Penetapan Tujuan Goal Setting Kerangka Pemikiran

wawancara atau kuesioner tanpa nama dan mengakomodasi perbedaan individual dengan membangun fleksibilitas kedalam program motivasi.

e. Penetapan Tujuan Goal Setting

Tujuan adalah apa yang diusahakan untuk dicapai individu. Menurut Locke, Goal Setting mempunyai empat mekanisme motivasional yaitu : - Goal direct attention yaitu tujuan yang fokus pada satu perhatian pada apa yang relevan dan penting. - Goal regulate effort, tujuan yang memotivasi untuk bertindak - Goal increase persistence, pencapaian tujuan membutuhkan ketekunan. Orang yang tekun cenderung melihat hambatan sebagai tantangan yang harus diatasi daripada sebagai alasan untuk gagal. - Goal foster strategies and action plans, tujuan mendorong orang untuk mengembangkan strategi dan rencana aksi yang memungkinkan mencapai tujuan mereka.

2.5. Kerangka Pemikiran

Kematangan Pribadi merupakan hasil akhir keselarasan antar fungsi-fungsi fisik dan psikis sebagai pertumbuhan dan perkembangan, dimana individu dapat mengaktualisasikan dirinya dengan memanfaatkan secara penuh bakat, kapasitas dan potensi yang ada pada dirinya. Tingkat Pendidikan adalah jenjang pendidikan yang dimiliki oleh seseorang. Kelelahan dan kebosanan merupakan faktor yang dapat menurunkan kapasitas dan ketahanan kerja. Kelelahan dan kebosanan tersebut pada umumnya disebabkan karena kebijakan pimpinan yang kurang konsisten, kondisi fisik, volume kerja yang terlalu tinggi, rutinitas pekerjaan dan iklim kerja yang kurang baik. Keinginan adalah cita-cita yang ingin diwujudkan Universitas Sumatera Utara seseorang dalam kehidupannya. Pada umumnya keinginan manusia adalah untuk memenuhi kebutuhannya baik yang berupa kebutuhan dasar maupun kebutuhan untuk dihargai oleh orang lain. Kepuasan Kerja adalah Kepuasan yang dinikmati dalam pekerjaan. Kepuasan kerja bisa dalam bentuk penempatan kerja pada wilayah yang sesuai dengan kemampuan, terjalinnya hubungan yang harmonis dengan rekan kerja dan dengan masyarakat, kepuasan karena keberhasilan masyarakat dan kepuasan karena adanya penghargaan dari pimpinan. Kompensasi merupakan imbalan yang diterima sesuai dengan balas jasa yang diberikan dalam pencapaian tujuan organisasi. Kompensasi dapat diberikan berdasarkan tingkat pendidikan, keterampilan, sifat pekerjaan, pengalaman kerja dan peraturan yang berlaku. Peraturan merupakan Ketentuan yang harus dilaksanakan di dalam pelaksanaan tugas. Ketentuan yang dilaksanakan harus berdasarkan ketentuan yang telah ada, pegawai yang melanggar ketentuan akan dikenakan sanksi dan bagi pegawai yang mematuhi ketentuan diberikan penghargaan. Peraturan tersebut akan memacu pegawai untuk bekerja maksimal demi tercapainya tujuan organisasi. Universitas Sumatera Utara Berdasarkan keterangan terdahulu, maka dapat digambarkan skema kerangka pemikiran sebagai berikut : Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran 2.6. Hipotesis Berdasarkan kerangka pemikiran dan penelitian-penelitian sebelumnya, maka Hipotesis pada penelitian ini adalah : 1. Ada hubungan faktor Kematangan Pribadi dengan Motivasi Kerja Penyuluh Pertanian PNS dan THL-TB PP di Kabupaten Karo 2. Ada hubungan faktor Tingkat Pendidikan dengan Motivasi Kerja Penyuluh Pertanian PNS dan THL-TB PP di Kabupaten Karo Motivasi Kerja Penyuluh Pertanian 1. PNS 2. THL-TB PP Kematangan Pribadi Peraturan Kelelahan dan Kebosanan Keinginan Kepuasan Kerja Kompensasi Tingkat Pendidikan Universitas Sumatera Utara 3. Ada hubungan faktor Kelelahan dan Kebosanan dengan Motivasi Kerja Penyuluh Pertanian PNS dan THL-TB PP di Kabupaten Karo 4. Ada hubungan faktor Keinginan dengan Motivasi Kerja Penyuluh Pertanian PNS dan THL-TB PP di Kabupaten Karo 5. Ada hubungan faktor Kepuasan Kerja dengan Motivasi Kerja Penyuluh Pertanian PNS dan THL-TB PP di Kabupaten Karo 6. Ada hubungan faktor Kompensasi dengan Motivasi Kerja Penyuluh Pertanian PNS dan THL-TB PP di Kabupaten Karo 7. Ada hubungan faktor Peraturan dengan Motivasi Kerja Penyuluh Pertanian PNS dan THL-TB PP di Kabupaten Karo 8. Ada faktor yang mempunyai hubungan paling erat dengan motivasi kerja Penyuluh Pertanian PNS dan THL-TB PP di Kabupaten Karo Universitas Sumatera Utara III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penentuan Daerah Penelitian Daerah penelitian ditentukan secara Purposive yaitu di Instansi Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Karo. Pemilihan daerah penelitian ini didasarkan pada pertimbangan bahwa Kabupaten Karo merupakan salah satu daerah pertanian yang cukup potensial di provinsi Sumatera Utara terutama untuk komoditas hortikulturanya. Keberhasilan pembangunan pertanian di Kabupaten Karo dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain tersedianya infrastruktur yang memadai, tersedianya sarana produksi yang cukup dan terjangkau oleh seluruh masyarakat petani, tersedianya sumberdaya manusia petani dan petugas dalam penerapan berbagai teknologi anjuran, tersedianya penyuluh pertanian sebagai mitra petani dalam pengembangan usahataninya masing-masing dan sebagainya. Terkait dengan penyuluh pertanian, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian tentang Analisis hubungan faktor- faktor yang mempengaruhi motivasi kerja penyuluh pertanian baik yang berstatus sebagi penyuluh pertanian PNS maupun yang berstatus sebagai THL-TB PP di Kabupaten Karo. Pada tahun 2010 jumlah penyuluh pertanian di Kabupaten Karo ada sebanyak 161 orang, pada tahun 2011 berkurang menjadi 144 orang dan pada tahun 2012 ada sebanyak 145 orang yang tersebar di 17 Kecamatan di Kabupaten Karo. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 2 berikut ini Universitas Sumatera Utara Tabel 2. Data Jumlah Penyuluh Pertanian di Kabupaten Karo Tahun 2010- 2012 No. Jenis Penyuluh Pertania Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 1. Penyuluh Pertanian PNS 59 45 45 2. Penyuluh THL-TB dari Pusat 98 96 93 3. Penyuluh Honorer dari Provinsi 0 3 4 4. Penyuluh Honorer Daerah 4 2 2 Jumlah 161 146 144 Sumber : BP4K kab. Karo, 2012

3.2 Metode Penentuan Sampel