Pengadaan Sarana dan Prasarana Pendidikan

Adapun menurut Rugaiyah dan Atik Sismiati pengadaan adalah proses kegiatan mengadakan sarana dan prasarana yang dapat dilakukan dengan cara-cara membeli, menyumbang, hibah, dan lain-lain. 23 Adapun fungsi dari pengadaan sarana dan prasarana pendidikan mengatur dan menyelenggarakan sarana dan prasarana yang dibutuhkan baik menyangkut jenis, jumlah, kualitas, tempat, dan waktu yang dikehendaki. 24 Pengadaan sarana dan prasarana pendidikan dapat dilaksanakan dengan cara sebagai berikut : 1 Pembelian 2 Produksi Sendiri 3 Penerimaan Hibah 4 Penyewaan 5 Peminjaman 6 Pendaurulangan 7 Penukaran 8 Rekondisirehabilitasi 25 Pengadaan sarana dan prasarana dapat juga dilakukan dengan usaha- usaha yang ada disekolah itu sendiri, ataupun sumbangan dari pemerintah masyarakat. Pengadaan sarana dan prasarana atas usaha sendiri bisa dilakukan oleh sekolah yang disesuiakan dengan daftar kebutuhan yang telah direncanakan sebelumnya, sehingga barang-barang yang diperoleh sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan di awal perencanaan. Proses pengadaan berbagai jenis sarana dan prasarana sekolah, seperti: 23 Rugaiyah, Atik Sistimatik, Profesi Keguruan Bogor : Ghalia Indonesia, 2011, 65 24 Wahyu Sri Ambar Arum, Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan, Jakarta : CV. Multi Karya Mulia, 2006, hal. 47 25 Barnawi, M. Arifin, Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah, Jogjakarta : Ar-Ruzzz Media, 2012, h. 60-63 1. Buku, Yang dimaksud dengan buku disini adalah buku pelajaran, buku bacaan, buku perpustakaan dan buku-buku lainnya. Buku yang dapat dipakai oleh sekolah meliputi buku teks utama, buku teks pelengkap, buku bacaan baik fisik maupun non fiksi, vbuku sumber dan sebagainya. 2. Alat, Pengadaan alat-alat sekolah dapat dilakukan dengan cara membeli, membuat sendiri dan memerima bantuan. Alat-alat yang dibutuhkan sekolah berupa alat kantor dan alat pendidikan. Alat kantor ialah alat-alat yang biasanya digunakan dikantor, misalnya komputer, alat hitung, alat penyimpan uang, alat pendeteksi uang palsu, dan alat pembersih. Sementara alat pendidikan lainnya yang biasa digunakan dalam kegiatan pembelajaran, misalnya alat peraga, alat praktik, alat kesenian, dan alat olahraga. 26 3. Perabot, Perabot merupakan sarana pengisi ruangan, misalnya kursi, lemari, rak, filing cabinet, dan lain-lain. 4. Bangunan, Pengadaan bangunan dapat dilakukan dengan membangun bangunan baru, membeli bangunan, menerima hibah bangunan, menyewa bangunan, dan menukar bangunan. 27 5. Tanah, Pengadaan tanah dapat dilaksanakan dengan cara yaitu : membeli tanah, menerima bantuanhadiah. Menukar. 6. Kendaraan, Pengadaan kendaraan tersebut untuk studi banding dan mempermudah transportasi murid dalam melakukan kegiatan. Pengadaan sarana tersebut untuk menunjang kegiatan pendidikan. Adapun pengadaan kendaraan dapat dilaksanakan dengan pembelian secara lelang, pembelian melalui proses penunjukan langsung. 28 26 Barnawi, M. Arifin, Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah, Jogjakarta : Ar-Ruzzz Media, 2012, h. 67 27 Ibid, h. 64 28 Wahyu Sri Ambar Arum, Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan, Jakarta : CV. Multi Karya Mulia, 2006, hal. 69-70 Ada tiga hal pendistribusian perlengkapan sekolah dalam pengadaan sarana prasarana sekolah yaitu : a Ketepatan barang yang disampaikan, baik jumlah maupun jenisnya b Ketepatan sasaran penyampaiannya c Ketepatan kondisi barang yang disalurkan 29

F. Penggunaan Sarana dan Prasarana Pendidikan

Penggunaan sarana dan prasarana pendidikan itu, ada dua prinsip yang harus diperhatikan yaitu prinsip efektifitas dan prinsip efesien. Dengan prinsip efektifitas berarti semua perlengkapan pendidikan disekolah harus ditunjuk semata-mata dalam rangka mempelancar pencapain tujuan pendidikan sekolah, baik secara langsung maupun tidak langsung. Sedangkan dengan prinsip efesiensi berarti pemakaian semua perlengkapan pendidikan disekolah secara hemat dan hati-hati sehingga semua perlengkapan pendidikan yang ada tidak mudah habis, rusak, atau hilang. Dalam rangka memenuhi kedua prinsip tersebut di atas maka paling ada tiga kegiatan pokok yang perlu dilakukan oleh personil sekolah yang akan memakai perlengkapan pendidikan disekolah, antara lain: 1. Memahami petunjuk penggunaan perlengkapan sekolah 2. Menata perlengkapan pendidikan 3. Memelihara baik secara kontinu maupun berkala semua perlengkapan pendidikan. 30 29 Ibrahim Bafadal, Seri Manajemen Peningkatan Mutu Pendidikan Berbasis Sekolah, manajemen Perlengkapan Sekolah Teori dan Aplikasi, Jakarta: Bumi Aksara, 2003, Cet. Ke-2, h. 38 30 Ibrahim Bafadal, Seri Manajemen Peningkatan Mutu Pendidikan Berbasis Sekolah, manajemen Perlengkapan Sekolah Teori dan Aplikasi, Jakarta: Bumi Aksara, 2003, Cet. Ke-2, h. 42 Dalam kaitan dengan petunjuk teknis pemakaian, yang perlu dipahami adalah komponen-komponen, sistem kerja dan tata cara pengoperasian dan perawatannya, sehingga apabila sarana dan prasarana di sekolah bisa berjalan dengan efektif dan efisien, dapat mendukung terhadap suksesnya proses pembelajaran disekolah.

G. Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Pendidikan

Apabila ditinjau dari waktu perbaikannya, ada dua macam pemeliharaan perlengkapan sekolah, yaitu pemeliharaan sehari-hari dan pemeliharaan berkala. Pemeliharaan sehari-hari misalnya, berupa menyapu, mengepel lantai, dan membersihkan pintu. Sedangkan pemeliharaan berkala, misalnya pengontrolan genting dan pengapuran tembok. 31 Menurut Rugaiyah dan Atik Sismiati pemeliharaan adalah kegiatan merawat, memelihara, dan menyimpan barang-barang sesuia dengan bentuk- bentuk jenis barangnya barang tersebut awet dan tahan lama serta dapat digunakan secara berulang-ulang dalam waktu lama. 32 Pemeliharaan dilakukan secara kontinu terhadap semua barang-barang inventarisasi. Pemeliharaan barang inventaris kadang-kadang dianggap sebagai suatu hal yang sepele, padahal sebenarnya pemeliharaan ini merupakan tahap kerja yang tidak kalah pentingnya dengan tahap-tahap yang lain dalam administrasi sarana dan prasarana. Pemeliharaan mencakup segala upaya yang terus menerus untuk mengusahakan agar peralatan tersebut tetap dalam keadaan baik. Pemeliharaan dimulai dari pemakaian berang, yaitu dengan cara hati-hati dalam menggunakannnya. Pemeliharaan yang bersifat khusus harus dilakukan 31 Ibrahim Bafadal, Manajemen Perlengkaan Sekolah Teori dan Aplikasinya, Jakarta: Bumi Aksara, 2008, Cet. Ke-3, h.49 32 Rugaiyah, Atik Sistimatik, Profesi Keguruan Bogor : Ghalia Indonesia, 2011, h.66