Dasar Hukum Pemeriksaan Pajak Tujuan Pemeriksaan

15 oleh Direktorat Jenderal Pajak, dalam hal ini petugas pemeriksaan pajak fiskus terhadap Wajib Pajak atas pemenuhan kewajiban perpajakannya berdasarkan Undang-Undang pajak untuk berbagai tujuan.

2. Dasar Hukum Pemeriksaan Pajak

Berdasarkan ketentuan pasal 29 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2000, diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 1986 tentang Tata Cara Pemeriksaan di Bidang Perpajakan, bahwa tujuan pemeriksaan perpajakan adalah menetapkan jumlah pajak terutang. Hanantha Bwoga, Yoseph Agus BBN dan Tony Marsyarul, 2005:7.

3. Tujuan Pemeriksaan

Dalam melakukan pemeriksaan, Direktorat Jenderal Pajak mempunyai satu atau beberapa tujuan, misalnya untuk menguji kepatuhan Wajib Pajak dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya. Adapun tujuan dari pemeriksaan pajak sebagaimana diuraikan menurut Pasal 3 ayat 2 dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 199PMK.032007 tentang tata cara pemeriksaan adalah sebagai berikut: a. Menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan dalam rangka memberikan kepastian hukum, keadilan, dan pembinaan kepada Wajib Pajak. Pemeriksaan untuk tujuan diatas dapat dilakukan dalam hal sebagai berikut: 16 1 Surat Pemberitahuan SPT menunjukan kelebihan pembayaran pajak, termasuk yang telah diberikan pengambilan pendahuluan kelebihan pajak. 2 SPT Tahunan Pajak Penghasilan PPh menunjukkan rugi. 3 SPT tidak disampaikan atau disampaikan tidak pada waktu yang telah ditetapkan. 4 SPT yang memenuhi kriteria seleksi yang ditentukan oleh Direktorat Jenderal Pajak. 5 Ada indikasi kewajiban perpajakan selain kewajiban tersebut pada huruf c tidak dipenuhi. 1. Tujuan lain dalam Direktorat Jenderal Pajak berwenang melakukan pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan Wajib Pajak, antara lain: 1 Pemberian Nomor Pokok Wajib Pajak NPWP secara jabatan. 2 Penghapusan NPWP. 3 Wajib Pajak mengajukan keberatan. 4 Pengukuhan atau pencabutan pengukuhan Pengusaha Kena Pajak. 5 Pencocokan data atau alat keterangan. 17 6 Pengumpulan guna penyusunan Norma Penghitungan Penghasilan Neto. 7 Penentuan Wajib Pajak berlokasi didaerah terpencil. 8 Pemeriksaan dalam rangka penagihan pajak. 9 Pemenuhan permintaan informasi dari Negara mitra Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda.

4. Ruang Lingkup dan Jangka Waktu Pemeriksaan

Dokumen yang terkait

Korelasi antara pelatihan teknis perpajakan, penagalaman dan motivasi pemeriksaan pajak dengan kinerja pemeriksaan pajak pada kantor pelayananan pajak di Jakarta Barat

2 18 139

Pengaruh Sistem Informasi Perpajakan Dan Lama Masa Kerja Sebagai Pemeriksa Pajak Terhadap Kemampuan Pemeriksaan pajak

2 16 55

Pengaruh Teknologi Informasi Dan Akuntabilitas Terhadap Kinerja Pemeriksa Pajak (Survei Pada Pemeriksa Pajak di 3 Kantor Pelayanan Pajak di Kantor Wilayah Direktori Jenderal Pajak Jawa Barat I)

2 26 45

Pengaruh Pemeriksaan Pajak Dan Sistem Perpajakan Terhadap Penerimaan Pajak (Survey Pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Di Wilayah Bandung)

0 28 82

Pengaruh Profesionalisme Pemeriksa Pajak Dan Remunerasi Terhadap Kinerja Pemeriksa Pajak (Survei Pada Wajib Pajak Badan di KPP Madya Bandung)

5 36 42

Pengaruh Profesionalisme dan Kompetensi Pemeriksa Pajak Terhadap Peningkatan Kualitas Pemeriksaan Pajak (Survei pada Pemeriksa Pajak di KPP Pratama Wilayah Bandung)

0 5 1

Pengaruh Kinerja Account Representative dan Kualitas Pemeriksaan Pajak terhadap Tingkat Kepatuhan Perpajakan (Survey pada 5 KPP di Wilayah Kota Bandung)

3 31 34

Pengaruh Pengalaman Pemeriksa Pajak Dan Profesionalisme Pemeriksaan Pajak Terhadap Kualitas Pemeriksaan Pajak (Survei di 4 KPP Pratama Wilayah Kota Bandung)

2 33 33

PENGARUH REFORMASI ADMINISTRASI PERPAJAKAN TERHADAP KINERJA PELAYANAN PERPAJAKAN DAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK DI KPP PRATAMA YOGYAKARTA.

0 3 14

PENGARUH PEMERIKSAAN PAJAK TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PENGHASILAN PADA KPP PMA LIMA JAKARTA TAHUN 2007 2008

0 4 61