71 akan terjadi peningkatan kinerja pemeriksa pajak secara positif
dengan asumsi variabel lainnya masih tetap konstan. 3 Koefisien regresi pada variabel akuntabilitas bernilai positif sebesar
0,492. Hal ini menunjukkan jika koefisien regresi pada variabel akuntabilitas bernilai positif maka akan terjadi peningkatan kinerja
pemeriksa pajak secara positif dengan asumsi variabel lainnya masih tetap konstan.
4 Koefisien regresi pada variabel batasan waktu pemeriksaan bernilai positif sebesar 0,019. Hal ini menunjukkan jika koefisien regresi
pada variabel batasan waktu pemeriksaan bernilai positif maka akan terjadi peningkatan kinerja pemeriksa pajak secara positif
dengan asumsi variabel lainnya masih tetap konstan.
c. Hasil Uji Statistik F
Uji statistik F digunakan untuk mengetahui pengaruh semua variabel independen yang dimasukkan dalam model regresi secara
bersama-sama terhadap variabel dependen yang diuji pada tingkat signifikan 0,05. Hasil uji statistik F dapat dilihat pada tabel 4.13, jika
nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05 maka H
a
diterima dan menolak H
0,
sedangkan jika nilai probabilitas lebih besar dari 0,05 maka H diterima dan menolak H
a.
72
Tabel 4.13 Hasil Uji Statistik F
Sumber: Data primer yang diolah
Hasil Uji Hipotesis 4: Pengaruh pelatihan teknis perpajakan, akuntabilitas serta batasan waktu pemeriksaan terhadap kinerja
pemeriksa pajak.
Hasil uji hipotesis 4 dapat dilihat pada tabel 4.13 nilai F diperoleh sebesar 16.066 dengan tingkat signifikansi 0,000. Karena tingkat
signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka H
a4
diterima, sehingga dapat dikatakan bahwa pelatihan teknis perpajakan, akuntabilitas serta
batasan waktu pemeriksaan berpengaruh secara simultan dan signifikan terhadap kinerja pemeriksa pajak.
ANOVA
b
Model Sum of Squares
Df Mean Square
F Sig.
1 Regression 849.837
3 283.279
14.813 .000
a
Residual 745.837
39 19.124
Total 1595.674
42
a. Predictors: Constant, BAT, PT, AK b. Dependent Variable: KIN
73
C. Pembahasan 1. Pengaruh pelatihan teknis perpajakan terhadap kinerja pemeriksa pajak
Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa tingkat signifikansi variabel pelatihan teknis perpajakan 0,002 0,05 sehingga dapat disimpulkan
bahwa pelatihan teknis perpajakan berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja pemeriksa pajak. Hal ini menunjukkan bahwa pelatihan teknis
pepajakan dapat meningkatkan kinerja pemeriksa pajak. Bertambahnya pengetahuan dan pelatihan teknis perpajakan membuat pemeriksa pajak
semakin mengerti dan lebih mudah untuk menyelesaikan masalah-masalah terkait dengan pemeriksaan pajak. Hasil penelitian ini mendukung
penelitian yang dilakukan oleh Djazoeli Sadhani 1999, Chairuddin Syah Nasution 2002, serta Zamal Firdaus 2009 yang menyatakan bahwa
pelatihan teknis berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja pemeriksa pajak.
2. Pengaruh akuntabilitas terhadap kinerja pemeriksa pajak
Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa tingkat signifikansi variabel akuntabilitas 0,004 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa
akuntabilitas berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja pemeriksa pajak. Rasa pertanggungjawaban dan motivasi pemeriksa pajak terhadap
semua tindakan dan keputusan yang diambil dalam melaksanakan pemeriksaan pada wajib pajak dapat meningkatkan kinerja pemeriksa
pajak. Dalam melaksanakan pemeriksaan harus memiliki akuntabilitas yang tinggi karena dapat meningkatkan performa kinerja pemeriksa. Hasil