Profesionalisme Jabatan Fungsional Jabatan Fungsional 1. Pengertian Jabatan Fungsional

Dari beberapa pernyataan di atas dapat disimpulakan bahwa jabatan fungsional adalah seorang Pegawai Negeri Sipil PNS yang memiliki keahlian atau keterempilan untuk menjalankan tugas bagi instansi dan bagi diri sendiri.

2.3.2. Profesionalisme Jabatan Fungsional

Jabatan fungsional bertujuan sebagai pilihan jenjang karir bagi pegawai negeri sipil menuju kualitas profesional. Dalam masyarakat terdapat pengertian bahwa profesional dikaitkan dengan keahlian dan bayaran tinggi. Mutu kurang baik sering disebut tidak profesional atau amatir. Bagi seseorang profesional dituntut mutu kerja yang tinggi, karena akan mendapat pembayaran tinggi oleh pengguna atau konsumen. Dengan kata lain, seorang profesional harus bertanggung jawab atas kualitas hasil kerja. Jika kualitas kerja tidak dipertahankan maka integeritas profesionalnya akan menurun. Harefa dalam Sudarsono 2006: 84, menyebutkan 13 hal yang menjadikan karakter seseorang sehingga dapat disebut profesional, yaitu: 1. Bangga pada pekerjaan, dan menunjukkan kualitas kerja. 2. Berusaha meraih tanggung jawab. 3. Mengantisipasi dan tidak menunggu perintah, menunjukkan inisiatif. 4. Mengerjakan apa yang perlu dikerjakan untuk merampungkan tugas. 5. Melibatkan diri secara aktif dan tidak sekedar bertahan pada peran yang telah ditetapkan kepada mereka. 6. Selalu mencari cara untuk membuat berbagai hal menjadi lebih mudah bagi orang yang mereka layani. 7. Ingin belajar sebanyak mungkin mengenai bisnis orang yang mereka layani. 8. Benar-benar mendengarkan kebutuhan orang yang mereka layani. 9. Belajar memahami dan berpikir seperti orang yang mereka layani sehingga bisa mewakili mereka ketika orang itu tidak ada di tempat. 10. Merupakan tim kerja. 11. Bisa dipercaya memegang rahasia. 12. Jujur, bisa dipercaya, dan setia. 13. Terbuka terhadap kritik yang membangun Menurut Sudarsono 2006: 246, ada empat atribut menjadi seorang yang profesional, yaitu: 1. Keterampilan tinggi yang didasarkan pada pengetahuan teoritis dan sistematis. Universitas Sumatera Utara 2. Pemberian jasa yang altruistis, artinya lebih berorintasi kepada kepentingan umum daripada kepentingan pribadi. 3. Adanya pengawasan yang ketat atas prilaku pekerja melalui kode etik dalam proses sosialisasi pekerjaan. 4. Suatu sistem balas jasa berupa uang, promosi, jabatan dan kehormatan yang merupakan lambang prestasi kerja. Dari urain diatas dapat disimpulkan bahwa untuk menjadi seseorang yang profesional harus mampu menjadi orang yang bertanggung jawab atas pekerjaannya dan dapat dipercaya.

2.3.3. Jenjang Jabatan