bantuan. Jadi mereka langsung cepat untuk melakukan itu semua apalagi mereka dari orang-orang berada, yang mereka pikir ini lah saatnya untuk membantu dan berbagi
sesama yang memang membutuhkan bantuan dari mereka. Para ibu-ibu ini pun selalu mencari informasi yang memang mereka anggap penting dan harus di bantu.
4. Tanya: Menurut ustadz apa faktor pendukung dan penghambat pengajian UMI
terhadap masyarakat perkotaan?
Jawab: Faktor pendukung, ibu-ibu di pengajian UMI rata-rata kalangan menengah ke
atas, yang mana kebutuhan sosial mereka selalu terpenuhi. Jadi mereka berusaha untuk lebih dekat dengan kalangan bawah khususnya kalangan yang tidak mampu.
Oleh sebab itu, mereka lebih mudah dan bersemangat dalam kegiatan sosial, dan dengan adanya modal mereka pun menjadi lebih mudah untuk mengeluarkan dana
yang mereka punya untuk membiayai kegiatan sosial tersebut. Selain itu mereka juga memiliki teman atau kerabat yang mempunyai posisi di suatu perusahaan sehingga
mereka dengan mudah mendapatkan sponsor untuk kegiatan sosial. Dengan adanya kemajuan teknologi di bidang komunikasi, ibu-ibu pengajian UMI sangat
memanfaatkan sarana komunikasi yang bagi mereka merupakan suatu alat yang penting. Karena dengan alat komunikasi tersebut mereka dapat berhubungan satu
sama lain dengan mudah dan tanpa memakan waktu yang lama. Sedangkan faktor penghambat adalah berhubungan antara interen
jama’ah, dimana masing-masing jama’ah memiliki karakter dan sifat yang berbeda-beda. Sehingga perlu ditanamkan
rasa memiliki satu sama lain, maka akan timbul rasa saling menghargai.
5. Tanya: Apa saja materi yang ustadz berikan setiap minggu kepada jamaah UMI?
Tanya: Materi yang paling dasar saya berikan kepada ibu-ibu pengajian UMI adalah
pelajaran dasar. Di dalam dasar ini saya membagi menjadi tiga bagian, diantanya: ma’rifatullah, ma’rifatunnas, ma’ritruddin. Saya memberikan materi dasar ini agar
mereka mengenal Allah SWT sebagai Tuhan mereka, mengenal sesama manusia yang Allah SWT ciptakan, dan mengenal agama yang menjadi tumpuhan bagi kehidupan
mereka di dunia. Saya ingin mereka menjadi wanita-wanita atau ibu-ibu yang sholeha dan selalu taat ibadah.
Yang kedua, tadabbur Qur’an yaitu mengenal al-Qur’an. Kalau di pengajian UMI saya mulai dari surat Al-Fatihah, jika di masjid pondok indah
di mulai dari surat An-Naas. Yang ketiga, saya memberikan materi mengenai istri- istri Nabi yang sangat taat ibadah, taat kepada suami, dan sholeha. Agar ibu-ibu di
pengajian UMI dapat mencontoh istri-istri Nabi tersebut. Kemudian yang terakhir saya juga mengenalkan kepada mereka sahabat-sahabat perempuan yang dijamin
masuk syurga dengan ketaatannya kepada Allah SWT.
Pewawancara Narasumber
Aldila Syahfina Ustadz Bachtia Nashir Lc