Kontribusi pembiayaan pendidikan dan ketersedian sarana prasarana terhadap kepuasan siswa belajar

(1)

KONTRIBUSI PEMBIAYAAN PENDIDIKAN DAN

KETERSEDIAAN SARANA PRASARANA TERHADAP

KEPUASAN SISWA BELAJAR

(Studi kasus di SMU Muhammadiyah 25 Pamulang)

Skripsi

Disusun oleh :

Ilham Jurzais

205081000178

JURUSAN MANAJEMEN PEMASARAN

FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

HIDAYATULLAH JAKARTA


(2)

“If you are nothing no body care”(

jika anda belum

berhasil, belum kaya, belum sukses, belum terkenal.

Tak ada seorangpun yang perduli dengan apa yang

anda lakukan

)

 

But if you are something everybody care”

(

Tapi, kalau anda sudah kaya, sudah terkenal, sudah

berhasil, yang satu mengaku saudaralah,

keponakanlah, temanlah dll

)


(3)

ii

KONTRIBUSI PEMBIAYAAN PENDIDIKAN DAN KETERSEDIAAN SARANA PRASARANA TERHADAP KEPUASAN SISWA BELAJAR

(Studi Kasus di SMU Muhammadiyah 25 Pamulang)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial

Untuk Memenuhi syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh

ILHAM JURZAIS NIM : 205081000178

Di Bawah Bimbingan

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Yahya Hamza, MM Suhendra, S.Ag, MM

NIP : 19490602 1978031001 NIP : 19711206 2003121001

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS ILMU EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIFHIDAYATULLAH JAKARTA 1430 H / 2009 M


(4)

KONTRIBUSI PEMBIAYAAN PENDIDIKAN DAN KETERSEDIAAN SARANA PRASARANA TERHADAP KEPUASAN SISWA BELAJAR

(Studi Kasus di SMU Muhammadiyah 25 Pamulang)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial

Untuk Memenuhi syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh

ILHAM JURZAIS NIM : 205081000178

Di Bawah Bimbingan

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Yahya Hamza, MM Suhendra, S.Ag, MM

NIP : 19490602 1978031001 NIP : 19711206 2003121001

Penguji Ahli

Prof. Dr.Ahmad Rodoni

NIP : 19690203 200112 1003

JURUSAN MANAJEMEN


(5)

iv Hari ini kamis Tanggal 19 Bulan November Tahun Dua Ribu Sembilan telah dilakukan Ujian Komprehensif atas nama Ilham Jurzais NIM : 205081000178 dengan judul Skripsi“KONTRIBUSI PEMBIAYAAN PENDIDIKAN DAN KETERSEDIAAN SARANA PRASARANA TERHADAP KEPUASAN

SISWABELAJAR” (Studi Kasus SMU Muhammadiyah 25 Pamulang).

Memperhatikan penampilan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen Fakultas Ilmu Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 19 November 2009

Tim Penguji Ujian Komprehensif

Indoyama Nasarudin,SE.,MBA Amir Syarifuddin.SH.,MM

Ketua Sekertaris

Dr.Yahya Hamza,MM


(6)

CURICULLUM VITAE

DATA PRIBADI

Nama Lengkap : Ilham jurzais

Tempat Tanggal Lahir : Tangerang, 22 april 1987

Kelamin : laki-laki

Status : Belum Menikah

Agama : Islam

Hoby : Membaca dan Olah Raga

Alamat : Jl. H.saidin Rt/Rw 01/04 No : 04 Pamulang Barat Telp rmh /hp : 085692018***

PENDIDIKAN FORMAL

1. SD Negri Pamulang 1 Tanggerang 1999

2. SMP Muhammadiah 22 Pamulang Tanggerang 2002

3. SMU Muhammadiah 25 Pamulang Tanggerang 2005 4. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Januari 2009

Jakarta (fakultas ilmu ekonomi dan ilmu sosial) Manajemen Pemasaran


(7)

vi

ABSTRACT

Ilham Jurzais, thesis title “The Contribution of Education Financing and Readiness of Facilities and Infrastructurs to Satiscation (Case Study at SMU Muhammadiyah 25 Pamulang)” undergraduate (S1), Management of Marketing and Entrepreneurship Department. Faculty of Economy and Social Science UIN

This research is aimed to know the degree of contribution of education financing and readiness of facilities and infrastructures to satisfaction. From the result shows that there is certain contribution of education financing and readiness of facilities and infrastructures to satisfaction which is shown by 48,5% of r square value while 51,5% is still influenced by other variables.

In the other hand we know The contribution of education financing, facilities and infrastructurs influence satisfaction can also be seen in the value of Fcalculate > Ftable. ttest toward value variables shows that tcalculate 3,076 > ttable 1,64

where propability value shows 0,003 < 0,005. t test toward facilities and infrastructure variables shows tcalculate 1,829 > ttable 1,28 where propability

variables value shows 0,071 < 0,01.

Keywords: education financing, facilities and infrastructures, students learning satisfaction.


(8)

ABSTRAK

Ilham Jurzais, judul skripsi “Kontribusi Pembiayaan Pendidikan dan Ketersediaan Sarana Prasarana Terhadap Kepuasan Siswa Belajar (Studi Kasus di SMU Muhammadiyah 25 Pamulang).” Strata satu (SI) Jurusan Manajemen Pemasaran dan Kewirausahaan Fakultas Ilmu Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2009.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besaran Kontribusi Pembiayaan Pendidikan dan Ketersediaan Sarana Prasarana Terhadap Kepuasaan Siswa Belajar. Dari hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa kontribusi pembiayaan pendidikan dan ketersediaan sarana prasarana sekolah terdapat hubungan dengan kepuasaan siswa belajar, yang ditunjukan dengan nilai R Square sebesar 48,5% sedangkan sisanya 51,5% dipengaruhi oleh variabel lain.

Selain itu dapat diketahui kontribusi pembiayaan pendidikan, sarana prasarana berpengaruh terhadap kepuasan siswa belajar di tunjukan dengan nilai Fhitung > Ftabel. Hasil uji t pada variabel harga diperoleh thitung3,076 > ttabel 1,64 dan

nilai propabilitas harga 0,003 < 0,005. Hasil uji t pada variabel sarana prasarana thitung 1,829 > ttabel 1,28 dan nilai propabilitas variabel sarana prasarana 0,071 <

0,01.

Kata Kunci : Pembiayaan Pendidikan, Sarana Prasarana, kepuasan Siswa Belajar.


(9)

viii

KATA PENGANTAR

Bismillahirohmannirohim

Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia yang dilimpahkan, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Sholawat dan salam semoga dilimpahkan oleh-Nya kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, para sahabat, dan pengikutnya yang setia sepanjang zaman. (Amin) yang telah memberikan tauladan kepada seluruh umat manusia menuju kepada jalan kebenaran.

Dalam penulisan skripsi ini penulis telah banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak dan dalam kesempatan ini, dengan segala ketulusan penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada seluruh pihak yang telah mendukung penulisan.

Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada :

1. Bapak Dr.Abdul Hamid. MS , selaku Dekan Fakultas Ekonomi yang telah mendidik, membimbing, dan mengarahkan penulis menjadi lebih baik.

2. Kedua orang tua penulis yang telah memberi semangat,dukungan yang tiada henti-hentinya, dan menjadi Inspirasi menjalani semua ini. 3. Bapak Dr.Yahya Hamza, MM dan Bapak Suhendra, S.Ag, MM selaku

pembimbing I dan pembimbing II, penulis tidak akan melupakan jasa-jasa bapak, semoga semua kebaikan Bapak dibalas oleh Allah SWT. 4. Bapak Prof.Dr.Ahmad Rodoni, sebagai penguji Ahli.

5. Seluruh Dosen FEIS yang telah mendidik dan mengarahkan penulis selama beberapa semester ini.

6. Akedemik Lt.3 FEIS ekstensi, Mba Ani, Pak Sukmadi, Mpok, Heri, Mas Alfred, Om Ajiz...Makasih banyak atas semua bantuanya. 7. Temen-teman KEPRIEROOM, Ruhiyat, Rendi, Anom, Widji, Nizomy,

dari belasan orang,terseleksi alam selama empat tahun. Inilah teman-teman terbaik semoga menjadi lebih baik.

8. Teman-teman kosan Atas Surya, Uden, Edot, Arif, Zein, Erwin, Satria. 9. Rental ketik. Mbah,,,makasih dah bantuin edit skripsinya.

10.Kepala sekolah SMA Muhammadiyah 25 Pamulang yang telah mengizinkan penulis mengadakan penelitian.

11.Guru-guru SMA Muhammadiyah 25 Pamulang yang telah membantu menyebarkan kuesioner.

12.Seseorang yang telah memberi semangat kepada penulis selama penulisan, Dia pasti tau kenapa ada di no urut ini, he...

13.Semua teman-teman manajemen B, senang berteman dengan kalian semua.

14.Dan untuk semua orang yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan penulisan ini yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu.

Penulis sangat menyadari kemampuan dan keterbatasan yang ada pada diri ini, namun penulis telah berusaha semaksimal mungkin untuk dapat


(10)

menyelesaikan skripsi ini sebaik-baiknya. Dengan segala ketuusan dan kerendahan hati Penulis berusaha senantiasa untuk menerima saran maupun keritik yang membangun dan dapat menjadikan skripsi ini lebih baik.

Ahir kata, Penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak. Dan semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan berkah dan rahmat-Nya kepada kita semua. Amin...

Jakarta, 10 Desember 2009


(11)

x

DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Pengesahan. ... ii

Daftar Riwayat Hidup ... v

Abstract ... vi

Abstraksi ... vii

Kata Pengantar ... viii

Daftar Isi ... x

Daftar Tabel ... xiii

Daftar Gambar... xv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... 6

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 6

1. Tujuan Penelitian ... 7

2. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Harga ... 8

1. Teori Permintaan ... 8

2. Teori Penawaran ... 11

3. Strategi Harga ... 13

4. Segmantasi Pasar ... 14

5. Bauran Pemasaran ... 18

B. Pembiayaan Pendidikan ... 19

1. Pengertian Biaya Pendidikan ... 19

2. Jenis-jenis Biaya Pendidikan ... 21

3. Sumber-sumber biaya pendidikan ... 25

C. Sarana dan prasarana pendidikan ... 27

1. Pengertian Sarana ... 27


(12)

a. Ditinjau dari habis tidaknya dipakai ... 29

b. Ditinjau dari bergerak tidaknya saat di gunakan ... 29

c. Ditinjau dari hubungan dengan proses belajar mengajar ... 30

3. Pengertian Prasarana ... 30

4. Jenis-jenis prasarana ... 31

D. Instrumen sarana dan prasarana ... 31

E. Kepuasan Konsumen ... 32

1. Pengertian Kepuasan Konsumen ... 32

2. Model Kepuasan Konsumen ... 34

a. Komponen kognitif ... 34

b. Model afektif ... 35

3. Proses Penilaian Pembeli Terhadap Kinerja Produk ... 37

F. Penelitian Terdahulu ... 38

G. Kerangka Pemikiran ... 38

H. Hipotesis ... 39

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan penelitian ... 41

B. Populasi dan Sampling ... 41

C. Teknik Pengumpulan Data ... 42

D. Metode Analisis ... 43

1. Analisis Kualitatif ... 43

2. Analisis Kuantitatif ... 45

a. Analisis regresi linier ... 45

E. Operasional Variabel Penelitian ... 47

1. Variabel Bebas (Independent Variabel) ... 47

2. Variabel Terikat (Dependent Variabel)... 47

BAB IV PENEMUAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian ... 50


(13)

xii

3. Visi, Misi, dan Tujuan ... 51

a. Visi ... 51

b. Misi ... 51

c. Tujuan ... 54

4. Sarana dan Prasarana ... 55

5. Struktur Organisasi ... 56

B . Validitas dan Reliabilitas ... 57

C. Penemuan dan pembahasan ... 59

1. Analisis kualitatif ... 59

a. Strategi pemasaran ... 59

1) Harga ... 59

2) Sarana prasarana ... 66

3) Kepuasan ... 71

2. Analisis Kuantitatif ... 77

a. Analisis regresi linier berganda ... 78

D. Interpretasi ... 80

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 83

B. Saran ... 83

DAFTAR PUSTAKA... 85


(14)

DAFTAR TABEL

Keterangan

Tabel 3.1 Variabel Operasional ... 47

Tabel 4.1 Hasil Try Out Item Kontribusi Pembiayaan Pendidikan dan Ketersediaan Sarana Prasarana Terhadap Kepuasan siswa Belajar ... 58

Tabel 4.2 Memperoleh pendidikan berikut sarana dengan harga yang terjangkau ... 59

Tabel 4.3 Potongan harga bagi siswa yang berprestasi (beasiswa) ... 60

Tabel 4.4 Biaya yang dikeluarkan sesuai dengan kualitas jasa pendidikan yang diberikan sekolah ... 61

Tabel 4.5 Kemudahan dalam cara pembayaran ... 62

Tabel 4.6 Ada biaya tambahan ekskul ... 62

Tabel 4.7 Kejelasan rincian pembayaran ... 63

Tabel 4.8 Pemantauan uang tambahan lain ... 63

Tabel 4.9 Ada dana tambahan lain diluar kegiatan (ekskul sekolah) untuk menunjang program ... 64

Tabel 4.10 Pungutan parkir dan uang kemananan lingkungan sekolah ... 65

Tabel 4.11 Evaluasi dan monitoring penggunaan dana sekolah ... 65

Tabel 4.12 Mempunyai ruang belajar yang bersih dan nyaman ... 66

Tabel 4.13 Peralatan dan perlengkapan sekolah yang masih lengkap (spidol, white board, penghapus dll) ... 66

Tabel 4.14 Meja dan kursi yang masih layak dipakai ... 67

Tabel 4.15 Perpustakaan dengan buku yang memadai ... 67

Tabel 4.16 Peralatan laboratorium yang masih lengkap ... 68

Tabel 4.17 Lapangan dan peralatan olah raga dengan kondisi yang baik... 68

Tabel 4.18 Toilet yang terjaga kebersihannya ... 69

Tabel 4.19 Tempat ibadah yang kondusif, nyaman dan tenang ... 69


(15)

xiv Tabel 4.21 Suasana lingkungan sekolah tidak berisik (tidak mengganggu

kegiatan belajar mengajar) ... 70

Tabel 4.22 Letak sekolah yang mudah terjangkau ... 71

Tabel 4.23 Pelayanan melebihi dari harapan yang diinginkan siswa/i ... 71

Tabel 4.24 Bersekolah di SMU Muhammadiyah meningkatkan kemauan belajar ... 72

Tabel 4.25 Sekolah Muhammadiyah menambah pemahaman belajar ... 72

Tabel 4.26 Sekolah Muhammadiyah menambah wawasan keilmuwan, sehingga meningkatkan dan menambah daya intelektual ... 73

Tabel 4.27 Sekolah Muhammadiyah menjadi pilihan utama untuk pemenuhan kebutuhan belajar... 73

Tabel 4.28 Guru atau pengajar Muhammadiyah bersikap ramah, simpati dan cenderung memberikan perhatian kepada siswa/i ... 74

Tabel 4.29 Petugas administrasi bersih, rapih, dan menarik ... 74

Tabel 4.30 Pengajar maupun staf administrasi responsif terhadap keluhan atau masalah yang dihadapi siswa/i ... 75

Tabel 4.31 Pengajar yang kompeten dan mampu dalam menangani siswa/i tanpa pilih kasih ... 75

Tabel 4.32 Materi-materi, kurikulum dan metode pengajaran yang relevan (sesuai) ... 76

Tabel 4.33 Pengajar dapat mentransfer ilmu dengan baik sehingga siswa/i mengerti apa yang dipelajari ... 76

Tabel 4.34 Pengajar Muhammadiyah memiliki potensi ... 77

Tabel 4.35 SMU Muhammadiyah mempunyai reputasi dan nama baik di masyarakat ... 77

Tabel 4.36 Tabel Koefisien ... 78

Tabel 4.37 Tabel Model Summary ... 79

Tabel 4.38 Pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien kolerasi ... 80


(16)

DAFTAR GAMBAR

Keterangan

Gambar 2.1 Kurva Permintaan Pasar ... 9 Gambar 2.2 Kurva Penawaran Perusahaan ... 13 Gambar 2.3 Konsep Biaya Menurut Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan ... 21 Gambar 2.4 Tingkat Kepuasan Konsumen ... 34 Gambar 2.5 Konsep Kerangka Penulisan ... 39 Gambar 4.1 Struktur Organisasi SMA Muhammadiyah 25 Setiabudi


(17)

(18)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Salah satu permasalahan pendidikan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia adalah rendahnya mutu pendidikan pada setiap jenjang dan satuan pendidikan, khususnya pendidikan dasar dan menengah. Berbagai usaha telah dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional, antara lain melalui berbagai pelatihan dan peningkatan kopetensi guru, pengadaan buku dan alat pelajaran, perbaikan sarana dan prasarana pendidikan, dan peningkatan mutu manajemen sekolah. Namun demikian, berbagai indikator mutu pendidikan belum menunjukkan peningkatan yang berarti. Sebagian sekolah, terutama di kota-kota, menunjukan peningkatan mutu pendidikan yang cukup mengembirakan, namun sebagian besar lainnya masih memprihatinkan.

Berdasarkan masalah ini, maka berbagai pihak mempertanyakan apa yang salah dalam penyelenggaraan pendidikan kita? Dari berbagai pengamatan dan analisis, sedikitnya ada tiga faktor yang menyebabkan mutu pendidikan tidak mengalami peningkatan secara nyata.

Faktor pertama, kebijakan dan penyelenggaraan pendidikan nasional

mengunakan pendekatan education production atau input-output analisis yang tidak dilaksanakan secara konsekuen. Pendekatan ini melihat bahwa lembaga pendidikan berfungsi sebagai pusat produksi yang apabila dipenuhi semua input


(19)

2 akan menghasilkan output yang dikehendaki. Pendekatan ini menganggap bahwa apabila input pendidikan seperti pelatihan guru, pengadaan buku dan alat pelajaran, dan perbaikan sarana serta prasarana pendidikan lainnya dipenuhi, maka mutu pendidikan (output) secara otomatis akan terjadi. Dalam kenyataan, mutu pendidikan yang diharapkan tidak terjadi. Mengapa? Karena selama ini dalam penerapan education production fungction terlalu memusatkan pada input pendidikan dan kurang dalam proses pendidikan. Pada hal, proses pendidikan sangat menentukan output pendidikan.

Faktor kedua, penyelenggaraan pendidikan nasional dilakukan secara

birokratik-sentralistik sehingga menempatkan sekolah sebagai penyelenggara pendidikan sangat tergantung pada keputusan birokrasi yang mempunyai jalur yang sangat panjang dan kadang-kadang kebijakan yang dikeluarkan tidak sesuai dengan kondisi sekolah setempat. Dengan, demikian sekolah kehilangan kemandirian, motivasi dan inisiatif untuk mengembangkan dan memajukan lembaganya termasuk peningkatan mutu pendidikan sebagai salah satu tujuan pendidikan nasional.

Faktor ketiga, peran serta masyarakat, khususnya orang tua siswa dalam

penyelengaraan pendidikan selama ini sangat minim. Partisipasi masyarakat selama ini pada umumnya lebih banyak bersifat dukungan input (dana), bukan pada proses pendidikan (pengambilan keputusan monitoring, evaluasi, dan akuntabilitas). Berkaitan dengan akuntabilitas, sekolah tidak mempunyai beban untuk mempertanggung jawabkan hasil pelaksanaan pendidikan kepada masyarakat, khususnya orang tua siswa, sebagai salah satu unsur utama yang berkepentingan dengan pendidikan (stakeholder).


(20)

Keberhasilan pembangunan suatu negara harus sejalan dengan sikap mental sumber daya manusia yang mendukung proses pembangunan itu. Hal ini berarti bahwa sumber daya manusia harus menjadi perhatian utama dalam menentukan arah perjalanan suatu bangsa. Perhatian yang penting untuk penyiapan SDM yang berkualitas adalah melalui pendidikan. Sebagai suatu proses, pendidikan berusaha menciptakan manusia yang unggul dari segi kognitif, afektif maupun psikomotrik. Bila jumlah penduduk yang bersekolah dan terdidik dengan baik lebih banyak, maka lebih besar kemungkinan adanya kamajuan di semua bidang.

Sebagaimana dalam sebuah artikelnya Fritz R. Tambunan menulis bahwa : “Begitu pentingnya pendidikan untuk kemajuan sebuah bangsa, tahun 1972 The

International Commision for Education Deflopment dari UNESCO, sudah

mengingatkan bangsa-bangsa jika ingin membangun dan berusaha memperbaiki keadaan sebuah bangsa harus dimulai dengan pendidikan sebab pendidikan adalah kuncinya”(Frietz.R Tambunan,2004 : 4)

Dalam makna formal, pendidikan diselengarakan oleh suatu lembaga yang memiliki tujuan-tujuan tertentu secara institusional yang tiada lain tujuan ini diarahkan kepada siswa setelah melewati jenjang pendidikan tertentu.

Keluaran (output)yang berkualitas ditentukan oleh setiap usaha perangkat lembaga pendidikan dalam melakukan perbaikan-perbaikan secara komprehensif salah satunya adalah perbaikan proses belajar mengajar.


(21)

4 tidak berhubungan dengan pendidikan. Bahkan secara sadar ataupun tidak sadar kita selalu mengalami proses pendidikan, baik secara informasi maupun formal.

Pendidikan memang sudah selayaknya menjadi kebutuhan kita dalam mencapai tujuan kita bersama yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa seperti telah ditetapkan dalam pembukaan UUD 1945. Demikian pentingnya pendidikan bagi kehidupan manusia, maka diperlukan suatu pendidikan yang berkualitas agar dapat menunjang kehidupan manusia itu sendiri. Dalam mendesain suatu pendidikan yang berkualitas, maka ada beberapa hal yang harus dipenuhi diantaranya adalah :

1. Kurikulum yang dipergunakan dan mata pelajaran yang di pilih 2. Tenaga pendidikan yang profesional dan kompeten

3. Sarana dan prasarana yang mendukung 4. Pendanaan/pembiayaan pendidikan

Faktor yang telah diuraikan diatas, tentu harus berjalan secara seiring karena bila tidak maka cita-cita untuk menghadirkan pendidikan yang berkualitas tidak akan tercapai. Selain itu untuk mendukung berlangsungnya pendidikan yang berkualitas memerlukan perhatian yang ekstra dari jajaran pendidikan,

stakeholder, maupun masyarakat, misalnya dengan dibentuknya komite sekolah

yang bertugas mengawasi jalannya pendidikan.

Karena bila kita lihat saat ini pendidikan di indonesia dapat dikatakan memprihatinkan, karena di tengah kesulitan ekonomi yang berkelanjutan biaya pendidikan juga semakin meningkat. Hal ini menyebabkan beberapa masyarakat memutuskan untuk tidak menyekolahkan anak-anaknya. Masalah peningkatan biaya sekolah memang selalu menjadi pembicaraan dimasyarakat. Di saat


(22)

pendapatan perkapita bangsa kita makin menurun pembiayaan pendidikan justru meningkat, hal ini menyebabkan terjadinya penurunan minat masyarakat terhadap pendidikan.

Selain itu pendidikan indonesia juga tengah mengalami peningkatan, misalnya dengan memberlakukan Kurikulum Berbasis Kompetensi yang mempunyai orientasi pada kompetensi peserta didik. Di sisi lain penerapan Kurikulum Berbasis Kompetensi juga memerlukan beberapa sarana prasarana pendukung yang memerlukan dana yang tidak sedikit.

Hal ini menjadi menarik untuk diperhatikan, apakah pembiayaan pendidikan yang semakin meningkat dapat memfasilitasi sarana prasarana yang dibutuhkan pendidikan untuk meningkatkan mutunya. Kemudian sejauh mana hubungan kontribusi pembiayaan pendidikan dan ketersediaan sarana prasarana sekolah terhadap kepuasan siswa belajar.

SMU Muhammadiyah 25 Pamulang adalah sebuah sekolah swasta yang terdapat di daerah pamulang tepatnya di Reni Jaya. Saat ini SMU Muhammadiyah 25 Pamulang telah menerapkan kurikulum berbasis kompetensi tersebut. Karena penerapan kurikulum tersebut memerlukan beberapa sarana dan prasarana yang layak dan biaya yang tidak sedikit.

Berdasarkan latar belakang inilah penulis tertarik untuk meneliti kontribusi pembiayaan pendidikan dan sarana prasarana terhadap kepuasan siswa belajar dengan judul “Kontribusi Pembiayaan Pendidikan dan Ketersediaan Sarana Prasarana Terhadap Kepuasan Siswa Belajar”.


(23)

6

B. Perumusan Masalah

Setelah membatasi masalah-masalah yang di identifikasi, maka penulis merumuskan permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Secara Parsial

a. Bagaimana pengaruh pembiayaan pendidikan terhadap kepuasan siswa belajar.

b. Bagaimana pengaruh kelengkapan sarana prasarana terhadap kepuasan siswa belajar.

2. Secara Simultan

a. Bagaimana kontribusi pembiayaan pendidikan dan ketersediaan sarana prasarana sekolah terhadap kepuasaan siswa belajar

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Penelitian ini memiliki tujuan khusus mengetahui hubungan antara kontribusi pembiayaan pendidikan dan ketersediaan sarana prasarana sekolah terhadap kepuasan siswa belajar yang dirinci sebagai berikut :

1. Secara Parsial

a. Bagaimana pengaruh pembiayaan pendidikan terhadap kepuasan siswa belajar.

b. Bagaimana pengaruh kelengkapan sarana prasarana terhadap kepuasan siswa belajar.


(24)

2. Secara Simultan

a. Bagaimana kontribusi pembiayaan pendidikan dan ketersediaan sarana prasarana sekolah terhadap kepuasaan siswa belajar

2. Manfaat Penelitian

Penulis berharap dengan penelitian ini dapat menambah khazanah dan wawasan pengetahuan tentang proses penyelenggaraan pembiayaan pendidikan secara langsung, dan hubungan dengan sarana prasarana. Dan bagaimana pengalokasian dana pendidikan yang di peroleh sehinggga dapat memenuhi kebutuhan pendidikan berupa penyediaan sarana dan prasarana sehingga kegiatan belajar mengajar berjalan dengan baik.

Selain itu semoga penelitian ini berguna sebagai bahan studi banding bagi SMU-SMU khususnya yang ada di Kabupaten Tangerang Propinsi Banten dan umumnya wilayah kesatuan Republik Indonesia dalam penyelenggaraan pembiayaan pendidikan dan hubungannya dengan ketersediaan sarana prasarana.


(25)

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Harga

Harga suatu komoditas biasanya dikaitkan pada sejumlah uang yang harus dikeluarkan untuk memperoleh suatu unit komoditas tertentu (Lipscy et al,1995 : 132).Dalam teori harga, perubahan harga suatu komoditas adalah perubahan dari jumlah uang yang harus dikorbankan untuk memperoleh suatu komoditas tertentu bagi konsumen dan perubahan jumlah uang yang diterima sebagai kompensasi dari komoditas yang dikorbankan bagi produsen. Di dalam bauran pemasaran harga merupakan satu-satunya yang mewakili pendapatan (Kotler,2000 : 234).

Harga suatu barang dan jasa ditentukan oleh interaksi dari kekuatan penawaran dan permintaan. Kekurangan produk yang ditawarkan akan mendorong terjadinya kelebihan permintaan (excess demand) sehingga menyebabkan turunnya harga, sedangkan kelebihan penawaran (excess supply) terjadi jika jumlah produk yang ditawarkan mengalami surplus sehingga mendorong peningkatan harga. Pada saat jumlah yang diminta dan jumlah yang ditawarkan untuk sebuah komoditas dalam kondisi keseimbangan pada satu harga tertentu, pasar untuk komoditas tersebut berada dalam keseimbangan atau disebut juga ekuilibrium (Lipsey et al,1995 : 67). Harga untuk komoditas juga berfluktuasi dengan adanya perubahan permintaan dan penawaran.

C. Teori Permintaan

Menurut Nicholson(2002 : 76), permintaan pasar akan suatu barang adalah jumlah keseluruhan yang diminta seluruh pembeli potensial tersebut. Kuantitas


(26)

suatu barang yang diminta oleh pasar sangat dipengaruhi oleh permintaan individu atas barang tersebut. Penjelasan lebih ringkas mengenai permintaan pasar ini dapat di lihat pada gambar 2.1di bawah ini

a) Individu 1 b) Individu 2 c) Individu 3

Gambar 2.1 Kurva Permintaan Pasar

Berdasarkan gambar 2.1, untuk setiap harga titik pada kurva permintaan pasar diperoleh dengan menjumlahkan jumlah kuantitas yang diminta oleh setiap individu. Bentuk kurva permintaan pasar dan posisinya ditentukan oleh bentuk kurva permintaan setiap individu untuk produk yang diminta. Permintaan pasar tidak lebih merupakan efek kombinasi dari berbagai pilihan ekonomi konsumen (Nicholson,2002 : 98).

Permintaan individu akan suatu barang dan jasa dipengaruhi oleh faktor harga barang tersebut, harga barang lain, pendapatan, selera dan faktor-faktor lain. Selanjutnya dikatakan bahwa jika pendapatan rata-rata rumah tangga tinggi maka akan membeli lebih banyak komoditi walaupun harganya tetap sama. Konsumen yang semakin tinggi pendapatannya dan kemakmurannya menginginkan hasil-hasil produksi yang semakin banyak ragamnya dan akan memilih dalam membeli

Px

Px

Px Px

X1 X1 X2 X2 X X


(27)

10 dengan harga yang di tawarkan. Jumlah komoditi yang akan dibeli semua rumah tangga pada waktu tertentu dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu :

a. Harga komoditi itu sendiri

Hipotesis ekonomi dasar menunjukan bahwa harga suatu komoditi dan kuantitas yang diminta berhubungan secara negatif dengan faktor lain dianggap tetap sama (cateris paribus). Dengan demikian, semakin tinggi harga suatu komoditi maka jumlah yang akan diminta akan semakin rendah, dan semakin rendah harga, semakin tinggi jumlah yang akan diminta.

b. Pendapatan

Jika rumah tangga menerima rata-rata pendapatan yang lebih besar, maka rumah tangga akan membeli lebih banyak komoditi tersebut pada tingkat harga yang sama. Sehingga menggeser kurva permintaan ke arah kanan atau komoditi tersebut, dengan catatan bahwa komoditi tersebut merupakan barang normal.

c. Harga Barang Lain

Pada kasus barang lain merupakan barang subtitusi, maka kenaikan harga barang lain akan meningkatkan jumlah yang diminta untuk barang tersebut dan penurunan harga-harga barang lain akan menurunkan jumlah yang diminta untuk barang tersebut. Sedangkan pada kasus barang lain merupakan barang komplementer, maka kenaikan harga barang lain akan menurunkan jumlah yang diminta untuk barang tersebut dan penurunan harga barang lain akan meningkatkan jumlah yang diminta untuk barang tersebut.


(28)

d. Selera

Selera berpengaruh besar terhadap keinginan orang untuk membeli. Perubahan selera dapat berlangsung dalam waktu lama sekali atau cepat yang akan menggeser kurva permintaan ke kanan. Sehingga lebih banyak yang akan dibeli pada tingkat harga.

e. Distribusi Pendapatan

Perubahaan dalam distribusi pendapatan akan meningkatkan jumlah yang diminta untuk komoditi yang dibeli, terutama bagi mereka yang memperoleh tambahan pendapatan. Dan akan menurunkan jumlah yang diminta untuk komoditi yang dibeli, terutama oleh mereka yang berkurang pendapatannya.

f. Jumlah Penduduk

Semakin tinggi jumlah penduduk, permintaan akan suatu barang semakin meningkat.

C. Teori Penawaran

Penawaran suatu komoditi baik barang maupun jasa merupakan jumlah komoditi yang di tawarkan oleh produsen kepada konsumen dalam suatu pasar pada tingkat harga dan waktu tertentu. Lebih lanjut dikatakan antara harga dan jumlah barang yang di tawarkan ini mempunyai hubungan positif yaitu jika harga naik maka jumlah komoditi yang ditawarkan semakin banyak. Adapun sumber penawaran meliputi produksi pada waktu tertentu dan persediaan (stok) pada waktu sebelumnya.


(29)

12 Setiap keputusan yang diambil untuk memaksimalkan laba sangat erat hubunganya dengan tingkat output yang dipilih oleh perusahaan atau produsen untuk di produksi. Perusahaan menjual suatu tingkat output, dari penjualan perusahaan menerima pendapatan. Jumlah pendapatan yang diperoleh jelas tergantung pada berapa banyak output yang terjual dan pada tingkat harga berapa output tersebut terjual. Untuk memutuskan berapa banyak output yang akan diproduksi, perusahaan akan memilih kuantitas produksi dengan laba yang besar (Nicholson,2002 :135).

Selain memaksimalkan laba, perusahaan atau produsen juga harus memperhatikan biaya yang harus dikeluarkan untuk memproduksi output dengan jumlah tertentu. Idealnya, sebuah perusahaan atau produsen dalam usahanya untuk meningkatkan laba, menghasilkan tingkat output pada saat penerimaan adalah tepat sama dengan biaya untuk menghasilkan unit output tersebut. Menurut Nicholson (2002 : 99), perusahaan dapat menemukan laba maksimumnya dengan memulai pada tingkat output nol dan secara konseptual meningkatkan output sebesar satu unit pada suatu saat tertentu. Sepanjang penerimaan perusahaan melebihi biaya, perusahaan atau produsen sebaiknya terus meningkatkan tingkat outputnya. Harga yang ditetapkan perusahaan akan selalu di asumsikan sama dengan biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi satu unit output. Berikut akan digambarkan secara ringkas mengenai konsep penawaran.


(30)

Gambar 2.2 Kurva Penawaran Perusahaan

Berdasarkan gambar 2.2 dapat dilihat kombinasi harga dan kuantitas yang digunakan perusahaan untuk mencapai laba maksimum. Pada saat harga dipasar lebih tinggi dari P* . Maka perusahaan akan menjual output sebesar Q2. Hal ini dilakukan perusahaan atau produsen agar pencapaian laba lebih besar.

3. Strategi Harga

Dalam menetapkan harga produk terdapat enam tahap yang harus dilakukan, yaitu :

a. Memilih tujuan penetapan harga. b. Menentukan permintaan.

c. Memperkirakan biaya. d. Menganalisa harga.

e. Memilih metode penetapan harga.

Penawaran

P* P2

P1

Q1 Q* Q2 Kuantitas


(31)

14 Bauran harga merupakan satu-satunya unsur bauran pemasaran yang menghasilkan pendapatan. Meskipun faktor non harga menjadi penting ahir-ahir ini, harga tetap merupakan elemen terpenting yang menentukan pangsa pasar dan keuntungan perusahaan (Kotler, 2000 : 78).

4. Segmantasi Pasar

Dalam kajian pemasaran, segmentasi pasar merupakan hal yang penting dan tidak dapat diabaikan. Segmentasi pasar adalah membagi pasar menjadi segmen-segmen tertentu yang di jadikan sasaran penjualan, yang akan dicapai dengan marketing mix tertentu. Kegiatan ini memerlukan kemampuan untuk mengukur secara efektif kesempatan penjulan di berbagai segmen pasar dan kemampuan memilih marketing mix yang tepat untuk segmen pasar yang dipilih. Dengan membagi pasar yang bersifat heterogen ke dalam kelompok-kelompok konsumen yang bersifat homogen, perusahaan dapat menyusun program pemasaran untuk tiap segmen dengan lebih cermat. (kotler 2000 : 456).

Menurut kotler (2000 : 509), segmentasi pasar dapat dilakukan dengan mempertimbangkan beberapa variabel sebagai berikut :

a. Segmentasi berdasarkan Geografi

Segmentasi pasar ini dilakukan dengan mengelompokan konsumen menjadi bagian pasar menurut skala wilayah atau letak geografis, yang dapat dibedakan berdasarkan :

1) Wilayah, dimana dapat diperoleh segman pasar yang berupa pasar lokal, pasar regional, dan pasar luar negri atau expor. Masing-masing


(32)

pasar berdasarkan wilayah ini berbeda-beda potensinya dan cara menanganinya.

2) Iklim, dengan dasar ini di peroleh segmen pasar yang berupa pasar daerah pegunungan dan dataran tinggi, serta pasar daerah pantai dan dataran rendah. Masing-masing pasar berdasarkan iklim ini berbeda-beda kebutuhan, keinginan, selera, dan preferensinya.

3) Kota atau desa, dimana dapat di peroleh segmen pasar yang berupa pasar daerah perkotaan dan pasar daerah desa atau pertanian. Masing-masing segmen pasar ini berbeda potensi, serta motif, perilaku dan kebiasaan pembelinya, sehingga membutuhkan cara penanganan pemasaran yang berbeda.

b. Segmentasi Berdasarkan Demografi atau Sosio-Ekonomi

Segmentasi pasar ini dilakukan dengan mengelompokan konsumen menjadi bagian pasar menurut variabel-variabel demografi yaitu :

2) Usia, dengan dasar ini diperoleh segmen pasar yang berupa segmen pasar anak-anak, segmen pasar pemuda/remaja, dan segmen pasar orang dewasa.

3) Jenis Kelamin, dengan dasar ini diperoleh segmen pasar orang laki-laki dan segmen pasar orang wanita.

4) Pekerjaan, dengan dasar ini diperoleh segmen pasar yang berupa segmen pasar petani, segmen pasar para pedagang, segmen pasar para karyawan, segmen pasar para manejer, segmen pasar para pengusaha,


(33)

16 5) Pendapatan, dengan dasar ini diperoleh segmen pasar yang berupa

segmen pasar masyarakat yang berpendapatan rendah, menegah, dan tinggi.

6) Ukuran keluarga, dengan dasar ini diperoleh segmen pasar keluarga kecil, segmen pasar keluarga sedang, dan segmen pasar keluarga besar. 7) Pendidikan, dengan dasar ini diperoleh segmen pasar yang berupa

segmen pasar masyarakat tidak berpendidikan, masyarakat yang berpendidikan rendah, menengah, masyarakat yang berpendidikan tinggi.

8) Kelas sosial, dengan dasar ini diperoleh segmen pasar yang berupa segmen pasar yang berstatus rendah, masyarakat berstatus biasa, dan masyarakat berstatus tinggi.

9) Keturunan atau suku, dengan dasar ini diperoleh segmen pasar masyarakat berdasarkan suku bangsa atau kewarganegaraan.

10)Agama, dengan dasar ini diperoleh segmen pasar yang berupa segmen pasar yang beragama Islam, Kristen, Katolik, Hindu, atau Bhuda. c. Segmentasi berdasarkan Psikografis

Segmentasi pasar ini dilakukan dengan mengelompokkan konsumen atau pembeli menjadi bagian pasar menurut variabel-variabel pola atau gaya hidup (life style) dan kepribadian (personality).

d. Segmentasi Berdasarkan Tingkah Laku (behaviour)

Segmentasi pasar ini dilakukan dengan mengelompokan konsumen menjadi bagian pasar berdasarkan variabel-variabel tingkah laku atau


(34)

prilaku orangnya, yang dipengaruhi dan tercermin dari pengetahuannya, sikap, pemakaian, atau tanggapan mereka terhadap suatu produk. Variabel-variabel yang sering digunakan dalam segmentasi pasar tercermin dalam kelompok-kelompok :

1) Orang-orang atau masyarakat yang selalu merasa atau mempunyai perasaan terpaksa (compulsive). Umumnya segmen pasar seperti ini adalah masyarakat desa, atau mereka yang berpendidikan rendah. 2) Orang-orang atau masyarakat yang selalu terpengaruh oleh pendapat

orang luar atau orang lain (extrovert) atau hanya berpegangan pada penilaian atau pendapat sendiri (introvert).

3) Orang-orang atau masyarakat yang tidak langsung bereaksi atau tidak keburu nafsu (conservative), masyarakat yang bebas memilih semaunya (liberal) dan masyarkat radikal yang cepat bereaksi terhadap suatu produk baru.

4) Orang-orang atau masyarakat yang selalu mengharapkan hasil yang sangat baik dan yang biasa-biasa saja.

5) Orang atau kelompok orang yang menentukan dalam masyarakat (leader), sedangkan yang lain hanya pengikut saja (follower).

6) Orang-orang atau masyarakat yang selalu bertindak secara ekonomis saja dan masyarakat yang senang melakukan tawar-menawar (bargain), serta anggota masyarakat yang selalu mengejar prestise.


(35)

18

5. Bauran Pemasaran

Apabila sasaran pasarnya sudah ditentukan melalui riset pemasaran, maka perusahaan harus membuat suatu rencana yang baik untuk memasuki segmen pasar yang dipilih. Keputusan-keputusan dalam pemasaran dapat dikelompokan ke dalam empat strategi, yaitu : strategi produk, strategi harga, strategi distribusi, strategi promosi. Kombinasi dari empat strategi tersebut akan membentuk marketing mix. Marketing mix adalah kombinasi dari empat variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran perusahaan, yakni : produk, struktur harga, kegiatan promosi dan sistem distribusi (Kotler,2005).

Marketing mix tersebut merupakan suatu perangkat yang akan menentukan

tingkat keberhasilan pemasaran bagi perusahaan dan semua ini ditunjukkan untuk memberikan kepuasan kepada segmen pasar atau konsumen yang di pilih.

a. Produk (Produk) adalah penawaran nyata perusahaan kepada pasar dalam

bentuk nyata wujud ciri-ciri dan wujud produk, kemasaan, merek, dan kebijaksanaan pelayanan.

b. Price (Harga) adalah jumlah uang yang harus dibayar konsumen untuk

memperoleh produk tersebut. Harga merupakan variabel yang dapat berubah dengan cepat karena adanya perubahan faktor-faktor penyusunan (misalnya kenaikan harga bahan baku, kenaikkan upah buruh dan sebagainya). Meskipun demikian, bauran harga merupakan satu-satunya variabel yang menghasilkan pendapatan sementara variabel lainnya menghasilkan biaya. Untuk mencapai tujuan perusahaan, penentuan


(36)

tingkat harga harus disesuaikan dengan pandangan konsumen tentang nilainya, supaya konsumen tidak beralih ke pesaing.

c. Promotion (Promosi) adalah berbagai kegiatan yang dilakukan perusahaan

untuk mengkomunikasikan dan menyampaikan produknya kepada pasar sasaran dan membujuk konsumen untuk membeli produk tersebut. Berbagai program promosi yang digunakan oleh perusahaan antara lain melalui promosi penjualan, iklan di media massa, personal selling (penjualan personal) dan hubungan masyarakat.

d. Place (Tempat) adalah berbagai kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan

untuk membuat produknya terjangkau dan tersedia bagi pasar sasarannya sehingga konsumen dapat memperolehnya. Bauran tempat berhubungan erat dengan perantara pemasaran yang membentuk suatu saluran distribusi tertentu.

C. Pembiayaan Pendidikan

1. Pengertian Biaya Pendidikan

Setiap organisasi membutuhkan dana untuk pembiayaan kegiatannya. Begitu pula dengan organisasi pendidikan, dimulai dari taman kanak-kanak sampai perguruan tinggi, mengadakan kegiatannya senantiasa membutuhkan biaya pendidikan.

Dalam pengertian sehari-hari istilah pembiayaan berasal dari kata finance yang memiliki keterkaitan dengan usaha memperoleh atau mengumpulkan modal untuk membiayai aktifitas yang akan dilakukan. Hal ini dijelaskan menurut kamus


(37)

20 melakukan, mendirikan sesuatu.(Balai Pustaka, 1991: 113). Sedang menurut Harbang Siangian bahwa pengertian pembiayaan atau keuangan itu diperluas dalam arti bukan hanya sebagai usaha mengumpulkan modal melainkan mencakup penggunaan modal tersebut (Harbangan Siangian,1989 : 130).

Pembiayaan pendidikan adalah seluruh anggaran yang dikeluarkan untuk biaya pendidikan baik secara langsung maupun tidak langsung yang terdiri dari biaya-biaya yang dikeluarkan untuk keperluan pelaksanaan pengajaran dan kegiatan belajar siswa berupa pembelian alat-alat pembelajaran, sarana belajar, gaji guru, baik yang dikeluarkan oleh pemerintah, orang tua maupun siswa sendiri. Dan biaya tidak langsung berupa keuntungan yang hilang (opportunity cost) yang di korbankan siswa selama belajar.

Pembiayaan pendidikan mengkaji tentang bagaimana biaya itu diperoleh. Fokusnya pada siapa yang membiayai pendidikan, siapa yang menikmati, dan bagaimana supaya adil dan merata.(Nur Hadi,1993 : 30). Pembiayaan pendidikan menyangkut sisi penerimaan dan sisi pengeluaran.

Semua pembiayaan harus dapat digali, direkam (dipelihara dan di kosolidasikan sebaik mungkin) agar penggunaan pembiayaan yang ada dapat di daya gunakan secara tepat guna dan tepat arah. Dalam pengelolaan atau pengaturan keuangan bukan merupakan tugas yang ringan tetapi memerlukan berbagai unsur yang di perlukan. Pengaturan pelaksanaan pembiayaan merupakan peran yang penting sehingga secara nyata berbeda dengan tugas-tugas lain. Unsur kepribadian kepercayaan terhadap diri sendiri mempunyai peran yang utama dan kesadaran akan kepribadiannya bahwa dirinya mengabdi kepada negara dan


(38)

pendukung rancangan, pembangunan, dibutuhkan pula dalam peraturan pelaksanaan pembiayaan.

Menurut sumber lain yaitu dari Analisis Biaya dan Penyusunan Anggaran dikatakan bahwa biaya khususnya biaya pendidikan adalah keseluruhan biaya baik yang bersifat moneter maupun yang non moneter sebagai ungkapan tujuan dan tanggung jawab terhadap pendidikan.(Balai Pustaka,1991 : 140).

Konsep biaya ini perlu mendapat perhatian yang cukup besar bagi para perencana dan pengelola pendidikan. Hal ini bertujuan memperluas wawasan dan pengetahuan, meningkatkan kesadaran dan tanggung jawab dalam pelaksanaan pendidikan dalam mengembangkan langkah-langkah pengelolaan sebagai tindak lanjut alokasi biaya. Konsep biaya tersebut dapat disajikan dalam gambar

Gambar 2.3

Gambar Konsep Biaya Menurut Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

2. Jenis-jenis Biaya Pendidikan

Menurut tujuan alokasinya pembiayaan dibagi ke dalam biaya

Konsep Biaya

Keseluruhan upaya pemerintah dan masyarakat

Bersifat uang

Harus digali, direkam dan dikonsolidasikan

Ungkapan tujuan dan tanggung jawab Daya : bersifat


(39)

22 dan jasa yang digunakan dan habis dipakai pada jangka waktu kurang dari setahun dan mesti diadakan atau dibeli secara reguler. Sedangkan biaya pembangunan diartikan sebagai pengeluaran biasa dalam jangka waktu pemakaiannya lebih dari setahun.

Barang-barang yang dipakai itu antara lain adalah keperluan sehari-hari perkantoran seperti listrik, telepon, gas, air, minyak, pelumas, dan benda-benda pos dan lain-lain. Jasa-jasa yang termasuk biaya rutin misalnya berupa gaji, upah atau honorarium guru dan tenaga non guru atau pegawai, pemeliharaan atau perawatan barang inventaris. Biaya pengeluaraan untuk gaji guru dan pegawai sangat menentukan sekali terhadap biaya per siswa atau biaya yang harus dikeluarkan orang tua siswa. Pada dasarnya bahwa gaji guru dan pegawai merupakan faktor terbesar dalam pengeluaran rutin, karena perannya sangat menentukan keberhasilan sistem pendidikan. Guru sebagai salah satu komponen dan masukan instrumen pendidikan. Guru harus menyampaikan bahan pengajaran serta berbagai nilai-nilai kehidupan dalam masyarakat.

Keberadaan anggaran pembangunan secara nasional dapat mempengaruhi penyediaan anggaran pembangunan pendidikan. Karena perencanaan pendidikan harus tanggap perubahaan situasi perekonomian dunia dan dalam negeri, karena apa pun yang direncanakan untuk dilaksanakan dilingkungan pendidikan ahirnya tidak terlepas dari kemampuan pemerintah mencari dana. Semua dan yang diperoleh harus dapat dibagi-bagi atau di alokasikan secara adil dan merata, menurut kriteria yang berlaku. Beberapa kriteria yang umum digunakan oleh banyak negara adalah sebagai berikut :


(40)

a. Jumlah Siswa b. Jumlah Guru

c. Ruang Kelas atau ruang belajar (Jusuf Enoch,1999 : 4).

Biaya penyelenggaraan pendidkan seluruhnya dapat di perkirakan yaitu hasil perkalian jumlah siswa dengan biaya setahun. Seandainya biaya satuan untuk penyelenggaraan SMP adalah Rp 120.000, 00 pertahun permurid, maka propinsi A dengan jumlah 10.000 orang akan mendapat alokasi sebesar 10.000 x Rp 120.000, 00 = Rp1.200.000, 00 untuk gaji dan pengeluaran non gaji, Propinsi yang memiliki jumlah siswa banyak akan mendapat alokasi terbesar.

Anggaran rutin pendidikan pada umumnya negara di dunia ini sebagian besar diperuntukan bagi guru seperti telah disebutkan pula diatas, ada negara yang membedakan guru menurut tempat mengajar (SD, SMP, SMU, PT), masa kerja atau baktinya, tingkat pendidikan atau sifat pekerjaannya (mengawasi, mengajar, guru praktek). Perbedaan tersebut tercermin dalam biaya satuan atau dalam gaji dan tunjangan. Dalam hal ini gaji dihitung tersendiri. Demikian juga tenaga administrasi, pemeliharaan dan penyelenggaraan pendidikan atau biaya oprasional khusus untuk mengajar.

Alokasi angaran dapat juga dilakukan berdasarkan ruang kelas yang ada, untuk memperkirakan kebutuhan biaya pemeliharaan dari angggaran rutin. Sekiranya ada 1.000 ruang kelas dengan biaya pemeliharaan Rp 50.000, 00 per tahun maka biaya pemeliharaan seluruhnya untuk daerah yang bersangkutan menjadi 1.000 x Rp 50.000, 00 = Rp 50.000.000, 00


(41)

24 Dari contoh diatas berarti jumlah kelas yang ada akan menentukan besarnya alokasi anggaran pemeliharaan, akan tetapi untuk sampai kepada banyaknya ruangan yang akan dibangun untuk tiap propinsi pada tahun yang akan datang seorang perencana harus menempuh perhitungan dengan mempertimbangkan berbagai faktor dalam perkembangan pendidikan propinsi. Sebagai contoh, jika propinsi A dan B sama-sama mengusulkan supaya dibangun 50 buah tambahan ruangan kelas SMP untuk tahun depan, dan ternyata jatah untuk kedua propinsi hanya 60 buah ruang kelas, maka belum tentu masing-masing mendapat alokasi anggaran yang sama. Dalam hal ini yang menjadi pertimbangan menentukan anggaran adalah pemerataan kesempatan belajar dan biaya satuan untuk bangunan dan tanah yang mungkin berbeda dengan kedua propinsi. Seandainya persentase lulus SD melanjutkan ke SMP adalah 50% di Propinsi A, sedang di Propinsi B mencapai 80% maka jelas dengan pertimbangan pemerataan kesempatan belajar, alokasi belajar akan di berikan lebih banyak A.

Kriteria-kriteria diatas dapat digunakan dalam penentuan rutin yang berlaku di Indonesia, alokasi anggaran tidak mengalami kesulitan karena adanya komponen yang sudah ditentukan besar anggarannya. Komponen yang dimaksud adalah gaji guru atau pegawai yang merupakan bagian terbesar dari anggaran rutin, yaitu sekitar 80%. Sisanya di alokasikan kepada belanja barang perjalanan dinas dan pemeliharaan serta bantuan atau subsidi. Untuk oprasional pendidikan seperti misalnya penyelenggaraan Evaluasi Belajar Tahap Ahir atau Ujian Nasional disediakan anggaran tersendiri.


(42)

Dalam perencanaan pembangunan, pengalokasian yang dilakukan dalam perencanaan rutin. Kegiatan dan sasaran yang akan dicapai setiap tahun sudah disebutkan dalam buku Repelita secara nasional.

3. Sumber-sumber biaya pendidikan

Pendidikan di Indonesia berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan di dalam lingkungan rumah tangga, sekolah dan masyarakat. Karena itu pendidikan adalah tanggung jawab besar antara keluarga, masyarakat dan pemerintah, masyarakat dan orang tua siswa. Hal ini sesuai pula dengan hasil kutipan sebagian bahwa saat ini ada tiga golongan dasar pembiayaan pendidikan yang full cost

pricing, free publik edukation dan conglomerate.(Harbangan Siangian,1989 :

135).

Full cost pricing, maksudnya tiap siswa di kenakan jasa sekolah untuk

membiayai pengajar dan penggunaan jasa-jasa lembaga. Seluruh beban biaya dalam pola dasar ini di bebankan kepada siswa. Setiap siswa memikul biaya tertentu yang besarnya dapat sama atau berbeda. Sebaliknya bila siswa tidak dikenakan biaya, baik biaya pengajaran, pengabdian masyarakat maupun aktifitas penelitian maka, pola tersebut dinamakan free publik edukation. Jadi seluruh biaya sekolah berasal dari pemerintah, masyarakat dan usaha-usaha sekolah, masyarakat dan sumber bantuan dari organisasi lain.

Menurut Ruth Daroesman sumber-sumber biaya pendidikan dapat di bagi menjadi empat, yaitu(Ruth Darusman,1981 : 21) :


(43)

26 pemerintah adalah pajak. Bantuan luar negeri dan pinjaman. Besarnya biaya tersebut di tentukan oleh aparat keuangan pemerintah baik tingkat pusat maupun daerah.

b. Penerimaan khusus diperuntukkan pendidikan. Penerimaan ini berupa bantuan dari luar negeri yang khusus di peruntukan pendidikan seperti bantuan dari United Nations Children Fund (UNICEF), United Nation

Education Sceientific and Cultural Organization (UNESCO) dan Word

Bank. Usaha pemerintah sendiri untuk mengumpulkan dana pendidikan ini melalui peredaran surat berharga, pajak-pajak khusus yang di peruntukan pendidikan.

c. Iuran sekolah. Iuran ini merupakan pembayaran orang tua siswa lansung ke sekolah. Besar biaya iuran biasanya ditentukan oleh pemerintah, sekolah atau yayasan yang berupa uang Sumbangan Pembayaran Pendidikan (SPP) dan lain-lain.

d. Sumbangan-sumbangan sukarela lainnya. Sumbangan ini dapat diberikan oleh badan perseorangan masyarakat, panti darma atau badan agama (baik dalam maupun luar negeri). Bentuk-bentuk sumbangan yang di berikan berupa uang tunai, barang, jasa-jasa, hadiah, pinjaman. Di samping itu ada juga usaha-usaha sekolah sendiri untuk mengumpulkan dana.

Dari ke empat sumber dana tersebut sebagian di gunakan untuk membiayai sarana dan prasarana, tata usaha, sistem pendidikan dan sebagian di sampaikan kepada sekolah-sekolah melalui beberapa saluran. Saluran yang pertama adalah pemerintah yang di salurkan kepada departemen-departemen seperti departemen


(44)

pendidikan nasional tingkat pusat untuk sekolah menengah, departemen agama (untuk sekolah agama) dan pemerintah propinsi untuk sekolah dasar.

C. Sarana dan prasarana pendidikan

1. Pengertian Sarana

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia di katakan bahwa “sarana prasarana adalah segala sesuatu yang dipakai sebagai alat dalam mencapai maksud dan tujuan”Balai Pustaka,1991 : 155).

E. Mulyasa, berpendapat bahwa yang di maksud dengan sarana pendidikan adalah : “Peralatan dan perlengkapan yang secara langsung di pergunakan dan menunjang proses pendidikan, khususnya proses balajar mengajar, seperti gedung, ruang kelas, meja, kursi, serta alat-alat dan media pengajar”(E.Mulyasa,2002 : 49).

Menurut Sudarman Danin yang di maksud sarana pendidikan adalah “Himpunan sarana yang di perlukan untuk menjalankan proses pendidikan dalam mencapai tujuan yang ditentukan”(Sudarman Danin,1995 : 101).

Ibrahim Bafadal, berpendapat bahwa sarana pendidikan adalah : “Semua perangkat peralatan, bahan, dan perabot yang secara langsung digunakan dalam proses pendidikan di sekolah”.(Ibrahim Badafal,2003 : 2)

Sedang menurut Suharsimi Arikunto menjelaskan bahwa sarana pendidikan adalah : “Semua fasilitas yang diperlukan dalam proses belajar mengajar yang bergerak maupun yang tidak bergerak agar pencapaian tujuan pendidikan dapat berjalan lancar, teratur, efektif, efisien”.


(45)

28 Sarana adalah berbagai alat yang di butuhkan dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar. Suatu kegiatan dalam hal ini adalah pendidikan, akan dapat berjalan dengan lancar dan baik apabila sarana prasarana telah memenuhi kebutuhan.

Sarana merupakan alat yang dapat di pergunakan dan di manfaatkan sesuai dengan fungsi masing-masing. Tanpa alat suatu pendidikan dan pengajaran akan mengalami hambatan sehingga tujuan pendidikan akan sulit dicapai.

Semakin lengkap sarana dan prasarana serta fasilitas pendidikan yang di miliki maka akan mudah bagi guru dan siswa dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Sarana pendidikan merupakan faktor yang cukup penting dalam pengembangan pendidikan.

Dari beberapa pengertian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa sarana pendidikan merupakan segala fasilitas pendidikan baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak yang secara langsung digunakan untuk menunjang berjalannya suatu kegiatan proses belajar mengajar agar tujuan pendidikan dapat berjalan dengan lancar, teratur, efektif, dan efisien.(Arikunto,1987 : 6).

Sarana adalah berbagai alat yang dibutuhkan dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar. Suatu kegiatan dalam hal ini adalah pendidikan, akan dapat berjalan dengan lancar dan baik apabila sarana prasarana telah memenuhi kebutuhan.


(46)

2. Jenis-jenis Sarana

Menurut Nawawi sarana pendidikan dapat di klasifikasikan menjadi beberapa macam, yaitu ditinjau dari sudut : a. habis tidaknya dipakai, b. bergerak tidaknya saat digunakan, c. hubunganya dengan proses belajar mengajar.

a. Ditinjau dari habis tidaknya dipakai

Dalam tinjauan ini sarana dapat dibagi menjadi dua macam : 1) Sarana pendidikan yang habis dipakai

Sarana pendidikan yang habis dipakai adalah segala bahan atau alat yang apabila digunakan bisa habis dalam waktu yang relatif singkat atau kurang dari satu tahun. Sebagai contoh kapur tulis atau sepidol yang biasa di gunakan oleh guru dan siswa dalam pembelajaran.

2) Sarana pendidikan yang tahan lama

Sarana pendidikan yang tahan lama adalah keseluruhan bahan atau alat yang dapat digunakan secara terus menerus dalam waktu yang relatif lama atau masa pemakaianya lebih dari satu tahun. Sebagai contohnya adalah bangku sekolah, meja sekolah, atlas, globe, dan beberapa peralatan olahraga.

b. Ditinjau dari bergerak tidaknya saat di gunakan

1) Sarana pendidikan yang bergerak

Sarana pendidikan yang bergerak adalah sarana pendidikan yang bisa digerakan atau di pindahkan sesuai dengan kebutuhan pemakainya. Contohnya lemari arsip sekolah.


(47)

30 2) Sarana pendidikan yang tidak bisa bergerak

Sarana pendidikan yang tidak bisa bergerak adalah sarana pendidikan yang tidak bisa atau relatif sangat sulit di pindahkan. Contohnya suatu sekolah yang telah memiliki saluran dari perusahaan dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM).

c. Ditinjau dari hubungan dengan proses belajar mengajar

Dalam hubungannya dengan proses belajar mengajar, ada dua jenis sarana pendidikan. Pertama, sarana pendidikan yang secara langsung digunakan dalam proses belajar mengajar. Contohnya kapur tulis, atlas, dan sebagainya. Keduanya, sarana pendidikan yang secara tidak langsung digunakan dalam proses belajar mengajar, seperti lemari arsip di kantor sekolah.( Ibrahim Badafal,2003 : 5).

3. Pengertian Prasarana

Prasarana adalah segala yang merupakan penunjang terselenggaranya suatu proses.(Balai Pustaka,1991 : 784). Secara etimologi prasarana berarti alat tidak langsung untuk mencapai tujuan dalam pendidikan, misalnya lokasi atau tempat bangunan sekolah, lapangan olah raga, uang dan sebagainya. (Daryanto,2001 : 51).

Prasarana merupakan pelengkap dalam setiap kegiatan. Keberadaanya tidak begitu penting di banding dengan keberadaan sarana, tanpa prasarana suatu proses masih dapat berjalan walau dalam bentuk yang sederhana.


(48)

4. Jenis-jenis prasarana

Sedangkan prasarana pendidikan di Sekolah bisa di klasifikasikan menjadi dua macam. Pertama, prasarana pendidikan yang secara langsung di gunakan untuk proses mengajar, seperti ruang teori, ruang perpustakaan, ruang praktik keterampilan dan ruang laboratorium. Kedua, prasarana sekolah yang keberadaanya tidak di gunakan untuk proses belajar mengajar, tetapi secara langsung sangat menunjang terjadinya proses belajar mengajar. Sebagai contoh adalah ruangan kantor, kantin, tanah, jalan menuju sekolah, kamar kecil, ruang usaha kesehatan sekolah, ruang guru, ruang kepala sekolah dan tempat parkir kendaraan.

D. Instrumen sarana dan prasarana

Setelah diuraikan diatas mengenai sarana dan prasarana pendidikan, maka dapat di simpulkan bahwa instrumen sarana dan sarana pendidikan antara lain :

a. Tersedianya alat tulis yang memadai untuk kegiatan belajar mengajar, misalnya kapur tulis atau spidol.

b. Keadaan bangku dan meja tulis yang masih prima dan mencukupi untuk kegiatan belajar mengajar di setiap kelas.

c. Tersedianya media atau alat peraga di setiap kelas, misalnya atlas, globe, dan sebagainya.

d. Tersedianya peralatan olah raga yang memadai, misalnya bola sepak, bola voli, bola basket, matras, dan sebagainya.


(49)

32 f. ruang belajar yang dapat menampung kurang lebih 40 siswa dengan luas

minimal 72 meter.

g. Tersedianya ruang perpustakaan yang memadai dan nyaman. h. Laboratorium yang lengkap dengan kelengkapannya.

i. kantin yang bersih, sehat dan aman. j. kamar kecil yang bersih dan sehat.

k. tempat parkir yang nyaman dan memadai.

l. tersedianya tempat ibadah yang bersih, dan nyaman.

E. Kepuasan Konsumen

1. Pengertian Kepuasan Konsumen

Pengertian Kepuasan Konsumen menurut Blackweal dan Miniard, (1995 : 273) adalah suatu tempat evaluasi dimana alternatif konsumsi yang di pilih setidaknya dapat memenuhi atau bahkan melebihi apa yang di harapkan atau lebih singkatnya bahwa akan datang memilih konsumsi sesuatu yang dapat memenuhi harapannya.

Sedangkan menurut kotler, (2000 : 42) adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan antara presepsi atau kesannya terhadap kinerja (atau hasil) suatu produk yang diharap-harapnya.

Persaingan yang semakin ketat, dimana semakin banyak produsen yang tercipta dalam pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen, menyebabkan setiap perusahaan harus menempatkan orientasi pada kepuasan pelanggan sebagai tujuan utama. Hal ini tercermin dari semakin banyaknya perusahaan yang


(50)

menyertakan komitmennya terhadap kepuasan pelanggan dalam pernyataan misi, iklan, maupun publik relation (humas).

Sehingga dapat dilihat dewasa ini semakin di yakini bahwa kunci utama untuk memenangkan persaingan adalah dengan memberikan kepuasan kepada pelanggan melalui panyampaian produk berkualitas dengan harga bersaing (Fachrurozie, 2001 : 5)

Schnaasrs (1991 : 289) menyatakan : Costumer statifacsion is a competitif advantage that is sustainable over the long trem. Long term consumer statifacsion

is a forward-looking indikator of business succes. Kepuasan pelanggan adalah

suatu manfaat kompetisi yang bisa mendukung secara jangka panjang adalah di lihat dari kemajuan indikator kesuksesan bisnis.

Dengan diperolehnya kepuasan konsumen akan mendatangkan keunggulan kompetitif, dan kepuasaan konsumen akan menjadi indikator keberhasilan suatu bisnis. Sedang menurut Tjiptono, (1997 : 24) menyatakan dengan terciptanya kepuasan pelanggan dapat memberikan manfaat, di antaranya hubungan perusahaan dengan pelanggan menjadi harmonis, memberi dasar yang baik bagi pembelian ulang dan terciptanya loyalitas pelanggan dan membentuk suatu rekomendasi dari mulut ke mulut (word of mouth) yang sangat menguntungkan.

Menurut fabdi Tjiptono, (2001 : 146). Kepuasan adalah respon konsumen terhadap evaluasi yang di rasakan antara harapan sebelumnya atau norma kinerja lainnya dan kinerja produk aktual yang dirasakan setelah pemakaian.

Dari beberapa definisi di atas dapat di simpulkan bahwa kepuasan konsumen merupakan presepsi konsumen terhadap apa yang ia terima setelah mengkonsumsi atau menggunakan produk yang ia beli.


(51)

34 Secara konseptual, kepuasan konsumen dapat di gambarkan seperti yang di tunjukan dalam gambar berikut :

Gambar 2.4

Gambar Tingkat Kepuasan Konsumen

2. Model Kepuasan Konsumen

a. Komponen kognitif

Komponen kognitif berisi presepsi, kepercayaan dan meniru (Stereotipe) yang di miliki individu mengenai sesuatu. Model teori yang termasuk di sini adalah (the expectancy disconfirmation model, equity theory and atriution theory. (Azwar, 1995)

Kepuasan pelanggan berdasarkan model ini ditentukan oleh dua variabel kognitif yaitu harapan pra pembeli dan presepsi purna beli, perbedaan dua variabel tersebut menimbulkan diskonfirmasi (Tjiptono, 1997). Kepuasan atau tidak kepuasan konsumen adalah respon konsumen

Tugas Perusahaan

Produk

Nilai Produk Bagi Konsumen

Kebutuhan Keinginan

Harapan Konsumsi Terhadap Produk

Tingkat Kepuasan Konsumen


(52)

terhadap evaluasi ketidaksesuaian atau diskonfirmasi yang di rasakan antara harapan sebelumnya (norma kinerja lainnya) dan kinerja aktual produk yang di rasakan setelah pemakaian. Kepuasan konsumen merupakan merupakan evaluasi purna pembeliaan dimana alternatif yang di pilih sekurang-kurangnya memberikan hasil sama atau melampaui kepuasan konsumen, sedang ketidakpuasan timbul apabila hasil yang diperoleh tidak memenuhi harapan konsumen.(Engle.et.al, 1990).

Seorang konsumen dapat mengalami sesuatu dari tiga tingkatan kepuasan, jika kinerja lebih rendah dari harapan konsumen akan terasa tidak puas, sedang jika kinerja melebihi harapan konsumen akan terasa sangat puas.

c. Model afektif

Emosi atau perasaan seorang konsumen terhadap suatu produk atau jasa tertentu, membentuk komponen afektif dari suatu sikap.

Schiffman dan kanuk (1997), komponen afektif ini merupakan perasaan individu terhadap objek sikap dan menyangkut masalah emosi.(Azwar, 1996).

Fokus model afektif lebih di titik beratkan pada tingkat aspirasi,

learning behafior, emosi, perasaan spesifik (seperti : kepuasan,

keengganan menggunakan produk lain). Maksud fokus ini agar dapat di ukur tingkat kepuasan dalam suatu kurun waktu, tingkat kepuasan konsumen cenderung mengikuti perasaan atau emosi pada saat tertentu, (Tjiptono, 2001 : 149)


(53)

36 1. Sistem Keluhan dan Saran

Setiap perusahaan yang berorientasi pada pelanggan perlu memberi kesempatan seluas-luasnya bagi para pelanggan untuk menyampaikan saran, pendapat, dan keluhan mereka.

2. Survei Kepuasan Konsumen

Umumnya penelitian kepuasaan pelanggan dilakukan dengan menggunakan metode survei baik melalui pos, telpon maupun wawancara pribadi.

3. Ghos Shiping

Metode ini dilaksanakan dengan cara mempekerjakan beberapa orang untuk berperan atau bersikap sebagai pelanggan atau pembeli potensial produk perusahaan dari pesaing.

4. Analisis Kehilangan Konsumen

Yaitu perusahaan berusaha menghubungi para pelanggan yang telah berhenti membeli atau telah beralih pemasok yang diharapkan adalah akan diperolehnya informasi penyebabkan terjadinya hal tersebut.

Kepuasan dan ketidakpuasan konsumen mempengaruhi perilaku konsumen berikutnya. Untuk mengatasi ketidakpuasan, konsumen mempunyai pilihan antara lain melakukan tindakan atau tidak melakukan tindakan, biasanya berhubungan dengan kepentingan umum, yaitu dengan mengajukan keluhan kepada perusahaan atau melapor kepada lembaga yang menangani kepentingan konsumen.


(54)

3. Proses Penilaian Pembeli Terhadap Kinerja Produk

Kepuasan pembeli yang di sebabkan presepsi kineja produk yang diterima dapat diamati dan diukur dengan lima dimensi pokok yaitu :

a. Dimensi wujud (Tangible) merupakan perbandingan antara harapan dengan presepsi terhadap kualitas, fasilitas sekolah yang ada.

b. Dimensi kepercayaan (Reability) merupakan perbandingan antara harapan dengan presepsi sekolah yang ada di lingkungan masyarakat.

c. Dimensi keresponsipan (Responsiveness) merupakan perbandingan antara harapan dengan presepsi pemberian penyelesaian keluhan orang tua siswa yang dilakukan dengan tanggap, cepat dan tepat.

d. Dimensi kepastian (Assurance) merupakan perbandingan antara harapan dengan presepsi terhadap kemampuan guru dengan keahlian dan kredibilitas guru dalam memberikan tanggung jawab kepada orang tua murid.

e. Dimensi empati (emphaty) merupakan perbandingan antara harapan dengan presepsi terhadap kemudahan dan kejelasan dalam memberikan informasi sekolah.

Kelima dimensi tersebut akan mempengaruhi pembeli dalam dalam membentuk presepsi kinerja produk. Dalam hal ini presepsi tentang kinerja produk yang diberikan perusahaan kepada pembeli akan menumbuhkan suatu tingkat kepuasan yang dirasakan oleh pembeli.


(55)

38

F. Penelitian Terdahulu.

Untuk memberikan gambaran dan kerangka pemikiran dalam penelitian maka perlu kiranya untuk membahas hasil-hasil penelitian terdahulu.

Izal Afrizal (2007) “Hubungan Pembiayaan Pendidikan Dengan Ketersediaan Sarana Prasarana Sekolah di SMU Negeri 1 Pamulang”. Hasil penelitiannya membuktikan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara ketersediaan dana dengan ketersediaan sarana prasarana yang ada di sekolah tersebut.

Hasil penelitiannya juga membuktikan bahwa semakin baik pengelolaan sumber input (dana) maka akan semakin baik sarana prasarana yang tersedia untuk siswa/i nya.

G. Kerangka Pemikiran

Berdasarkan tinjauan pustaka yang penulis lakukan, maka penulis berfikir bahwa sebuah pembiayaan dan ketersediaan sarana prasarana merupakan salah satu hal yang penting dalam kegiatan pendidikan terhadap kepuasan siswa belajar. Bisa dikatakan tanpa pembiayaan dan ketersediana sarana prasarana, pendidikan tidak akan mungkin berjalan sesuai rencana dan mencapai tujuan yang ditentukan.

Penulis juga mempunyai anggapan bahwa kontribusi pembiayaan suatu lembaga pendidikan dan ketersediaan sarana prasarana sekolah memiliki hubungan terhadap kepuasan siswa belajar di SMU Muhammadiah 25 Pamulang. Anggapan ini muncul karena dengan pembiayaan yang cukup, suatu lembaga pendidikan dapat melengkapi segala sarana prasarana yang di butuhkan untuk mencapai kepuasan siswa belajar guna memperlancar kegiatan belajar mengajar


(56)

yang di selenggarakan. Dengan demikian penulis dapatmenggambarkan kerangka pemikiran penelitian, dimana kontribusi biaya pendidikan, sarana prasarana pendidikan akan sangat menentukan kepuasan siswa belajar. Berdasarkan hal tersebut di asumsikan bahwa terdapat keterkaitan antara Kontribusi Pembiayaan Pendidikan dan Ketersediaan Sarana Prasarana Terhadap Kepuasan Siswa Belajar”

Gambar 2.5

Gambar Konsep Kerangka Pemikiran Penulisan

H. Hipotesis

Berdasarkan kerangka pemikiran diatas, penulis akan mengajukan hipotesis yang akan di uji kebenaranya, sebagai berikut :

Ha : Terdapat hubungan yang signifikan antara kontribusi biaya pendidikan terhadap kepuasan siswa belajar di SMU Muhammadiyah 25 Pamulang.

Ho : Tidak terdapat hubungan antara kontribusi pembiayaan pendidikan terhadap kepuasan siswa belajar di SMU Muhammadiyah 25 Pamulang.

Pembiayaan (X1)

Sarana dan Prasarana (X2)


(57)

40 Ha : Terdapat hubungan yang signifikan antara ketersediaan sarana

prasarana sekolah terhadap kepuasan siswa belajar di SMU Muhammadiyah 25 Pamulang.

Ho : Tidak terdapat hubungan antara ketersediaan sarana prasarana sekolah terhadap kepuasan siswa belajar di SMU Muhammadiyah 25 Pamulang.

Ha : Terdapat hubungan yang signifikan antara kotribusi pembiayaan pendidikan dan ketersediaan sarana prasarana terhadap kepuasan siswa belajar di SMU Muhammadiyah 25 Pamulang.

Ho : Tidak terdapat hubungan antara kontribusi pembiayaan pendidikan dan ketersediaan sarana prasarana terhadap kepuasan siswa belajar di SMU Muhammadiyah 25 Pamulang.


(58)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tujuan penelitian

Penelitian ini memiliki tujuan khusus untuk mengetahui hubungan antara kotribusi pembiayaan dan sarana prasarana terhadap kepuasan siswa belajar di SMU Muhammadiyah 25 Pamulang yang dirinci sebagai berikut :

1. Menjelaskan besaran kontribusi pembiayaan pendidikan terhadap kepuasan siswa belajar di SMU Muhammadiyah 25 Pamulang.

2. Menjelaskan bagaimana kelengkapan sarana prasarana di SMU Muhammadiyah 25 Pamulang terhadap kepuasan siswa belajar.

3. Menggambarkan hubungan antara kontribusi pembiayaan pendidikan dan ketersediaan sarana prasarana terhadap kepuasan siswa belajar di SMU Muhammadiyah 25 Pamulang.

B. Populasi dan Sampling

Populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian kita dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang kita tentukan. Sedangkan sample merupakan bagian dari populasi.

Menurut Arikunto ”populasi adalah keseluruhan objek penelitian” adapun populasi dalam penelitian ini adalah siswa/i yang belajar di SMU Muhammadiyah 25 Pamulang.


(59)

42 Penulis tidak meneliti objek secara keseluruhan akan tetapi akan meneliti samplenya saja. Pemilihan sample tersebut di dasari pertimbangan sebagai berikut:

1. Sample dianggap lebih mengetahui keadaan sekolah sebenarnya. 2. Sample telah merasakan apa-apa yang ia dapatkan (siswa/i).

C. Teknik Pengumpulan Data

Beberapa metode untuk mendapatkan data yang akurat mengunakan beberapa cara yang diambil dari lokasi penelitian sesuai dengan pendapat Prof. Dr. Suharsimi Arikunto (2000 : 134) “Teknik pengolahan data adalah cara-cara yang dapat digunakan oleh penelitian untuk menumpulkan data”

Beberapa metode yang penulis lakukan dalam memperoleh data yang di perlukan dalam penyusunan penelitian ini dilakukan dengan cara sebagai berikut :

3. Data Primer

Dalam penelitian lapangan ini penulis berusaha menganalisis data yang ada di lapangan, penulis mengunakan beberapa teknik pengumpulan data, yaitu :

a. Observasi

Yaitu melakukan pengamatan untuk mendapatkan data mengenai angket sarana prasarana pendidikan terhadap kepuasan siswa/i belajar. b. Angket

Yaitu pengumpulan data dengan memberi beberapa pertanyaan berupa angket kepada siswa/i untuk mengetahui mengengenai kontribusi


(60)

pembiayaan dan kelengkapan sarana dan prasarana pendidikan di sekolah terhadap kepuasan siswa/i belajar.

2 Data Sekunder

Penelitian kepustakaan (liberary research) yaitu data yang diperoleh dari membaca buku, literatur, catatan, surat kabar, majalah, internet, dan bacaan lainnya yang berhubungan dengan masalah yang akan peneliti lakukan.

Penelitian mengunjungi lembaga yang terkait dengan penelitian, seperti Lembaga Ilmu Penelitian Indonesia (LIPI), warnet, dan objek lainnya yang menyangkut penelitian.

E..Metode Analisis

Metode analisis yang digunakan secara umum adalah metode kualitatif

dan kuantitatif, yaitu analisis yang permasalahannya tidak menggunakan model

matematik, model statistik dan ekonometrik atau model yang lainnya. Sedangkan analisis kualitatif adalah analisis yang mempergunakan alat analisis yang bersifat kuantitatif atau mengunakan model-model seperti matematika.

1. Analisis Kualitatif

Untuk melihat hubungan kontribusi pembiayaan pendidikan dan ketersediaan sarana prasarana terhadap kepuasan siswa belajar, digunakan analisis deskriptif dengan menyebar kuisioner kepada objek penelitian yaitu siswa/i yang sekolah di SMU Muhammadiyah 25 Pamulang.


(61)

44 Kuisioner mengunakan skala likert dengan rumusan sebagai berikut : SS = Sangat Setuju diberi skor 1

S = Setuju diberi skor 2 R = Ragu-ragu diberi skor 3 TS = Tidak Setuju diberi skor 4 STS = Sangat Tidak Setuju diberi skor 5

Untuk menjaga Kevalidan dan reliabelnya butir-butir pertanyaan yang ada pada kuisioner dilakukan uji validitas dan Reabilitas.

Uji Validitas digunakan untuk mengetahui kelayakan butir-butir dalam suatu daftar (konstruk) pertanyaan-pertanyaan (Bhuono, 2005 : 67). Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang di inginkan. Dengan kata lain, mampu memperoleh data yang tepat dari variabel yang diteliti. Menurut Dr.Yahya Hamza, MM, suatu kelayakan butir dalam peryataan dikatakan valid apabila hasil item tidak negatif.

Reabilitas (keandalan) merupakan ukuran suatu kestabilan dan konsistensi responden dalam menjawab hal yang berkaitan dengan konstruk-konstruk pertanyaan yang merupakan dimensi suatu variabel dan di susun dalam suatu bentuk kuisioner Reabilitas suatu konstruk variabel dikatakan baik jika memiliki nilai Croabach’s Alpha > dari 0, 60 (Bhuono, 2005 : 72)


(62)

2. Analisis Kuantitatif a. Analisis regresi linier

Analisis regresi linier berganda merupakan teknik analisis yang umum digunakan dalam menganalisis hubungan dan pengaruh satu variabel terikat dengan dua atau lebih variabel bebas. Teknik analisis regresi berganda dapat di hitung dengan mengunakan rumus (Rangkuti ,2003 : 132)

1) Persamaan regresi linier berganda

Dimana mengunakan rumus persamaan sebagai berikut :

Y = a + b

1

x

1

+ b

2

x

2

+

ε

Dimana :

Y = Kepuasan siswa belajar a = Bilangan Konstanta b1 = Koefisien Regresi Harga

X1 = Harga

B2 = Koefisien Regresi Sarana Prasarana

X2 = Sarana Prasarana

ε = Standar Error 2) Koefisisien Determinasi

Digunakan sebagai dasar untuk dapat mengetahui pengaruh naik turunya nilai variabel X dan variabal Y (saling mempengaruhi), yang di hitung dengan cara mengkuadratkan nilai r (KD = r kudrat) yang biasa di


(63)

46 3) Uji t

Untuk menjawab perumusan permasalahan pada penelitian ini, dilakukan uji t hitung untuk melihat apakah terdapat pengaruh yang signifikan variabel kontribusi pembiayaan dan sarana prasarana terhadap kepuasaan siswa belajar. Dalam uji t digunakan alpa atau taraf signifikan sebesar 0, 05 dengan metode dua arah/dua ekor.

Uji t pada dasarnya menunjukan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen (bebas) secara individu dalam menerangkan variansi variabel terikat.

Menentukan t hitung dapat di rumuskan sebagai berikut :

t

hitung

=

2

1

2

r

n

r

dimana :

r = Koefisien Korelasi n = Jumlah Sampel r2 = Determinasi

Apabila T hitung > T tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya variabel bebas secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat.

Apabila T hitung < T tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya variabel bebas secara parsial tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat.


(64)

Dalam menganalisis regresi berganda dalam penelitian ini, penulis dengan unsur kesengajaan, dalam arti mempermudah pemerosesan data yang diperoleh, digunakan bantuan berupa program SPSS 13 for windows.

E..Operasional Variabel Penelitian

1. Variabel Bebas (independent Variabel)

Variabel bebas (X) dalam penelitian ini adalah pembiayaan dan sarana prasarana.

2. Variabel Terikat (Dependent Variabel)

Sedangkan kepuasan siswa belajar pada penelitian ini diasumsikan sebagai variabel terikat (Y).

Tabel 3.1 Variabel Operasional

No Variabel Sub

variabel Indikator skala

1.

2.

pembiayaan pendidikan (X1)

Sarana dan Prasarana (X2)

Harga

Fasilitas

1. Harga yang terjangkau. 2. potongan harga, bagi yang

berprestasi.

3. biaya yang dikeluarkan sesuai dengan kualitas jasa yang diberikan.

1. Ruang belajar. 2. Alat tulis kelas. 3. Meja dan Kursi.

O

R

D

I


(65)

48 5. Perpustakaan.

6. Laboratorium.

7. Lapangan dan Peralatan olah raga.

8. Peralatan Kantor. 9. WC/Toilet. 10.Sarana Ibadah. 11.Kondisi keamanan. 12.Kondisi suara/kebisingan.

13.Kondisi kantin/tempat

istirahat.

L

3. Kepuasan Siswa belajar (Y) Nilai Pemakai Jasa. Kualitas jasa pelayanan

1. Kesesuaian antara harapan siswa/i dengan kenyataan yang dirasakan terhadap jasa yang diberikan sekolah.

2. Sekolah meningkatkan

kemauan dalam belajar.

3. Menambah pemahaman

belajar.

4. Menambah wawasan

keilmuan sehingga meningkatkan/ menambah

daya intelektual.

5. Sekolah SMU muhammadiah menjadi pilihan utama untuk pemenuhan kebutuhan belajar.

1. Pengajar bersikap sopan, ramah, simpati dan cenderung memberikan perhatian kepada siswa/i.

O R D I N A L


(66)

2. Petugas yang melayani administrasi berpenampilan bersih dan rapih.

3. Pengajar maupun staf

administrasi responsif terhadap keluhan atau masalah yang dihadapi siswa/i.

4. Pengajar kompeten dan mampu dalam menangani siswa/i tanpa pilih kasih.

5. Kurikulum dan metode

pengajaran yang relevan. 6. Pengajar dapat menstransfer

ilmu dengan baik sehingga siswa/i mengerti apa yang dipelajari.

7. Pengajar memiliki potensi. 8. Citra/image sekolah yang

baik di mata masyarakat.

O

R

D

I

N

A


(67)

50

BAB IV

PENEMUAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Sejarah SMA Muhammadiyah 25 Pamulang

SMA Muhammadiyah 25 Pamulang Berdiri kurang lebih 17 tahun yang lalu, tepatnya pada 1991. Lembaga ini sering disebut SMA Muhammadiyah Setiabudi Pamulang. Sebutan ini bukan karena letaknya dekat dengan Jl. DR. Setiabudi di Pamulang Barat, melainkan SMA Muhammadiyah 25 didirikan dan menjadi amal usaha pimpinan cabang Muhammadiyah Setiabudi di Jakarta Selatan. Pada awal berdirinya, SMA Muhammadiyah 25 Pamulang tepatnya pada tahun 1991, langsung mendapat status diakui oleh Kanwil DEPDIKBUD Jawa Barat dan 5 Tahun kemudian memperoleh status disamakan.

Dari sisi perkembangan jumlah siswa, SMA Muhammadiyah 25 mengalami peningkatan pesat. Pada awalnya diminati oleh 28 siswa dan sudah lima tahun terakhir ini SMA Muhammadiyah 25 hanya menampung 4 kelas saja pada setiap penerimaan siswa baru dengan jumlah 160 siswa ( 40 siswa perkelas). Kurang lebih sejumlah 60-80 siswa tidak dapat diterima mengingat daya tampung yang terbatas. Untuk tahun 2007/2008 jumlah keseluruhan siswa SMA Muhammadiyah 25 Pamulang mencapai 483 siswa dengan membuka 2 program, yaitu IPA dan IPS. Dari sisi akademis dan non akademis, SMA Muhammadiyah 25 Pamulang telah banyak menerima prestasi di tingkat Jabodetabek, bahkan sebagian alumni SMA Muhammadiyah 25 pada kurun waktu lima tahun terakhir ini diterima di beberapa perguruan tinggi negeri ternama di Indonesia.


(1)

Lampiran

Kuesioner Penelitian

Assalammualaikum wr.wb, Nama : Ilham Jurzais, Nim : 205081000178, Fakultas Ilmu Ekonomi dan Ilmu Sosial Jurusan Manajemen Pemasaran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sedang mengadakan penelitian untuk tugas ahir dengan judul : Kontribusi Pembiayaan Pendidikan dan Ketersediaan Sarana Prasarana Terhadap Kepuasan Siswa Belajar.

Dalam rangka mengumpulkan data, saya memohon kepada saudara/i, siswa/i untuk mengisi angket yang sudah di sediakan. Atas perhatian dan bantuannya, saya ucapkan terima kasih.

Identitas Pribadi Nama Responden :

Pekerjaan : Jenis kelamin :

Alamat :

No. Tlp :

Petunjuk Pengisian

Berilah tanda Checlist ( √ ) pada pernyataan di bawah ini sesuai dengan tanggapan dan pendapat saudara/i

1. Sangat Setuju (SS) 2. Setuju (S)

3. Ragu-Ragu (R) 4. Tidak Setuju (TS)

5. Sangat Tidak Setuju (STS) A. Harga ( Pembiayaan )

No Pernyataan SS S R TS STS

1. Memperoleh pendidikan berikut sarana dengan harga yang terjangkau.

2. Potongan harga bagi siswa yang berprestasi (Beasiswa).

3. Biaya yang di keluarkan sesuai dengan kualitas jasa pendidikan yang di berikan sekolah.

4. Kemudahan dalam cara pembayaran. 5. Ada biaya tambahan ekskul.

6. Kejelasan rincian pembayaran. 7. Pemantauan uang tambahan lain.

8. Ada dana tambahan lain diluar kegiatan (ekskul sekolah) untuk menunjang program.


(2)

9. Pungutan Parkir dan Keamanan lingkungan sekolah. 10. Evaluasi dan monitoring pengunaan dana sekolah

B. Sarana dan Prasarana (Fasilitas)

No. Pernyataan SS S R TS STS

1. Mempunyai ruang belajar yang bersih dan nyaman.

2. Peralatan dan perlengkapan sekolah yang masih lengkap (Spidol, White board, pengahapus, dll).

3. Meja dan kursi yang masih layak pakai. 4. Perpustakaan dengan buku yang memadai. 5. Peralatan laboratorium yang masih lengkap. 6. Lapangan dan peralatan olah raga dengan

kondisi yang baik.

7. Toilet yang terjaga kebersihannya.

8. Tempat ibadah yang kondusif, nyaman, dan tenang.

9. kondisi kantin dan tempat istirahat yang nyaman dan bersih.

10. Suasana lingkungan sekolah tidak berisik (tidak menggangu kegiatan belajar mengajar). 11. Letak sekolah yang mudah terjangkau

C. Kepuasan siswa/i

No Pernyataan SS S R TS STS

1. Pelayanan melebihi dari harapan yang di inginkan siswa/i

2. Bersekolah di smu muhammadiah meningkatkan kemauan belajar. 3. Sekolah muhammadiah menambah

pemahaman belajar.

4. Sekolah muhammadiah menambah wawasan keilmuan, sehingga meningkatkan dan menambah daya intelektual.

5. Sekolah muhammadiah menjadi pilihan utama untuk pemenuhan kebutuhan belajar. 6. Guru atau pengajar muhammadiah bersikap ramah, simpati, dan cenderung memberikan perhatian kepada siswa/i.

7. Petugas administrasi bersih, rapih dan menarik

8. Pengajar maupun staf administrasi responsif terhadap keluhan atau masalah yang


(3)

9. Pengajar yang kompeten dan mampu dalam menangani siswa/i tanpa pilih kasih.

10. Materi-materi, Kurikulum dan metode pengajaran yang relevan (sesuai).

11. Pengajar dapat menstransfer ilmu dengan baik sehingga siswa/i mengerti apa yang dipelajari.

12. Pengajar muhammadiah memiliki potensi. 13. SMU Muhammadiah mempunyai reputasi

dan nama baik di masyarakat.

Terima kasih atas perhatian dan partisipasinya, semoga allah membalas kebaikan saudara/i, siswa/i.

NOTE : Saya mengharapkan kuesioner di isi dengan sebenar-benarnya dan dengan sepenuh hati, terima kasih.


(4)

Lampiran Hasil try out Reliability Statistics Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based on Standardized

Items N of Items

,580 ,631 10

Item-Total Statistics Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Squared Multiple Correlation Cronbach's Alpha if Item

Deleted Harga (Pembiayaan) (X1) 23,8000 16,600 ,013 ,812 ,648 Harga (Pembiayaan) (X1) 24,6667 17,381 ,373 ,848 ,557 Harga (Pembiayaan) (X1) 23,4667 12,552 ,668 ,739 ,426 Harga (Pembiayaan) (X1) 23,9333 15,924 ,298 ,526 ,546 Harga (Pembiayaan) (X1) 22,2000 13,314 ,450 ,762 ,492 Harga (Pembiayaan) (X1) 24,0000 16,143 ,368 ,928 ,537 Harga (Pembiayaan) (X1) 22,7333 14,924 ,424 ,687 ,513 Harga (Pembiayaan) (X1) 22,2667 17,352 ,054 ,640 ,603 Harga (Pembiayaan) (X1) 21,6667 17,238 ,096 ,555 ,590 Harga (Pembiayaan) (X1) 23,4667 16,267 ,175 ,548 ,576

Reliability Statistics Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based on Standardized

Items N of Items

,933 ,938 11

Item-Total Statistics Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Squared Multiple Correlation Cronbach's Alpha if Item

Deleted

Sarana Prasarana (X2) 21,6667 62,524 ,758 ,986 ,927

Sarana Prasarana (X2) 21,6000 64,686 ,694 ,864 ,931

Sarana Prasarana (X2) 21,0667 52,638 ,908 ,988 ,917

Sarana Prasarana (X2) 21,0000 57,857 ,915 ,948 ,919

Sarana Prasarana (X2) 20,6667 57,238 ,710 ,981 ,927

Sarana Prasarana (X2) 20,9333 54,638 ,850 ,965 ,920

Sarana Prasarana (X2) 21,1333 54,552 ,806 ,978 ,923

Sarana Prasarana (X2) 20,8667 56,552 ,717 ,937 ,927

Sarana Prasarana (X2) 20,8667 55,410 ,905 ,968 ,918

Sarana Prasarana (X2) 20,7333 65,638 ,278 ,765 ,943


(5)

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based

on Standardized

Items N of Items

,834 ,850 13

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Squared Multiple Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

Kepuasaan (Y) 27,2667 35,638 -,041 ,979 ,866

Kepuasaan (Y) 27,0667 30,638 ,598 ,955 ,815

Kepuasaan (Y) 27,2000 30,029 ,686 ,987 ,809

Kepuasaan (Y) 27,4667 30,410 ,629 ,867 ,813

Kepuasaan (Y) 27,0667 30,924 ,427 ,920 ,828

Kepuasaan (Y) 27,0667 30,495 ,473 ,934 ,824

Kepuasaan (Y) 27,6000 33,686 ,212 ,872 ,840

Kepuasaan (Y) 27,0000 31,429 ,431 ,908 ,826

Kepuasaan (Y) 27,4667 30,838 ,685 ,985 ,812

Kepuasaan (Y) 27,4667 31,410 ,599 ,991 ,817

Kepuasaan (Y) 27,4000 28,114 ,794 ,996 ,797

Kepuasaan (Y) 27,5333 29,981 ,732 ,985 ,807


(6)

Lampiran Hasil Analisis

Variables Entered/Removedb

SARANA,

HARGAa . Enter

Model 1

Variables Entered

Variables

Removed Method

All requested variables entered. a.

Dependent Variable: KEPUASAN b.

Model Summaryb

,485a ,235 ,219 5,82999 ,235 14,885 2 97 ,000 1,630

Model 1

R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

R Square

Change F Change df1 df2 Sig. F Change Change Statistics

Durbin-Watson

Predictors: (Constant), SARANA, HARGA a.

Dependent Variable: KEPUASAN b.

ANOVAb

1011,833 2 505,917 14,885 ,000a

3296,917 97 33,989

4308,750 99

Regression Residual Total Model 1

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Predictors: (Constant), SARANA, HARGA a.

Dependent Variable: KEPUASAN b.

Coefficientsa

15,373 3,180 4,835 ,000

,479 ,156 ,338 3,076 ,003

,164 ,090 ,201 1,829 ,071

(Constant) HARGA SARANA Model

1

B Std. Error

Unstandardized Coefficients

Beta Standardized

Coefficients

t Sig.

Dependent Variable: KEPUASAN a.


Dokumen yang terkait

Peranan Sarana dan Prasarana Pendidikan Guna Menunjang Hasil Belajar Siswa di SD Islam Al Syukro Universal

1 16 107

KONTRIBUSI KINERJA GURU, SARANA PRASARANA, DAN LAYANAN ADMINISTRASI TERHADAP KEPUASAN SISWA Kontribusi Kinerja Guru, Sarana Prasarana, Dan Layanan Administrasi Terhadap Kepuasan Siswa Di Sman 2 Sukoharjo.

0 1 15

KONTRIBUSI KINERJA GURU, SARANA PRASARANA, DAN LAYANAN ADMINISTRASI TERHADAP KEPUASAN SISWA Kontribusi Kinerja Guru, Sarana Prasarana, Dan Layanan Administrasi Terhadap Kepuasan Siswa Di Sman 2 Sukoharjo.

0 3 16

PENDAHULUAN Kontribusi Kinerja Guru, Sarana Prasarana, Dan Layanan Administrasi Terhadap Kepuasan Siswa Di Sman 2 Sukoharjo.

0 4 5

DAFTAR PUSTAKA Kontribusi Kinerja Guru, Sarana Prasarana, Dan Layanan Administrasi Terhadap Kepuasan Siswa Di Sman 2 Sukoharjo.

0 5 4

KONTRIBUSI SARANA PRASARANA PENDIDIKAN, KONDISI LINGKUNGAN, DAN KEDISIPLINAN KERJA Kontribusi Sarana Prasarana Pendidikan, Kondisi Lingkungan, Dan Kedisiplinan Kerja Terhadap Kinerja Guru SD Di UPTD Pendidikan Kecamatan Brati Tahun 2015/2016.

0 6 15

KONTRIBUSI LAYANAN ADMINISTRASI SARANA PRASARANA DAN BIMBINGAN KONSELING Kontribusi Layanan Administrasi Sarana Prasarana Dan Bimbingan Konseling Terhadap Kepuasan Siswa Di SMP Batik Surakarta.

0 2 16

KONTRIBUSI LAYANAN ADMINISTRASI SARANA PRASARANA DAN BIMBINGAN KONSELING Kontribusi Layanan Administrasi Sarana Prasarana Dan Bimbingan Konseling Terhadap Kepuasan Siswa Di SMP Batik Surakarta.

0 2 14

KONTRIBUSI PELAYANAN AKADEMIS, SARANA PRASARANA, DAN ADMINISTRASI TERHADAP MOTIVASI BELAJAR Kontribusi Pelayanan Akademis, Sarana Prasarana, Dan Administrasi Terhadap Motivasi Belajar Materi Memperbaiki Sistem Rem (Studi Kasus di Sekolah Menengah Keju

0 0 17

Sarana Prasarana dan Pembiayaan Bimbinga

0 1 5