Pengaruh Pengajian Ummahatul Mu’minin IndonesiaUMI Terhadap

46 c. Pembersihan diri dari akhlak-akhlak tercela dan kotoran-kotoran jiwa yang membuat diri bertentangan dengan kehendak Allah SWT. d. Sabar dan menerima pemberlakuan hukum atau aturan Allah SWT. e. Berdakwah atau mengajak mengikuti kebenaran agama Islam. 2. Ma’rifatunnas Manusia adalah makhluk ciptaan Allah yang terdiri atas jasad, ruh, dan akal. Allah menciptakan manusia mempunyai maksud tertentu, yakni selain agar beribadah kepada Allah diamanatkan sebagai Khalifah Fil Ardhi sehingga tercipta masyarakat yang tentram serta sejahtera. Akan tetapi, tugas yang diamanatkan kepada manusia sering kali dimanipulasi sesuai kehendak hawa nafsu syaitan, sehingga fungsi sebagai khalifah tidak dapat dilaksanakan dengan sebenar-benarnya. Sesungguhnya, jika setiap manusia memahami akan maksud diciptakan Allah SWT ke dunia ini, maka segala gerak langkahnya selalu disesuaikan dengan syariat agama. Tujuan diciptakan manusia secara argumen yang ditegaskan Allah SWT dalam surat ad-Dzariyat ayat 56:        Artinya: “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembahKu Penjelasan firman Allah SWT tersebut sudah jelas dan tegas apa yang seharusnya diperbuat oleh manusia dalam kehidupan sehari-hari, yaitu penghambaan secara totalitas kepada Al-Khaliq. Adapun pepatah yang menyebutkan: هّر فرع ْدقف هسْفن فرع ْنم yang artinya Barang siapa 47 mengenal dirinya niscaya ia akan mengenal Tuhannya. Maka sangat wajar jika dikalangan umat manusia kurang menyadari hakekat untuk apa diri ini diciptakan dan harus bagaimana melakukan aktivitas di dunia, karena tidak mengenal akan dirinya sendiri. Padahal manusia diciptakan lebih mulia dibandingkan dengan makhluk lainnya, yakni diberikan akal hanya masalahnya akal itu tidak difungsikan sebagaimana seharusnya sesuai dengan petunjuk dari sang Khaliq. 3. Ma’rifatuddin Ketika Allah SWT menjadikan Islam sebagai jalan kehidupan bagi kaum muslimin, tentulah Allah sudah mengetahui akan berbagai hal yang akan dihadapi oleh manusia itu sendiri. Karena Islam menginginkan adanya penyelesaian dan kedamaian atas segala hal yang menimpa manusia dalam kehidupan mereka, seperti itulah sesungguhnya profil al- Islam. Islam merupakan pegangan hidup manusia yang mampu mengantarkan mereka pada kebahagiaan hakiki, baik di dunia maupun di akhirat, serta mampu menuntaskan segala problematika yang mereka hadapi. Dari segi bahasa, Islam berasal dari kata aslama yang berakar dari kata salama . Kata Islam merupakan bentuk mashdar infinitif dari kata aslama. Adapun dari segi istilah, Islam adalah ketundukan seorang hamba kepada wahyu Ilahi yang diturunkan kepada para nabi dan rasul khususnya Muhammad SAW guna dijadikan pedoman hidup dan juga sebagai hukum atau aturan Allah SWT yang dapat membimbing umat manusia ke jalan yang lurus, menuju ke kebahagiaan dunia dan akhirat. 48 Materi dasar yang diberikan ustadz Bachtiar sedikit demi sedikit mulai dilakukan oleh ibu-ibu dalam kehidupan sehari-hari, baik untuk diri mereka sendiri maupun untuk sesama. Para ibu-ibu sekarang lebih rajin ibadahnya, lebih mensyukuri segala sesuatu yang diberikan Allah dan lebih menghargai ciptaan Allah. Kemudian dari kegiatan sosial ibu-ibu lebih aktif lagi mencari informasi untuk menolong sesama umat muslim yang membutuhkan, dengan adanya pelajaran dasar tersebut sekarang ibu-ibu lebih sabar untuk mengadapi masalah yang kadang melanda diri mereka, lebih menghargai pendapat atau masukan dari orang-orang yang ada disekitar mereka. Selain memperkenalkan materi dasar ustadz Bachtiar pun memperkenalkan para istri-istri Nabi yang sholeha, dan ashhabiyah yang akan di jamin masuk syurga karena kesolehan mereka, ustadz Bachtiar memperkenalkan istri-istri nabi dan para ashhabiyah dengan cara bercerita dan memberikan contoh-contoh dari sifat yang dimiliki oleh istri-istri nabi dan para ashhabiyah. 6 Menurut ustadz Bachtiar dalam memberikan materi tiap minggu: “Saya memberikan materi-materi tersebut kepada ibu-ibu di pengajian UMI atau di kalangan masyarakat perkotaan untuk mengenalkan kepada mereka bagaimana mengenal Allah, mengenal manusia, dan mengenalkan agama Islam. Dan saya ingin mereka juga menjadi wanita-wanita atau ibu-ibu yang sholeha dan selalu taat ibadah”. Dakwah pun mempunyai pengaruh yang sangat penting di kalangan masyarakat perkotaan. Karena keberhasilan perjuangan menegakkan agama Islam, hanya dapat berhasil kalau diperjuangkan dengan metode yang pernah dipergunakan oleh Rasulullah SAW. 6 Wawancara, Bachtiar Nasir, Pembina Pengajian UMI , Jakarta: Rabu 3 oktober 2012 49 Pengaruh pengajian UMI bagi masyarakat perkotaan sangat bagus. Khususnya bagi ibu-ibu yang memang butuh ilmu agama, pengajian UMI memberikan penyegaran baru bagi ibu-ibu kalangan menengah ke atas yang ingin sekali mengaji. Selain itu sekarang mereka dapat mengaji dengan rasa percaya diri tidak perlu malu dan minder lagi, karena pengajian ini di bentuk untuk ibu-ibu kalangan menengah ke atas, yang memang ingin mempelajari agama Islam lebih dalam. Ada beberapa afek positif yang di rasakan oleh ibu- ibu di kalangan masyarakat perkotaan setelah mengikuti pengajian UMI, diantaranya: 7 1. Pertama, yang dirasakan yaitu tumbuhnya rasa persaudaraan. Karena pengajian UMI dapat mempersatukan majlis- majlis ta’lim yang ada di Indonesia, karena selama ini masing- masing majlis ta’lim memiliki tembok sendiri-sendiri, sekarang tembok itu terasa runtuh jadi berbaur di dalam pengajian UMI. 2. Kedua, dahulu sesama jamaah saling acuh tak acuh dan saling mengasingkan diri, tetapi sekarang itu semua tidak terjadi lagi yang terjadi sekarang persaudaraan sesama ibu-ibu semakin kuat, untuk satu tujuan yaitu menuntut ilmu agama. Para jama’ah pengajian UMI pun selalu mentransformasikan ilmu pengetahuan, kadang mereka pun berdialog atau berdiskusi dengan sesama untuk membahas segala sesuatu yang mereka bisa lakukan, dan kerja dakwah mereka pun semakin kencang. Seperti kejadian kemarin pada saat terjadi kebakaran di Kuningan Jakarta, mereka langsung menyebarkan informasi, membuat tenda dan kemudian membuat 7 Wawancara, Bachtiar Nasir, Pembina Pengajian UMI , Jakarta: Rabu 3 oktober 2012 50 bantuan. Jadi mereka langsung cepat bergerak untuk melakukan itu semua apalagi mereka tergolong dari kalangan menengah ke atas. Dari beberapa ibu-ibu dalam pengajian UMI juga merasakan senang setelah beberapa bulan mengikuti pengajian UMI, seperti yang di katakana ibu Ati Nadirsyah: “Banyak pengaruh yang masuk ke dalam diri saya, dari perilaku saya yang lebih terjaga, dalam ibadah pun saya lebih rajin lagi, dan saya dapat mengajak masyarakat atau teman-teman yang ada di lingkungan rumah saya untuk belajar agama bersama. Pengajian UMI ini memang bagus untuk ibu-ibu yang belajar agama lebih dalam lagi. 8 Tidak hanya ibu Ati Nadirsyah saja yang merasakan perubahan setelah mengikuti pengajia n UMI, tapi ada beberapa anggota jama’ah UMI lagi yang memang senang mengikuti pengajian tersebut salah satunya lagi adalah ibu Rati, beliau mengatakan: “Saya berusaha selalu di jalan Allah SWT sesuai dengan ajaran al- Qur’an dan as-Sunnah, kini saya lebih rajin ibadahnya, ingin menjadi wanita dan istri yang sholeha. Sekarang saya pun lebih menghargai orang lain, bukan hanya itu saja sekarang saya mempunyai banyak teman dari mana saja, saya dapat bersosialisasi dengan baik. Orang-orang yang ada dipengajian UMI berbagai macam karakter dan sifat, disini lah kami disatukan mempunyai visi dan misi yang sama untuk menuntut ilmu dan menegakkan agama Islam”. Dengan adanya pengajian UMI tersebut jamaah saat ini lebih menghayati dan menghargai hidup dengan cara merubah perilaku hidup mereka, lebih rajin melaksanakan ibadah dan mengaplikasikan hasil belajar kedalam kehidupan sehari-hari, seperti mengajak masyarakat sekitar untuk meningkatkan kualitas ibadah yang lebih baik. Selain itu mereka lebih menghargai sesama baik dari kalangan bawah maupun dari kalangan menengah keatas, yaitu dengan adanya kegiatan bakti sosial. 8 Wawancara, Ati Nadirsyah, Jama’ah Pengajian UMI , Jakarta: Kamis 26 Juli 2012 51

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah penulis menganalisa berbagai permasalahan dari skripsi yang berjudul: “Metode Dakwah Dikalangan Masyarakat Perkotaan Dalam Pengajian Eksekutif Ummahatul Mu’minin Indonesia UMI”, maka dapat di tarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Metode dakwah dikalangan masyarakat perkotaan harus beragam, karena mad’u atau pendengar merupakan kalangan menengah keatas yang berwawasan luas berintelektual dan sangat kritis. Adapun metode dakwah yang diterapkan dalam pengajian UMI menggunakan metode dakwah Rasulullah SAW dengan pendekatan personal dan pendekatan diskusi. Ustadz Bachtiar juga memperkenalkan kepada jama’ahnya dengan pelajaran dasar untuk mengenal Islam, yaitu: ma’rifatullah, ma’rifatunnas dan ma’rifatuddin. 2. Dengan adanya pengajian UMI jamaah dapat merubah pola kehidupan yang mereka jalani, menumbuhkan rasa persaudaraan sesama umat muslim, terjadinya persatuan sesama majlis ta’lim yang ada di perkotaan dalam satu organisasi di pengajian UMI, serta menumbuhkan kepedulian dan kepeka an sosial dikalangan jama’ah UMI. Dalam pengajian UMI jama’ah pun selalu mentransforamasikan ilmu pengetahuan mereka dengan cara berdiskusi. 52

B. Saran-saran

1. Sebaiknya seorang da’i dalam menyampaikan ceramahnya tidak hanya menggunakan satu metode saja, karena seorang da’i harus mempunyai beberapa metode dakwah untuk mengetahui situasi atau kondisi yang ada di sekitarnya. Khususnya masyarakat perkotaan yang memang mereka orang-orang berintelektual tinggi, selalu ingin mengetahui segala sesuatu dengan alasan yang objektif. 2. Kepada pengurus pengajian UMI, hendaknya lebih meningkatkan kegiatan-kegiatan dakwah yang selalu mencari informasi dengan cara mengakses jaringan media elektronik untuk mengetahui keadaan dakwah Islam yang belum terpenuhi. 3. Kepada ustadz dan ustadzah sebagai pengajar di pengajian eksekutif UMI dalam memberikan materi sebaiknya memenuhi kebutuhan jama’ah dengan menggunakan alat teknologi yang modern, seperti: power point, gadget, dan alat elektronik lainnya sehingga mempermudah dalam berdakwah dan berkomunikasi. 4. Kepada ibu-ibu yang ada di pengajian eksekutif UMI sebaiknya lebih mempererat tali persudaraan, lebih rajin mengaji agar ilmu yang didapat terus bertambah dan dapat dilakukan di kehidupan sehari-hari. Kemudian dapat mengajak orang-orang yang ada disekitar untuk mengaji dan belajar agama Islam bersama, agar mendapat pahala dan menegakkan agama Islam mengikuti aturan al- Qur’an dan as-Sunnah.