mempengaruhi diantaranya keahlian, profesionalisme, motivasi, pengalaman dan lain-lain.

b. Hasil Uji Statistik t

Uji statistik t digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh masing-masing variabel independen secara individual terhadap variabel dependen yang diuji pada tingkat signifikansi 0,05. Hasil uji statistik t dapat dilihat pada tabel 4.12, jika nilai probability t lebih kecil dari 0,05 maka H a diterima dan menolak H 0, sedangkan jika nilai probability t lebih besar dari 0,05 maka H diterima dan menolak H a. Tabel 4.12 Hasil Uji Statistik t Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 Constant -9.193 7.747 -1.187 .243 PT .664 .199 .506 3.339 .002 .522 1.914 AK .492 .159 .365 3.088 .004 .857 1.167 BAT .019 .231 .012 .082 .935 .531 1.882 a. Dependent Variable: KIN Sumber: Data primer yang diolah 69 Hasil Uji Hipotesis 1: Pengaruh pelatihan teknis perpajakan terhadap kinerja pemeriksa pajak. Hasil uji hipotesis 1 dapat dilihat pada tabel 4.12, variabel pelatihan teknis perpajakan mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0,002. Hal ini berarti menerima H a1 sehingga dapat dikatakan bahwa pelatihan teknis perpajakan berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja pemeriksa pajak karena tingkat signifikansi yang dimiliki variabel pelatihan teknis perpajakan lebih kecil dari 0,05. Hasil Uji Hipotesis 2: Pengaruh akuntabilitas terhadap kinerja pemeriksa pajak. Hasil uji hipotesis 2 dapat dilihat pada tabel 4.12, variabel akuntabilitas mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0,004. Hal ini berarti menerima H a2 sehingga dapat dikatakan bahwa akuntabilitas berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja pemeriksa pajak karena tingkat signifikansi yang dimiliki variabel akuntabilitas lebih kecil dari 0,05. Hasil Uji Hipotesis 3: Pengaruh batasan waktu pemeriksaan terhadap kinerja pemeriksa pajak. . Hasil uji hipotesis 3 dapat dilihat pada tabel 4.12, variabel batasan waktu pemeriksaan mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0,935. Hal ini berarti menolak H a3 sehingga dapat dikatakan bahwa batasan waktu pemeriksaan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja 70 pemeriksa pajak karena tingkat signifikansi yang dimiliki variabel batasan waktu pemeriksaan lebih besar dari 0,05. Berdasarkan tabel 4.12, maka diperoleh model persamaan regresi sebagai berikut. Keterangan: Y = Kinerja Pemeriksa Pajak X Д = Pelatihan Teknis Perpajakan X Е = Akuntabilitas X Ж = batasan waktu pemeriksaan e = Error Dari model regresi berganda tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: 1 Nilai konstanta α model persamaan regresi sebesar -9,193. Hal ini menyatakan bahwa jika variabel pelatihan teknis perpajakan, akuntabilitas dan batasan waktu pemeriksaan pajak dianggap konstan, maka tingkat kemudahan tindakan penagihan tunggakan pajak bersifat negatif. 2 Koefisien regresi pada variabel pelatihan teknis perpajakan bernilai positif sebesar 0,664. Hal ini menunjukkan jika koefisien regresi pada variabel pelatihan teknis perpajakan bernilai positif maka Y = -9.193 +0,664X Д+0,492XЕ+0,019XЖ+e 71 akan terjadi peningkatan kinerja pemeriksa pajak secara positif dengan asumsi variabel lainnya masih tetap konstan. 3 Koefisien regresi pada variabel akuntabilitas bernilai positif sebesar 0,492. Hal ini menunjukkan jika koefisien regresi pada variabel akuntabilitas bernilai positif maka akan terjadi peningkatan kinerja pemeriksa pajak secara positif dengan asumsi variabel lainnya masih tetap konstan. 4 Koefisien regresi pada variabel batasan waktu pemeriksaan bernilai positif sebesar 0,019. Hal ini menunjukkan jika koefisien regresi pada variabel batasan waktu pemeriksaan bernilai positif maka akan terjadi peningkatan kinerja pemeriksa pajak secara positif dengan asumsi variabel lainnya masih tetap konstan.

c. Hasil Uji Statistik F

Dokumen yang terkait

Korelasi antara pelatihan teknis perpajakan, penagalaman dan motivasi pemeriksaan pajak dengan kinerja pemeriksaan pajak pada kantor pelayananan pajak di Jakarta Barat

2 18 139

Pengaruh Sistem Informasi Perpajakan Dan Lama Masa Kerja Sebagai Pemeriksa Pajak Terhadap Kemampuan Pemeriksaan pajak

2 16 55

Pengaruh Teknologi Informasi Dan Akuntabilitas Terhadap Kinerja Pemeriksa Pajak (Survei Pada Pemeriksa Pajak di 3 Kantor Pelayanan Pajak di Kantor Wilayah Direktori Jenderal Pajak Jawa Barat I)

2 26 45

Pengaruh Pemeriksaan Pajak Dan Sistem Perpajakan Terhadap Penerimaan Pajak (Survey Pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Di Wilayah Bandung)

0 28 82

Pengaruh Profesionalisme Pemeriksa Pajak Dan Remunerasi Terhadap Kinerja Pemeriksa Pajak (Survei Pada Wajib Pajak Badan di KPP Madya Bandung)

5 36 42

Pengaruh Profesionalisme dan Kompetensi Pemeriksa Pajak Terhadap Peningkatan Kualitas Pemeriksaan Pajak (Survei pada Pemeriksa Pajak di KPP Pratama Wilayah Bandung)

0 5 1

Pengaruh Kinerja Account Representative dan Kualitas Pemeriksaan Pajak terhadap Tingkat Kepatuhan Perpajakan (Survey pada 5 KPP di Wilayah Kota Bandung)

3 31 34

Pengaruh Pengalaman Pemeriksa Pajak Dan Profesionalisme Pemeriksaan Pajak Terhadap Kualitas Pemeriksaan Pajak (Survei di 4 KPP Pratama Wilayah Kota Bandung)

2 33 33

PENGARUH REFORMASI ADMINISTRASI PERPAJAKAN TERHADAP KINERJA PELAYANAN PERPAJAKAN DAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK DI KPP PRATAMA YOGYAKARTA.

0 3 14

PENGARUH PEMERIKSAAN PAJAK TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PENGHASILAN PADA KPP PMA LIMA JAKARTA TAHUN 2007 2008

0 4 61