Robbins dalam Sayuti 2006, menyebutkan bahwa pengukuran motivasi kerja dapat dilakukan dengan melihat pada beberapa aspek antara lain sebagai
berikut: 1. Mempunyai sifat agresif;
2. Kreatif di dalam melaksanakan pekerjaan; 3. Mutu pekerjaan meningkat dari hari ke hari;
4. Mematuhi jam kerja; 5. Tugas yang diberikan dapat diselesaikan sesuai dengan kemampuan;
6. Inisiatif kerja yang tinggi dapat mendorong prestasi kerja; 7. Kesetiaan dan kejujuran;
8. Terjalin hubungan kerja antara karyawan dengan pimpinan; 9. Tercapai tujuan perorangan dan tujuan organisasi;
10. Menghasilkan informasi yang akurat dan tepat.
2.4. Teori Motivasi
Pada dasarnya teori motivasi dibedakan menjadi 2 bagian yaitu teori isi dan teori proses. Teori isi berkaitan dengan faktor yang ada dalam diri seseorang yang
memotivasinya. Yang termasuk kedalam Teori Isi adalah : Teori Hirarki Kebutuhan dari Maslow, Teori Dua Faktor dari Herzberg, Teori ERG dari
Alderfer dan Teori Kebutuhan prestasi dari McClelland. Teori proses berkaitan dengan bagaimana motivasi itu terjadi atau bagaimana perilaku itu digerakkan,
diarahkan dan dipelihara. Yang termasuk kedalam Teori Proses adalah Teori Pengharapan dari Vroom, Teori Keadilan dari Adams, Teori Penguatan dari
Skiner dan teori Penetapan Tujuan dari Locke.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Robert Kreitner dan Angelo Kinicki dalam Wibowo 2012 tentang teori yang terkait dengan kinerja, mengatakan bahwa motivasi dapat diperoleh melalui :
a. Kebutuhan Needs
Kebutuhan menunjukkan adanya kekurangan fisiologis atau psikologis yang menimbulkan perilaku. Manajer disarankan agar dapat memotivasi pekerja dengan
memusakan kebutuhannya. Teori motivasi yang terkait dengan kebutuhan adalah teori hierarki kebutuhan yang dikemukakan oleh Abraham Maslow. Menurut
Maslow kebutuhan manusia berjenjang dari kebutuhan fisiologi physiological Need, kebutuhan keamanan safety need, kebutuhan penerimaan belongingness
need, kebutuhan penghargaan esteem need dan kebutuahn aktualisasi diri self- actualization.
Dalam menghadapi pemberhentian downsizing yang menyebabkan stres dan ketidakamanan kerja, organisasi dapat menjalankan
program dukungan dan pemotongan upah untuk membantu pekerja mengatasi perasaan, emosi dan kepentingan finansial. Teori lainnya tentang kebutuhan
dikemukakan oleh McClelland, yang mengatakan bahwa adanya 3 kebutuhan yaitu kebutuhan untuk berprestasi the need for achievement, kebutuhan akan
afiliasi the need for affiliation dan kebutuhan akan kekuasaan the need for power. Implikasi yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan teori tersebut adalah
memberikan pelatihan untuk meningkatkan motivasi berprestasi para pekerja serta pelaksanaan seleksi untuk penempatan yang lebih baik. Orang dengan kebutuhan
berprestasi yang tinggi akan lebih tertarik pada perusahaan yang mempunyai lingkungan dimana pembayaran diberikan berdasarkan kinerja. Kebutuhan akan
prestasi berhubungan secara positip dengan komitmen pada pencapaian tujuan organisasi.
Universitas Sumatera Utara
b. Kepuasan Satisfaction