Tanya: Metode dakwah seperti apa yang ustadz berikan kepada masyarakat

Jawab: Metode yang saya gunakan di kalangan masyarakat perkotaan di Indonesia harus beragam tidak bisa dengan satu metode saja, kecuali di masyarakat awam mereka tidak perlu teknik, yang mereka butuhkan dari seorang da’i yaitu humoris, adanya nada dan dakwah. Maka dari itu saya mengikuti pola dakwah yang dilakukan Rasulullah, yaitu dengan pendekatan personal dan pendekatan diskusi. Jika saya memberikan materi di kalangan ibu-ibu menengah keatas di perkotaan seperti di pengajian UMI, pertama dengan cara memperkenalkan mereka bagaimana menjadi muslimah yang baik dunia akhirat seperti yang dilakukan oleh istri-istri Rasul. Selain itu saya pun memberikan contoh-contoh, dengan memperkenalkan para ashabiyah yang di jamin masuk syurga. Jadi ibu-ibu di pengajian UMI dapat mengikuti sifat dan karakternya, agar ibu-ibu yang ada di masyarakat perkotaan atau di pengajian UMI dapat memotivasi diri agar menjadi muslimah yang lebih baik. Ibu-ibu di kalangan masyarakat pekotaan ini pun suka jika diberi contoh-contoh yang konkrit, dan nyata yang memang ada di sekitar mereka. Mereka pun suka jika ustadz atau ustadzah memberikan ceramah atau materi dengan menggunakan slide, makalah, atau hands out. Maka dari itu saya menyajikan materi dengan menggunakan slide, hands out, tanya jawab, dan berdiskusi sehingga apa yang yang saya sampaikan kepada mereka dapat di mengerti dan di pahami. Kadang-kadang saya suka membuat grup untuk mereka agar ibu-ibu tidak bosan dan jenuh. Ibu-ibu di kalangan menengah keatas ini pun sering bergelut dengan yang namanya gadget seperti bbm blackberry massangers, email, twitter, dan whats up. Dengan adanya media komunikasi tersebut dapat mempermudah ibu-ibu untuk berkonsultasi mengenai materi yang belum di mengerti. Dengan fasilitas tersebut juga dapat terjadi proses persaudaraan dalam diri mereka. Mereka juga tidak suka dengan dakwah yang terlalu teoritik dan filsafat. Pengajian UMI adalah sebuah komunitas yang di dalamnya seorang ibu-ibu yang ingin bersosialisasi dengan selevelnya, pemikiran mereka sama dan mempunyai tujuan yang sama pula. Perbedaan metode dakwah di pengajian UMI atau dengan di tenpat lain sama saja tidak perbedaannya saya menggukan metode itu juga, dengan cara membuat grup, dan sebagainya. Cuma bedanya di lihat dari materi, harus di sesuaikan dengan mad’unya dan keadaan sekitar.

3. Tanya: Menurut ustadz sejauh mana pengaruh pengajian UMI terhadap masyarakat

perkotaan? Jawab: Pengaruh pengajian UMI bagi masyarakat perkotaan sangat bagus. Khususnya bagi ibu-ibu yang memang butuh ilmu agama, pengajian UMI memberikan penyegaran baru bagi ibu-ibu kalangan menengah ke atas yang ini ingin sekali mengaji.. Dengan adanya pengajain UMI ibu-ibu yang tadinya malas atau malu mengikuti pengajian, sekarang malah lebih rajin untuk mengaji. Sebenarnya pengajian UMI baru berjalan beberapa bulan, kalau ditanya pengaruhnya yang paling mereka rasakan pertama yaitu rasa persaudaraan. Karena pengajian UMI mempersatukan majlis- majlis ta’lim yang ada di Indonesia. Selama ini masing-masing majlis ta’lim memiliki tembok sendiri-sendiri, sekarang tembok itu terasa runtuh jadi berbaur di dalam pengajian UMI. Jadi efek pertama itu silaturahim mereka menjadi terbuka. Yang kedua kalau dulu sesama jamaah saling acuh tak acuh dan saling mengasingkan diri, tapi kalau sekarang itu semua tidak ada lagi. Malah persaudaraan mereka makin kuat, untuk satu tujuan yaitu menuntut ilmu agama. Mereka pun selalu mentransformasi ilmu pengetahuan, kadang mereka pun berdialog sesama untuk membahas segala sesuatu yang mereka bisa lakukan, dan kerjakan. Dalam Berdakwah sekarang mereka pun semakin kencang seperti: kejadian kemaren kebakaran di kuningan Jakarta, mereka langsung broadcast kemudian membuat tenda dan bikin bantuan. Jadi mereka langsung cepat untuk melakukan itu semua apalagi mereka dari orang-orang berada, yang mereka pikir ini lah saatnya untuk membantu dan berbagi sesama yang memang membutuhkan bantuan dari mereka. Para ibu-ibu ini pun selalu mencari informasi yang memang mereka anggap penting dan harus di bantu.

4. Tanya: Menurut ustadz apa faktor pendukung dan penghambat pengajian UMI

terhadap masyarakat perkotaan? Jawab: Faktor pendukung, ibu-ibu di pengajian UMI rata-rata kalangan menengah ke atas, yang mana kebutuhan sosial mereka selalu terpenuhi. Jadi mereka berusaha untuk lebih dekat dengan kalangan bawah khususnya kalangan yang tidak mampu. Oleh sebab itu, mereka lebih mudah dan bersemangat dalam kegiatan sosial, dan dengan adanya modal mereka pun menjadi lebih mudah untuk mengeluarkan dana yang mereka punya untuk membiayai kegiatan sosial tersebut. Selain itu mereka juga memiliki teman atau kerabat yang mempunyai posisi di suatu perusahaan sehingga mereka dengan mudah mendapatkan sponsor untuk kegiatan sosial. Dengan adanya kemajuan teknologi di bidang komunikasi, ibu-ibu pengajian UMI sangat memanfaatkan sarana komunikasi yang bagi mereka merupakan suatu alat yang penting. Karena dengan alat komunikasi tersebut mereka dapat berhubungan satu sama lain dengan mudah dan tanpa memakan waktu yang lama. Sedangkan faktor penghambat adalah berhubungan antara interen jama’ah, dimana masing-masing jama’ah memiliki karakter dan sifat yang berbeda-beda. Sehingga perlu ditanamkan rasa memiliki satu sama lain, maka akan timbul rasa saling menghargai. 5. Tanya: Apa saja materi yang ustadz berikan setiap minggu kepada jamaah UMI? Tanya: Materi yang paling dasar saya berikan kepada ibu-ibu pengajian UMI adalah pelajaran dasar. Di dalam dasar ini saya membagi menjadi tiga bagian, diantanya: ma’rifatullah, ma’rifatunnas, ma’ritruddin. Saya memberikan materi dasar ini agar