Ruang Lingkup dan Jangka Waktu Pemeriksaan Metode dan Prosedur Pemeriksaan Pajak

17 6 Pengumpulan guna penyusunan Norma Penghitungan Penghasilan Neto. 7 Penentuan Wajib Pajak berlokasi didaerah terpencil. 8 Pemeriksaan dalam rangka penagihan pajak. 9 Pemenuhan permintaan informasi dari Negara mitra Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda.

4. Ruang Lingkup dan Jangka Waktu Pemeriksaan

Menurut Suandy 2006:62 Ruang lingkup pemeriksaan terdiri dari: a. Pemeriksaan Lapangan yang meliputi suatu jenis pajak atau seluruh jenis pajak, untuk tahun berjalan atau tahun-tahun sebelumnya dan atau untuk tujuan lain yang dilakukan di tempat Wajib Pajak. b. Pemeriksaan Kantor yang meliputi suatu jenis pajak tertentu untuk tahun berjalan atau tahun-tahun sebelumnya y ang dilakukan di kantor Direktorat Jenderal Pajak. Pemeriksaan Lapangan dapat dilaksanakan dengan pemeriksaan lengkap atau pemeriksaan sederhana. Pemeriksaan kantor hanya dapat dilaksanakan dengan pemeriksaan sederhana. Pemeriksaan lengkap dilaksanakan dalam jangka waktu 2 bulan dan dapat diperpanjang menjadi paling lama 8 bulan. Pemeriksaan Esperanto lapangan dilaksanakn dalam jangka waktu 1 bulan dan dapat diperpanjang paling lama 2 bulan. 18 Pemeriksaan sederhana kantor dilaksanakan dalam jangka waktu 4 minggui dan dapat diperpanjang menjadi paling lama 6 minggu. Apabila dalam pelaksanaan pemeriksaan kantor ditemukan indikasi adanya transaksi yang mengandur unsur transfer pricing, maka lingkup pemeriksan ditingkatkan menjadi pemeriksaan lapangan. Pemeriksaan lapangan berkenaan dengan ditemukannya indikasi unsur transfer pricing, yang memerlukan pemeriksaan yang lebih mendalam serta memerlikan waktu yang lebih lama dilaksanakan dalam jangka waktu paling lama 2 tahun. Jangka waktu pelaksanaan pemeriksaan paling lama 2 tahun ini tidak berlaku dalam hal pemeriksaan yang dilaksanakan berkenaan dengan Surat Pemberitahuan yang menyatakan permohonan pengembalian kelebihan pembayaran pajak.

5. Metode dan Prosedur Pemeriksaan Pajak

Agar pemeriksaan dapat dilakukan dengan tepat waktu yang telah ditentukan secara efektif dengan laporan yang memadai, maka harus dilaksanakan berdasarkan teknik dan metode seperti pemeriksaan pada umumnya. Menurut T.Tuannakota dalam Himayah 2005:31 dalam buku Auditing: Petunjuk Pemeriksaan Akuntan Publik: Teknik pemeriksaan adalah cara mendapatkan pembuktian dan dikenal dengan istilah memeriksa, menganalisis, mengecek, membandingkan, konfirmasi, footing, menginspeksi, merekonsiliasi, testing, atau sampling, menelusuri dan memeriksa dokumen dasar. 19 Sejalan dengan hal tersebut baik teknik pemeriksaan merupakan cara pembuktian data dari metode pemeriksaan. Teknik pemeriksaan dalam pemeriksaan pajak dengan teknik pemeriksaan yang dilakukan akuntan publik tidak terdapat pemeriksaan yang mendasar Erly Suandy, 2002:237. Pelaksanaan pemeriksaan dalam Himayah 2005:32 dapat dilakukan dengan dua metode, yaitu: a. Metode Langsung Yaitu metode yang dilakukan dengan cara menguji kebenaran angka- angka dalam Surat Pemberitahuan SPT, laporan keuangan, buku- buku,catatan-catatan dan dokumen pendukung sesuai dengan proses pemeriksaan. b. Metode Tidak Langsung Yaitu metode yang dilakukan dengan cara menguji kebenaran angka- angka dalam Surat Pemberitahuan SPT secara tidak langsung melalui suatu pendekatan perhitungan tertentu mengenai penghasilan dan biaya. Metode tidak langsung dapat digunakan sebagai pelengkap metode langsung atau sebagai pengganti dalam hal pemakaian metode langsung atau tidak sepenuhnya dapat dilaksanakan. Metode tidak langsung yang biasa digunakan antara lain metode transaksi tunai, metode perbandingan kekayaan bersih, metode satuan dan volume, metode pendekatan produksi dan metode pendekatan laba kotor Erly Suandy, 2002:242. Sedangkan prosedur pemeriksaan pajak yaitu terdiri dari: 20 a. Petugas pemeriksa harus dilengkapi dengan Surat Perintah Pemeriksaan Pajak SP3 dan harus memperlihatkan kepada Wajib Pajak yang diperiksa. b. Wajib Pajak yang diperiksa harus: 1 Memperlihatkan dan atau meminjamkan buku atau catatan, dokuimen yang menjadi dasarnya dan dokumen lain yang berhubungan dengan penghasilan yang diperoleh, kegiatan usaha, pekerjaan bebas Wajib Pajak, atau objek yang terutang pajak. 2 Memberikan kesempatan untuk memasuki tempat atau ruang yang dipandang perlu dan memberi bantuan guna kelancaran pemeriksaan. 3 Memberikan keterangan yang diperlukan. 4 Apabila dalam mengungkapkan hal-hal dalam angka 1 Wajib Pajak terikat oleh suatu kewajiban untuk merahasiakan, maka kewajiban itu tidak berlaku oleh suatu keperluan pemeriksaan tersebut. c. Direktur Jenderal Pajak berwewenang melakukan penyegelan tempat atau ruangan tertentu, bila wajib pajak tidak memenuhi kewajiban huruf b diatas Mardiasmo, 1997:35-36 21

C. Pelatihan Teknis Perpajakan 1. Pengertian Pelatihan Teknis

Dokumen yang terkait

Korelasi antara pelatihan teknis perpajakan, penagalaman dan motivasi pemeriksaan pajak dengan kinerja pemeriksaan pajak pada kantor pelayananan pajak di Jakarta Barat

2 18 139

Pengaruh Sistem Informasi Perpajakan Dan Lama Masa Kerja Sebagai Pemeriksa Pajak Terhadap Kemampuan Pemeriksaan pajak

2 16 55

Pengaruh Teknologi Informasi Dan Akuntabilitas Terhadap Kinerja Pemeriksa Pajak (Survei Pada Pemeriksa Pajak di 3 Kantor Pelayanan Pajak di Kantor Wilayah Direktori Jenderal Pajak Jawa Barat I)

2 26 45

Pengaruh Pemeriksaan Pajak Dan Sistem Perpajakan Terhadap Penerimaan Pajak (Survey Pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Di Wilayah Bandung)

0 28 82

Pengaruh Profesionalisme Pemeriksa Pajak Dan Remunerasi Terhadap Kinerja Pemeriksa Pajak (Survei Pada Wajib Pajak Badan di KPP Madya Bandung)

5 36 42

Pengaruh Profesionalisme dan Kompetensi Pemeriksa Pajak Terhadap Peningkatan Kualitas Pemeriksaan Pajak (Survei pada Pemeriksa Pajak di KPP Pratama Wilayah Bandung)

0 5 1

Pengaruh Kinerja Account Representative dan Kualitas Pemeriksaan Pajak terhadap Tingkat Kepatuhan Perpajakan (Survey pada 5 KPP di Wilayah Kota Bandung)

3 31 34

Pengaruh Pengalaman Pemeriksa Pajak Dan Profesionalisme Pemeriksaan Pajak Terhadap Kualitas Pemeriksaan Pajak (Survei di 4 KPP Pratama Wilayah Kota Bandung)

2 33 33

PENGARUH REFORMASI ADMINISTRASI PERPAJAKAN TERHADAP KINERJA PELAYANAN PERPAJAKAN DAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK DI KPP PRATAMA YOGYAKARTA.

0 3 14

PENGARUH PEMERIKSAAN PAJAK TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PENGHASILAN PADA KPP PMA LIMA JAKARTA TAHUN 2007 2008

0 4 61