Pengaruh Keunggulan Bersaing Dalam Perumusan Strategi Pemasaran Terhadap Citra Merek Pada Rumah Makan Wong Solo Medan

(1)

SKRIPSI

PENGARUH KEUNGGULAN BERSAING DALAM PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN

TERHADAP CITRA MEREK PADA RUMAH MAKAN WONG SOLO

MEDAN

OLEH

JUNI RONALD PURBA 070521175

PROGRAM STUDI STRATA 1 MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

ABSTRAK

Judul penelitian ini adalah “Pengaruh Keunggulan Bersaing Dalam Perumusan Strategi Pemasaran Terhadap Citra Merek Pada Rumah Makan Wong Solo Medan”. Rumah Makan Wong Solo Medan merupakan usaha rumah makan cepat saji yang berlokasi di Jl. Gajah Mada No. 22 Medan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui strategi Keunggulan bersaing yang bisa digunakan oleh perusahaan untuk lebih meningkatkan posisi perusahaan melalui penganalisisan kekuatan dan kelemahan, serta peluang dan ancaman yang dihadapi oleh perusahaan.

Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif, data yang digunakan yaitu data primer dan data skunder. Pengumpulan data primer dilakukan melalui adalah dengan melakukan wawancara kepada manager Rumah Makan Wong Solo Medan,

Hasil analisis SWOT (Strenghth-Weakness-Opportunities-Threats) menunjukkan bahwa semua perusahan memiliki kekuatan, kelemahan, kesempatan, tantangan dalam menjalankan usahanya.. Hasil analis menunjukkan bahwa kekuatan yang dimiliki oleh Rumah Makan Wong Solo Medan dapat menutupi kelemahan yang dimiliki oleh Rumah Makan Wong Solo Medan.

Kata Kunci : SWOT (Strenghth-Weakness-Opportunities-Threats), Strategi Pemasaran, Citra Merek


(3)

ABSTRACT

The title of this study is "The Effect of Competitive Advantage In Marketing Strategy Formulation Of Brand Image In Field Wong Solo Restaurant". Restaurant Wong Solo, Medan is a fast-food restaurant business is located on Jl. Gajah Mada No.. 22 Medan. The purpose of this study was to determine the strategy of competitive advantage that can be used by the company to further enhance the company's position by analyzing the strengths and weaknesses, as well as opportunities and threats faced by companies

This type of research is a type of descriptive research, the data used are primary data and secondary data. Primary data collection through interviews managers Wong Solo Restaurant Medan

The results of SWOT analysis (Strenghth-Weaknesses-Opportunities-Threats) shows that all companies have strengths, weaknesses, opportunities, challenges in running their business .. The results showed that the strength of the analyst is owned by Wong Solo Restaurant Medan can cover the weakness which is owned by Wong Solo Restaurant Medan.

Keywords: SWOT (Strenghth-Weaknesses-Opportunities-Threats), Marketing Strategies, Brand Image


(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan karunia dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul ”PENGARUH KEUNGGULAN BERSAING DALAM PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN TERHADAP CITRA MEREK PADA RUMAH MAKAN WONG SOLO MEDAN”

Penulis juga menghaturkan terima kasih dengan hati yang tulus kepada :

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Endang Sullistya Rini , SE, MSi, selaku Ketua Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Prof. Dr. F Dalimunthe, SE, Msi, selaku Dosen Pembimbing yang banyak membimbing dan memberikan pengarahan dalam penulisan skripsi ini.

4. Seluruh teman-teman stambuk 2007 Manajemen Ekstensi,. Terima kasih atas dukungannya selama ini.

Penulis menyadari bahwa masih banyak terapat kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Oleh karena itu saran dan kritik yang bersifat membangun sangat diharapakan guna menyempurnakan skripsi ini.

Medan, Juni 2011 Penulis


(5)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 6

1.3. Tujuan Penelitian ... 6

1.4..Manfaat Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 8

2.1. Uraian Teoritis ... 8

2.1.1. Definisi Keunggulan Bersaing ... 8

2.1.2. Diferensiasi Produk Terhadap Keunggulan Bersaing ... 10

2.1.3. Merek Sebagai Unsur Strategi Produk ... 14

2.1.4. Merek Dalam Keunggulan Bersaing ... 17

2.1.5. Strategi Pemasaran ... 20

2.1.6. Perumusan Pengembangan Strategi Pemasaran ... 25

2.1.7. Analisis SWOT ... 28

2.2. Penelitian Terdahulu ... 35

2.3. Kerangka Konseptual ... 35

2.4. Hipotesis ... 37

BAB III METODE PENELITIAN ... 38

3.1. Jenis Penelitian... 38

3.2. Tempat Dan Waktu Penelitian ... 38

3.3. Batasan Operasional ... 38

3.4. Definisi Operasional ... 39

3.5. Jenis Data ... 40

3.8. Metode Pengumpulan Data ... 40

3.9. Metode Analisis Data ... 41

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 43

4.1. Gambaran Umum Usaha ... 43

4.1.1. Sejarah Singkat Rumah Makan Wong Solo Medan ... 43


(6)

4.1.3. Struktur Organisasi ... 45

4.1.5. Marketing Mix ... 47

4.1.6. Cabang Rumah Makan Wong Solo... 51

4.2. Hasil Penelitian ... 55

4.2.1. Analisis Deskriptif ... 55

4.3. Pembahasan ... 77

BAB V KESIMPULAN ... 79

5.1 Kesimpulan ... 74

5.2 Saran ... 75

DAFTAR PUSTAKA ... 80


(7)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 : Kerangka Konseptual ... 8

Gambar 1.2 : Matriks SWOT ... 13

Gambar 2.1 : Diagram SWOT ... 41


(8)

ABSTRAK

Judul penelitian ini adalah “Pengaruh Keunggulan Bersaing Dalam Perumusan Strategi Pemasaran Terhadap Citra Merek Pada Rumah Makan Wong Solo Medan”. Rumah Makan Wong Solo Medan merupakan usaha rumah makan cepat saji yang berlokasi di Jl. Gajah Mada No. 22 Medan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui strategi Keunggulan bersaing yang bisa digunakan oleh perusahaan untuk lebih meningkatkan posisi perusahaan melalui penganalisisan kekuatan dan kelemahan, serta peluang dan ancaman yang dihadapi oleh perusahaan.

Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif, data yang digunakan yaitu data primer dan data skunder. Pengumpulan data primer dilakukan melalui adalah dengan melakukan wawancara kepada manager Rumah Makan Wong Solo Medan,

Hasil analisis SWOT (Strenghth-Weakness-Opportunities-Threats) menunjukkan bahwa semua perusahan memiliki kekuatan, kelemahan, kesempatan, tantangan dalam menjalankan usahanya.. Hasil analis menunjukkan bahwa kekuatan yang dimiliki oleh Rumah Makan Wong Solo Medan dapat menutupi kelemahan yang dimiliki oleh Rumah Makan Wong Solo Medan.

Kata Kunci : SWOT (Strenghth-Weakness-Opportunities-Threats), Strategi Pemasaran, Citra Merek


(9)

ABSTRACT

The title of this study is "The Effect of Competitive Advantage In Marketing Strategy Formulation Of Brand Image In Field Wong Solo Restaurant". Restaurant Wong Solo, Medan is a fast-food restaurant business is located on Jl. Gajah Mada No.. 22 Medan. The purpose of this study was to determine the strategy of competitive advantage that can be used by the company to further enhance the company's position by analyzing the strengths and weaknesses, as well as opportunities and threats faced by companies

This type of research is a type of descriptive research, the data used are primary data and secondary data. Primary data collection through interviews managers Wong Solo Restaurant Medan

The results of SWOT analysis (Strenghth-Weaknesses-Opportunities-Threats) shows that all companies have strengths, weaknesses, opportunities, challenges in running their business .. The results showed that the strength of the analyst is owned by Wong Solo Restaurant Medan can cover the weakness which is owned by Wong Solo Restaurant Medan.

Keywords: SWOT (Strenghth-Weaknesses-Opportunities-Threats), Marketing Strategies, Brand Image


(10)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dalam era globalisasi tantangan yang harus dihadapi oleh perusahaan akan semakin berat, tidak hanya bertujuan untuk dapat survive melainkan harus mampu memiliki keunggulan bersaing dibandingkan dengan perusahaan lain. Dalam keunggulan bersaing yang ada dalam lingkungan usaha, tidak semua yang bergerak dalam bidang tersebut dianggap sebagai pesaing, melainkan hanya pesaing yang potensial serta mereka yang baru masuk dalam persaingan yang juga potensial sebagai pesaing dalam usaha. Perusahaan akan sangat senang apabila memiliki keunggulan bersaing yang terus menerus dan tidak mendapatkan rangsangan untuk meninjau ulang keunggulannya dari pesaing (Barney, dkk, 1989).

Keunggulan bersaing adalah jantung kinerja perusahaan untuk bersaing dalam pasar. Keungggulan bersaing pada dasarnya tumbuh dari nilai atau manfaat yang dapat diciptakan perusahaan bagi para pembelinya yang lebih dari biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk menciptakannya. Nilai atau manfaat inilah yang sedia dibayar oleh pembeli, dan nilai yang unggul berasal dari penawaran harga yang lebih rendah ketimbang pesaing untuk manfaat setara atau penawaran manfaat unik yang melebihi harga yang ditawarkan (Porter, 2003).

Persaingan terjadi karena merupakan salah satu cara untuk mempertahankan akan produk dan layanan yang dimiliki oleh setiap unit usaha baik usaha mikro, kecil dan menegah. Persaingan terjadi karena satu atau lebih pesaing merasakan adanya


(11)

tekanan atau melihat peluang untuk memperbaiki posisi bersaingnya. Strategi bersaing adalah suatu bidang yang menjadi perhatian utama para manajer yang sangat tergantung pada pemahaman yang mendalam mengenai industri dan para pesaing. Tujuan strategi bersaing untuk suatu unit usaha adalah menemukan posisi dalam suatu industri dimana perusahaan dapat melindungi diri sendiri dengan sebaik-baiknya terhadap tekanan (daya) persaingan atau dapat mempengaruhi tekanan tersebut secara positif.

Rumah Makan Wong Solo merupakan satu usaha yang bergerak dalam menjual makanan. Makanan yang dijual mempunyai keanekaragaman rasa dan dilengkapi dengan berbagai minuman bagi penggemarnya. Keanekaragaman produk yang di hasilkan Rumah Makan Wong Solo diharapkan mampu menarik minat setiap pembeli untuk dapat menikmati kembali akan makanan yang dijual.

Rumah Makan Wong Solo mempunyai banyak pesaing yang harus di antisipasi. Hal ini dilihat dengan semakin banyaknya warung yang menjual ayam bakar yang merupakan makanan yang diunggulkan Rumah Makan Wong Solo. Salah satu usaha yang menjadi pesaing adalah Warung Nenek merupakan usaha yang bergerak dalam bidang yang sama dengan Rumah Makan Wong Solo. Usaha ini memiliki cabang usaha yang banyak sehingga efektif dan efisien yang meberikan kemudahan bagi pelanggan atau pembeli.

Perusahaan harus memiliki strategi bersaing yang berbeda dengan yang dilakukan oleh perusahaan saingan. Ini dilakukan agar perusahaan dapat bertahan hidup bahkan memenangkan persaingan. Strategi yang efektif adalah strategi yang mendorong terciptanya suatu keselarasan yang sempurna antara organisasi dengan


(12)

lingkungannya dan antara organisasi dengan pencapaian dari tujuan strategisnya. (Griffin, 2004 : 226).

Keunggulan bersaing sangat erat kaitannya dengan strategi pemasaran. Strategi pemasaran adalah rencana tindakan didasarkan atas analisis situasi dan tujuan perusahaan. Strategi pemasaran yang efektif selalu diawali oleh informasi akurat tentang siapa konsumen perusahaan.

Merancang strategi pemasaran dalam rangka menarik minat beli akan semakin efektif jika pemasar dapat menciptakan merek yang bisa menjadi pengikat antara pelanggan dan perusahaan . Kepercayaan merek didasarkan pada pengalaman para pelanggan dengan merek terebut. Pengalaman dengan merek akan menjadi sumber bagi konsumen bagi terciptanya rasa percaya pada merek dan pengalaman ini akan mempengaruhui evaluasi konsumen dalam konsumsi, penggunaan atau kepuasaan secara langsung dan kontak tidak langsung dengan merek (Costabile, 2002).

Kepercayaan konsumen pada merek hanya dapat diperoleh bila pemasar dapat menciptakan dan mempertahankan hubungan emosional yang positif dengan konsumen. Hubungan emosional yang positif ini harus dibangun selama jangka waktu yang tidak pendek namun harus dilakukan secara konsisten.

Kepercayaan merek merefleksikan 2 (dua) komponen penting yakni brand reliability dan brand intentions. Brand reliability atau kehandalan merek yang bersumber pada keyakianan konsumen konsumen bahwa produk tersebut mampu memenuhui nilai yang dijanjikan atau dengan kata lain persepsi bahwa merek tersebut mampu memenuhi kebutuhan dan memberikan kepuasan. Brand reliability merupakan hal yang esensial bagi terciptanya kepercayaan terhadap merek karena


(13)

kemampuan merek memenuhui nilai yang dijanjikan akan membuat konsumen menaruh rasa yakin akan kepuasaan yang sama di masa depan. Brand intentions didasarkan pada keyakinan konsumen bahwa merek tersebut mampu mengutamakan kepentingan konsumen ketika masalah dalam konsumsi produk muncul secara tidak terduga.

Kedua komponen kepercayaan merek bersandar pada penilaian konsumen yang subyektif atau didasarkan pada beberapa persepsi yaitu:

1. persepsi konsumen terhadap manfaat yang dapat diberikan produk/ merek ( Delgado, 2004).

2. persepsi konsumen akan reputasi merek, persepsi konsumen akan kesamaan kepentingan dirinya dengan penjual, dan persepsi mereka pada sejauh mana konsumen dapat mengendalikan penjual dan persepsi (Walzuch, 2001; Teltzwroz et.al., 2007).

Awal dari memformulasikan strategi biasanya adalah analisis SWOT. SWOT adalah singkatan dari Strength (kekuatan), Weaknesses (kelemahan), Opportunities (peluang), dan Threats (ancaman). Analisis SWOT adalah evaluasi atas kekuatan dan kelemahan internal suatu organisasi yang dilakukan secara hati-hati dan juga evaluasi terhadap peluang dan ancaman dari lingkungan. Dalam analisis SWOT, strategi terbaik untuk mencapai misi suatu organisasi adalah dengan :

(1) mengeksploitasi peluang dan kekuatan suatu organisasi, dan pada saat yang sama, (2) menetralisasikan ancamannya, dan


(14)

Analisis SWOT akan menghasilkan empat kemungkinan strategi yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk semakin meningkatkan posisinya. Tipe-tipe strategi tersebut antara lain : Strategi SO merupakan strategi yang dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan yaitu dengan menggunakan seluruh kekuatan untuk memanfaatkan peluang. Strategi ST merupakan strategi yang menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan dengan cara menghindari ancaman. Strategi WO merupakan strategi yang diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara mengatasi kelemahan-kelemahan yang dimiliki. Strategi WT merupakan strategi yang didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif dan ditujukan untuk meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman (Rangkuti, 1997 : 34).

Diagram SWOT memperlihatkan dimana posisi perusahaan saat ini apakah berada di kuadran pertama, kuadran kedua, kuadran ketiga, atau kuadran keempat. Pada kuadran pertama menunjukkan situasi yang sangat menguntungkan dimana perusahaan memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang bisa diterapkan perusahaan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif. Pada kuadran kedua, keadaan ini menunjukkan behwa perusahaan menghadapi berbagai ancaman, namun perusahaan masih memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang dapat diterapkan adalah menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang dengan cara strategi diversifikasi (produk/jasa). Pada kuadran ketiga, dalam kondisi ini perusahaan menghadapi peluang pasar yang sangat besar, tetapi di pihak lain, ia menghadapi berbagai kendala/kelemahan internal. Strategi yang dapat diterapkan


(15)

perusahaan pada kondisi ini adalah dengan menerapkan strategi intensif. Sedangkan pada kuadran keempat, perusahaan menghadapi situasi yang sangat tidak menguntungkan yaitu dihadapkan pada berbagai ancaman dan kelemahan internal. Strategi yang bisa diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung strategi defensif (Rangkuti, 1997 : 27).

Penulis ingin menganalisis keunggulan bersaing yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk memaksimalkan startegi pemasaran serta kualitas merek yang dapat dipakai perusahaan agar dapat bersaing dengan perusahaan pesaing.. Dengan demikian akan diketahui strategi bersaing seperti apa yang sesuai dengan perusahaan agar dapat lebih meningkatkan posisinya di masa yang akan datang.

1.2. Perumusan Masalah

Penulis merumuskan masalah sebagai berikut :

”Bagaimanakah pengaruh keunggulan bersaing dari strategi pemasaran terhadap Merek pada Rumah Makan Wong Solo untuk lebih meningkatkan posisi perusahaan”. 1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui strategi Keunggulan bersaing yang bisa digunakan oleh perusahaan untuk lebih meningkatkan posisi perusahaan melalui penganalisisan kekuatan dan kelemahan, serta peluang dan ancaman yang dihadapi oleh perusahaan.


(16)

1.4. Manfaat Penelitian a. Bagi Perusahaan

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan yang dapat dijadikan saran dan memberikan informasi yang berguna bagi perusahaan.

b. Bagi Penulis

Penelitian ini merupakan kesempatan bagi penulis untuk menerapkan teori-teori yang diterima di bangku kuliah kemudian memperdalam pengetahuan dan memperluas cakrawala berpikir ilmiah dalam bidang pemasaran khususnya yang berkaitan dengan strategi bersaing.

c. Bagi Pihak Lain

Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan perbandingan dan informasi dalam melakukan penelitian dengan objek ataupun masalah yang sama di masa yang akan datang.


(17)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Uraian Teoritis

2.1.1. Definisi Keunggulan Bersaing

Dalam keunggulan bersaing yang ada dalam lingkungan usaha, tidak semua yang bergerak dalam bidang tersebut dianggap sebagai pesaing, melainkan hanya pesaing yang potensial serta mereka yang baru masuk dalam persaingan yang juga potensial sebagai pesaing dalam usaha. Perusahaan akan sangat senang apabila memiliki keunggulan bersaing yang terus menerus dan tidak mendapatkan rangsangan untuk meninjau ulang keunggulannya dari pesaing (Barney,dkk,1989 dalam Mahir 2003)

Keunggulan bersaing yang terus menerus adalah keunggulan yang tidak memiliki batas waktu, berbeda dengan keunggulan bersaing sesaat. Jadi keunggulan bersaing lestari merupakan keunggulan yang memiliki jangka waktu yang yang sangat lama dalam periode waktu (Porter, 1985 dan Jacobsen, 1988).

Keunggulan bersaing adalah merupakan suatu persatuan yang kuat antara keunggulan perusahaan dan efektifitas organisasi dalam mengadaptasi perubahan lingkungan (South,1981). Keunggulan bersaing merupakan penjabaran kenyataan dari manajemen yang merupakan proses untuk mengidentifikasi, mengembangkan serta meletakkan keunggulan yang nyata.

Segala sumber daya perusahaan yang mendukung keunggulan bersaing sering dijadikan riset untuk dijadikan dasarstrategi yang akan diterapkan dalam manajemen


(18)

perusahaan (Rumelt,1984 dan Porter,1985). Day dan Wensley (1998) menyatakan bahwa penyatuan dasar keunggulan bersaing dari kemampuan-kemampuan serta sumber-sumberorganisasi merupakan faktor penentu dari posisi dan performanya relative lebih baik dibandingkan dengan pesaing. Aktivitas dari performa perusahaan secara khusus akan menjadi dasar untuk membangun sumber-sumber yang memiliki keunggulan bersaing.

Keunggulan bersaing akan membangun kecakapan untuk performa aktivitas yang ebih dari lawan usaha atau lebih efektif dari pesaing, dengan kata lain perusahaan membangun keunggulan bersaing ketika memanfaatkan kekuatan untuk beberapa aktivitas lebih dari performanya (A Pit,1996).

Daydan Wensley (1988) mengemukakan bahwa meningkatkan kemampuan yang tinggi dari sumber-sumber dimana menghasilkan biaya yang rendah serta meningkatkan nilai untuk pelanggan, hal ini merupakan pengendali posisi keunggulan. Sumber-sumber perusahaan menurut Barney (1991) terdapat tiga sumber utama, yaitu : (1). Sumber modal fisik (teknologi, bangunan,perlengkapan,lokasi serta akses untuk mendapatkan material); (2). Sumber modal manusia (pelatihan, pengalaman, penilaian, kepandaian, hubungan, kerja individual); (3). Sumber modal organisasi (struktur, perencanaan formal dan informal, pengawasan, dan sisitem koordinasi, antara lain hubungan kelompok dengan perusahaan serta hubungan antara perusahaan dengan lingkungan).

Keunggulan bersaing berkembang dari nilai yang mampu diciptakan untuk pembelinya yang melebihi biaya perusahaan dalam menciptakannya. Keunggulan bersaing berasal dari banyak aktifitas berlainan yang dilakukan perusahaan dalam


(19)

mendesain, memproduksi, memasarkan, menyerahkan dan mendukung produknya. Masing-masing aktifitas dapat mendukung posisi biaya relatif perusahaan dan menciptakan diferensiasi.

Ada dua jenis keunggulan bersaing yaitu :

1. Keunggulan biaya merupakan inti dari setiap strategi bersaing. Untuk mencapai keunggulan biaya, sebuah perusahaan bharus bersiap menjadi produsenberbiaya rendah dalam industrinya. Perusahaan harus memiliki banyak segemen, bahkan beroperasi dalm industri terkait. Sumber keunggualn biaya bervariasi dan tergantung kepada struktur industri. Sumber tersebut mencakup: pengerjaan skala ekonomi, teknologi milik sendiri, akses ke bahan mentah, dan lain-lain. Bila perusahaan dapat mencapai dan mempertahankan keunggulan biaya, maka akan menjadi perusahaan dengankinerja rata-rata dalmindustri asal dapat menguasai harga pada, atau dekat, rata-rata industri. 2. Diferensiasi. Cara melakukan diferensiasi berbeda untuk tiap industri dan

pada umumnya dapat di dasarkan kepada produk, sistem penyerahan, pendekatan pemasaran dan lain-lain. Tiga kondisi yang memungkinkan perusahaan secara serentak mencpai keunggulan biaya dan diferensiasi adalah:

a. Para pesaing terperangkap di tengah, sehingga tidak memiliki posisi yang cukup baikuntuk mencapai keunggulan (tidak konsisten).

b. Perusahaan merintis inovasi besar yang memungkinkan penurunan biaya dan meningkatkan diferensiasi.


(20)

c. Perusahaan memungkinkan biaya tambahan di tempat laindan mempertahankan keunggulan biaya keseluruhan atau mengurangi biaya diferensiasi dibanding pesaing.

Dalam mempertahankan keunggulan bersaing banyak tantangan yang terbuka demikian juga banyak cara untuk mempertahankan keunggulan bersaing. Beberapa cara mempertahankan keunggulan bersaing yang bisa di identifikasikan daintaranya adalah:

1) Keunggulan Operasioanal. Keunggulan ini mengacu kepada strategik generik yaitu kepada strategi harga dan biaya terendah dengan penekanan kepada efesiensi. Bila perusahaan bekerja secara efisien dan kemudian berhasil menerapkan atau menekan biaya total untuk produk sedemikian rupa, sehingga bisa menjadi yang terendah dalam industrinya, maka kemungkinan besar bisa menetapkan harga produk yang terendah pula dalam industri. Efisiensi berarti pula bahwa pelanggan akan mendapatkan produk dengan biaya kepemilikan terendah serta waktu yang diperlukan sampai ketangan pelanggan adalah waktu yang tersingkat. Terdapat tiga hal utama yang menyebabkan perusahaan-perusahaan dengan keunggulan operasional memilki kualifikasi untuk berhasil memberikan pelayanan yang unggul kepada pelanggan. Pertama, perusahaan-perusahaan harus berfokus kepada usaha untuk memberikan pelayanan yang sederhana dan bebas dari hal-hal yang justru akan menimbulkan keruwetan. Kedua, perusahaan- perusahaan menerapkan model operasi yang menekankan kepada efesiensi serta berusaha yang menekankan kepada efesiensi serta berusaha untuk memperoleh zero


(21)

defect baik dalm produk maupun pelayanan. Ketiga, keberhasilan perusahaan- perusahaan tersebut dalam memanfaatkan teknologi informasi 2) Keunggulan Produk dan teknologi. Satu hal yang mungkin menjadi pegangan

bagi perusahaan untuk terus melakukan inovasi adalah kesuksesan kesuksesan dari perusahaan- perusahaan yang menjadi pemimpin produk. Agar dapat menjadi pemimpin produk, perusahaan harus menunjukan arus yang konsisten dari produk-produk yang menonjol yang akan mampu membuat para pelanggan akan terus menanti dengan penuh harap produk-produk baru yang akan di luncurkan. Hal lain yang ahrus diperhatikan adalah perusahaan perusahaan tidak boleh terlena dengan terus-menerus melakukan inovasi produk tanpa memperdulikan pasar.

3) Kedekatan dengan pelanggan. Perusahaan yang ingin membangun keunggulan melalui kedekatan dengan pelanggan yang harus dilakukan adalah upaya untuk membangun citra atau image tentang perusahaan kedalam benak pelanggan. Ketika pelanggan berpikir tentang suatu produk yang ingin dimiliki dalam rangka memenuhui keinginannya maka yang ada di benaknya pertama kali adalah produk - produk serta nama perusahaan tersebut. Untuk membangun keekatan dan keakraban dengan pelanggan, amak perusahaan harus mau menjadi bagian dari solusi untuk si pelanggan dan bukanlah menjadi bagian bagian dari problem mereka. Perusahaan-perusahaan yang dekat dengan pelanggan dan sukses adalah mereka yang dalam pengalamannya berhasil menjadi ahli dalam bisnis pelangganya serta berhasil menciptapkan berbagai solusi.


(22)

2.1.2 Diferensiasi Produk terhadap Keunggulan Bersaing

Pemilihan produk di antara banyaknya tawaran yang ada di pasar selalu didasarkan pada adanya perbedaan, baik secara implicit maupun eksplisit. Literatur Psikologi merujuk kepada fakta bahwa perbedaan mencolok yang terkait dengan suatu produk akan merangsang daya ingat karena perbedaan tersebut akan diapresiasikan secara intelektual (Trout, J, 1999 : 14). Perusahaan jasa perlu melakukan diferensiasi melalui inovasi yang bersifat pre-emptive dalam jangka panjang. Pre-emptive di sini maksudnya adalah implementasi suatu strategi yang baru bagi suatu bisnis tertentu. Karena merupakan yang pertama, maka dapat menghasilkan keterampilan atau aset yang dapat merintangi, mencegah, atau menghalangi para pesaing untuk melakukan duplikasi atau membuat tandingannya (Macmillan dalam Aaker, 1992) dalam Tjiptono (2001 : 145--146).

Perusahaan jasa dapat mendeferensiasikan dirinya melalui citra di mata pelanggan, misalnya melalui simbolsimbol dan merek yang digunakan. Selain itu, perusahaan dapat melakukan diferensiasi produk dalam penyampaian jasa (service delivery) melalui tiga aspek yang juga dikenal sebagai 3P dalam pemasaran jasa yaitu :

1. orang (people)

2. lingkungan fisik (physical environment) 3. proses (process)

Keunggulan bersaing yang berkesinambungan adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menciptakan suatu produk yang pada saat pesaing berusaha untuk menirunya


(23)

akan selalu mengalami kegagalan secara signifikan. Pada saat perusahaan menerapkan strategi tersebut dan perusahaan pesaing tidak secara berkesinambungan menerapkannya serta perusahaan lain tidak mampu meniru keunggulan strategi tersebut maka perusahaan tersebut dikatakan memiliki keunggulan bersaing yang berkesinambungan (Hit, Ireland dan Hoskisson, 1996 : 5). Di samping factor keunikan produk, perusahaan yang memiliki keunggulan bersaing juga menerapkan strategi marketing mix yang meliputi harga yang mampu bersaing, tempat atau lokasi strategis, dan promosi yang memadai.

2.1.3. Merek Sebagai Unsur Strategi Produk

Merek yang baik pada dasarnya memberi nilai tambah bagi suatu produk yang nantinya akan memperlancar penjualan. Perusahaan yang tidak memperhatikannya sulit menciptakan ”brand image” bagi konsumen yang berarti akan menghambat tercapainya kesetian konsumen terhadap merek produknya. Merek sangat berkaitan erat dengan produk sebagai salah satu unsur penting dalam pemasaran.

Menurut Keller (1993, p.3) adalah: "Brandimage is perception about a brand as reflected by the brand associations held in customer memory." Berul brand image adalah sekumpulan asosiasi yang biasanya di organisasikan dalam beberapa cara yang berarti, namun bukan merupakan kumpulan dari beberapa kekuatan dan kelemahan melainkan asosiasi yang diorganisasikan ke dalam kelompok kelompok yang memiliki arti. Menurut Kotler (1997, p.443)'. "Brand is a name sign symbol, or design, or combination of them, intenfud to identifl the goods or services of one seller or group seller and differentiale lhem from whose of compelitor. Berarti merek


(24)

merupakan suatu nama simbol, atau desain atau kombinasi dari ketiganya untuk membedakan antara produk atau jasa yang satu dengan yang lalrL sehingga terlihat berbeda dengan pesarngnya.

Pengertian Image menurut Kotler (1994, p.57Q): "Image is the set of beliefs, ideas, and impressions that a person holds of an object." J Bertolak dari pernyataan tersebut, jelaslah image sangat berpengaruh dalam pemasaran suafu produk dimana kepercayaan, ide, dan kesan konsumen terhadap merek menghasilkan sikap dan tindakan yang diambil terhadap produk tersebut. Apabila image konsumen terhadap suatu produk baik maka konsumen akan membeli produk atau jasa tersebut. Brand image menurut Joel (1992, p.306) adalah sebagai berikut: "Perception aboul a brand as reflected by the brand associations held in corutumerms emory." Berarti persepsi konsumen terhadap suatu merek itu ditentukan oleh asosiasi merek yang ada di dalam ingatan konsumen.

Menurut Aaker dan Joachimstahler (2000:51) merek memiliki karakteristik yang lebih luas dari pada produk yaitu citra pengguna produk, country of origin, asosiasi perusahan, brand personality, simbol-simbol dan hubnungan merek/ pelangan. Kotler dan Amstrong (1999:244) juga Keller (2001) berpendapat bahwa merek adalah nama, istilah, tanda, simbol, desain, atau kombinasi keseluruhannya, yang ditujukan untuk mengidentifikasikan barang atau jasa yang ditawarkan perusahaan sekaligus sebagai diferensiasi produk. Sementara Keegan al. (1995:318) berpendapat bahwa merek adalah sejumlah citra dan pengalaman dalam benak konsumen yang mengkomunikasikan manfaat yang dijanjikan produk yang diproduksi oleh perusahaan tertentu.


(25)

Keller (2003) mengajukan beberapa kriteria dalam memilih dan merancang elemen-elemen merek untuk membangun brand equty yaitu:

a. Mudah diingat. b. Memiliki arti tertnetu.

c. Mengandung daya tarik secara estetika.

d. Dapat digunkan baik untuk maupun dalam kategori produk, lintas geografis dan budaya serta segmen pasar.

e. Mudah diadaptasi dan fleksibel sepanjang waktu. f. Terlindung secara hukum dari pesaing.

Menurut Kotler mutu yang diinginkan untuk merek adalah sebagai berikut: a. Merek sebaiknya menonjolkan manfaat produk.

b. Merek menonjolkan mutu produk.

c. Merek sebaiknya mudah diucapkan, dikenal dan diingat. d. Merek sebaiknya distinktif.

Dengan adanya merek yang membuat produk yang satu beda dengan yang lain diharapkan akan memudahkan konsumen dalam menentukan produk yang akan dikonsumsinya berdasarkan berbagai pertimbangan serta menimbulkan kesetiaan terhadap suatu merek (brand loyalty). Kesetiaan konsumen terhadap suatu merek atau brand yaitu dari pengenalan, pilihan dan kepatuhan pada suatu merek.


(26)

2.1.4. Merek Dalam Keunggulan Bersaing

Kepemilikan citra yang kuat memberikan beberapa keuntungan bagi suatu bisnis. Citra merek mampu membedakan produk kita dengan produk pesaing. Keunggulan bersaing pun tercipta dan merek yang dikenal konsumen mendorong terjadinya pembelian ulang. Sehingga, citra merek yang kuat adalah penting dalam keberadaannya. Berbagai strategi pemberian merek dapat dilakukan dalam upaya mendukung pembentukan citra merek. Strategi yang dimaksudkan diantaranya terdapat enam pilihan sebagai alternatif pemberian merek.

1. Pertama, strategi tanpa identitas yang dilakukan dengan cara mengandalkan para grosir maupun pengecernya untuk mendorong konsumen.

2. Strategi merek sendiri,yaitu, dengan cara mengadakan perjanjian penempatan merek pada produk-produk yang dibuat.

3. Strategi merek bisnis menjadi alternatif ketiga yang dilaksanakan dengan cara membangun identitas merek menggunakan nama bisnis sebagai identifikasi seluruh produk yang ditawarkan.

4. Strategi lini produk yang menempatkan nama produk pada suatu lini produk berkaitan.

5. Strategi merek khusus,yaitu, memperhatikan produk tertentu yang diproduksi dan atau produk yang sering dibeli konsumen.

6. Strategi kombinasi yang tidak lain integrasi dari kelima strategi telah dikemukakan atau dengan kata lain menggunakan lebih dari satu strategi merek.

Keberadaan merek yang telah mapan berguna untuk memperkenalkan produk-produk baru lewat menghubungkannya dengan merek yang sudah ada. Sebuah merek yang dikenal


(27)

oleh konsumen dapat digunakan untuk mengidentifikasi produk-produk lain di dalam portofolio bisnis. Ini berarti dari nama merek tampak mudahnya konsumen mengenali produk. Merek yang sudah mapan dapat dikenakan terhadapnya perluasan

Sebuah perusahaan memiliki pilihan strategi pemberian merek, berikut :

1. Merek produk individual (individual branding), perusahaan perlu memberikan nama berbeda untuk setiap produk. Merek individual menurunkan resiko perusahaan berkaitan dengan kegagalan satu produk yang tidak terkait dengan produk lain dari perusahaan tersebut.

2. Merek kelompok (family branding), memberikan nama merek yang sama untuk sekelompok produk. Argumentasinya, pemberian nama merek kelompok dapat menurunkan biaya dan mentransfer kepuasan konsumendari suatu produk ke produk yang lainnya dengan nama yang sama. Manfaatnya memberikan kemudahan pada modifikasi produk dan juga dapat meningkatkan tampilan atau daya tarik produk sehingga memungkinkan pengurangan biaya promosi.

3. Nama merek tanpa merek (no-brand brand name), popularitas produk tanpa merek semakin menurun pada dekade ini, karena produk tanpa merek identik dengan produk generik. Pembeli mengasumsikan produk tanpa merek adalah produk yang dihasilkan oleh distributor yang menyalurkan produk tersebut. Produsen produk tanpa merek akan menitik beratkan pemasarannya pada pengecer daripada konsumen ke konsumen.

4. Strategi merek berganda (multiple brand strategy) : situasi dimana sebuah perusahaan memutuskan untuk bersaing dengan dirinya sendiri. Strategi ini kadang-kadang berguna untuk meningkatkan pangsa pasar perusahaan secara keseluruhan serta keuntungannya meskipun melakukan kanibalisme.


(28)

5. Merek sendiri (private labels), pengecer dengan nama yang sudah terkenal mengadakan kontrak dengan sebuah perusahaan produsen untuk memakai namanya sebagai merek produk. Sebuah perusahaan yang menerapkan strategi merek sendiri tidak hanya meningkatkan penjualan tetapi juga biaya perunit yang lebih rendah dari merek mereka sendiri. Bagi pengecer menggunakan merek pribadi adalah untuk membangun loyalitas konsumen, kerugian bagi produsen adalah ketergantungan kepada pengecer semakin tinggi.

Dalam menunjukan keunggulan bersaing, suatu merek haruslah memiliki kekuatan yang dapat dirasakan oleh konsumen. Merek yang kuat adalah satu-satunya jalan untuk mempertahankan laba di atas rata-rata secara terus menerus dan menghasilkan keuntungan yang bersifat emosional, bukan hanya yang bersifat rasional. Merek dapat menghemat waktu penggunaannya, karena melalui merk pengguna dapat langsung mengetahui kualitas produk, fitur yang diharapkan, dan jasa yang dapat diperoleh. Neil Fitzgerald, Komisaris Unilever Amerika, berpendapat bahwa :”Merek adalah gudang menyimpan kepercayaan yang semakin penting peranannya seiring dengan meningkatnya jumlah pilihan yang dihadapi masyarakat. Tantangan sebenarnya bagi manajemen bisnis dalam membangun kekuatan merk bukanlah bagaimana mengiklankan suatu merk, tetapi bagaimana membuat media massa ramai membicarakan merk kita. Begitu mereka membicarakan dan memuatnya, masyarakat akan segera mengetahui dan membagi cerita tersebut dengan teman-teman mereka. Mengenal merk melalui orang lain akan menciptakan kredibilitas, sedangkan mengenal merk hanya dari iklan komersial akan mudah sekali terkikis karena sifat dari iklan komersial itu sendiri yang bias.


(29)

2.1.5. Strategi Pemasaran

Jantung dari perencanaan pemasaran adalah strategi pemasaran. Strategi pemasaran adalah “rencana tindakan” yang hendak di ikuti oleh manajer pemasaran. Rencana tindakan ini didasarkan atas analisa situasi dan tujuan perusahaan. Dalam merencanakan strategi pemasaran, manajer pemasaran haruslah mengambil keputusan mengenai bagaimana dia akan menggunakan alat-alat pemasaranyang dimilikinya untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Ada 2 (dua) tipe faktor (variabel) yang dihadapi manajer pemasaran dalam strategi perencanaannya yaitu:

1. Faktor yang dapat dikendalikan (controllable) misalnya, manajer dapat memutuskan apakah memakai iklan atau tidak, berapa banyak dan apa jenisnya. Manajer harus pula mengambil keputusan yang sama untuk garis produk, distribusi, harga promosi penjualan, dan penggunaan penjualan perorangan (personal selling). Manajer harus dapat menyusun ini ke dalam suatu program pemasaran yang menyeluruh dengan cara-cara yang tak terbatas jumlahnya. Faktor yang dapat dikendalikan dalam strategi pemasaran adalah:

a) Produk.

Produk adalah salah satu faktor terpenting yang dapat dikendalikan oleh manajer pemasaran dan dalam banyak hal merupakan alat yang efektif bagi manajer pemasaran. Produk itu dapat diubah dengan berbagai cara untuk meningkatkan tercapainya sasaran pemasaran. Produk dapat diubah kualitasnya, ukurannya, bentuknya, warnanya, variasinya, dan lain-lain.


(30)

a. Distribusi

Distribusi ialah berkenaan dengan tersediannya produk, dimana konsumen dari pasar sasaran bisa membelinya, sehingga pembeli akan mudah menemukan.

b. Harga

Harga yang ditawarkan untuk suatu produk adalh faktor yang dapat dikendalikan dalam batas-batas tertentu. Seorang penjual dapat memilih untuk bersaing dalam harga dan menetapkan harganya lebih rendah dari harga pesaingnya.

c. Promosi

Para manajer pemasaran dapat memilih pemakaian alat-alat promosi dalam berbagai jumlah dan kombinasi. Mereka dapat memilih memakai iklan sebagai metode utama untuk komunikasi dengan konsumen, atau ia dapat memakainya hanya sebagai pelengkap untuk bentuk mkomunikansi lainnya. 2. Faktor yang tidak dapat dikendalikan (uncontrollable) yaitu yang terdapat dalm lingkungan dimana strateginya itu haruslah dilaksanakan. Contohnya manajer dihadapkan pada cirri-ciri tertentu dari permintaan (demand) yang terdapat dipasar. Strateginya haruslah sesuai dengan ciri-ciri permintaan ini, kalu tidak manajer tidak akan berhasil. Faktor-faktor yang tidak dapat dikendalikan dalam strategi pemasaran adalah


(31)

a. Permintaan (demand)

Permintaan akan barang dan jasa pada dasarnya tidaklah diciptakan oleh aktivitas pemasaran yang dilakukan oleh penjual. Permintaan itu adalah hasil dari kebutuhan dan sasaran konsumen. Strategi pemasaran dapat digunakan untuk mengubah permintaan yang terpendam itu menjadi permintaan efektif dengan menawarkan suatu produk atau jasa-jasa dengan cara yang sesuai dengan kekuatan permintaan yang terpendam.

b) Persaingan

Keadaan persaiangan sekarang, perkiraan persaingan di masa depan dan antisipasi tindakan pembalasan dari pihak saingannya, tentulah akan mempengaruhui perencanaan strategi pemasaran. Jika seorang saingan memakai suatu strategi pemasaran tertentu, ini mungkin menunjukan bahwa adalah bijaksana untuk mengubah strategi sendiri untuk menghindari konfrontasi langsung di pasar.

c) Stuktur ditribusi

Kebanyakan para penjual harus mencapai pasar untuk produk mereka, melalui struktur distribusi yang sudah ada.

d) Hukum pemasaran

Banyak hambatan hokum yang telah dikenakan terhadap para penjual, demi untuk melindungi kepentingan masyarakat. Misalnya seorang penjual mungkin memutuskan akan menjual produknya kepada masing-masing segmen pasar dengan harga ayang maksimum yang bersedia dibayar oleh segmen pasar tersebut.


(32)

e) Biaya non-pemasaran.

Dalam merencanakan strategi pemasaran, biaya-biaya non pemasarn seperti biaya produksi, dan overhead (umum) juga menimbilkan keterbatasan pada strategi yang dapat direncanakan.

Persaingan pemasaran adalah ciri khas pasar, terutama yang bersifat monopolistik, sehingga lingkungan persaingan menjadi salah satu aspek eksternal. Menurut Tjiptono (2001), strategi pemasaran yang dapat dipilih oleh perusahaan yang menerapkan strategi produk diferensiasi agar senantiasa memiliki keunggulan bersaing di pasar dapat dilakukan dengan melakukan pilihan terhadap strategi berikut ini

a. Diferensiasi Produk

Kreativitas yang tinggi dalam menciptakan keunikan produk yang lebih menarik, sejuk, aman, nyaman, menyenangkan, karyawan yang ramah, terampil, berwawasan, dan mampu mewujudkan dalam keseharian sehingga lebih diminati oleh konsumen dibandingkan dengan produk pesaing lainnya.

b. Diferensiasi Kualitas Pelayanan

Kreativitas yang tinggi mengharmonisasikan unsur-unsur marketing mix : product, place, price,promotion, people, packaging, programming patnership sehingga kualitas jasa yang dirasakan oleh konsumen melebihi harapan.


(33)

c. Diferensiasi Citra

Citra identik dengan atribut adalah sebuah karakteristik, yang khusus atau pembeda dari penampilan seseorang atau benda. Diferensiasi citra adalah bauran yang tepat dari elemen pencitraan, yang menciptakan citra sebuah merek. Proses pencitraan harus membangun, memaksimalkan, memanfaatkan, dan mengekploitasikan kekuatan dan kelemahan setiap elemen citra untuk memastikan bahwa merek itu memiliki prospek yang baik secara terus- menerus (Zyman, S, 2000 : 95).

Porter (1995) menyatakan bahwa strategi apapun yang diterapkan perusahaan akan sia-sia bila tidak diarahkan pada persaingan. Manajemen perlu memepelajari kelemahan, kekuatan strategi pesaing agar agar bisa merumuskan, menerapkan strategi persaingan yang efektif dan sekaligus menempatkan diri dalm lingkungan persaingan secara kompetitif.

Lingkungan pemasaran yang berkembang semakin kompetitif diakibatkan oleh pesatnya perkembangan teknologi dan sofsifikasi pemasaran. Tanpa kemampuan teknologi dan pemasaran akan mengurangi daya saing suatu perusahaan walaupun tidak berarti keunggulan kompetitfnyaseperti permodalan, skala ekonomi, dan harga yang tidak perlu diperhitungkan. Perkembang teknologi telah mengakibatkan produk teknologi tinggi dalam pemasaran modern. Kemajuan teknologi tinggi telah memperpendek daur hidup produk teknolgi tinggi dalam pemasaran modern. Kegagalan perusahaan untuk mengembangkan atau menginovasi produk ataupun memperpanjang daur hidup produk bisa menyebabkan pasarnya direbut produk pesaing.


(34)

2.1.6.Perumusan/ Pengembangan Strategi Pemasaran

Perumusan strategi pemasaran didasarkan pada analisis yang menyeluruh terhadap pengaruh faktor-faktor lingkungan eksternal dan internal perusahaan. Lingkungan eksternal perusahaan setiap saat berubah dengan cepat sehingga melahirkan berbagai peluang dan ancaman baik yang dating dari pesaing utama maupun iklim bisnis yang senantiasa berubah. Konsekuensi perubahan faktor eksternal juga mengakibatkan perubahan faktor internal perusahaan tersebut.

Pemasaran adalah suatu proses kegiatan yang dipengaruhui oleh berbagai faktor social, budaya, politik, ekonomi dan manajerial. Akibat dari pengaruh berbagai faktor tersebut diatas adalah masing- masing individu maupun kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan menciptakan, menawarkan dan menukarkan produk yang dimiliki nilai komoditas (Rangkuti, 2006:48).

Manajer perusahaan harus menyusun suatu strategi pemasaran dalam bentuk bauran pemasaran (marketing mix) yang memungkinkan perusahaan untukmemuaskan kebutuhan dari pasar sasarannya dan mencapai sasaran pemasarannya. Menurut Stanton (2000:147), penegrtian marketing mix secara umum adalah istilah yang dipakai untuk menjelaskan kombinasi emapat besar pembentuk inti system pemasaran sebuah organisasi. Keempat unsure tersebut adalah penawaran produk/jasa, struktur harga , kegiatan promosi, dan system distribusi. Senada dengan itu Kotler (2001:98) mengatakan marketing mix adalah campuran dari variaabel pemasaran yang dapat dikendalikan yang digunakan oleh suatu perusahaan untuk mengejar tingkat penjualan yng diinginkan dalam pasar sasaran. Berdasarkan


(35)

defenisi dan karakteristik jasa, marketing mix produk/barang mencakup 4P ( product, price, place, dan promotion) masih dirasa kurang mencakupi untuk diterapkan pada produk/jasa. Para ahli pemasaran menambahkan tiga unsur lagi, yaitu : orang (people), proses (proses), dan pelayanan pelanggan (customer service). Beberapa penulis memasukan bukti-bukti fisik (physical evidence) sebagai tambahan 4P.

Bauran pemasaran merupakan seperangkat alat yang dapat digunakan pemasaran untuk karakteristik produk/jasa yang ditawarkan kepada pelanggan (Tjiptono, 2005:30). Peralatan pemasaran itu (Tjiptono, 2005:31) adalah :

1. Produk merupakan bentuk penawaran organisasi produk/ jasa yang ditunjukan untuk mencapai tujuan organisasi melalui pemasaran kebutuhan dan keinginan pelanggan.

2. Harga merupakan keputusan bauran harga berkenaan dengan kebijakan strategis dan taktis.

3. Promosi, bauran harga promosi tradisional meliputi berbagai metode untuk mengkomunikasikan manfaat produk/jasa kepada pelanggan.

4. Tempat, keputusan distribusi menyangkut kemudahan akses terhadap jasa bagi para pelanggan potensial.

5. Orang merupakan unsure vital dalam bauran pemasaran. 6. Bukti-bukti fisik.

7. Proses, proses produksi atau operasi merupakan faktor penting bagi perusahaan.

8. Pelayanan pelanggan adalah kualitas total jasa yang dipersepsikan oleh pelanggan.


(36)

Bauran pemasaran pada produk barang berbeda dengan bauran pemasaran pada produk jasa. Hal ini karena jasa mempunyai beberapa karakteristik yang membedakannya dengan barang. Lima karakteristik yang paling sering dijumpai dalam jasa (Tjiptono:18) adalah :

1. Tidak berwujud, jasa berbeda dengan barang. Bila barang merupakan suatu objek, alat atau benda, maka jasa adalah suatu perbuatan, tindakan, pengalaman, proses, kinerja, atau usaha. Oleh sebab itu tidak dapat dilihat, dirasa, dicium atau dirabasebelum dibeli dan dikonsumsi.

2. Heterogenitas, jasa bersifat sangat variable karena merupakan non-standartized ouput, artinya banyak variasi bentuk, kualitas dan jenis, tergantung kepada siapa, kapan dan dimana saja tersebut di produksi.

3. Tidak dapat dipisahkan, jasa umumnya dijual terlebih dahulu baru kemudian diproduksi dan dikonsumsi pada waktu dan tempat yang sama.

4. Tidak tahan lama, jasa tidak tahan lama dan tidak dapat disimpan.

5. Lack of ownership merupakan perbedaan dasar antara jasa dan barang. Pada pembelian barang, konsumen memiliki hak penuh atas pengggunaan dan manfaat produk yang akan dibelinya. Mereka bias mengkonsumsi, menyimpan atau menjualnya. Dilain pihak, pada pembelian jasa pelanggan mungkin hanya memiliki akses personal atas suatu jasa untik jangka waktu terbatas.

Kotler (Tjiptono, 2005:16) menyatakan jasa sebagai “setiap tindakan atau perbuatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak yang pada dasarnya bersifat tidak berwujud fisik dan tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu”. Walaupun demikian


(37)

produk jasa bias dikaitkan dengan produk fisik maupun tidak. Berdasarkan defenisi dan karakteristik jasa yang telah disajikan sebelumnya, maka marketing mix produk yang mencakup 4P (produk, harga, tempat, dan promosi) masih dirasakan kurang mencukupi untuk diterapkan pada produk jasa. Untuk itu para ahli pemasaran menambahkan empat unsure lagi yaitu: orang (people), proses (process), bukti-bukti fisik (physical evidence) dan pelayanan pelanggan (customer service).

2.1.7. Analisis SWOT

Penyusunan strategi meliputi perencanaan dan pengambilan keputusan untuk mencapai tujuan perusahaan dan pengembangan rencana strategis tertentu. Penyusunan strategi dapat meliputi pemeriksaan lingkungan eksternal dan lingkungan internal yang mengintegrasikan hasil ke dalam tujuan dan strategi. Penyusunan strategi sering diawali dengan analisis faktor internal dan faktor eksternal yang dapat mempengaruhi situasi kompetitif perusahaan.

Lingkungan organisasi dapat dikategorikan ke dalam dua bagian besar, yaitu lingkungan eksternal dan lingkungan internal perusahaan.

1. Lingkungan Eksternal

Lingkungan eksternal organisasi mencakup faktor-faktor yang memiliki ruang lingkup luas, yang pada dasarnya di luar dan terlepas dari operasi perusahaan. Lingkungan ini hanya memiliki sedikit implikasi langsung bagi pengaturan suatu organisasi. Faktor-faktor tersebut antara lain : faktor ekonomi; faktor sosial, budaya, demografi, dan lingkungan; faktor politik, pemerintah, dan hukum; faktor teknologi; serta faktor kompetitif (David, 2006 : 104).


(38)

a. Faktor Ekonomi

Keadaan ekonomi suatu negara akan mempengaruhi kinerja perusahaan dan industri. Faktor ekonomi mengacu kepada sifat, cara dan arah dari perekonomian dimana suatu perusahaan akan atau sedang berkompetisi. Indikator dari kesehatan perekonomian suatu negara antara lain adalah tingkat inflasi, tingkat suku bunga, difisit, atau surplus perdagangan, tingkat tabungan pribadi dan bisnis, serta produk domestik bruto. Dalam era globalisasi ini, para analis juga harus menilai, memonitor dan meramalkan keadaan perekonomian negara-negara lain.

b. Faktor Sosial, Budaya, Demografi, dan Lingkungan

Faktor sosial yang mempengaruhi suatu perusahaan mencakup keyakinan, nilai, sikap, opini yang berkembang, dan gaya hidup dari orang-orang di lingkungan dimana perusahaan beroperasi. Faktor-faktor ini biasanya dikembangkan dari kondisi kultural, ekologus, pendidikan, dan kondisi etnis. Seandainya faktor sosial berubah maka permintaan untuk berbagai produk dan aktivitas juga ikut mengalami perubahan.

c. Faktor Politik, Pemerintah, dan Hukum

Arah dan stabilitas dari faktor politik dan hukum merupakan pertimbangan utama bagi manajer dalam memformulasikan strategi perusahaan. Faktor politik dan hukum mendefinisikan parameter-parameter hukum dan bagaimana pengaturan perusahaan harus beroperasi. Kendala-kendala politik diberlakukan terhadap perusahaan melalui keputusan perdagangan yang wajar, program perpajakan, penentuan upah miinimum, kebijakan polusi dan harga serta banyak tindakan lainnya yang bertujuan untuk melindungi karyawan, konsumen, masyarakat


(39)

umum, dan lingkungan. Karena berbagai peraturan tersebut cenderung mengurangi laba potensial perusahaan. Namun beberapa tindakan politik dan hukum juga didesain untuk memberi manfaat dan melindungi perusahaan. Tindakan tersebut diantaranya adalah hak paten, subsidi pemerintah, dan lain sebagainya.

d. Faktor Teknologi

Faktor teknologi sebagaimana faktor-faktor lain dalam lingkungan umum merefleksikan kesempatan dan ancaman bagi perusahaan. Kemajuan teknologi secara dramatis telah mengubah produk, jasa, pasar, pemasok, distributor, pesaing, pelanggan, proses manufaktur, praktik-praktik pemasaran, dan posisi persaingan. Kemajuan teknologi dapat menciptakan pasar baru, perkembangan produk, serta membuat barang dan jasa menjadi cepat usang. Perubahan teknologi dapat mengurangi atau menghilangkan perbedaan biaya antar perusahaan, menciptakan proses produksi yang lebih singkat, menciptakan kelangkaan pada tenaga teknisi serta mampu merubah nilai-nilai dan harapan stakeholders

e. Faktor Kompetitif

Faktor kompetitif menyangkut tentang bagimana mengumpulkan dan mengevaluasi informasi tentang pesaing. Identifikasi pesaing tidak selalu mudah karena banyak perusahaan yang memiliki divisi yang berkompetisi dalam industri yang berbeda. Kebanyakan perusahaan biasanya tidak memberikan informasi untuk alasan kompetitif. Tetapi banyak bisnis menggunakan Internet untuk mendapatkan sebagian besar informasi mengenai pesaingnya karena alasan lebih cepat, menyeluruh, dan akurat.


(40)

2. Lingkungan Internal

Lingkungan internal adalah lingkungan organisasi yang berada di dalam organisasi tersebut dan secara normal memiliki implikasi yang langsung dan khusus pada perusahaan. Perusahaan sendiri merupakan kumpulan dari berbagai macam sumber daya, kapabilitas, dan kompetensi yang nantinya dapat digunakan untuk membentuk market position tertentu. Dengan demikian analisis lingkungan internal akan mencakup analisis mengenai sumber daya, kapabilitas, dan kompetensi yang dimiliki oleh perusahaan.

a. Sumber Daya (Resources)

Sumber daya sering diartikan sebagai input yang dibutuhkan oleh perusahaan untuk suatu proses produksi. Secara sederhana sumber daya perusahaan dapat dikelompokkan menjadi tangible, intangible, dan human resources.

Tangible resources merupakan sumber daya yang nilainya terlihat dalam data akuntansi dan mudah sekali diidentifikasi dan dievaluasi. Contohnya adalah sumber daya keuangan, sumber daya fisik dan organisasi. Sedangkan intangible resources merupakan sumber daya yang tidak terlihat dalam neraca keuangan perusahaan misalnya, teknologi, inovasi, dan reputasi. Sedangkan yang termasuk dalam sumber daya menusia antara lain keterampilan, pengetahuan, dan kemampuan dalam mengambil keputusan. Kemampuan dan keterampilan seseorang dapat diukur melalui prestasi kerja, pengalaman, dan kualifikasi.

b. Kapabilitas (Capability)

Kapabilitas adalah suatu kumpulan sumber daya yang menampilkan suatu tugas atau aktivitas tertentu secara integratif. Berdasarkan pendekatan fungsional


(41)

menentukan kapabilitas perusahaan secara relatif terhadap fungsi-fungsi usaha perusahaan seperti pemasaran, penjualan dan distribusi, keuangan dan akuntansi, sumber daya manusia, produksi, serta organisasi secara umum.

c. Kompetensi Inti (Core Competence)

Kompetensi inti merupakan sekumpulan keterampilan dan teknologi yang memungkinkan suatu perusahaan menyediakan manfaat tertentu kepada pelanggan. Kompetensi inilah yang membuat perusahaan memiliki daya saing yang terus berkelanjutan. Kompetensi ini bisa bersumber dari kapabilitas dan sumber daya perusahaan.

Alat analisis yang biasa digunakan adalah penggunaan Analisis SWOT (Strenghth-Weakness-Opportunities-Threats) atau Analisis Kekuatan-Kelemahan-Peluang-Ancaman. Analisis ini dapat membantu para manajer mengembangkan empat tipe strategi (David, 2006 : 285) yaitu :

1. Strategi SO (kekuatan-peluang-strengths-opportunities)

Strategi SO menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk memanfaatkan peluang eksternal. Semua manajer akan lebih suka bila organisasi mereka berada pada posisi dimana kekuatan internal dapat memanfaatkan tren dan kejadian eksternal. Organisasi pada umumnya akan menjalankan strategi WO, ST, atau WT agar dapat mencapai situasi dimana mereka dapat menerapkan strategi SO. Ketika suatu perusahaan memiliki kelemahan utama, ia akan berusaha mengatasinya dan menjadikannya kekuatan. Ketika sebuah organisasi menghadapi ancaman utama, ia akan berusaha menghindarinya untuk berkonsentrasi pada peluang.


(42)

2. Strategi WO (kelemahan-peluang-weaknesses-threats)

Strategi WO bertujuan untuk memperbaiki kelemahan internal dengan memanfaatkan peluang eksternal. Kadang-kadang terdapat peluang eksternal kunci tetapi perusahaan memiliki kelemahan internal yang menghambatnya untuk mengeksploitasi peluang tersebut.

3. Strategi ST (kekuatan-ancaman-strengths-threats)

Strategi ST menggunakan kekuatan perusahaan untuk menghindari atau mengurangi pengaruh dari ancaman eksternal. Ini tidak berarti bahwa organisasi yang kuat harus selalu menghadapi ancaman di lingkunngan eksternalnya secara langsung. 4. Strategi WT (kelemahan-ancaman-weaknesses-threats)

Strategi WT adalah taktik defensif yang diarahkan pada pengurangan kelemahan internal dan menghindari ancaman eksternal. Sebuah organisasi menghadapi berbagai ancaman eksternal dan kelemahan internal akan berada pada posisi yang tidak aman. Kenyataannya, perusahaan seperti itu harus berusaha bertahan hidup, bergabung, mengurangi ukuran, mendeklarasikan kebangkrutan, atau memilih likuidasi.

Langkah-langkah dalam membuat matriks SWOT antara lain : 1. Tuliskan peluang eksternal kunci perusahaan.

2. Tuliskan ancaman eksternal kunci perusahaan. 3. Tuliskan kekuatan internal kunci perusahaan. 4. Tuliskan kelemahan internal kunci perusahaan.

5. Cocokkan kekuatan internal dengan peluang eksternal, dan catat hasil strategi SO dalam sel yang ditentukan.


(43)

6. Cocokkan kelemahan internal dengan peluang eksternal, dan catat hasil strategi WO dalam sel yang ditentukan.

7. Cocokkan kekuatan internal dengan ancaman eksternal, dan catat hasil strategi ST dalam sel yang ditentukan.

8. Cocokkan kelemahan internal dengan ancaman eksternal, dan catat hasil strategi WT dalam sel yang ditentukan.

KEKUATAN (STRENGTHS-S) 1.

2. Tuliskan kekuatan 3. 4. 5. KELEMAHAN (WEAKNESSES-W) 1.

2.Tuliskan kelemahan 3. 4. 5. PELUANG (OPPORTUNITIES-O) 1.

2. Tuliskan peluang 3.

4. 5.

STRATEGI SO

1.

2. Atasi kelemahan dengan

3. memanfaatkan peluang 4.

5.

STRATEGI WO

1.

2. Gunakan kekuatan 3. untuk memanfaatkan 4. peluang

5. ANCAMAN

(THREATS-T) 1.

2. Tuliskan ancaman 3.

4. 5.

STRATEGI ST

1.

2. Gunakan kekuatan untuk

3. menghindari ancaman 4.

5.

STRATEGI WT

1.

2. Minimalkan kelemahan 3. dan hindari ancaman 4.

5.

Gambar 2.1 Matriks SWOT Sumber : Fred R. David (2006 : 287)


(44)

2.2 Penelitian Terdahulu

Setiap perusahaan mempunyai tujuan untuk dapat tetap hidup dan berkembang. Tujuan tersebut hanya dapat dicapai melalui usaha mempertahankan dan meningkatkan keuntungan atu laba perusahaan. Tujuan ini hanya dapat dicapai, apabila bagian pemasaran melakukan strategi yang mantap untuk dapat menggunakan kesempatan atau peluang yang ada dalam perusahaan, sehingga posisi atau kedudukan perusahaan di pasar dapat dipertahankan dan sekaligus ditingkatkan.

Hasil penelitian Denok Almukaromah Rambe (2007) dalam skripsinya dengan judul Analisis SWOT Sebagai Strategi Meningkatkan Daya Saing pada PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Kantor Cabang Syariah Medan, menunjukkan bahwa PT BNI (Persero) Tbk Kantor Cabang Syariah Medan dapat melaksanakan sepuluh strategi alternatif berdasarkan prioritas yang dihasilkan dari analisis matriks SWOT

2.3. Kerangka Konseptual

Keunggulan bersaing adalah jantung kinerja perusahaan untuk bersaing dalam pasar. Keungggulan bersaing pada dasarnya tumbuh dari nilai atau manfaat yang dapat diciptakan perusahaan bagi para pembelinya yang lebih dari biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk menciptakannya. Nilai atau manfaat inilah yang sedia dibayar oleh pembeli, dan nilai yang unggul berasal dari penawaran harga yang lebih rendah ketimbang pesaing untuk manfaat setara atau penawaran manfaat unik yang melebihi harga yang ditawarkan (Porter dalam Mahir, 2003).


(45)

Keunggulan bersaing sangat erat kaitannya dengan strategi pemasaran. Strategi pemasaran adalah rencana tindakan didasarkan atas analisis situasi dan tujuan perusahaan. Strategi pemasaran yang efektif selalu diawali oleh informasi akurat tentang siapa konsumen perusahaan. Merancang strategi pemasaran dalam rangka menarik minat beli akan semakin efektif jika pemasar dapat menciptakan merek yang bisa menjadi pengikat antara pelanggan dan perusahaan . Kepercayaan merek didasarkan pada pengalaman para pelanggan dengan merek terebut. Pengalaman dengan merek akan menjadi sumber bagi konsumen bagi terciptanya rasa percaya pada merek dan pengalaman ini akan mempengaruhui evaluasi konsumen dalam konsumsi, penggunaan atau kepuasaan secara langsung dan kontak tidak langsung dengan merek (Costabile, 2002).

Kepercayaan merek merefleksikan 2 komponen penting yakni brand reliability dan brand intentions. Brand reliability atau kehandalan merek yang bersumber pada keyakianan konsumen konsumen bahwa produk tersebut mampu memenuhui nilai yang dijanjikan atau dengan kata lainpersepsi bahwa merek tersebut mampu memenuhui kebutuhan dan memberikan kepuasan. Brand reliability merupakan hal yang esensial bagi terciptanya kepercayaan terhadap merek karena kemampuan merek memnuhui nilai yang dijanjikan akan membuat konsumen menaruh rasa yakin akan kepuasaan yang sama di masa depan. Brand intentions didasarkan pada keyakinan konsumen bahwa merek tersebut mampu mengutamakan kepentingan konsumen ketika masalah dalam konsumsi produk muncul secara tidak terduga.


(46)

Alat analisis yang biasa digunakan untuk menganalisis lingkungan ini adalah Analisis SWOT (Strenghth-Weakness-Opportunities-Threats) atau Analisis Kekuatan-Kelemahan-Peluang-Ancaman. Dengan menggunakan matrik Analisis SWOT maka akan dapat dihasilkan empat tipe strategi yang bisa diterapkan oleh perusahaan untuk meningkatkan posisinya, antara lain : strategi SO, strategi WO, strategi ST, dan strategi WT (David, 2006 : 285).

Secara skematis kerangka konseptual penelitian sebagai berikut :

Gambar 1.1 Kerangka Konseptual 2.4. Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah : “Melalui pengidentifikasian SWOT , maka perumusan strategi pemasaran akan citra merek yang dilaksanakan oleh Rumah Makan Wong Solo akan semakin efektif dan efisien yang pada akhirnya dapat meningkatkan posisi perusahaan

Strategi Bersaing :

1. Analisis kekuatan dan kelemahan 2. Analisis peluang dan ancaman Strategi Pemasaran

Citra Merek


(47)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini berbentuk analisis deskriptif, yaitu jenis penelitian survei yang bertujuan menjelaskan strategi Keunggulan bersaing yang bisa digunakan oleh perusahaan untuk lebih meningkatkan posisi perusahaan melalui penganalisisan kekuatan dan kelemahan, serta peluang dan ancaman yang dihadapi oleh perusahaan.

3.2.Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Rumah Makan Wong Solo, jl. Gajah Mada No 20M Medan. Penelitian ini direncanakan dari bulan April sampai dengan bulan Juli 2011

3.3. Batasan Operasional Variabel

Penelitian ini dibatasi pada analisis keunggulan bersaing yang dimiliki oleh perusahaan melalui penggunaan merek yang dipakai oleh perusahaan untuk menciptakan strategi bersaing yang tepat bagi perusahaan yang dapat meningkatkan posisi perusahaan.


(48)

3.4. Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional merupakan penjelasan dari variabel-veriabel yang sudah diidentifikasi, maka diperlukan defenisi operasional dari masing-masing variabel tersebut antara lain :

a. Kekuatan (Strength)

Kekuatan adalah yang memberikan suatu keunggulan kompetitif dan kemampuan kepada perusahaan untuk mempertahankan posisinya dengan melakukan aktivitas pada tingkat yang sama.

b. Kelemahan (Weaknesses)

Kelemahan adalah berupa sesuatu yang tidak dilakukan dengan baik oleh perusahaan atau perusahaan tidak memiliki kapabilitas untuk melakukannya, sementara pesaing memiliki kapabilitas tersebut.

c. Peluang (Opportunities)

Peluang adalah suatu kecenderungan lingkungan yang menguntungkan yang dapat meningkatkan kinerja Rumah Makan Wong Solo.

d. Ancaman (Threats)

Ancaman adalah suatu kecenderungan lingkungan yang tidak menguntungkan yang dapat merugikan perusahaan.

e. Strategi Pemasaran

Strategi pemasaran adalah “rencana tindakan” yang hendak di ikuti oleh manajer pemasaran. Rencana tindakan ini didasarkan atas analisa situasi dan tujuan perusahaan.


(49)

f. Merek

Merek adalah nama, istilah, tanda, simbol, desain, atau kombinasi keseluruhannya, yang ditujukan untuk mengidentifikasikan barang atau jasa yang ditawarkan perusahaan sekaligus sebagai diferensiasi produk

e. Posisi perusahaan

Posisi adalah suatu keadaan perusahaan relatif dibandingkan dengan pesaing.

3.5. Jenis Data

Penelitian ini menggunakan dua jenis data, yaitu a. Data Primer

Data primer yaitu data yang diperoleh secara langsung dari Manager Pemasaran Rumah Makan Wong Solo.

b. Data Sekunder

Data sekunder yaitu data yang diperoleh melalui studi dokumentasi dengan mempelajari berbagai tulisan melalui buku, internet, dan skripsi yang berhubungan dengan penelitian.

5. Metode Pengumpulan Data

a. Studi Dokumentasi, yaitu dengan mengumpulkan data dan informasi dari buku-buku, internet, dan skripsi yang berkaitan dengan penelitian.

b. Wawancara, yaitu melakukan tanya jawab secara langsung dengan pihak-pihak yang bersangkutan yaitu manajer pemasaran.


(50)

6. Metode Analisis Data a. Metode Analisis Deskriptif

Metode Analisis Deskriptif merupakan cara merumuskan dan menafsirkan data yang ada sehingga memberikan gambaran yang jelas mengenai perusahaan secara umum.

b. Matriks SWOT

Matriks SWOT merupakan alat yang dipakai untuk menyusun faktor-faktor strategis perusahaan. Matriks SWOT ini dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan dan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh perusahaan, sehingga dapat ditetapkan strategi bersaing yang tepat.

Matriks ini dapat menghasilkan empat sel kemungkinan alternatif strategis : Kekuatan

(Strengths-S)

Kelemahan (Weaknesses-W) Peluang

(Opportunities-O)

Strategi SO Strategi WO

Ancaman (Threats-T)

Strategi ST Strategi WT

Gambar 1.2 Matriks SWOT Sumber : Fred R. David (2006 : 287)

a. Strategi SO

Strategi SO yaitu dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya.


(51)

b. Strategi WO

Strategi WO adalah strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan untuk mengatasi ancaman.

c. Strategi ST

Strategi ST diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada,

d. Strategi WT

Strategi WT adalah taktik defensif yang diarahkan pada pengurangan kelemahan internal dan menghindari ancaman eksternal.didasarkan pada kegitan yang bersifat defensit dan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman.


(52)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Usaha.

4.1.1. Sejarah Singkat Rumah Makan Wong Solo Medan

Sejarah Berdirinya Rumah Makan Ayam Bakar Wong Solo Rumah Makan Ayam Bakar Wong Solo merupakan usaha waralaba dalam payung usaha PT. Sarana Bakar Digdaya yang didirikan oleh Puspo Wardoyo seorang pria kelahiran Surakarta, 30 November 1957. Pada awalnya Puspo Wardoyo memulai usahanya dengan membuka warung lesehan di kota Solo Jawa Tengah sekitar tahun 1990 selapas mengundurkan diri dari pegawai Negeri Sipil sebagai guru sebuah SMA di Muntilan, Kabupaten Magelang. Melihat peluang usaha warung makan di kota Medan, Sumatera Utara sangat bagus, maka warung makan lesehan yang yang termasuk perintis warung makan di kota Solo pun dijual. Pada tahun 1991 dengan modal awal Rp. 700.00,00 Puspo Wardoyo membuka warung kaki lima di bilangan polonia medan dengan menyewa lahan seluas 4x4 m, yang menyediakan menu ayam bakar plus nasi. Warung inilah yang kelak akan melahirkan jaringan Rumah Makan “ Ayam Bakar Wong Solo”.

Pada awal berdirinya usaha yang dijalankan oleh Bapak Puspo Wardoyo mengalami masa-masa sulit, berjalan lambat dan tidak memberikan keuntungan. Tetapi lambat laun Rumah Mkan Ayam Bakar Wong Solo memulai melejit dan sukses karena bisa mengatasi berbagai rintangan dan hambatan hingga bisa eksis, sukses dan terus


(53)

berkembang dengan melebarakan ushanya ke beberapa kota lain melalui cabang-cabang yang didirikan dalam kurun waktu kurang dari 10 tahun. Berbekal citra atau brand image Rumah Makan Ayam Bakar wong Solo yang sangat bagus dan kekayaan menu yang disajikan sangat variatif serta memiliki cita rasa yang khas dan sangat cocok untuk semua segmen masyarakat, maka pada tahun 1997 Puspo Wardoyo mengembangkan bisnisnya dengan mewaralabakan Rumah Makan Ayam Bakar Wong Solo. Dan ternyata langkah tersebut mendapat sambutan yang sangat tinggi dari masyarakat calon investor. Sehingga sampai sekarang Rumah Makan Ayam Bakar Wong Solo yang berkantor di kota medan, telah memiliki outlet-outlet cabang lebih dari 48 tempat, terbesar di kota-kota di Indonesia seperti : Jakarta, Bandung, Padang, Makasar, Bandar Lampung dan lain-lainya, bahkan telah membuka outlet di luar negeri, tepatnya di Selangor, Malaysia.

4.1.2. Visi, Misi dan Tujuan Perusahaan

Manajemen Ayam bakar Wong Solo Pusat mempunyai visi perusahaan sebagai berikut : “ Menjadi Bisnis Waralaba Makanan Bernuansa Islami yang profesional dan maju. Misi manajemen Ayam Bakar Wong Solo Pusat antara lain: a. Mengelola usaha atau bisnis dengan menerapkan bisnis secara Islami

b. Mencetak generasi insani Ayam Bakar Wong Solo yang unggul dan sukses baik di dunia maupun di akhirat dengan penanaman akhlak yang baik dan penerapan budaya Islami.

Adapun tujuan perusahaan adalah mencapai laba yang memadai guna membiayaai pertumbuhan perusahaan dan menyediakan sumberdaya yang dibutuhkan untuk mencapai sasaran perusahaan yang lain. Sedangkan moto perusahaan adalah


(54)

ABWS yang halalan toyyiban. Halal artinya produk-produk yang disajikan berasal dari bahan-bahan yang halal dan diproses dengan memperhatikan hukum-hukum agama Islam. Sedangkan toyyiban (baik) artinya menu-menu yang disajikan berasal dari bahan-bahan yang segar (fresh) dan memiliki nilai gizi yang tinggi.

4.1.3. Struktur Organisasi Rumah Makan Wong Solo

Didalam pencapaian tujuan perusahaan diperlukan adanya hubungan kerja yang jelas, sehingga memudahkan tercapainya tujuan yang telah ditetapkan, untuk itu maka perusahaan menjalankan suatu fungsi manajemen yaitu pengorganisasian dimana didalamnya mencakup pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab karena dengan struktur organisasi memungkinkan tidak terjadi kesalahan atau perbedaan interprestasi sehingga diharapkan terjadi efisiensi operasional atau kinerja perusahaan. Adapun tugas dan tanggung jawab masing-masing bagian adalah sebagai berikut :

1. Manager

Sebagai seorang pemimpin usaha, manager perusahaan bertugas memimpin dan mengorganisasikan seluruh kegiatan perusahaan, serta menentukan kebijakan yang akan dijalankan oleh perusahaan. Selain itu juga terjun langsung mengawasi jalannya operasi perusahaan. Selain itu juga terjun langsung mengawasi jalannya operasi perusahaan. Manager perusahaan bertanggung jawab kepada pemilik perusahaan.


(55)

2. Personalia

Bagian ini bertugas mengatur karyawan, mengatur hubungan ketenagakerjaan, melayani kebutuhan dan keluhan dari karyawan.

3. Costumer Service

Bertugas melayani tamu, membersihkan tempat atau meja yang telah dipakai oleh pelanggan.

4. Kasir

Kasir bertugas mencatat dan menerima semua uang yang masuk dari konsumen sebagai hasil dari penjualan.

5. Cleaning Service

Bertugas untuk menjaga keberhasilan semua tempat usaha seperti lantai dan peralatan rumah makan.

6. Bagian Keuangan

Bagian ini bertugas membuat laporan keuangan yang kemudian dikirimkan ke kantor pusat.

7. Bagian Produksi


(56)

8. Bumbu

Bertugas menyiapkan bumbu-bumbu yang digunakan untuk memasak.

9. Minuman

Bertugas menyiapkan minuman yang telah dipesan oleh pelanggan atau konsumen.

10. Blong

Bertugas menyiapkan bahan-bahan mentah yang akan diproduksi terutama daging dan ikan selain itu juga bertugas membersihkan bahan-bahan mentah yang akan diproduksi.

11. Tongseng

Tongseng mempunyai tugas khusus yaitu memasak sayuran pesanan dari konsumen.

4.1.4. Marketing Mix

Marketing Mix merupakan bagian dari proses tujuan perusahaan yaitu dimana kegiatan perusahaan diarahkan untuk memberikan kepuasan kepada seluruh konsumen secara maksimal dan mengoptimalkan penggunaan sumber daya perusahaan marupakan istilah yang di pakai untuk menjelaskan kombinasi empat unsur membentuk inti sistem perusahan sebuah organisasi.Rumah Makan Ayam


(57)

Bakar " Wong Solo " sebagai perusahaan bisnis tentunya juga melakuan bauran pemasaran meliputi:

a. Produk

Produk yang di hasilkan oleh Rumah Makan Ayam Bakar Wong Solo di golongkan ke dalam dua jenis yaitu makanan dan minuman.Adapun menu yang di tawarkan oleh Rumah Makan Ayam Bakar Wong Solo Medan adalah sebagai berikut:

1.Nama Makanan

a) Ayam Bakar

b) Ayam Utuh

c) Ayam Penyet

d) Ayam Sayap Tepung

e) Empal Sapi

f) Tempe Penyet

g) Lalaban


(58)

i) Gurami Goreng

j) Sayur Asam

k) Tumis Kangkung

l) Sop Buntut

m) Sambel Terong

n) Sambel Balado Pete

o) Nasi Piring

p) Nasi Bakul Kecil

q) Nasi Bakul Besar

2. Nama Minuman

a) Juice Poligami

b) Juice Di Madu

c) Juice Sirsak

d) Juice Alpukat


(59)

f) Juice Belimbing

g) Juice Melon

h) Lemon Tea

i) Es Teh Manis

j) Es Teh Tawar

k) Es Jeruk

b. Harga

Penentuan harga pada Rumah Makan Ayam Bakar Wong Solo ada standar dari pusat dimana penetapannya tergantung outlet menurut wilayah dan standar harga bahan baku yang digunakan, serta biaya tenaga kerja. Harga didasarkan pada harga pokok ditambah biaya langsung maupun tidak langsung dan ditambah keuntungan yang diharapkan, selain itu faktor pesaing juga sangat mempengaruhi penentuan harga, oleh harga itu selalu diadakan riset pasar untuk memantau harga-harga pesaing.

c. Distribusi

Karena sifat dari makanan yang cepat rusak dan tidak tahan lama, disamping itu juga untuk menghindari penurunan kualitas makanan maka Rumah Makan Ayam Bakar Wong Solo menggunakan saluran distribusi langsung yaitu dari produsen


(60)

kepada konsumen tanpa melalui perantara. Jadi konsumen langsung datang sendiri atau memesan lewat telepon dan pesanan dapat langsung diantar ketujuan.

d. Promosi

Promosi adalah proses penyampaian informasi persuatif satu arah yang dibuat untuk mengarahkan seseorang atau organisasi kepada tindakan yang dapat menciptakan pertukaran. Hal ini menjadi bagian pemasaran untuk memberitahukan kepada konsumen sasaran bahwa produk yang baik tersedia di tempat yang benar-benar dengan harga yang tepat. Sebagai perusahaan bisnis jasa, Rumah Makan Ayam Bakar Wong Solo tentunya juga melakukan kegiatan promosi, diantaranya yaitu memasang iklan di radio dan surat kabar, mengadakan kerja sama dengan instansi-instansi atau kantor dan mahasiswa. Selain itu juga membagikan brosur-brosur, memberikan diskon khusus bagi pelanggan yang mempunyai perayaan atau acara-acara tertentu. Pemasangan papan petunjuk arah rumah makan juga ada sekitar 30 papan petunjuk yang ada di pinggir-pinggir jalan.

4.1.5. Cabang Rumah Makan Wong Solo

Dalam pengembangannya Rumah Makan Wong Solo Sudah memiliki cabang hamper di seluruh Indonesia bahkan Rumah Makan Wong Solo sudah memilki cabang di luar negri. Hal ini memmbuktikan bahwa Rumah makan Wong Solo banyak di sukai oleh masyarakat Indonesia dan Luar negeri.


(61)

Berikut Cabang Rumah Makan Wong Solo telah membuka cabang di beberapa kota besar di Indonesia dan luar negeri

1 R.M. Wong Solo Medan

1) Jl Gajah Mada No. 22 Telp. 061-4146820

2) Jl SMA 2 Padang Golf Polonia Telp. 061-7879061, 7877942 2 R.M. Wong Solo cab. Nanggro Aceh Darussalam (NAD)

1) Jl.Nyak Adam Kamil, Neusu Jaya, B.ACEH Telp: 0651-7415060.

2) Jl. Cik Ditiro (simpang.TELKOM) LHOKSEUMAWE Telp. 0645-7003322. 3) Jl. Imam Bonjol Depan Masjid Agung, MEULABOH No. 36.

4) Jl. Raya Medan- B.Aceh, Pulu Ara (depan terminal lama) BIREUN. Telp. 0644-7000366. 5) Jl. A. Yani, LANGSA No. 60

3 R.M. Wong Solo cab. Pekanbaru

Jl. Jend. Sudirman No. 227 Telp. 0761-32962 4 R.M. Wong Solo cab. Jambi

Jl. Mayjend H.M. Yusuf 2, Telanai Pura, JAMBI telp. 0741-670088 5 R.M. Wong Solo cab. Tanjung Pinang

Jl. Engku Putri (samping JAMSOTEK) Tanjung Pinang, Telp. 0771-317171 6 R.M. Wong Solo cab. Palembang

Jl. R. Sukamto No. 44 Ilir, Palembang Telp. 0711-353662 7 R.M. Wong Solo cab. Bali

1). Jl. Merdeka No. 18 Telp. 0361-231191


(62)

8 R.M. Wong Solo cab. Gresik

Jl. Ahmad Yani No. 59 Gresik Telp. 031-3973892 9 R.M. Wong Solo cab. Surabaya

Jl. Walikota Mustajab No.3 Surabaya, Telp. 031-5344655 10 RM. Wong Solo cab. Semarang

Jl. Imam Bonjol No.177 Telp.024-3545118 11 RM Wong Solo cab. Malang

Jl. Tengger No. 2 Telp. 0341-325326 12 RM Wong Solo cab. Pekalongan

Jl. KH. Wahid Hasyim No.1 Pekalongan Telp. 0285-430756 13 RM Wong Solo cab. Yogyakarta

Jl. IPDA Tut Harsono Muja No.16 telp. 0274-554242 14 RM Wong Solo cab. Kalimantan

1) Jl. Ahmad Yani KM.34,5 Banjar Baru, KALSEL Telp.0511-7544831 2) Jl. Teuku Umar 12 Pontianak, KALBAR Telp.0561-7518147

3) Jl. Sudirman No.1 Banjarmasin Telp.0511-3366148

4) Jl. Gajah Mada No.1 Gg. BDN Samarinda Ulu, KALTIM Telp.0541-743913 5) Jl. Dr.Murjani 438-A Palangkaraya Telp: 0536-3220318

15 RM Wong Solo cab. Mojokerto

Jl. Raden Wijaya No.9 Mojokerto Telp. 0321-8584360 16 RM Wong Solo cab. Pati, JATIM


(63)

17 RM Wong Solo Cab. Purwekerto

Jl. HR Bunyamin No. 106 Purwekerto Telp. (0281) 634505 18 RM Wong Solo cab. Sidoarjo

Jl. Pahlawan No.1 Sidoarjo telp. 031-8958059 19 RM. Wong Solo cab. Jember

Jl. Karimata No.1 Jember Telp. (0331) 331389 20 RM. Wong Solo cab. Kediri

Jl. Ahmad Yani Ruko Brawijaya Blok-D 10-13 Telp. (0354) 7003770 21 RM. Wong Solo cab. Tulung Agung

Tulung Agung Telp (0355) 327242 22 RM. Wong Solo cab. Samarinda

Jl. Gajah Mada No. 1 Gg. BDN, Samarinda Ulu,KALTIM Telp. (0541) 743913 23 RM. Wong Solo cab. Banjarmasin

Jl.Sudirman No.1 Banjarmasin Telp.0511-3366148 24 RM. Wong Solo cab. Palangkaraya

Jl.Dr.Murjani 438-A Palangkaraya Telp: 0536-3220318 25 RM. Wong Solo cab. Pontianak

Jl.Teuku Umar 12 Pontianak Telp:0561-7518147 26 RM. Wong Solo cab. Makasar

Jl. Alauddin No. 226 Makasar Telp:0411-880773 (74) 27 RM. Wong Solo cab. Tebet


(64)

28 RM. Wong Solo cab. Ungaran

Jl. Gatot Subroto No. 586 Telp (024) 6921851 29 RM. Wong Solo Depok

Jl. Margonda Raya 322-7 Telp. (021) 7863303 30 RM. Wong Solo cab. Malaysia

1) Jl. Dagang B/31 Taman Dagang 68000 AMPANG, KL. 2) Jl. Raja Alang No.57 Kampung Bahru Telp. 03-42701947.

4.2. Hasil Penelitian 4.2.1. Analisis Deskriptif

Analisa Lingkungan Internal dan Eksternal RMABWS Cabang Medan. Analisa SWOT merupakan salah satu instrumen analisa yang ampuh apabila digunakan dengan tepat. SWOT merupakan akronim untuk kata-kata “Strenght” (kekuatan), “Weakness” (kelemahan), “Opportunities” (peluang) dan “Threats” (ancaman) , faktor kekuatan dan kelemahan dalam tubuh organisasi termasuk satuan bisnis tertentu, sedangkan faktor peluang dan ancaman merupakan faktor lingkungan yang dihadapi organisasi atau perusahaan atau satuan bisnis tersebut. (Rangkuti,2006: 19) Faktor-faktor kekuatan yang dimiliki oleh suatu perusahaan termasuk satuan-satuan bisnis yang didalamnya antara lain kompetensi, khususnya terdapat dalam organisasi yang berakibat pada pemilikan keunggulan komperatif oleh unit usaha yang dipasarkan. Contoh-contoh bidang keunggulan diantaranya adalah kekuatan pada sumber pemasaran, ciri positif kedudukan pasar, hubungan dengan pemasok, loyalitas pengguna produk, dan kepercayaan berbagai pihak yang berkepentingan.


(65)

Faktor-faktor kelemahan ialah keterbatasan atau kekurangan dalam hal sumber keterampilan dan kemampuan yang menjadi penghalang serius bagi penampilan kinerja organisasi yang memuaskan. Hal ini dapat dilihat dari sarana dan prasarana yang dimiliki atau yang tidak dimiliki, kemampuan manajerial yang rendah, keterampilan pemasaran yang tidak sesuai dengan tuntutan pasar, produk yang kurang diminati para penggunanya atau keuntungan yang kurang memadai. Faktor peluang ialah berbagai situasi lingkungan yang menguntungkan dari suatu bisnis. Faktor ancaman adalah kebalikan dari peluang, yaitu faktor-faktor lingkungan yang tidak menguntungkan satuan bisnis, jika tidak diatasi maka akan menjadi ganjalan bagi satuan bisnis yang bersangkutan baik untuk masa sekarang atau yang akan datang.

A. Kekuatan, Kelemahan, Kesempatan, serta ancaman yang dihadapi Rumah Makan Wong Solo Medan

Bab 4 ini menggambarkan setiap kekuatan, kelemahan, kesempatan serta ancaman dari Rumah Makan Wong Solo dalam melakukan aktivitasnya. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh penulis, ada suatu gambaran lingkungan yang mereka hadapi baik itu dari dalam lingkungan perusahaan sendiri (kekuatan dan kelemahan) maupun dari luar lingkungan perusahaan ( kesempatan serta ancaman).

Pimpinan Rumah Makan Wong Solo Medan dalam menjalankan perusahaan ini mampu memanfaatkan kondisi internal maupun kondisi eksternal dalam perkembanagan perusahaan. Prospek suatu perusahaan tidak terlepas dari pemahaman


(1)

atau asosiasi terhadap merek juga menjadi salah satu faktor keberhasilan rumah makan Ayam Bakar Wong Solo dalam hal pembangunan citra merek di mata konsumen. Asosiasi merek yang ada, pada akhirnya menciptakan suatu nilai bagi rumah makan ini dan bagi para pelanggan, hal ini disebabkan bahwa asosiasi merek dapat membantu proses penyusunan informasi untuk membedakan merek satu dengan merek yang lain. Beberapa hal seperti seringnya restoran ini dikunjungi, harga yang terjangkau, kenyamanan, serta suasana tradisional menjadi faktor pembentuk brand association rumah makan Ayam Bakar Wong Solo. Selanjutnya, kesan terhadap kualitas juga menjadi sesuatu yang sangat diperhatikan oleh rumah makan ini. Hal ini dapat ditandai dengan karakter karyawan restoran. Ketepatan waktu menghidangkan makanan, busana yang rapi dan bersih, tingkat pemahaman karyawan terhadap menu dan keterampilan karyawan, menjadi titik tolak terbentuknya kesan kualitas rumah makan ini. Beberapa hal lain yang membentuk kesan kualitas adalah variasi dan kekhasan menu makanan rumah makan Ayam Bakar Wong Solo. Komponen terakhir pembentuk ekuitas merek adalah brand loyalty atau kesetiaan merek. Rumah Makan Ayam Bakar Wong Solo memiliki berbagai karakter pelanggan yang memiliki tingkatan loyalitas yang beragam. Tidak sedikit pelanggan yang sangat loyal yang berasal dari para karyawan perusahaan di kawasan medan. Terdapat juga konsumen dari luar kota medan yang sengaja mencari rumah makan Ayam Bakar Wong Solo sebagai alternatif utama dalam mengkonsumsi makanan karena kekhasan rasa dan suasananya. Hal ini menandakan loyalitas konsumen terhadap merek rumah makan Ayam Bakar Wong Solo yang besar.


(2)

4.3. Pembahasan

Berdasarkan analisis SWOT menunjukan bahwa banyak kekuatan yang dimiliki oleh Rumah Makan Wong Solo Medan dimana dengan kekuatan yang dimiliki Rumah Makan Wong Solo Medan mampu bertahan dan menunjukan mampu bersaing dengan produk makanan yang banyak dijual di tempat lainnya. Hal ini dikarenakan karena produk yang ditawarkan dan yang dihasilkan disukai oleh konsumen dan harga yang ditetapkan oleh Rumah Makan Wong Solo Medan dapat dijangkau oleh masyarakat pada umumnya, selain itu pelayanan yang diberikan dapat memuaskan konsumen.

Dari analisis strategi pemasaran yang dilakukan oleh Rumah Makan Wong Solo Medan menunjukan bahwa Strategi menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk meraih peluang yang ada, antara lain dengan mewujudkan budaya perusahaan yang Islam, Strategi dalam mengurangi dampak dari ancaman eksternal dengan kekuatan perusahaan yang dimiliki, antara lain menjadikan budaya Islami perusahaan sebagai ciri khas perusahaan, melakukan inovasi produk, mempertahankan dan meningkatkan kualitas produk, kehalalan produk untuk mendapat kepercayaan konsumen, Strategi dalam mengurangi kelemahan dan ancaman perusahaan, antara lain, melakukan penekanan biaya produksi, efisiensi dan efektifitas kerja serta peningkatan pelayanan kepada konsumen.


(3)

terakhir pembentuk ekuitas merek adalah brand loyalty atau kesetiaan merek. Rumah Makan Ayam Bakar Wong Solo memiliki berbagai karakter pelanggan yang memiliki tingkatan loyalitas yang beragam


(4)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Rumah Makan Wong Solo merupakan perusahaan jasa yang sudah bergerak dalam bidang makanan dan minuman. Rumah Makan Wong Solo merupakan bisnis jasa yang mengutamakan cita rasa yang enak dan kualitas pelayanan, maka sampai saat ini perusahaan memiliki konsumen yang tetap setia menggunakan jasa perusahaan.

2. Strategi alternatif yang dihasilkan dari Matriks SWOT untuk lebih meningkatkan posisi perusahaan antara lain : menambah jenis jasa produk yang lebih bisa menarik konsumen (Strategi SO); meningkatkan promosi, merekrut pegawai yang berkualitas dan memberikan pelatihan bagi karyawan (Strategi ST); Meningkatkan kualitas pelayanan bagi pelanggan tetap, memberikan discount (Strategi WO); Selalu mengupdate akan informasi yang baru di website Rumah Makan Wong Solo, Menambah cabang yang di medan, Mengadakan event kuliner (Strategi WT).

3. Melalui analisis SWOT perusahaan dapat mempergunakan strategi yang dapat meningkatkan daya saing Rumah Makan Wong Solo, yaitu strategi diversifikasi


(5)

1. Rumah Makan Wong Solo hendaknya mempertahankan keunggulan pelayanan dan menambah fasilitas pelayanan untuk mempertahankan konsumen yang setia. 2. Rumah Makan Wong Solo menurut analisis SWOT harus memperhatikan empat

sel kemungkinan alternatif strategi secara bertahap mulai strategi SO, strategi WO, strategi ST dan strategi WT untuk mempertahankan eksistensi perusahaan dan bertahan di dunia persaingan bisnis.

3. Pimpinan Rumah Makan Wong Solo sebaiknya mengikuti terus perkembangan pasar, sehingga bertahan dalam persaingan.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

David, Fred R. 2006. Manajemen Strategi. Buku 1, Edisi kesepuluh. Jakarta : Salemba Empat.

Grant, Robert M. 1999. Analisis Strategi Kontemporer, Konsep, Teknik, Aplikasi. Edisi Kedua. Jakarta : Erlangga.

Griffin, Ricky W. 2004. Manajemen. Jilid 1, Edisi Ketujuh. Jakarta : Erlangga. Jatmiko, Rahmad Dwi. 2003. Manajemen Stratejik. Edisi Pertama. Malang : UMM

Press.

Kotler, Philip dan Armstrong. 2001. Prinsip-Prinsip Pemasaran. Jilid 1, Edisi Kedelapan. Jakarta : Erlangga.

Lupiyoadi, Rambat. 2006. Menajemen Pemasaran Jasa. Edisi Kedua. Jakarta : Salemba Empat.

Porter, Michael E. 1995. Strategi Bersaing, Teknik Menganalisis Industri dan Pesaing. Jakarta : Erlangga.

Robinson, Pearce. 2008. Manajemen Strategis. Formulasi, Implementasi, dan Pengendalian. Buku 1, Edisi 10. Jakarta : Salemba Empat.

Rangkuti, Freddy. 1997. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.

Sunarto. 2007. Manajemen 1. Yogyakarta : Amus.

Yazid. 2005. Pemasaran Jasa, Konsep dan Implementasi. Yogyakarta : Ekonosia, Kampus Fakultas Ekonomi UII.