Perumusan Masalah Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan seperti yang telah diungkapkan sebelumnya, maka rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah faktor budaya, sosial, pribadi, dan psikologis berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen ponsel merek Nokia. 2. Faktor manakah yang paling dominan dalam mempengaruhi keputusan pembelian konsumen ponsel merek Nokia.

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan yang hendak diperoleh dari penelitian ini: 1. Untuk mengetahui apakah faktor budaya, sosial, pribadi, dan psikologis berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen ponsel merek Nokia. 2. Untuk mengetahui faktor manakah yang paling dominan dalam mempengaruhi keputusan pembelian konsumen ponsel merek Nokia. 7 Manfaat Penelitian : 1. Bagi Akademisi Hasil penelitian ini di harapkan dapat menambah referensi bagi penelitian berikutnya. 2. Bagi Praktisi Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi yang positif untuk memahami karakteristik pembeli kepada perusahaan yang diteliti sehingga dapat menjadi pertimbangan dalam rangka menentukan strategi perusahaan. 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian

Pembelian konsumen sangat dipengaruhi oleh karakteristik budaya, sosial, pribadi, dan psikologis Kotler Armstrong, 2007:200. Menurut Kotler, pilihan barang yang dibeli seseorang lebih lanjut dipengaruhi oleh empat faktor psikologis yang penting, yaitu motivasi, persepsi, pembelajaran, serta kepercayaan dan sikap 2007:215.

1. Faktor budaya

a. Budaya Menurut Engel, dkk 1995:69 budaya mengacu pada seperangkat nilai, gagasan, artefak dan simbol bermakna lainnya yang membantu individu berkomunikasi, membuat tafsiran, dan melakukan evaluasi sebagai anggota masyarakat. Dampak budaya terhadap perilaku konsumen bersifat alami dan otomatis. Misalnya, budaya menentukan standar dan aturan untuk makan kapan dan dimana, apa yang tepat disajikan sebagai menu makanan di waktu pagi, siang, dan malam. Budaya merupakan penentu keinginan dan perilaku yang paling mendasar Kotler Armstrong, 2007:200. 9 b. Sub Budaya Masing-masing budaya terdiri dari sub budaya yang lebih kecil, yang lebih banyak memberikan ciri-ciri dan sosialisasi khusus bagi anggotannya. Sub budaya terdiri dari kewarganegaraan, agama, kelompok ras, dan daerah geografis Kotler Armstrong, 2007:202. c. Kelas Sosial Kelas sosial mengacu kepada pengelompokan orang yang sama dalam perilaku mereka berdasarkan posisi ekonomi mereka di dalam pasar. Kelas sosial merupakan segmentasi yang paling naturalalami, yang menjadi ciri-ciri kelas sosial adalah setiap kelompok memiliki persamaan dalam hal : gaya hidup misalnya aktivitas, minat, dan opini, demografi misalnya pendapatan, pekerjaan, wilayah tempat tinggal dan pendidikan, persepsi dan sikap Engel dkk, 1995:121. Menurut Kotler Armstrong 2007:205 kelas sosial adalah pembagian kelompok masyarakat yang relatif permanen teratur dimana anggotanya memiliki nilai, minat, dan perilaku yang serupa.

2. Faktor Sosial

a. Kelompok Kelompok acuan berfungsi sebagai titik pembanding atau acuan secara langsung maupun tidak langsung dalam pembentuka sikap atau perilaku seseorang Kotler Armstrong, 2007:205. Kelompok yang memiliki pengaruh langsung terhadap seseorang 10 dinamakan kelompok keanggotaan. Beberapa kelompok keanggotaan adalah kelompok primer seperti keluarga, teman, tetangga, dan rekan kerja yang berinterkasi dengan seseorang secara terus menerus dan informal. Kelompok sekunder seperti kelompok keagamaan, profesional, dan asosiasi perdagangan yang cenderung lebih formal. b. Keluarga Keluarga adalah kelompok yang terdiri dari dua atau lebih orang yang berhubungan melalui darah, perkawinan, atau adopsi dan tinggal bersama Engel dkk, 1995:194. Keluarga berpengaruh terhadap pola konsumsi individu karena anggota-anggota keluarga itu masuk kedalam suatu subsistem sosialisasi. c. Peran dan Status Peran terdiri atas sejumlah aktivitas yang diharapkan untuk dilakukan menurut orang-orang sekitarnya Kotler Armstrong, 2007:208. Masing-masing peran menghasilkan status. Orang- orang memilih produk yang dapat mengkomunikasikan peran dan status mereka dimasyarakat. 11

3. Faktor Pribadi

a. Usia dan Tahap Siklus Hidup Seseorang membeli barang dan jasa yang berbeda sepanjang hidupnya. Konsumsi juga dibentuk oleh siklus hidup keluarga seperti tahap bujangan, pasangan baru menikah, tidak mempunyai anak, mempunyai anak, dan seterusnya Kotler Armstrong, 2007:209. b. Pekerjaan dan Lingkungan Ekonomi Pekerjaan seseorang juga mempengaruhi pola konsumsinya. Pilihan produk sangat dipengaruhi oleh keadaan ekonomi seseorang, penghasilan yang dapat dibelanjakan level, kestabilan, pola waktu, tabungan dan aktiva termasuk persentase aktiva lancar, utang, kemauan untuk meminjam, dan sikap terhadap belanja dan menabung Kotler Armstrong, 2007:209. c. Gaya Hidup Gaya hidup adalah pola hidup seseorang tergambarkan pada aktivitas pekerjaan, hobi, belanja, olahraga, kerja sosial, minat makanan, mode, keluarga, rekreasi, dan pendapat tentang diri mereka sendiri, isu-isu sosial, bisnis, produk Activities, Interests , dan Opinions AIO. Gaya hidup menunjukkan seluruh pola kegiatan dan interaksi seseorang di dunia Kotler Armstrong, 2007:210. 12 d. Kepribadian dan Konsep Diri Kepribadian adalah karakteristik psikologis yang menghasilka tanggapan yang secara konsisten dan terusmenerus terhadap lingkungannya. Banyak pemasar menggunakan konsep yang berhubungan dengan kepribadian konsep dirigambaran diri seseorang Kotler Armstrong, 2007:214. Shiffman dan Kanuk 2007:107 mendefinisikan kepribadian sebagai karakteristik psikologis yang menentukan dan mencerminkan bagaimana seseorang merespon lingkungannya. Kepribadian memiliki beberapa ciri utama yaitu mencerminkan perbedaan individu konsisten dan bertahan lama.

4. Faktor Psikologis

a. Motivasi Motivasi dapat digambarkan sebagai kekuatan yang mengendalikan individu untuk bertindak. Kekuatan tersebut menghasilkan suatu kecenderungan untuk mendapatkan sesuatu kebutuhan yang belum terpenuhi Shiffman dan Kanuk, 2007:71. Engel dkk 1995:283 berpendapat bahwa motivasi diaktifkan ketika ada ketidakcocokan yang memadai antara keadaan aktual dan keadaan yang diinginkandisukai. Bila ketidakcocokan ini meningkat, hasilnya adalah pengaktifan suatu kondisi kegairahan yang diacu sebagai dorongan drive. Semakin 13 kuat dorongan tersebut, semakin basar urgensi respon yang dirasakan. Terdapat beberapa teori yang terkenal tentang motivasi Kotler Armstorng, 2007:215-156, yaitu: 1 Teori Freud. Teori ini mengasumsikan bahwa kekuatan psikologis yang membentuk perilaku manusia sebagian besar tidak disadari dan seseorang tidak dapat memahami motivasi dirinya secara menyeluruh. Saat seseorang mengamati merek- merek tertentu, maka akan bereaksi tidak hanya terhadap kemampuan yang terlihat nyata pada merek-merek tersebut, melainkan juga terhadap petunjuk-petunjuk lain yang sama rata. Wujud, ukuran, berat, bahan, warna, dan nama merek dapat memicu asosiasi arah pemikiran dan emosi tertentu. 2 Teori Maslow. Di dalam teori ini dijelaskan mengapa seseorang didorong oleh kebutuhan-kebutuhan tertentu pada waktu-waktu tertentu. Kebutuhan manusia tersusun dalam hirarki, dari yang paling mendesak sampai yang kurang mendesak. Kebutuhan tersebut adalah : - Kebutuhan fisiologis makanan, minuman, dan tempat tinggal - Kebutuhan keamanan keamanan dan perlindungan 14 - Kebutuhan sosial perasaan diterima sebagai anggota kelompok dan dicintai - Kebutuhan penghargaan harga diri, pengakuan, dan status - Kebutuhan aktualisasi diri pengembangan dan realisasi diri. b. Persepsi Engel dkk 1995:118 mendefinisikan persepsi sebagai suatu proses dimana individu melakukan kegiatan seleksi, orgnisasi dan interprestasi objek atau stimulus sehingga menjadi suatu gambaran atau tanggapan yang bermakna. Persepsi tidak hanya bergantung pada rangsangan yang berhubungan dengan lingkungan sekitar dan keadaan individu yang bersangkutan. Seseorang dapat memiliki persepsi yang berbeda atas objek yang sama karena tiga proses persepsi Kotler Armstrong, 2007:218-219, yaitu: 1 Perhatian Selektif Seseorang terlibat kontak dengan rangsangan yang sangat banyak setiap harinya. Karena seseorang tidak mungkin menanggapi semua rangsangan tersebut, sebagian besar rangsangan tersebut akan disaring dengan proses yang dinamakan perhatian selektif. 15 Seseorang akan cenderung memperhatikan rangsangan yang berhubungan dengan kebutuhannya saat ini, rangsangan yang diantisipasi misalnya akan lebih cenderung memperhatikan komputer daripada radio di toko komputer, karena tidak mengharapkan toko tersebut menjual radio, rangsangan dengan deviasi yang besar dibanding dengan ukuran rangsangan normal misalnya seseorang akan cenderung memperhatikan iklan yang menawarkan potongan Rp. 500.000,- dari daftar harga komputer daripada iklan yang hanya menawarkan potongan Rp. 75.000,-. 2 Distorsi Selektif Distorsi selektif adalah kecenderungan orang untuk menginterpretasikan informasi yang sesuai dengan cara yang mendukung apa yang telah mereka percaya Kotler Amstrong, 2007:219. 3 Ingatan Retensi Selektif Seseorang akan melupakan hal yang telah dipelajari namun cenderung akan mengingat informasi yang menyokong pandangan dan keyakinannya. Karena adanya ingatan selektif, orang akan cenderung mengingat hal-hal baik yang disebutkan tentang produk yang disukai dan melupakan hal-hal baik yang disebutkan tentang produk yang bersaing. 16 c. Pembelajaran Pembelajaran menunjukkan perubahan perilaku seseorang karena pengalaman Kotler Armstrong, 2007:219. Schiffman dan Kanuk 2007:179 menegaskan bahwa dari sudut pandang pemasaran, Consumer Learning merupakan proses dimana individu mendapatkan pengetahuan dan pengalaman dalam membeli dan mengkonsumsi suatu produkjasa yang diterapkan untuk perilaku pembelian yang sama pada masa mendatang. Pembelajaran dapat dipandang sebagai proses dimana pengalaman menyebabkan perubahan dalam pengetahuan, sikap, dan atau perilaku Engel dkk, 1995:40. Jadi, proses pembelajaran mencakup pengetahuan baru didapat melalui belajar, informasi dari membaca, mengamati dan berpikir atau dari pengalaman untuk diterapkan pada pembelian yang akan dilakukan dimasa mendatang. Pembelajaran dilakukan oleh individu pada saat pertama kali melakukan konsumsi dan akan terus dilakukan sampai individu tersebut meninggal. Pembelajaran berasal dari pengalaman experience yang didapat setelah mengkonsumsi suatu produkjasa maupun dari informasi-informasi dari iklan di TV, radio, dan majalahsurat kabar. 17 d. Keyakinan dan Sikap Kotler Armstrong 2007:220 mendefinisikan keyakinan sebagai pemikiran deskriptif yang dipertahankan seseorang mengenai sesuatu. Sikap adalah evaluasi, perasaan, dan kecenderungan yang konsisten atas suka atau tidak sukanya seseorang terhadap objek atau ide. Sikap dapat didefinisikan suatu prediposisi yang dipelajari untuk berperilaku secara konsisten dalam cara yang menyenangkan atau tidak menyenangkan dengan mengacu pada suatu objek tertentu Schiffman dan Kanuk, 2007:222. Menurut Engel dkk 1995:53, sikap attitude adalah suatu evaluasi menyeluruh yang memungkinkan seseorang berespon dengan cara menguntungkan atau tidak menguntungkan secara konsisten berkenaan dengan objek atau alternatif yang diberikan. Jadi, sikap merupakan kesiap siagaan mental yang diorganisasi melalui pengalaman dan mempengaruhi tanggapan seseorang terhadap orang lain, objek, dan situasi yang berhubungan dengannya. Pada umumnya, seseorang akan mencari kesesuaian antara kepercayaan dan perasaan terhadap objek. 18 Sikap memiliki beberapa karakteristik yang penting Loudon dan Bitta, 1993:521-523, antara lain: 1 Sikap memiliki sebuah objek Objek yang dimaksud dapat berupa sesuatu yang abstrak maupun nampak. 2 Sikap memiliki arah, derajat, dan intensitas Arah sikap adalah perasaan senang atau tidak senang tersebut terhadap suatu objek. Derajat sikap adalah tingkat kepastian atau keyakinan perasaannya atau seberapa kuat perasaan seseorang terhadap pendiriannya. 3 Sikap memiliki struktur Pusat dari struktur sikap adalah nilai penting bagi individu dan konsep diri. Semakin dekat suatu sikap dengan pusatnya dikatakan mempunyai sentralitas yang tinggi. 4 Sikap dipelajari Sikap tidak dibawa seseorang sejak lahir, namun terbentuk berdasarkan pengalaman yang dipelajari dalam berhubungan dengan objek ataupun lingkungannya. 19

B. Proses Pengambilan Keputusan Konsumen

Dokumen yang terkait

Analisis Faktor-Faktor Yang Dipertimbangakan Konsumen Dalam Memilih Ponsel : Studi Kasus Terhadap Pengguna Ponsel Di Lingkungan Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah

1 4 145

Korelasi kemampuan akademik mahasiswa terhadap penyelesaian studi di program studi pendidikan fisika

0 6 65

Analisis pengaruh grup referensi dan keluarga terhadap keputusan pembelian ponsel qwerty (studi kasus mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pengguna ponsel Qwerty)

0 5 113

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Sepeda Motor Dan Positioning Beberapa Merek Sepeda Motor Dengan Menggunakan Analisis Korespondensi : Studi Kasus Pada Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

0 4 24

Pengetahuan, sikap, dan perilaku mahasiswa program studi pendidikan dokter UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tentang makanan cepat saji ( fast food) tahun 2009

0 21 71

Faktor-faktor psikologis yang mempengaruhi intensi membeli air minum dalam kemasan merek aqua pada mahasiswa FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

0 4 14

Pengaruh self-regulated learning dan dukungan sosial terhadap prokrastinasi akademik mahasiswa psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

0 21 0

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Konsumen Ponsel Merek Samsung (Studi Kasus Pada Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta).

0 3 14

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Konsumen Ponsel Merek Samsung (Studi Kasus Pada Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta).

0 5 14

PENDAHULUAN Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Konsumen Ponsel Merek Samsung (Studi Kasus Pada Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta).

0 2 7